Konflik di Tempat Kerja: Bagaimana Menghadapi "Penyiksa" di Tempat Kerja

Tanya:

Kira-kira 4,5 tahun belakangan, saya dijadikan sasaran untuk "dijadikan karyawan yang terlihat buruk" karena saya melakukan pekerjaan yang diserahkan kepada saya dengan senang hati dan jiwa seorang hamba. Akibatnya, tiga dari lima wanita yang bekerja dengan saya benar-benar berhenti berbicara dengan saya. Saya terus membantu mereka dengan berbagai cara yang bisa saya lakukan. Salah satu dari ketiga wanita itu akhirnya dipindah karena pengurangan karyawan, dia mulai kembali berbicara dengan saya dan bahkan meminta bantuan saya meskipun dia ada di bagian yang berbeda. Alasan lain sehingga saya menjadi sasaran adalah saya merahasiakan kehidupan pribadi saya untuk saya sendiri. Salah satu dari ketiga wanita tadi kabarnya diberi tahu bahwa dia bisa mengambil pekerjaan saya, atasan saya bahkan memberi tahu saya mungkin saya ingin mencari pekerjaan lain, dan bahwa dia ingin menjadi seperti saya. Dua wanita lainnya menyimpan informasi yang penting bagi saya agar saya tidak dapat melakukan tugas saya dengan benar dan terkadang saya "dijebak" untuk mengetahui cara saya merespons. Oleh kemurahan Allah, saya dapat melewati hari demi hari. Atasan saya menyuruh saya berkata, "Saya meminta maaf dan memang semuanya salah saya." Saya bertanya, apa yang telah saya lakukan, dan dia berkata bahwa tidak ada masalah. Mereka mengucapkan hal-hal yang tidak benar tentang karakter saya dan dua rekan wanita di bagian saya tersebut hanya berbicara dengan saya jika dua orang yang lainnya tidak ada. Apa lagi yang dapat saya lakukan?

Jawab:

Wah! Berbicara tentang konflik yang sesungguhnya di tempat kerja, Anda di posisi sulit. Sulit bagi saya untuk menjawab pertanyaan Anda karena saya tidak memiliki cukup informasi tentang keadaan Anda. Saya perlu tahu bagaimana atasan dan teman kerja Anda memandang masalah ini. Jadi, berdasarkan informasi Anda dan banyaknya dugaan dari pihak saya, berikut ini beberapa saran umum tentang bagaimana menghadapi konflik di tempat kerja.

Pertama, Anda harus berdoa dengan sungguh-sungguh dan terus-menerus atas kesulitan Anda, mintalah beberapa rekan seiman yang Anda percayai untuk berdoa bersama Anda dan mendoakan situasi yang Anda alami. Mintalah hikmat (Yakobus 1:2-6), kekuatan, dan apa pun lainnya yang bisa Anda pikirkan. Berdoalah untuk atasan Anda dan orang-orang yang menyiksa Anda. Pelajarilah Roma 12:14-21, lalu doakan dan lakukan. Renungkanlah ayat tersebut dengan sungguh-sungguh. Jangan menggunakan jam doa untuk mengumpulkan orang-orang yang mendukung dan berada di pihak Anda. Carilah solusi dengan sungguh-sungguh.

Kedua, cobalah untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang mereka, serta cermati sikap dan perilaku Anda. Ketahuilah apa yang membuat mereka memusuhi Anda. Anda mungkin tidak sadar akan perilaku yang membuat rekan-rekan kerja Anda membenci Anda. Anda bahkan mungkin bertanya kepada mereka mengapa mereka sangat tidak menyukai Anda. Tanyakanlah ini secara pribadi.

Ketiga, saya juga menyarankan agar Anda membeli buku elektronik tentang manajemen konflik dan pelajarilah prinsip-prinsip yang ada di dalamnya. Anda dapat membaca artikel-artikel dengan topik hubungan personal.

Keempat, cara ini mungkin tampak aneh, tetapi saya juga merekomendasikan agar Anda membeli dan membaca buku-buku yang membahas tentang komunikasi yang baik [misalnya buku yang berjudul "Berselisih Pendapat Tanpa Sakit Hati" yang telah diresensi di situs GUBUK Online < gubuk.sabda.org > Red].

Kelima, jika Anda tidak mendapat pertolongan dan nasihat yang baik dari atasan Anda, Anda mungkin perlu menghadap divisi SDM (HRD), jika perusahaan Anda memilikinya.

Keenam, Anda juga bisa menemui pendeta Anda dan mendapatkan bimbingan, serta pertolongan tentang cara melibatkan diri dalam hubungan personal yang sulit di tempat kerja Anda.

Ketujuh, saya rasa penting bagi Anda untuk mulai mencatat semua kejadian dalam buku harian Anda. Anda mungkin membutuhkannya untuk membela diri Anda sendiri, dan informasi itu akan memberi Anda wawasan atas apa yang terjadi dalam berbagai situasi. Arsipkanlah semua pekerjaan Anda dan kejadian yang memuat informasi. Jika Anda memiliki dokumentasi dalam bentuk kertas, Anda dapat membela diri Anda sendiri dengan mudah saat dituduh.

Kedelapan, ini sepertinya merupakan keputusan yang sulit, tetapi Anda bisa berhenti bekerja jika situasi yang Anda alami tidak terselesaikan. Ingat, Anda tidak dapat memecat atasan atau rekan-rekan kerja Anda. Janganlah melihat orang yang menyiksa Anda sebagai musuh, tetapi sebagai sekutu yang berpotensi, sehingga Anda berusaha untuk bekerja sama dengan mereka.

Semoga jawaban ini membantu. (t/Setya)

Diterjemahkan dari:

Nama situs : BibleTeachingAbout.com
Alamat URL : http://www.bible-teaching-about.com/workplaceconflict.html
Judul asli artikel : Workplace Conflict: How to Deal with "Tormentors" at Work
Penulis : Tidak Dicantumkan
Tanggal akses : 15 Desember 2011