Bersama Keluarga Aku Melayani Tuhan

Lukas 2:48-52

Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN! – (Yosua 24:15d)

Dalam kisah Natal ada banyak tokoh yang terlibat di dalamnya, seperti raja Herodes. Raja Herodes adalah seorang raja atas wilayah Galilea. Dia dikenal sebagai raja yang kejam, tetapi sebenarnya dia hanyalah seorang raja yang kuatir.

Kekuatiran inilah akhirnya membuat dia mengambil tindakan yang jahat. Herodes kuatir kekuasaannya diambil. Siapapun yang berusaha mengambil kekuasaannya, dia akan berusaha untuk membunuh orang itu. Itu sebabnya ketika orang majus datang dan berkata kami mencari seorang Raja, Herodes menjadi begitu gusar. Herodes berkata dimana Dia, sebab sayapun akan datang menyembahNya, padahal dia akan membunuhNya. Itulah sebabnya tidak heran kalau Herodes membunuh ratusan anak-anak usia dibawah dua tahun dii Bethlehem.

Kita mengenal juga ada tokoh Majus, yang tidak diketahui dari mana asalnya, dan siapa mereka. Konon mereka adalah bangsa Babilonia. Mereka datang mencari Yesus hanya untuk menyembah Dia. Kemudian ada para gembala, orang-orang bersahaja yang hidup di Bethlehem. Mereka adalah orang-orang pertama yang menyaksikan kelahiran Yesus. Berikutnya ada Yohanes Pembaptis dan para Malaikat.

Figur utama yang berperan dalam kelahiran Yesus adalah Maria dan Yusuf. Mereka masuk dalam rencana Ilahi, dipilih Allah jauh-jauh hari sebelum zaman ini jadi. Yesus harus lahir dari keturunan Daud, karena Allah harus meminjam nama keluarga Daud. Maria dan Yusuf dipilih Allah, dan kepada keluarga inilah Allah mempercayakan bayi Yesus. Bayi Yesus tidak tiba-tiba ada dan menjadi dewasa, walau itu bisa Dia lakukan.

Yesus tidak tiba-tiba muncul di dunia ini, kemudian memberitakan pertobatan dan jalan keselamatan. Dipilihlah dahulu seorang bapak yang bernama Yusuf dan seorang ibu bernama Maria, mereka ini disebut keluarga. Yesus ditempatkan dalam sebuah keluarga. Dikemudian hari, kita ketahui bahwa Herodes mau membunuh Yesus. Untuk itu keluarga ini membawa yesus sampai ke Mesir. Allah memandang betapa pentingnya sebuah keluarga.

Dalam ayat ini, ketika Yesus berumur dua belas tahun, Dia dibawa ke Bait Allah. Ketika Yusuf dan Maria pulang, ternyata Yesus tidak bersama mereka. Yesus ditemukan ada dalam Bait Allah. Ini penampilan Yesus terakhir yang dicatat Alkitab sebelum Dia tampil di sungai Yordan dan dibaptis oleh Yohanes Pembaptis saat Yesus berumur 30 tahun. Timbul pertanyaan, antara 12 tahun sampai 30 tahun, Yesus berada dimana?

Berbagai tafsiran muncul, ada yang mengatakan bahwa Yesus ke Tibet untuk berguru disana. Ada juga yang berkata bahwa Yesus ke India mencari ilmu. Tetapi semua itu tidaklah benar, karena Alkitab berkata dalam Yesaya 9:5, "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai". Sebab itu, jika kita membutuhkan nasehat, jangan bertanya kepada ahli feng shui, tetapi bertanyalah kepada Yesus.

Jika demikian, dimana Yesus berada sekitar 18 tahun tersebut? Lukas 2 : 51, "Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya". Jadi, Yesus berada dalam asuhan keluarga Yusuf.

Karena itu, sebagai anak jangan pernah berkata bahwa orang tua kita kuno, kurang pengalaman jadi diam saja. Kalau Yesus saja berada dalam asuhan keluarga, apalagi kita. Betapa penting dan berharganya sebuah keluarga dihadapan Allah. Harta yang paling berharga adalah keluarga, sehingga seorang suami akan berkata kepada istrinya engkau hartaku yang paling berharga, dan betapa beruntungnya saya menikah dengan engkau. Bagi istri, suami adalah satu-satunya yang paling berharga bagaimanapun keadaannya. Bagi orang tua, anak-anak adalah harta yang paling berharga. Dan bagi anak-anak, orang tua adalah harta yang sangat berharga. Itu sebabnya, Allah menempatkan Yesus dalam sebuah keluarga untuk dididik dan diasuh. Hanya satu oknum yang tidak suka jika sebuah keluarga utuh, yaitu iblis. Iblis mencari berbagai cara untuk mengganggu keutuhan keluarga. Itu sebabnya, tahun 2011 ini biarlah kita sesama anggota keluarga (Suami, Istri dan Anak-anak) saling bergandengan tangan agar keluarga kita semakin kokoh. Bangun kekuatan dari diri kita sendiri dan keluarga kita.

Bersatu padulah sebuah keluarga, supaya iblis tidak mendapat celah untuk masuk dan mengganggu keluarga kita. Sebenarnya iblis ingin mengganggu gereja, tetapi tidak bisa karena terlalu banyak orangnya. Maka yang dia lakukan adalah menyerang keluarga, karena kalau keluarga hancur maka gereja ikut hancur, kalau keluarga kuat maka gereja ikut menjadi kuat, dan kalau keluarga bersatu maka gereja pasti maju. Itu sebabnya keluarga menjadi sasaran iblis. Iblis suka membisikkan kepada suami atau istri bahwa pasangannya memiliki banyak kekurangan/kelemahan. Hal-hal yang dahulunya tidak kelihatan, mulai digembor-gemborkan oleh iblis sehingga masing-masing mulai melihat kekurangan pasangannya.

Betapa seringnya perceraian terjadi hanya karena kita mulai kekurangan pasangan kita, padahal itu hanya sedikit. Masih terlalu banyak perbuatan baik dan kelebihan dari pasangan kita. Sebab itu, belajarlah melihat kelebihan dan kebaikan pasangan kita, bukan kekurangannya. Keutuhan sebuah keluarga menjadi tanggung jawab keluarga itu sendiri (suami, istri dan anak-anak), maka jagalah keutuhan keluarga kita.

Seringkali masalah terjadi hanya karena hal sepele. Sebab itu, belajarlah mengesampingkan hal-hal yang sepele, karena yang penting adalah keharmonisan dalam keluarga. Jangan terlalu memusingkan banyak hal, karena keutuhan keluarga adalah hal yang utama. Hal yang sepele sering disodorkan iblis untuk mencoba menghancurkan keluarga dan gereja. Untuk itu, perkuatlah keutuhan keluarga dan gereja dimana kita ada.

Yosua 24:15, Kalau kita bersatu dalam keluarga, kita dapat berkata seperti Yosua. Kesatuan itu selalu dapat mengerjakan hal-hal diluar jangkauan pikiran kita.

Ketika Yesus sedang berkhotbah, empat orang datang membawa seorang lumpuh kehadapan Yesus (Markus 2:1–12). Alkitab berkata bahwa Yesus tidak melihat iman orang yang sakit ini ketika menyembuhkan dia, tetapi Yesus melihat iman empat orang yang membawa dia. Jika ada orang-orang yang mau sehati, mereka akan dapat melakukan hal-hal yang hebat.

Berapa banyak orang yang membuat bahtera yang besar itu? Ini dapat dibuat oleh sebuah keluarga Nuh yang memiliki kesatuan. Kalau tidak memiliki kesatuan, jangan berharap kita akan mencapai banyak hal ditahun 2011 ini. Itulah sebabnya, rapatkan barisan dan kita akan melihat perbuatan ajaib Tuhan, yang bahkan tidak sempat kita minta kepadaNya. Alkitab berkata bahwa berkat Tuhan akan diperintahkan kepada mereka yang hidup bersama dengan rukun (Mazmur 133). AMIN

Sumber: Situs GPdI Bethlehem

Tanggal akses: 21 September 2012