LATAR BELAKANG
Salah satu pokok yang dibahas berulang-ulang oleh Alkitab ialah
tentang pentingnya mendidik anak melalui pengajaran dan teladan.
Secara jelas Kitab Ulangan menekankan bahwa anak-anak harus diajari
jalan-jalan Allah: "Apa yang kuperintahkan kepada-Mu pada hari ini
haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya
berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila
engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan,
apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun."
( Ulangan 6:6,7 ).
Kitab Amsal adalah ringkasan dari kebijakan umat Allah. Masalah
keluarga dan mengasuh anak dalam iman adalah pokok yang mendapat
tekanan kuat di dalamnya. "Didiklah orang muda menurut jalan yang
patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang
daripada jalan itu." ( Amsal 22:6 ).
Timotius telah dididik dalam Alkitab sejak masa kanak-kanaknya,
sesuai dengan perintah Allah dan adat bangsa Yahudi. "Ingatlah juga
bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat
memberi hikmat kepada-Mu dan menuntun engkau kepada keselamatan
oleh iman kepada Kristus Yesus." ( 2Timotius 3:15,17 ).
Paulus berbicara tentang keharusan membina dan mendisiplin anak-
anak kita secara terus-menerus: "Sebab aku teringat akan imanmu
yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam
nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup
juga di dalam dirimu." ( 2Timotius 1:5 ).
Alkitab mengajarkan bahwa orangtua bertanggung jawab untuk membina
dan mendisiplin anak-anak mereka, supaya mereka boleh dibawa untuk
mengenal Alkitab dan menghormati Tuhan.
Kutipan Menurut Billy Graham:
"Penyebab dasar mengapa terjadi ketidakbahagiaan dalam rumah tangga
kita ialah karena kita sudah tidak mempedulikan Allah dan prinsip-
prinsip yang diberikan-Nya kepada kita. Kita tak bersedia
melaksanakan rencana-Nya untuk keluarga. Anggota-anggota rumah
tangga telah menolak tanggung jawab mereka seperti yang dinyatakan
di dalam Alkitab. Jelas sekali bahwa ketaatan tidak datang dengan
sendirinya. Ia harus diajarkan dan dipelajari. Anak-anak harus
diajar taat, sama banyak seperti mereka perlu diajar cara membaca
dan menulis."
Kutipan_Selesai
STRATEGI BIMBINGAN
Anjurkan para orangtua untuk menciptakan suasana rumah tangga
yang menghasilkan kerohanian yang kokoh dan perkembangan mental
yang baik.
Suatu rumah tangga yang stabil, damai dan penuh kasih.
Suatu rumah tangga yang mengutamakan suasana kekeluargaan, di
mana terdapat suasana persaudaraan, saling menghormati dan
saling menguatkan. Suatu rumah tangga di mana seisi keluarga
melakukan sesuatu bersama-sama, khususnya ketika anak-anak
masih kecil.
Suatu rumah tangga yang berpusatkan Allah dan setiap
anggotanya berhak untuk menyambut kasih Allah dalam Kristus,
dan diajar untuk hidup dari sudut pandang rohani. Lihat
Amsal 22:6. (Di sini saat yang tepat untuk menanyakan kepada
orangtua itu, apakah dia sudah menerima Yesus Kristus
sebagai Tuhan dan Juruselamat). Jelaskan "Damai dengan
Allah".
Suatu rumah tangga yang berorientasi pada gereja. Lebih
mudah untuk membesarkan anak-anak, bila kehidupan mereka,
seluruh isi keluarga beserta para sahabatnya, dipusatkan pada
gereja.
Para orangtua harus memperkenalkan anak-anak mereka kepada
dunia pemikiran, baik melalui contoh maupun tindakan. Jika
orangtua suka membaca, anak-anak pun akan suka membaca. Buku-
buku dan majalah-majalah yang baik untuk anak-anak, harus
sudah diperkenalkan dalam rumah tangga. Pengembangan bakat
dan kepribadian seperti les musik, olah raga dan hobi, sudah
dapat diperkenalkan kepada mereka sejak masih di SD. Ini akan
menjadi batas pengaman terhadap konflik-konflik yang akan
muncul kelak pada waktu mereka remaja.
Bimbing orangtua untuk mengakui bahwa anak pun memiliki hak-hak
mereka, tetapi hak-hak itu harus dijalin kepada seluruh isi
keluarga.
Anak berhak untuk dikasihi dan diterima.
Anak berhak untuk menerima berbagai bentuk bantuan yang akan
membuat mereka memiliki harga diri, rasa aman dan berarti.
Anak berhak menyaksikan kedua orangtua mereka menyatakan
kasih sayang dan saling menghargai, satu kepada yang lain.
Contoh-contoh kelakuan Kristen yang dewasa, perlu mereka
saksikan, supaya mereka lihat bagaimana orangtua mereka
menangani masalah dan tekanan hidup.
Anak berhak untuk didisiplin dan dihukum secara adil dan
bersitetap.
Jangan menuntut lebih dari yang mampu dilakukan anak.
Laksanakanlah hukuman secara adil dan benar. Tuntutan yang
melampaui batas dan keras, siksaan jasmani, cepat
menimbulkan kegetiran dan pemberontakan. Orangtua perlu
bersikap luwes dan tidak berpegang pada "huruf-huruf
Taurat".
Jangan menghukum dalam kemarahan atau letusan perasaan
hati saat itu juga.
Berikan selalu penjelasan, agar mereka tahu mengapa mereka
dihukum.
Anjurkan orangtua untuk membuka kesempatan berkomunikasi
seluas-luasnya, apa pun resikonya.
Orangtua harus menyediakan waktu untuk menjadi pendengar yang
memperhatikan dan mengambil prakarsa untuk mendorong
terjadinya percakapan. Perlu ada diskusi jujur tentang
masalah seks, obat bius, alkohol, pacaran, dan sebagainya.
Orangtua harus membagikan pengalaman-pengalaman masa kecil
dan remajanya, termasuk kesalahan dan kegagalan mereka.
Orangtua harus jujur, mempersilakan anak untuk mempertanyakan
patokan hidup dan kepercayaannya. Ini membuka kesempatan untuk
menjelaskan dan membelanya. Melalui ini, anak Anda akan
merumuskan dasar-dasar kepercayaan dan nilai hidup mereka
sendiri. Anda dapat mengajak dan menolong mereka untuk
menyusun sasaran-sasaran hidupnya kini dan nanti.