Dunia Kejahatan atau Alat bagi Kebaikan?

Perang kata-kata bermula dengan kebohongan di taman Eden dan masih terus berkecamuk hingga sekarang. Kerusakannya dapat dilihat di kantor, dapur, ruang keluarga, dan mobil; tetapi peperangan itu sesungguhnya tidak berlangsung di sana. Perang lidah sesungguhnya adalah perang hati.

Apa yang mengendalikan hati akan mengendalikan lidah. Lidah dapat "membakar habis seluruh kehidupan" atau dapat dipakai untuk "memberikan kasih karunia kepada mereka yang mendengarkan." Lidah dapat membongkar dengan paksa atau membangun dengan penuh kasih. Lidah dapat mengutuk atau memberikan hidup. Lidah dapat menyambut dosa dengan kasih dan pengampunan atau dengan kebencian dan pembalasan. Lidah dapat tunduk kepada ketuhanan Kristus atau hidup di bawah kendali hawa nafsu dari keinginan dosa. Lidah dapat mengejar gaya hidup pelayanan atau gaya hidup yang mengasihi diri sendiri, sambil memanipulasi orang lain untuk mencapai keinginan dan pengharapan pribadi. Lidah dapat menjadi sumber kebenaran atau sumber kepalsuan yang tercemar. Lidah dapat menciptakan damai atau menimbulkan perang. Lidah dapat mengutuk dan memuji.

Di dalam semuanya ini, lidah akan melayani tuan yang kepadanya hati telah berkomitmen. Sudah saatnya bagi kita untuk tunduk kepada klaim Tuhan, Raja dan Penebus kita, atas lidah kita. Lebih dari sebelumnya, kita perlu berkomitmen untuk berbicara bagi Dia.

Ketika kita berkomitmen untuk berbicara bagi Dia, kita akan belajar memilih kata-kata kebenaran, kasih, pengekang, anugerah, dan pengampunan, bahkan pada saat menghadapi provokasi. Kita akan bersemangat tentang keagungan panggilan kita sebagai anak-anak Allah. Sungguh ajaib Allah memilih kita menjadi anggota keluarga-Nya! Jauh lebih menakjubkan lagi karena Dia telah memanggil kita menjadi duta-Nya, untuk mewakili Dia di bumi, untuk mengomunikasikan panggilan kasih-Nya kepada dunia yang diperbudak oleh diri manusia sendiri.

Perang dengan kata-kata baru dimenangkan ketika Allah memerintah hati kita, sehingga dengan senang hati dan secara konsisten kita berbicara bagi-Nya. Kiranya Allah menolong kita sehingga dunia yang jahat ini dapat diubah menjadi dunia yang memiliki kebaikan yang menebus. Kiranya Dia memenangkan perang untuk memperebutkan hati kita agar medan perang dengan kata-kata menjadi taman buah yang baik, di dalamnya benih damai sejahtera menghasilkan buah kebenaran yang langgeng (Yakobus 3:18).

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul asli buku : War of Words: Getting to the Heart
of Your Communication Struggles
Judul buku terjemahan : Perang dengan Kata-Kata: Mengenali Inti Pergumulan
dalam Komunikasi Anda
Judul bab : Memilih Kata-Kata Anda
Penulis : Paul David Tripp
Penerjemah : Peter Ivan Ho
Penerbit : Penerbit Momentum, Surabaya 2003
Halaman : 328 -- 329