Superman dan Yesus?

Semua ini terjadi untuk menggenapi apa yang dikatakan Tuhan melalui nabi:

"seorang perawan akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki. Mereka akan menyebut nama-Nya Immanuel," yang diterjemahkan artinya: "Allah beserta kita (Matius 1:22-23, AYT).

Cerita-cerita besar menggabungkan unsur-unsur ketegangan antara baik dan jahat, kepahlawanan yang ditunjukkan melalui pengorbanan, dan beberapa versi resolusi kemenangan. Ingatlah cerita-cerita Alkitab yang Anda kenal dari masa kanak-kanak — bahtera Nuh, Yusuf di Mesir, atau Musa. Demikian juga, ingatlah dongeng-dongeng yang Anda tahu — Cinderella, Little Red Riding Hood (Gadis Berkerudung Merah - Red.), atau the Adventures of Pinocchio.

Cerita-cerita tersebut menarik kita ke dalam narasi pertempuran antara pahlawan dan penjahat, membuat kita menggeliat dalam ketegangan saat adegan klimaks terungkap, dan membiarkan kita merayakan kebaikan menang atas kejahatan. (Ya, saya menyadari sepenuhnya bahwa banyak cerita modern yang menciptakan "anti-pahlawan" yang membangkitkan simpati untuk karakter gelap dan licik. Namun, itu mungkin lebih merupakan cerminan dari kebingungan etis kontemporer kita dibanding karya sastra besar yang akan bertahan dalam ujian waktu.)

Yang mengejutkan adalah Steven Spielberg — yang menghabiskan empat tahun menggarap film animasi the Prince of Egypt yang menceritakan kisah tentang Yusuf — telah secara terbuka menguraikan sisi-sisi dari cerita besar yang konsisten di Alkitab. (Ya, dia menggarap ceritanya dengan bebas. Namun, dia juga menerima masukan dari orang-orang mulai dari Billy Graham sampai Rick Warren untuk menjaga esensi dari keutuhan ceritanya.)

Film Hollywood yang meledak hebat baru-baru ini adalah Man of Steel, versi terbaru dari Waralaba Manusia Super dari DC Comics. Dan, ada banyak obrolan tentang kiasan -- sering Anda dengar "Serupa Kristus" - alkitabiah dalam film tersebut. Kal-El ("El" adalah bahasa Ibrani untuk Tuhan atau dewa) datang ke Bumi dari planet lain, tinggal bersama orang tua manusia biasa, menyelamatkan anak-anak dari kecelakaan bus pada usia 12, dan menghadapi ujian terakhirnya pada usia 33. Kesamaan ini sulit untuk tidak disengaja.

Jangan merendahkan Yesus ke level tokoh film aksi.

Warner Brothers bahkan menyewa sebuah perusahaan PR untuk memastikan evangelis memahami kesamaan-kesamaan ini. Mereka mengikuti beberapa rute untuk mendesak para pendeta dan kelompok-kelompok diskusi untuk memasukkan Man of Steel ke dalam ibadah gereja dan studi Alkitab mereka.

Mari kita bersikap lebih realistis daripada memaksakan kesamaan itu terlalu keras. Saya selalu menyukai tokoh Superman karena tema kebaikan melawan kejahatan dan orang baik selalu menang. Dan, ide tentang seseorang yang memiliki kemamuan anti-peluru dan dapat terbang. . . Baik. Saya tidak akan kembali ke masa kecil saya lebih jauh lagi.

Superman hanyalah seorang tokoh fiksi "superhero" yang sejarahnya digunakan dalam genre aksi, ketegangan, dan kemenangan. Superman - atau Clark Kent, jika Anda lebih menyukainya — hanyalah manusia yang lebih besar dari manusia biasa, yang berjuang melawan kejahatan dan memperkenalkan ide tentang perjuangan manusia untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Dan, itu bukanlah Yesus.

Nikmatilah filmnya, jika Anda suka film-film seperti itu. Namun, jangan merendahkan Yesus ke level tokoh-film aksi.

Klaim orang Kristen tentang Yesus adalah bahwa Immanuel (Allah beserta dengan kita) telah datang untuk mengalahkan kejahatan secara tuntas dan untuk membawa kita ke dalam hubungan yang melampaui waktu dan kematian masuk dalam kekekalan dan kehidupan bersama dengan Allah.

Itulah kisah terbesar yang Pernah Diceritakan. Titik.
(t/Jing-Jing)

 

Unduh Audio

 

Diterjemahkan dari:

Nama situs : Heart Light
Alamat URL : http://www.heartlight.org/articles/201307/20130705_supermanandjesus.html
Judul artikel : Superman and Jesus?
Penulis artikel : Rubel Shelly
Tanggal akses : 14 Januari 2016