Memperilah Pekerjaan

MEMPERILAH PEKERJAAN

Bacaan: Keluaran 20:1-6
Nats: "Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku" (Keluaran 20:3)

Kemampuan untuk bekerja adalah suatu karunia yang luar biasa, tetapi apakah kita terlalu mengagungkannya? Dahulu, orang menyelesaikan tugasnya di kantor, tetapi sekarang mereka pun bekerja di rumah lewat e-mail dan telepon.

Dr. Dave Arnott, asisten profesor manajemen di Dallas Baptist University, mengatakan, "Saya tak tahu apakah saat ini pekerjaan telah menggantikan posisi keluarga dan masyarakat, atau sebaliknya, keluarga dan masyarakat menyerahkan posisinya pada pekerjaan. Namun, saya sadar gerakan seperti ini tengah berlangsung. Pekerjaan tampaknya menentukan jati diri seseorang." Kita cenderung menyamakan identitas kita dengan pekerjaan kita.

Pemimpin Families and Work Institute mengatakan, "Tingginya kesibukan Anda telah menjadi suatu kebanggaan ... dan menjadi simbol status," meskipun banyak orang mengeluhkan hal itu.

Memperilah pekerjaan bukanlah persoalan baru. Dalam perintah pertama Allah berkata, "Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku" (Keluaran 20:3). Pekerjaan kita termasuk di dalamnya. Melalui karunia pekerjaan yang diberikan Allah, kita dapat menghormati-Nya, memenuhi kebutuhan keluarga kita, dan membantu orang yang membutuhkan. Janganlah menjadikan pekerjaan sebagai sumber utama kepuasan kita; haruslah kepuasan itu berasal dari Allah sendiri.

Apa pun pekerjaan kita, kita harus menempatkannya dengan cara pandang yang benar. Allah dan keluarga lebih penting daripada dedikasi kita terhadap pekerjaan. Pekerjaan adalah suatu karunia, bukan alah yang lain. -- David McCasland

YANG BERARTI BUKANLAH KESIBUKAN
MELAINKAN APA YANG ANDA KERJAKAN DI SETIAP WAKTU

Bahan diambil dari:

Publikasi: e-RenunganHarian
Edisi : 21 Februari 2003
Arsip : http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2003/02/21/

Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
--
Judul Buku: 
Publikasi e-RH Edisi 21 Februari 2003