Published on Christian Counseling Center Indonesia (C3I) - Pusat Konseling Kristen Indonesia (https://c3i.sabda.org)


Buku Pegangan Pelayanan

Buku Pegangan Pelayanan

Keterangan Buku

Buku ini adalah terjemahan dari "The Billy Graham Christian Worker's Handbook" yang berisi petunjuk-petunjuk praktis bagi para konselor untuk menghadapi berbagai masalah masa kini.

Dalam versi elektronik, buku ini disusun dalam tiga macam indeks yang berbeda, yaitu 'Indeks Topik', 'Indeks Buku' dan 'Indeks Pelayanan'.

Dalam Indeks Topik, setiap pokok permasalahan disajikan dalam topik- topik. Untuk masuk ke dalam setiap topik anda harus memilih abjad yang anda kehendaki. Kemudian dari situ muncul daftar topik-topik.

Dalam 'Indeks Pelayanan' anda akan masuk ke bentuk strategi bimbingan untuk setiap pokok masalah yang sedang dihadapi. Sedangkan untuk memilih pokok masalah yang anda kehendaki, anda bisa menggunakan 'Indeks Bab'.

Setiap bab/topik dalam buku ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu Latar Belakang (L.B.), Strategi Bimbingan (S.B.) dan Alkitab (Ayat). Tetapi ada 5 bab pertama yang tidak mengikuti pola tersebut, dan kelima bab tersebut dapat anda temukan dalam versi cetakan (buku). - YLSA

* VERSI BUKU (TINTA-KERTAS) *
JUDUL : Buku Pegangan Pelayanan
PENULIS : Charles G. Ward TAHUN :
JUDUL ASLI : The Billy Graham Christian Workers' Handbook A Layman's Guide for Soul Winning and Personal Counseling.
PENTERJEMAH : Paul Hidayat TAHUN : 1986*
PENERBIT : Persekutuan Pembaca ALkitab EDISI : 4*
PERCETAKAN : Persekutuan Pembaca Alkitab
COPYRIGHT : Persekutuan Pembaca Alkitab Lihat Halaman Judul di bawah
BISA DIDAPAT : Di Toko Buku Kristen atau hubungi Penerbit Jl. Cempaka Putih Tengah II/1 Blok D-8 JAKARTA 10510
* VERSI ELEKTRONIK (SABDA) *
JUDUL : Buku Pegangan Pelayanan
COPYRIGHT : Persekutuan Pembaca Alkitab
DIPROSES OLEH: Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
DESKRIPSI : Buku ini adalah buku mengenai prinsip, langkah dan cara mengatasi masalah dalam penginjilan dan bimbingan pribadi. Topik-topik yang dipilih adalah topik yang sering muncul dalam kehidupan orang Kristen dan dalam pelayanan bimbingan/konseling.
PERHATIAN!!!

Pemegang Hak Cipta utama bahan ini adalah Persekutuan Pembaca Alkitab. YLSA memproses teks bahan ini ke dalam VERSI ELEKTRONIK untuk digunakan dalam program SABDA/OLB. Pengguna program SABDA dilarang mengutip, menerbitkan kembali atau memperbanyak sebagian ataupun seluruh teks bahan ini dalam bentuk dan cara apapun juga untuk tujuan komersil tanpa ijin tertulis dari pemegang Hak Cipta bahan ini.

- YLSA
HALAMAN JUDUL
BUKU PEGANGAN PELAYANAN
Prinsip, Langkah dan Cara Mengatasi Masalah dalam
Penginjilan dan Bimbingan Pribadi
Bahan-bahan disusun oleh
Billi Graham Counseling Department
Diarahkan oleh
Charles Riggs, Ralp Williams dan Tom Philips
Ditulis dan diedit oleh Charles G. Ward
Alih bahasa oleh
Paul Hidayat
PERSEKUTUAN PEMBACA ALKITAB
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Buku asli berjudul :
"The Billy Graham Christian Worker's Handbook;
A Layman's Guide for Soul Winning and Personal Counseling."
Diterbitkan oleh :
World Wide Publications
1303 Henepin Avenue
Minneapolis, Minnesota 55403, USA
Copyright (C) :
1984 Billy Graham Evangelistic Association
Dialih-bahasakan oleh :
Paul Hidayat

Diterbitkan oleh :
Persekutuan Pembaca Alkitab
Dengan izin dari :
World Wide Publications
1303 Henepin Avenue
Minneapolis, Minnesota 55403, USA

Dilarang mengutip atau memperbanyak bahan-bahan ini dalam bentuk apapun, tanpa izin dari penerbit.

Cetakan pertama 5 Maret 1986
Cetakan kedua 29 Pebruari 1988
Cetakan ketiga 4 Oktober 1990
Cetakan keempat 5 Agustus 1993
TEKS HALAMAN KULIT BELAKANG

Kebutuhan ada di mana-mana. Baca disurat kabar atau dengarkan radio dan televisi. Perhatikan apa yang diungkapkan oleh sahabat dan kerabat anda, ketika mereka mengutarakan kepedihan, kedukaan dan masalah mereka.

Hati sanubari anda pasti akan tersentuh oleh sesama kita yang terhilang, tak berdaya dan tanpa harapan di muka bumi ini. Dunia ini dibanjiri oleh kebutuhan rohani tetapi puji Tuhan, di dalam Yesus Kristus ada jawaban. Hanya Dia dapat memenuhi segala kebutuhan yang manusia hadapi. Injil adalah 'Kabar Baik' untuk didengar dan dimengerti manusia. firman Allah adalah kebenaran dan kebenaran itu memerdekakan.

Kami percaya bahwa Roh Kudus berkuasa merubah kehidupan. Dari banyak tahun pengalaman melayani, kemi menerima pertanyaan-pertanyaan tentang arti hidup ini. Karena adanya kebutuhan besar akan jawaban Alkitabiah terhadap masalah kehidupan masa kini, buku ini disajikan ke hadapan anda. Bukan sebagai kamus lengkap jawaban masalah pelayanan, tetapi sebgaai buku petunjuk ringkas untuk pelayanan anda.

PERSEKUTUAN PEMBACA ALKITAB

Bab P1 Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Kebutuhan ada di mana-mana. Baca saja surat kabar atau dengarkan radio dan televisi. Perhatikan apa yang diungkapkan oleh sahabat dan kerabat anda, ketika mereka mengutarakan kepedihan, kedukaan dan masalah mereka.

Hati sanubari anda mungkin akan tersentuh oleh sesama kita yang terhilang, tak berdaya dan tanpa harapan di muka bumi ini. Dunia ini dibanjiri oleh kebutuhan rohani, tetapi puji Tuhan, di dalam Yesus Kristus terdapat jawaban. Hanya Dia dapat memenuhi segala kebutuhan yang manusia hadapi. Injil adalah "Kabar Baik" untuk didengar dan dimengerti oleh manusia. Firman Allah adalah Kebenaran dan Kebenaran itu memerdekakan.

Kami percaya bahwa Roh Kudus berkuasa merubah kehidupan. Dari banyak tahun pengalaman melayani, kami menerima surat-surat yang mempertanyakan jawab dan arti bagi hidup ini. Karena adanya kebutuhan besar terhadap jawaban Alkitabiah bagi masalah manusia ini, buku ini disajikan ke hadapan anda, bukan sebagai kamus lengkap jawaban masalah pelayanan, tetapi sebagai petunjuk singkat dalam pelayanan anda.

BUKU PEGANGAN PELAYANAN pada mulanya disusun sebagai petunjuk bagi pelayanan bimbingan lewat telepon. Karena para pembimbing sukarela sangat memerlukan petunjuk, lahirlah buku pegangan pelayanan ini. Topik-topik yang dipilih adalah topik-topik yang paling sering muncul dalam pelayanan bimbingan yang kami berikan selama ini.

Kami percaya bahwa Roh Kudus akan bekerja paling efektif dan paling hebat melalui Firman Allah tertulis. Kami telah berusaha mencari ayat-ayat Firman yang secara khusus mengurus masing-masing masalah. Kami percaya bahwa hal terakhir yang harus anda titipkan pada orang yang anda bimbing, ialah Firman Allah. Kebenaran Allah sesungguhnya merupakan alat yang berkuasa. Tidak ada kata-kata manusia dapat merubah hati manusia, seperti yang dapat dilakukan oleh Firman Allah.

Doa kami, sementara anda memakai BUKU PEGANGAN PELAYANAN ini, kiranya kasih Allah akan menyentuh banyak kehidupan.

Charles Riggs

Bab P2 Pendahuluan

PENDAHULUAN

Kami sadar bahwa tidak semua masalah dalam hidup ini merupakan masalah rohani. Tetapi masalah utama manusia memang demikian. Tanpa hubungan pribadi dengan Yesus Kristus, kita tidak dapat mengharapkan jalan keluar yang tepat dalam usaha kita memperoleh pemulihan persekutuan dengan Allah. Sebaliknya, bila kita mengalami hidup baru dalam Kristus: keampunan, kebebasan dari rasa bersalah dan takut, kepuasan dan keutuhan hidup, dorongan untuk hidup benar, dan sebagainya; kita menerima kuasa dan sudut pandang baru untuk menghadapi persoalan-persoalan hidup ini secara realistik dan positif.

Sambil kita memberitakan kuasa pembaharuan dalam persekutuan dengan Yesus Kristus, perlu kita ingat bahwa sikap orang terhadapNya, bisa positif bisa negatif. Mungkin tidak selamanya kita akan berhasil membimbing orang menyerahkan diri. Tetapi kita harus ramah dan bersimpati untuk mendorong dan membuat orang yang kita layani menjadi yakin. Sikap ini akan memungkinkan terbukanya kesempatan untuk kelak dia mengambil keputusan positif. Kemungkinan demikian sangat besar, jika dia ingat bahwa dia pernah berbicara dengan seseorang yang memperhatikan, tidak meremehkan, melainkan meninggalkan perasaan hangat dan baik dalam dirinya tentang Allah.

Sebagai bagian dari sikap berpengaruh tadi, saksi Kristen harus memupuk kepekaan mendengar yang penuh perhatian. Begitu banyak orang yang merintih: "Lihatlah aku. Hatiku pedih. Tak adakah yang sedia mendengar? Tolong aku!" Pertanyaan-pertanyaan yang tepat akan membantu diungkapkannya masalah-masalah orang yang kita layani ke permukaan. Banyak usaha bersaksi menemui kegagalan, karena usaha memberi jawab yang tidak mengena dengan kebutuhan orang yang dibimbing.

Bagian LATAR BELAKANG dalam tiap pasal, berisi penjelasan singkat tentang ciri pribadi yang bermasalah dan masalah yang harus kita hadapi. Melaluinya diharapkan, agar pemakai buku ini memiliki cukup pengertian dengan latar belakang tersebut dan memperluas pengenalannya akan keadaan manusia. Pengetahuan itu akan mendorong dia memperdalam kemampuannya bersaksi dan mengakibatkan penyajian jawaban yang lebih mengena. Pada beberapa masalah tertentu, dimasukkan juga pandangan Billy Graham tentang masalah bersangkutan. Kutipan tersebut dikutip dari khotbah-khotbah dan buku-buku beliau, dikhususkan dalam boks, untuk membantu pemakai buku ini mendapatkan wawasan lebih luas.

Selanjutnya STRATEGI BIMBINGAN menyajikan beberapa petunjuk penyediaan jalan keluar. Walaupun nampaknya ada suatu ciri pola tertentu dalam sifat manusia, tetapi semua usaha yang mengikuti perangkat jawaban yang kaku dan stereotip, hanya akan menyebabkan frustrasi. Tiap orang unik! Karena itu, andalkanlah petunjuk dalam strategi ini, hanya bila ia membantu. Pembimbing Kristen harus percaya bahwa Roh Kudus akan membimbing dalam tiap situasi, sebab Dia sajalah satu-satunya yang dapat dipercaya untuk menerapkan Firman Allah ke tiap kebutuhan spesifik manusia secara efektif.

Pelayanan yang berkelanjutan (sering disebut Tindak Lanjut), sangat besar artinya. Rasul Paulus bukan saja biasa "menasihati", tetapi juga "mengajari" "tiap orang", supaya mereka menuju "kesempurnaan dalam Kristus." (Kol 1:28).

Pelayanan kesaksian kita belumlah lengkap, sampai kita membeberkan tentang keindahan hidup yang didasarkan pada Firman Allah (Bagian ALKITAB), disiplin dan kesukaan berdoa dan tanggung jawab menghisapkan diri dalam Tubuh Kristus yaitu persekutuan, penyembahan dan pelayanan dalam suatu jemaat yang baik, kepada orang yang kita bimbing.

Akhirnya, kita perlu menyadari bahwa masalah kepribadian yang berakar dalam, seringkali membutuhkan perhatian khusus. Jika anda mengusulkan bimbingan profesional terhadap suatu kebutuhan yang dalam, tidak berarti anda tidak memperhitungkan Injil dan kuasa Allah. Seorang Pendeta yang terlatih, Psikolog atau Psikiater Kristen, atau pusat-pusat bimbingan tertentu, dapat anda usulkan kepadanya. Kami mendahulukan bantuan-bantuan profesional Kristen berdasarkan keyakinan kokoh bahwa jawab bagi masalah-masalah kepribadian hanya diperoleh bila diterangi oleh Firman Allah (AYAT ALKITAB). Para ahli bimbingan Kristen dapat pula menjadi alat Allah untuk menghasilkan perubahan rohani.

Jika yang bersangkutan menginginkan bimbingan dari para ahli bimbingan Kristen, tidak berarti bahwa tanggung jawab anda terhadapnya berakhir. Dukungan anda sebagai sahabat rohani, sepatutnya berlangsung terus selama mungkin, sampai dia cukup matang dan mantap untuk berdiri sendiri. (Lihat Ef 4:14-5:21).

Akan anda temukan, bahwa dalam STRATEGI BIMBINGAN sering ditunjuk buku "Hidup dalam Kristus" . Buku ini dianjurkan untuk dipakai dalam Tindak Lanjut pertama, dan dapat anda pesan dari penerbit PPA atau membelinya di toko-toko buku Kristen di Indonesia.

Semoga banyaknya faedah yang telah kami dan para pembimbing sukarela dapatkan dari buku ini dalam pelayanan kesaksian dan penginjilan kami, juga akan dialami oleh anda sementara anda mempelajari, mempersiapkan diri dan memakainya. Semoga pelayanan kita dan gereja-gereja kita menyatakan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dapat berjalan lebih baik dan efektif.

Charles G. Ward

Bab P3 Langkah-langkah Membagikan Injil

LANGKAH-LANGKAH MEMBAGIKAN INJIL
Pelayanan Telepon
PRIORITAS KITA
  1. Menolong menemukan hubungan pribadi yang dilayani dengan Kristus.
  2. Menemukan kebutuhan-kebutuhan rohani dari orang yang sedang dilayani.
  3. Berdoa bersama dengan orang yanng kita layani.

Langkah-Langkah

  1. Setelah orang mendengar pemberitaan Firman Tuhan (oleh Anda, pelayanan, KKR atau lain-lain), maka pada awal percakapan dengan orang yang kita injili, kita bisa menanyakan apakah ia jelas dengan Firman Tuhan itu dan mau menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
  2. Jika ia menjawab "ya", kita bisa menjelaskan selanjutnya langkah-langkah "Damai dengan Allah".
  3. Jika orang yang kita layani bersedia membuat komitmen dengan Kristus, kita bisa menjelaskan paling sedikit dua langkah Pemahaman Alkitab yang terdapat pada Topik : "Meneguhkan Keputusan."
  4. Jika ia masih meragukan hubungan pribadinya dengan Kristus, kita bisa menjelaskan Topik : "Mendapatkan Kepastian Keselamatan."
  5. Jika orang yang kita layani menanyakan bagaimana ia bisa dipulihkan dari ketidakpeduliannya terhadap hal-hal rohani atau dari gaya hidupnya yang penuh dosa, kita bisa menjelaskan topik "Mencari Keampunan dan Pemulihan".
  6. Jika ia bermaksud menyerahkan hidupnya lebih lanjut atau ingin melibatkan diri dalam pelayanan Kristen, kita bisa menjelaskan Topik tentang "Penyerahan Diri Ulang".
  7. Jika ia menanyakan tentang masalah-masalah rohani yang lain, kita bisa menjawabnya berdasarkan BAB-BAB SUMBER yang terdapat dalam Daftar Isi -- Indeks Buku.
    Lihat juga Indeks Topik.
  8. PENTING Setelah orang yang kita layani mengambil keputusan rohani atau menyelesaikan masalah-masalah rohaninya, kita perlu menjelaskan Langkah-langkah Follow-Up (tindak lanjut).
    Lihat langkah tindak lanjut pada:
    Langkah Meneguhkan Keputusan untuk Menerima Kristus
    Langkah Mendapatkan Kepastian Keselamatan Langkah Mencari Keampunan dan Pemulihan
PUSAT PELAYANAN TELEPON
PROSEDUR UNTUK MENJAWAB
PRIORITAS KITA
  1. Menjalin hubungan antara si penelpon dengan Kristus.
  2. Menemukan masalah-masalah rohani dari percakapan yang dilakukan.
  3. Berdoa bersama dengan si penelepon.
  1. Pada waktu menerima telepon, jawablah sebagai berikut : "Halo, ini Pusat Pelayanan Telepon. Apakah anda menelepon untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat?
  2. Jika jawaban yang terdengar "Ya", jelaskan Topik: Langkah-langkah untuk "Damai dengan Allah". Catatan: Sebagai kebiasaan, jelaskanlah Langkah dari "Damai dengan Allah" tersebut meskipun si penelepon tidak memintanya.
  3. Jika si penelepon bersedia untuk membuat komitmen dengan Kristus, gunakan paling tidak dua langkah Pemahaman Alkitab pada Topik: "Meneguhkan Keputusan"
  4. Jika si penelepon merasa tidak yakin dengan hubungan pribadinya dengan Kristus, jelaskan Topik : "Mendapatkan Kepastian Keselamatan"
  5. Jika si penelepon ingin dipulihkan dari ketidakpeduliannya terhadap hal-hal rohani atau dari gaya hidupnya yang penuh dosa, jelaskan Topik "Mencari Pengampunan dan Pemulihan"
  6. Jika ia ingin menyerahkan hidupnya kepada Kristus lebih lanjut dan dan lebih dalam atau ingin terlibat dalam pelayanan Kristen, gunakan Topik : "Penyerahan Diri Ulang"
  7. Jika ia ingin bertanya tentang masalah-masalah rohani yang lain, tuntunlah berdasarkan salah satu BAB-BAB SUMBER yang ada di dalam Daftar Isi -- Indeks Buku .
    Lihat juga Indeks Topik.
  8. PENTING Setelah keputusan rohani diambil, untuk masalah apapun yang dihadapi, jelaskan juga langkah-langkah Follow-Up, yang ada langkah-langkah
    Langkah Damai dengan Allah Langkah Meneguhkan Keputusan Langkah Mendapatkan Kepastian

[Langkah-langkah ini adalah tambahan dari YLSA, bukan berasal dari buku; tetapi itu sudah dipakai oleh staf kami dan berhasil dengan sangat baik!!]

[-YLSA-]

Bagian A: Abortus

Abortus

Latar Belakang

Sebagian besar orang Kristen menganggap, tidak ada dokter atau tenaga medis mana pun yang boleh mengambil hak Allah mengakhiri suatu kehidupan, dengan menggugurkan kandungan. Tidak seorang wanita pun bebas atas tubuhnya, sampai berhak dengan sengaja membinasakan anak yang belum dilahirkannya itu. Janin yang bertumbuh dalam tubuhnya lebih dari sekedar bagian dirinya. Janin itu memiliki keberadaan tersendiri. Ia memiliki hidupnya sendiri!

Alkitab memberi nilai tinggi atas hidup manusia. Hidup ini kudus dan sangat berharga di hadapan Allah yang telah menciptakannya "dalam gambar dan rupa-Nya" (Kej 1:26,27), yang memeliharanya ("di dalam tangan-Nya terletak nyawa segala yang hidup dan nafas setiap manusia" (Ayub 12:10) dan yang menebusnya (2Kor 5:19).

Abortus salah karena Alkitab berkata, "Jangan membunuh" (Ul 5:17). Tindakan itu salah karena setiap janin memiliki kemungkinan untuk berkembang menjadi suatu pribadi dewasa penuh, bertanggungjawab di hadapan Allah. Daud, ribuan tahun yang lampau menulis, "mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satu pun dari padanya." (Mazm 139:16).

Strategi Bimbingan

Masalah ini beraspek ganda. Dua hal yang harus anda urus ialah wanita yang sedang merencanakan pengguguran dan rasa bersalah dari orang yang terlanjur telah melakukannya. Masing-masing harus dihadapi secara berbeda. Ada kalanya para pembimbing perlu pula melayani orang tua gadis yang sedang hamil, ayah dari janin tersebut atau ahli medis yang sudah membantu pelaksanaan abortus, dan lain-lain.

Orang yang sedang mempertimbangkan pelaksanaan Abortus:
  1. Kuatkan hatinya. Katakan bahwa tindakannya mengungkapkan; kekuatirannya adalah benar. Anda senang berbicara dengannya dan berharap dapat membagi sesuatu yang mungkin membantu dia membuat keputusan yang benar.
  2. Secara bijaksana katakan bahwa yang bersangkutan mungkin memiliki perasaan-perasaan kuat tentang implikasi moral dari abortus, atau bila tidak demikian tentu dia tidak meminta bimbingan.

    Jangan menghakimi situasinya. Misalnya, bila dia masih muda dan belum menikah, kehamilannya mungkin disebabkan oleh usahanya mencari kasih, perhatian dan rasa sayang yang tidak diterimanya di rumah Tetapi jangan pula meringankan kesalahan tindakannya yang berdosa itu.

  3. Tanyakan perasaan-perasaannya tentang abortus.

    Apa yang membuat anda ingin agar masalah anda dilayani? Apa perasaan anda terdalam tentang abortus? Adakah bagian Firman Tuhan yang telah menyentuh hati anda? Apa?

  4. Entah dia menyadari kesalahan abortus atau tidak, dengan lembut tetapi pasti, jelaskan pandangan Alkitab (Lihat Latar Belakang ).
  5. Minta dia memikirkan kemungkinan lain. Jika dia ingin menggugurkan kandungannya karena merasa aib memiliki anak tidak sah, dia memperumit situasi dan melipatgandakan keberhasilannya. Mengambil nyawa janinnya, akan menyebabkan mimpi buruknya menjadi gelap yang mengerikan! Usahakan dia untuk menerima bayi tersebut dan memohon agar Allah memungkinkan dia memetik kebaikan dari pengalaman itu. "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Rom 8:28)

    Jika yang dipikirkannya ialah ketidakmampuannya untuk merawat dan memelihara anak itu, minta dia untuk mempertimbangkan kemungkinan memberikan anak itu pada orang lain. Ada banyak pasangan yang mencari anak dan yang mampu mengasihi dan memeliharanya. Ada banyak organisasi yang melaluinya dia dapat memperoleh bantuan. Usulkan agar dia meminta petunjuk pendeta, yang mungkin dapat mengatur proses pengangkatan anak tersebut.

  6. Tanyakan apakah dia pernah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Jika belum, gunakan Damai dengan Allah, di 17750
  7. .

  8. Bimbing dia untuk mulai membaca Alkitab. Untuk membangun kehidupannya agar sesuai dengan prinsip-prinsip Alkitab, dia perlu membaca dan mempelajari Firman Allah. Tawarkan buku Hidup dalam Kristus , untuk membantu dia memulai.
  9. Tanyakan apakah dia sudah menjadi anggota penuh dari suatu gereja. Dia harus melibatkan diri penuh dalam ibadah dan persekutuan yang mendorong dan menumbuhkan hidup Kristennya pada salah satu gereja yang mementingkan Alkitab.
Orang yang sudah melakukan Abortus dan sedang tertindih rasa bersalah:
  1. Hibur dia dan katakan bahwa dia telah menghubungi tempat yang tepat. Kita memperhatikan dan berusaha sekuat mungkin menolongnya. Allah memiliki jawaban bagi setiap situasi manusia dan dia dapat mempercayai-Nya melakukan yang baik untuk dia.
  2. Jangan menekan dia tentang dosanya; jangan juga meringankannya. Kenyataan bahwa dia bersedia mengungkapkan rasa bersalahnya adalah petunjuk bahwa Allah telah berbicara kepadanya.
  3. Berpeganglah pada keampunan yang Allah sediakan bagi yang mau bertobat dan mengakui dosa-dosa mereka kepada Tuhan.

    Kepada perempuan yang kedapatan berzinah, Yesus berkata, "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." (Yoh 8:11).

  4. Jika terjadi pengakuan, jangan berputar-putar pada masa lampau (Lihat Fili 3:13,14).
  5. Selidiki apakah dia sudah menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadinya. Jika belum, uraikan Damai dengan Allah, .
  6. Anjurkan dia untuk memupuk persekutuan dengan Allah melalui menggali Alkitab dan berdoa.

    Keampunan langsung diterima, namun penghayatan tentang pemulihan dan penerimaan Allah membutuhkan waktu. Melalui ketekunan berdoa dan mempelajari Alkitab, dia akan bertumbuh dalam hubungannya dengan Allah.

  7. Anjurkan dia untuk mencari atau kembali ke persekutuan di suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan.

    Di sana dia bisa meminta bimbingan pendeta, mendengarkan pengajaran Firman Tuhan dan mendapatkan kekuatan melalui persahabatan Kristennya.

  8. Berdoalah bersamanya.

    Minta keampunan, penyerahan diri dan kekuatan untuk masa depan, pada Allah.

Ayat Alkitab
Keajaiban Hidup:

"Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada Tuhan, dan buah kandungan adalah suatu upah." (Mazm 127:3)

"Sebab Engkaulah yang membuat buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah." (Mazm 139:13-15)

Keampunan:

"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1Yoh 1:9)

"Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada Tuhan, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya." (Yes 55:7)

"Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat." (Mazm 103:3,4)

Mazmur 32:1-5 (Ayat-ayat ini ditulis oleh seorang yang bersalah karena melakukan perzinahan dan pembunuhan.)

Pengharapan dan Kekuatan untuk bertahan:

"Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah." (Yes 48:31)

"Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku." (Mazm 42:11)

Bagian A: Ajaran Sesat

Ajaran Sesat
Latar Belakang

Rasul Yohanes menulis dalam surat kirimannya yang kedua, "Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak." (2Yoh 1:9)

Alkitab memperingatkan kita tentang nabi-nabi dan guru-guru palsu "yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas." (Mat 7:15). Kadang-kadang sulit kita membedakan seorang nabi palsu . . . Yesus berbicara tentang " . . . Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu . . . mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga." (Mat 24:24)

Prinsip utama yang mendasari taktis Iblis ialah penipuan. Dia adalah penyamar yang ahli dan cerdik. Penipuannya dimulai di taman Eden dan berlangsung terus sampai hari ini . . . Dia menerobos ke sekolah-sekolah teologia bahkan ke mimbar. Banyak kali dia menerobos gereja di balik perbendaharaan kata yang ortodoks, sambil mengosongkan istilah-istilah Alkitab dari arti Alkitabiah seharusnya.

Apakah yang dimaksud dengan ajaran sesat? Ajaran sesat ialah ajaran yang bertentangan dengan ajaran-ajaran dasar Firman Tuhan, seperti Tritunggal, kelahiran Yesus dari perawan Maria, penebusan melalui kematian Kristus, kebangkitan-Nya secara jasmani dan kedatangan-Nya kedua kali, keselamatan oleh kasih karunia melalui iman dalam Yesus Kristus, kebangkitan tubuh semua orang beriman dan kenyataan surga serta penghukuman kekal atas mereka yang menolak Kristus, dan sebagainya.

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
Untuk yang Bukan Kristen:
  1. Hargai orang tersebut atas kesediaannya mengungkapkan pemikirannya dengan sasaran mendapatkan kebenaran. Nyatakan padanya bahwa Allah tidak bingung, Alkitab jelas dan anda berharap dapat menolongnya melalui pembicaraan bersama itu.
  2. Jika sesudah beberapa saat nampak adanya kesulitan pada yang bersangkutan untuk menerima pengajaran Alkitab yang benar, itu mungkin karena dia belum pernah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya pribadi. Jelaskan kepadanya bahwa keputusan tersebut menentukan pengertiannya akan Alkitab. (Lihat 1Kor 2:14 dan 2Kor 4:4).

    Jelaskan "Damai dengan Allah", minta dia untuk menerima Kristus.

  3. Segera sesudah itu, jelaskan langkah-langkah tindak lanjut berikut:
    1. Desak dia untuk mulai membaca dan mempelajari Firman Allah. Mulailah dengan Hidup dalam Kristus dan Injil Yohanes. Dia perlu memusatkan perhatiannya menyelesaikan Injil Yohanes dan pelajaran-pelajaran dalam buku Hidup dalam Kristus .
    2. Jika dia terpengaruh atau terlibat dalam suatu aliran bidat tertentu, dia harus didesak untuk segera memutuskan segala bentuk hubungan dengan kelompok tersebut. Sebagai gantinya, dia harus melibatkan diri ke dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan, yang di dalamnya dia dapat memperoleh persekutuan dengan Kristen sejati, beribadah bersama, mempelajari Alkitab dan berdoa bersama.
  4. Berdoalah dengannya agar dia mengenal pikiran Kristus dalam segala pertanyaan di sekitar Firman Allah.
Untuk yang Kristen:

Tidak jarang, orang yang mengaku diri Kristen terpengaruh oleh ajaran sesat.

  1. Jangan menyakiti hatinya dengan mengatakan kepada orang tersebut bahwa dia bersalah dan sudah tertipu. Ingat bahwa Iblis sering menyamar menjadi "malaikat terang" (2Kor 11:14). Jangan mulai dengan menganjurkan dia untuk meninggalkan kelompok bidat tersebut.
  2. Sambil percaya pada Roh Kudus yang memimpin anda, lihat keterangan tambahan tentang masalah ini dalam topik-topik seperti
    BIDAT,
    ALKITAB,
    TRITUNGGAL,
    SURGA,
    NERAKA,
    PENGHAKIMAN dan bagian penjelasan doktrin lainnya. Gunakan pengetahuan anda tentang Alkitab dan pengalaman anda membimbing.
  3. Minta agar dia menulis penjelasan dan ayat-Ayat Alkitab yang anda berikan, untuk dipelajarinya lagi kelak. Tawarkan buku Hidup dalam Kristus yang akan membantunya mempelajari Alkitab.
  4. Akhirnya, berdoalah dengannya agar Allah membuka pikirannya untuk mengenal kehendak Allah bagi hidupnya sambil dia berusaha mengenal Alkitab.
  5. Jika sampai di sini, orang tersebut meminta atau mengumpulkan sebuah gereja, anda bebas mengusulkan gereja yang di dalamnya Firman Tuhan diajarkan dan diberitakan, yang di dalamnya dia dapat bersekutu. Kemudian percayakan dia pada Roh Kudus yang akan memimpin dia ke tempat yang tepat. Jangan dulu mengusulkan suatu aliran atau gereja tertentu, sebelum dia meminta keterangan tentang itu.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu." (2Tim 2:15)

"Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia." (1Yoh 4:1-3)

"Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus. Sebab dalam Dialah turut berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan keAllahan." (Kol 2:8,9)

"Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut." (Ams 16:25)

"Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka." (1Tim 4:1,2)

.

Bagian A: Alkitab

Alkitab
Latar Belakang

Sementara orang Kristen yang kurang pengertian atau mereka yang ragu secara jujur, mempertanyakan wibawa Alkitab. Kita akan ditantang oleh mereka yang mengajarkan bahwa Alkitab tidak lebih dari kumpulan mitos dan penuh kesalahan. Tiga ciri menandai hampir semua orang yang sulit menerima wibawa Alkitab.

  • Mereka jarang, kalau bukan tidak pernah, membaca Alkitab.
  • Mereka mendekati Alkitab dengan beberapa prasangka dan praanggapan yang mereka dapat dari para pengritik Alkitab dan tulisan-tulisan mereka.
  • Mereka tidak memiliki hubungan dengan "Sang Penulis". Tetapi, dapatkah kita mempercayai Alkitab? Dapat!
Kutipan
"Dulu sekali, aku berketetapan menerima Alkitab dengan iman. Ini tidak sulit dilakukan oleh siapa pun. Kebanyakan kita tidak mengerti tentang pemecahan nuklir, tetapi kita menerimanya. Aku tidak mengerti proses bekerja televisi, namun kuterima. Aku tidak mengerti seluk beluk radio, namun khotbah-khotbahku dipancarkan melaluinya dan aku menerima kenyataan itu. Mengapa demikian mudah kita menerima mujizat-mujizat buatan manusia tadi, tetapi sedemikian sulit menerima mujizat-mujizat dalam Alkitab?"
KutipanSelesai
Berdasarkan wibawa apakah kita mempercayai Alkitab?
  1. Alkitab sendiri menegaskan dirinya sebagai Firman Allah. "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik" (2Tim 3:16,17).

    "Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah." (2Pet 1:20,21).

  2. Yesus dan para rasul mengakui keasliannya, dengan berulang kali mengutipnya dalam tulisan-tulisan dan pelayanan-pelayanan mereka. Misalnya, penegasan Yesus berikut: "Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi." (Mat 5:18). Juga Petrus mengutip ucapan Daud untuk menyokong kebenaran kebangkitan Yesus Kristus. (Lihat Kis 2:29-36).

    Gereja segala zaman telah mengakui dan menggunakan Alkitab sebagai tulisan yang diilhami Allah yang menyatakan tentang Diri dan kehendak-Nya kepada kita. Bapak-bapak gereja mulai dari abad pertama, seringkali memuat kutipan-kutipan Alkitab dalam tulisan-tulisan mereka. Alkitab selalu menjadi ukuran utama dari iman dan tindakan Gereja yang sejati.

  3. Sejarah dan Arkeologi bersama mengokohkan ketepatan Alkitab. Laporan sejarahnya jelas dan tak tersangkal. Banyak tempat yang disebut dalam Alkitab, sampai hari ini masih dapat dikenali. Ratusan penemuan arkeologis telah menyingkapkan banyak bukti kuat yang menyokong tuntutan Alkitab bahwa Alkitab dapat dipercaya. Naskah-naskah Alkitab kuno sampai hari ini masih disimpan. Kita menyebut tiga:

    Naskah Laut Mati yang berisikan baik bagian atau pun naskah lengkap kitab-kitab Perjanjian Lama, kecuali Kitab Ester Sebagian dari naskah-naskah ini berasal dari abad kedua atau ketiga sebelum Kristus.

    Septuaginta (terjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani) dari 250 sebelum Kristus.

    Codex Sinaiticus ditemukan dalam sebuah biara tua di kaki Gunung Sinai, berasal dari abad-abad permulaan Kekristenan.

    Semua naskah ini dan banyak lagi lainnya, dapat diteliti.

  4. Nubuat-nubuat yang digenapi menyaksikan ketepatan Alkitab. Sedikit contoh dari hidup Yesus, melukiskan kebenaran ini.

    Dia akan dilahirkan dari seorang perawan: Yes 7:14 dan Luk 2:26-35
    Dia akan dilahirkan di Betlehem: Mi 5:2 dan Luk 2:4-7
    Dia akan hidup tanpa dosa: Yes 53:9 dan 2Kor 5:21
    Dia akan dibunuh (disalibkan): Yes 53:5,7 dan Mat 27:35
    Di salib Dia akan berteriak, "Bapaku, Bapa-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?": Mazm 22:2 dan Mat 27:46

  5. Kesatuan dan kepaduan Alkitab menyatakan kebenarannya. Ini menunjuk pada satu pengarang yaitu Roh Kudus, di balik sedemikian banyak penulis manusia yang berbeda-beda. Alkitab bukan sekedar-kumpulan kacau dari banyak tokoh, tempat dan kejadian. Ia memiliki kesinambungan yang mengherankan, sebagaimana sekian banyak fakta dan berita Alkitab berjalin erat, menyatakan Putra Allah, Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus dan keterlibatan-Nya dalam penebusan dan pemulihan manusia. Satu Buku, Satu Pokok Pikiran -- Yesus Kristus!
  6. Alkitab diteguhkan oleh kuasanya merubah kehidupan. Beritanya yang meledak dalam sejarah manusia zaman Perjanjian Baru telah menjungkirbalikkan dunia (Kis 17:6). Ada kuasa dalam pesan Firman Allah. Dari zaman rasul Paulus sampai kini, kuasa Injil telah merubah banyak kehidupan. Bangsa dan Kebudayaan yang dimasuki oleh Injil mengalami akibat positif meningkatnya: hak azasi manusia, perlakuan terhadap anak dan wanita, kemajuan pelayanan medis, kebebasan dari perbudakan, dan lain sebagainya. Alkitab adalah satu-satunya buku yang memberi jawab bagi pertanyaan hakiki hidup manusia: Siapakah aku? Dari mana aku berasal? Mengapa aku di sini? Ke mana aku menuju? Apa maksud keberadaan?

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
Jangan mendebat! Jika yang anda layani cukup terbuka untuk mendengar, jelaskan sebanyak yang anda mampu dari Latar Belakang.
  1. Penerimaan Alkitab oleh seseorang bertalian langsung dengan kesediaannya untuk menerima Sang Penulis sejati. Pada suatu kesempatan tertentu yang tepat dalam percakapan tersebut, tanyakan apakah dia pernah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Jelaskan Damai dengan Allah di 17750.
  2. Anjurkan dia untuk membeli sebuah Alkitab terjemahan baru yang dapat dibaca dan dipelajarinya. Bila ia mendatangi Alkitab dengan pikiran terbuka sambil meminta Allah menyatakan Diri, kehendak dan maksud kekal-Nya, akan membuatnya menerima pengalaman yang bermanfaat. Tawarkan dia untuk mulai menelaah Alkitab melalui Hidup dalam Kristus 17453.
  3. Anjurkan dia melibatkan diri dalam ibadah, penelaahan Alkitab dan persekutuan di gereja tertentu yang mementingkan Alkitab.
  4. Berdoalah dengannya agar dia memperoleh terang rohani agar dapat beriman dan menemukan makna hidup melalui kuasa Firman. "Dan sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya." (Kis 20:32).
Usul-usul Tambahan:
  1. Jika orang yang anda layani mengaku bahwa dia belum banyak mengenal Alkitab, tantang dia untuk segera memulainya. Seperti halnya memulai hal-hal lain, dia harus memulai dengan sikap tulus dan memberi kesempatan bagi pemikirannya. Anjurkan dia memulai dengan Injil Lukas, kemudian Kisah para Rasul, lalu kitab-kitab lain yang disukainya.
  2. Beberapa jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dilontarkan:
    1. Alkitab berkata bahwa hidup manusia di bumi ini dimulai sekitar 6000 tahun yang lalu.

      Jawab: Tidak ada bagian Alkitab yang menyatakan bahwa hidup manusia baru berusia 6000 tahun. Kekeliruan ini mungkin disebabkan oleh kronologi Bishop Ussher yang disusunnya di tahun 160 0. Alkitab tidak pernah mengajar lama hidup manusia sudah 6.000 atau 6 0.000 atau 60 0.000 tahun. Yang dikatakannya, ialah: "Pada mulanya Allah menciptakan langit, dan bumi." (Kej 1:1).

    2. Alkitab penuh dengan kesalahan.

      Jawab: Untuk menguji pengetahuannya tentang sangkalan tadi, tanyakan padanya, "Kesalahan-kesalahan apa?" Jika dia menunjuk pada soal penciptaan, bahtera Nuh, hari yang memanjang di zaman Yosua, ikan Yunus, kelahiran dari Perawan, dan sebagainya, jelaskan kepadanya bahwa kita tidak dapat sepenuhnya menjelaskan hal-hal tadi, walaupun kita percaya bahwa hal-hal tadi terjadi dalam sejarah. Kita tidak perlu membela. Allah telah bersabda. Alkitab menuntut kita memakai iman! Lihat boks dalam Latar Belakang. Paulus, ketika menulisi mereka yang memiliki masalah terhadap Alkitab, menulis: "Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani." (1Kor 2:14).

    3. Aku sulit mempercayai Alkitab, atau aku tak dapat mengertinya.

      Jawab: Anjurkan dia membeli sebuah Alkitab terjemahan baru dan mencobanya kembali. Mungkin "bukan ketidak-mengertianku tentang Alkitab yang merintangi, tetapi pengertianku sendiri, yang merintangiku mengerti Alkitab."

      Jika orang tersebut nampak tulus akan keraguannya, anjurkan dia berdoa seperti yang dianjurkan dalam buku Karya Kristus bagi Kita oleh John Stott: "Allah, jika engkau ada (aku tidak jelas tentang itu) dan jika Kau dapat mendengar doa ini (aku tidak yakin tentang itu), aku ingin Kau tahu bahwa aku sedang mencari kebenaran dengan tulus. Tunjukkan kepadaku, jika Yesus benar Putra-Mu dan Juruselamat dunia ini. Dan jika Kau meyakinkan hati dan pikiranku, aku akan mempercayai Dia sebagai Juruselamatku dan mengikuti Dia sebagai Tuhanku."

      Atau sikap D.L. Moody berikut dapat diteladani:

      "Aku berdoa meminta iman. Pikirku, suatu hari kelak, iman akan datang seperti kilat, menyentuhku. Tetapi, iman tidak pernah muncul! Suatu hari, aku membaca Roma 10:17. 'Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.' Dulu kututup Alkitabku dan meminta agar diberikan iman. Kini kubuka Alkitabku. mempelajarinya dan sejak itu imanku bertumbuh terus."

Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibr 4:12)

"Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi -- dan memang sungguh-sungguh demikian -- sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya." (1Tes 2:13)

"Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci." (Rom 15:4)

"Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat." (Wahy 1:3)

"Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karena Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya." (Ibr 2:4)

2Timotius 3:16,17
2Petrus 1:20,21
Kisah 20:32

Bagian A: Bersaksi

Bersaksi
Latar Belakang

Alkitab memberi petunjuk jelas tentang arti bersaksi.

"Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup -- itulah yang kami tuliskan kepada kamu." (1Yoh 1:1).

Orang Kristen abad pertama telah menjungkir-balikkan dunia (Kis 17:6), karena mereka sadar bahwa berita Kristus bersifat mendesak. Paulus berkata, "Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil." (1Kor 9:16).

Semua orang Kristen adalah saksi: entah mereka menyaksikan Kristus melalui hidup dan perkataan, atau tidak sama sekali. Sebagian adalah saksi dalam arti negatif, sementara yang lainnya tutup mulut tentang iman mereka. Setiap kita perlu lebih menghangatkan persekutuan kita dengan Kristus, supaya orang lain mengenali bahwa kita adalah pengikut Yesus. (Kis 4:13).

Dalam kesaksian, yang terutama adalah teladan; kehidupan kita harus memancarkan pengakuan kita. Melalui teladan, kita membangun kredibilitas, memantapkan kepercayaan orang pada kita dan membuka kesempatan untuk bersaksi. Namun demikian, teladan saja tidak cukup. Kesaksian lisan tentang fakta-fakta Injil tidak dapat diganti oleh unsur lain:

  • "Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus." (2Kor 5:19).
  • " . . . Injil yang aku beritakan kepadamu . . . bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci." (1Kor 15:1,3,4).
  • "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."

Seorang Kristen bersaksi secara obyektif dengan menyampaikan fakta-fakta Injil, dan bersaksi secara subyektif sambil dia membagikan pengalaman-pengalamannya di dalam Kristus. Kita tak boleh mengabaikan nilai dan potensi pengaruh kesaksian kita sendiri. Kesan pertama yang akan diterima sementara orang tentang kuasa Kristus merubah hidup (2Kor 5:17), akan terjadi dengan mendengar apa yang telah Yesus lakukan untuk kita. Paulus berulang kali menyaksikan pengalamannya di jalan menuju Damaskus.

Inilah unsur-unsur kesaksian pribadi yang berhasil:
  • Bagaimana keadaan hidupku sebelum aku menerima Kristus.
  • Bagaimana aku berjumpa dan menerima Dia (melalui berbagai cara dan keadaan).
  • Bagaimana keadaan hidupku sejak aku menerima Dia.
Kita adalah pelayan-pelayan Injil. Kuasa untuk memberitakan kabar terutama di surga dan di bumi, tidak diberikan kepada para malaikat, tetapi kepada manusia-manusia yang telah ditebus. Setiap Kristen harus menjadi seorang saksi: setiap pengikut Kristus harus memberitakan Injil. Kita dapat memberitakan Injil dengan menyaksikan pengalaman-pengalaman Kristen kita. Kita dapat memberitakan Injil dengan memuliakan Kristus dalam hidup sehari-hari kita. "Khotbah" yang terlihat sering kali lebih berhasil daripada yang didengar. Khotbah terbaik bisa didengar dan sekaligus disaksikan."
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Agar dapat bersaksi, seseorang harus mengenal Kristus secara pribadi. Tanyakan orang yang anda layani, apakah dia telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya pribadi. Jika belum, jelaskan "Damai dengan Allah" di 17750.
  2. Yesus harus benar-benar nyata bagi si Kristen! Hanya sedikit yang dapat dia saksikan dengan orang lain, jika dia tidak berusaha memelihara hubungan yang erat dengan Kristus, melalui menelaah dan menaati Firman Tuhan serta doa. Kita tidak perlu menjadi Kristen istimewa baru dapat bersaksi, tetapi kita perlu mengalami pengalaman sejati. Bimbing orang tersebut sampai dapat dipastikan bahwa dia sungguh Kristen sejati yang sedang bertumbuh.
  3. Kesaksian dimulai dalam doa. Doa yang prihatin bagi mereka yang membutuhkan Kristus, akan menciptakan suasana rohani yang mendukung kesaksian si Kristen. Sebaiknya mulailah dengan membuat daftar doa orang-orang yang ingin anda capai. Masukkan ke dalam daftar itu para keluarga, tetangga, sahabat lama dan baru.
  4. Anjurkan orang yang anda layani untuk mempelajari kemungkinan-kemungkinan dari masing-masing orang yang ingin dicapainya. Semakin teliti rencana pendekatannya, semakin efektif kesaksiannya. (Pendekatan dapat diumpamakan seperti mengitari pulau sambil mencari tempat yang paling tepat untuk berlabuh).
  5. Usulkan dia untuk mulai dengan satu orang. Dia harus bersikap wajar, penuh perhatian dan bersahabat, tanpa pura-pura merendahkan diri. Dia harus menjaga diri agar tidak maju terlalu cepat. Seorang saksi harus menjadi pendengar yang baik; kebanyakan orang ingin mengungkapkan tentang diri mereka, masalah mereka, luka-luka hati mereka dan keinginan-keinginan mereka.
  6. Sampai di sini, si penyaksi boleh mengungkapkan pengalaman-pengalamannya bersama Kristus -- bagaimana Kristus telah memasuki kehidupannya dan apa arti Kristus untuk hidupnya.
  7. Kesaksian tersebut harus menuju ke saat tepat untuk menjelaskan rencana keselamatan Allah (lihat "Damai dengan Allah", ). Fakta-fakta Injil harus dijuruskan sedemikian rupa sampai memusat pada kebutuhan pribadi bersangkutan. Dosa harus dihadapi secara jujur, kematian Kristus untuk menebus dosa harus diterima sebagai satu-satunya jalan menuju Allah, dan pertobatan serta iman dinyatakan orang itu agar dia dilahirkan kembali.
  8. Jelaskan orang tersebut agar mengarahkan kesaksiannya kepada suatu keputusan yang menyeluruh, berpengertian dan jelas. Saksi harus mengundang dengan penuh kasih namun bersungguh-sungguh, agar orang yang diinjilinya mengambil keputusan berdasarkan fakta-fakta yang telah disampaikan. Pelayanan terpenting yang dapat diberikan Kristen kepada sesamanya ialah menolong mereka mengerti langkah-langkah penting penyerahan hidup kepada Kristus.
  9. Ajak orang yang anda layani untuk memastikan keputusannya dalam doa. Jika orang yang dia injili memiliki pengertian cukup, silakan dia memanjatkan doa keputusannya sendiri. Jika tidak, saksi dapat membimbingnya berdoa.
  10. Sesudah itu, saksi perlu mengajak orang yang diinjilinya untuk meninjau ulang apa yang telah terjadi, untuk meneguhkan keputusan yang diambil (17751).
  11. Salah satu sasaran utama tiap kesaksian dan penginjilan ialah agar sesudah mereka beriman pada Kristus, mereka sendiri menjadi saksi-saksi yang berhasil dan menghasilkan saksi-saksi baru. Agar ini tercapai, perlu sekali mendampingi orang tersebut. Jelaskan padanya untuk membimbing orang yang sudah diinjilinya tentang pentingnya penelaahan Alkitab, arti dan cara berdoa, kenalkan dia kepada sesama Kristen yang baik, tantang dan dorong dia terus.
Usul-usul Tambahan bagi Mereka yang Rindu Bersaksi bagi Kristus:
  1. Libatkan diri anda dalam suatu gereja yang mementingkan Alkitab dan menekankan pentingnya penginjilan.
  2. Kembangkanlah persahabatan dengan orang-orang Kristen lain yang juga terlibat bersaksi, agar bersama dapat saling belajar, mengamati dan bersaksi. Kemampuan bersaksi berkembang karena belajar, bukan karena diajar.
  3. Ikut serta dalam berbagai loka karya penginjilan yang diselenggarakan baik oleh gereja anda maupun oleh gereja dan organisasi Kristen lainnya.
  4. Baca dan pelajari buku-buku yang membahas masalah pertumbuhan Kristen, penginjilan pribadi dan cara bersaksi. Buku-buku tersebut dapat anda beli di toko-toko buku Kristen. Daftar tentang buku-buku tersebut tertera dalam buku: "Hidup dalam Kristus" , dan "Hidup dan Kesaksian"
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
Kisah 1:8.

Bagian A: Bidat

Bidat
Latar Belakang

Bidat adalah suatu kelompok yang mengajarkan doktrin atau pemahaman iman yang menyimpang dari pemahaman historis Gereja Kristen Alkitabiah. Mereka mementingkan sebagian kebenaran, atau mereka memutar-balikkan kebenaran. Bagian kebenaran yang mereka pegang diaduk dengan kesalahan, karena itu sangat berbahaya; bidat-bidat sangat berhasil mengelabui banyak orang. Paulus berkata: "Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat.... Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng." (2Tim 4:3,4). Yesus berkata: "Akan datang banyak orang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan mereka akan menyesatkan banyak orang." (Mr 13:6).

Mengapa Bidat berkembang?:

Bidat-bidat berkembang subur di atas lahan ketidaktahuan dan ketidakpastian. Kristen yang tidak mengetahui, milik siapa mereka, apa yang mereka imani, atau mengapa mereka percaya, benar-benar mudah diserang. Banyak gereja yang lemah dalam tanggung jawab mereka mengajarkan Firman Allah dan membina orang Kristen. Paulus menasihati Timotius: "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran." (2Tim 4:2).

Beberapa ciri Bidat:
  • Patokan ekstra selain Alkitab atau wahyu khusus.

    Enam puluh enam kitab Perjanjian Lama dan Baru mereka tambahkan dengan wahyu mereka sendiri yang kepentingannya melebihi Alkitab. Atau, sejumlah kecil bagian Alkitab mereka pergunakan di luar konteks, menyebabkan tafsiran-tafsiran yang salah.

    Alkitab sangat jelas mempertahankan keutuhan dirinya: "Jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia." (Gal 1:9). (Lihat Wahy 22:18,19).

  • Keselamatan melalui usaha.

    Segala bentuk pengajaran yang berusaha membawa orang pada hubungan yang benar dengan Allah terlepas dari keunikan Pribadi dan Karya Tuhan Yesus Kristus, adalah salah. Ia bisa berbentuk penolakan total terhadap Kristus dan karya-Nya, atau penolakan sebagian dengan menambahkan usaha tertentu pada karya-Nya. Injil adalah kasih karunia -- tidak lebih tidak kurang. (Ef 2:8,9).

  • Penolakan atau kurangnya pengakuan akan Yesus Kristus Putra Allah.

    Hakekat Diri-Nya sama sekali ditolak atau dialihkan sampai kurang dari yang seharusnya diterima-Nya. "Siapakah pendusta itu?

    Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak." (1Yoh 2:22).
    "Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus." (1Kor 3:11)
    "Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia." (Kol 1:15,16).
    "Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia." (Kol 1:17).
    "Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran." (Yoh 1:14).
    "Keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kis 4:12).
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Kristen yang tertipu memasuki suatu bidat.
    1. Dia perlu memastikan hubungan pribadinya dengan Yesus Kristus Berbahagialah orang percaya yang dapat berkata bersama rasul Paulus, "Aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan." (2Tim 1:12).
    2. Dia harus terus meneguhkan imannya dan penyerahan dirinya dengan berpaut pada pengajaran Alkitab. "Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus." (Kol 2:6-8).
    3. Dia perlu terlibat dalam suatu jemaat yang Alkitabiah. Libatkan diri dalam pelayanan layani Kristusnya Firman dan ulurkanlah tangan pada mereka yang memiliki kebutuhan rohani. Seseorang yang sudah dibebaskan dari bidat dapat menjadi saksi yang efektif untuk mereka yang masih terikat bidat.
    4. Berdoalah bersamanya memohon kelepasan pasti dari bidat dan penyerahan diri kepada Tuhan Yesus Kristus dan Firman-Nya.

  2. Jika anda melayani pengikut bidat yang agresif, anda harus memimpin percakapan agar dia tidak memojokkan anda dengan macam-macam pembelaan terhadap doktrin-doktrin bidat dan lembaga bidatnya.

    Anda dapat memutus percakapannya seperti ini: "Ya, aku mengerti bahwa hal itu penting bagi anda, tetapi izinkan aku menanyakan beberapa pertanyaan penting."

    1. Apa pendapat anda tentang Yesus? Anak Allahkah Dia? Satu-satunya Juruselamatku Dia? (Pakai Yoh 3:16 dan Kis 4:12).
    2. Apa sikap iman anda tentang dosa? Berdosakah anda? Jika anda tidak mempercayai Yesus Kristus untuk keampunan anda, bagaimana anda memperolehnya?
    3. Entah anda mendapat jawaban positif atau negatif terhadap pertanyaan-pertanyaan tadi, tanyakanlah pertanyaan terpenting berikut:

      Sudahkah anda menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi anda? Atau, tahukah anda tentang rencana Allah, yaitu damai dan hidup kekal?

    4. Desak orang tersebut untuk mengambil sikap mengikuti Kristus dengan meninggalkan bidat dan rekan-rekannya terdahulu. Hubungan dengan masa lampau harus diputuskan!
    5. Dorong dia untuk beribadah dalam suatu gereja yang berpegang pada posisi doktrin Kristen yang historik Alkitabiah agar dia dapat mempelajari isi Alkitab sesuai dengan yang dikatakan Alkitab.
    6. Berdoalah untuk kelepasan penuh dan penyerahan penuh kepada Kristus dan Firman Allah.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
Nubuat tentang Guru dan Ajaran Palsu:

"Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepada kamu oleh rasul-rasul Tuhan kita, Yesus Kristus. Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: 'Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka.' Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus." (Yud 1:17-19)

"Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat-malaikat Terang. Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka." (2Kor 11:13-15)

2Timotius 4:3-5
Bagaimana mengenali Kesalahan:

"Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau: Lihat, Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan. Hati-hatilah kamu ! Aku sudah terlebih dahulu mengatakan semuanya ini kepada kamu." (Mr 13:21-23)

"Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia." (1Yoh 4:1-3)

" . . . sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan. Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu. Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus." (2Yoh 3:13-15)

"Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu." (2Tim 2:15)

"Sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah." (Fili 1:10,11)

"Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah." (Mr 14:38)

"Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal. Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa." (Yud 1:20-23)

Bagian A: Bimbang Rohani

Bimbang Rohani
Latar Belakang

Kebimbangan dapat memperlemah. Ragu-ragu merupakan ciri orang yang bimbang. Ketidak-pastian menyebabkan orang tersebut kehilangan keseimbangan dan mengganggu pengambilan keputusannya. Yakobus menyebut tentang "orang yang mendua hati" yang tidak memiliki kemantapan dalam segala kelakuannya. "Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan." (Yak 1:7,8).

Namun demikian, banyak kali seseorang, bahkan seorang Kristen, mengalami kebimbangan. Mungkin dia akan bertanya-tanya, "Apakah Alkitab benar?" ketika mendengar kritik menyerang Firman Tuhan. Dalam kebingungan karena doa-doanya tak terjawab, dia bertanya-tanya, "Adakah Allah? Benarkah Dia mendengarkan doa?" Bila diperhadapkan dengan kenyataan dirinya yang berdosa, keinginan-keinginan dosa, dia mungkin bertanya, "Sungguhkah Allah telah menyelamatkanku?"

Kemungkinan besar setiap orang, sekali waktu, pernah mengalami kebimbangan dan ketidak-pastian dalam pengalaman rohaninya. Ketika Musa naik ke atas G. Sinai untuk menerima Taurat dari tangan Allah, dan ketika dia sekian lama hilang dari pandangan orang Israel yang berdiri menanti-nanti kembalinya Musa, akhirnya mereka meragukan kembalinya.."Mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah." (Kel 32:8). Kemurtadan mereka ini adalah akibat kebimbangan dan ketidak-pastian."

Meskipun kebimbangan bisa menghasilkan kecenderungan demikian, sikap bertanya-tanya secara jujur dapat menjadi titik tolak munculnya iman yang lebih kokoh dan penyerahan lebih dalam kepada Kristus.

Lawan dari bimbang, tentu saja adalah iman. Yakobus mendorong mereka yang sedang mengalami ujian untuk memohon kepada Allah dalam iman (Yak 1:5,6). Kita harus ingat bahwa keraguan dapat menjadi alat efektif si Iblis. Dia mencetuskan ketidak-pastian dalam diri Hawa dengan bertanya; "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" (Kej 3:1). Dia akan merongrong kita dengan berbagai kebimbangan di wilayah-wilayah kelemahan kita yang utama. Ketidak-taatan, kekecewaan, depresi, penyakit dan bahkan pertambahan usia dapat mencetuskan kebimbangan.

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
Mereka yang meragukan keselamatan:
  1. Hargai tindakan orang yang anda layani yang telah menunjukkan perhatian pada masalah yang sedemikian penting Firman Allah mampu menguatkan orang yang sedang bimbang.
  2. Jika anda menyimpulkan bahwa orang itu mengandalkan sesuatu yang lain selain hubungan pribadi dengan Yesus Kristus, jelaskan "Damai dengan Allah", di 17750.
  3. Jika yang bersangkutan yakin bahwa sebelumnya dia pernah membuat Keputusan murni menerima Yesus Kristus, tanyakan lebih lanjut:
    1. "Apakah anda telah berdosa atau tidak taat secara sengaja?" Jika ini masalahnya, jelaskan "Mencari Keampunan dan Pemulihan" di 17753. Tekankan 1Yohanes 1:9.
    2. "Apakah anda bersikap dingin terhadap hal-hal rohani? Tidak setia berbakti di gereja? Tidak membaca Alkitab? Tidak berdoa?" Jika ini masalahnya, jelaskan "Mencari Keampunan dan Pemulihan" di 17753. Tekankan 1Yohanes 1:9 dan Roma 12:1,2.
    3. Anjurkan orang yang anda layani untuk mengambil langkah iman baru, mempercayai Allah (Kis 27:15), sepenuhnya mengikut Kristus, masuk dalam firman Allah, belajar berdoa dengan disiplin dan melayani Kristus di suatu gereja yang mementingkan pengajaran Alkitabiah. Tawarkan Hidup dalam Kristus .
    4. Berdoalah bersamanya mohonkan iman yang lebih kuat dalam hubungannya dengan Tuhan.
    Mereka yang mengalami kekecewaan:

Kekecewaan bisa terjadi karena perceraian, kematian anggota keluarga, pemberontakan anak, doa tak terjawab, dikhianati Kristen lain, dan sebagainya.

  1. Sampaikan kata-kata hiburan. Allah mengasihi dan memperhatikan kita. Dia ingin agar orang tersebut juga belajar berjalan bersama-Nya dengan iman.
  2. Tolong dia menemukan sumber kebimbangannya, sambil menegaskan bahwa sikap bertanya-tanya dalam hidup ini, tidaklah salah.
  3. Ingatkan dia bahwa Allah tidak pernah menjanjikan hidup tanpa kesulitan. Mungkin dia perlu mengalihkan pandangannya dari diri dan masalah-masalahnya dan kembali kepada Allah. Dia perlu belajar melihat ke balik segala keadaan hidupnya, ke usaha Allah mengajarnya melalui keadaan-keadaan itu. Allah setia adanya. Munculnya kebimbangan dalam pikiran seseorang tidak berarti Allah berhenti memelihara.
  4. Orang yang anda layani perlu merenungkan kembali kebaikan-kebaikan Allah yang ditunjukkan-Nya di masa lampau, mengingat bukti-bukti kesetiaan Allah dalam hidupnya sendiri dan hidup orang-orang lain. Ini akan membantu meyakinkannya.

    Penyegaran iman akan terjadi. Dia harus mulai lagi mempercayai janji-janji Allah dan membenamkan dirinya dalam Firman Tuhan dan iman kepada-Nya. Yesus berkata, "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." (Yoh 20:99).

  5. Berdoalah untuk pembaharuan itu bersamanya, minta dia mengakui kebimbangannya kepada Allah dan berdoa bagi iman yang bergairah.
  6. Anjurkan dia untuk setia beribadah bersama umat Allah. Mengusahakan hubungan dengan sesama Kristen, akan membawa akibat positif. Keterlibatan melayani dalam suatu gereja yang mementingkan Alkitab, akan menguatkan penyerahan dirinya.
Peneguhan ulang bagi Kristen usia lanjut:

Bagi mereka yang karena beberapa perubahan yang mengiringi pertambahan usia, memerlukan peneguhan ulang tentang keselamatan dan hubungan kekal mereka dengan Allah, ada tiga hal yang perlu diingat:

  1. Orang yang lanjut usia, sepertihalnya orang dalam usia lain, dapat terus percaya tanpa ragu bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat mereka. "Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Rom 8:38,39).
  2. Mereka dapat percaya tanpa ragu tentang hubungan mereka dengan Bapa surgawi mereka. "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya." (Yoh 1:12).
  3. Mereka pun dapat mempercayai Firman Allah sepenuhnya. "Untuk selama-lamanya, ya Tuhan, firman-Mu tetap teguh di surga. Kesetiaan-Mu dari keturunan ke keturunan: Engkau menegakkan bumi, sehingga tetap ada." (Mazm 119:89,90).
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia." (Ibr 11:6)

"Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, -- yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit -- , maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian kemari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya." (Yak 1:5-8)

"Orang bebal berkata dalam hatinya 'Tidak ada Allah'." (Mazm 14:1)

"Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita-yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah." (Ibr 12:1,2)

Bagian A: Bunuh Diri

Bunuh Diri
Latar Belakang

Seorang yang berusaha membunuh diri merasa bahwa dia telah menghabiskan semua pilihannya. Hidup tak berarti, tak bertujuan, tak ada masa depan, jadi untuk apa mempertahankan hidup yang penuh dengan kemalangan, kepedihan, ketiadaan harapan dan kemuraman? Karena dirasuki oleh perasaan bahwa tak mungkin lagi mengalami perbaikan, dia hanyut oleh perasaan putus asa, disertai keyakinan, kematianlah jalan keluar satu-satunya.

Orang sedemikian menjadi korban dari kemuraman, tersiksa oleh perasaan tidak layak, berdosa dan gagal, perasaan bersalah yang dalam dan keinginan untuk dihukum. Banyak hal bisa membentuk keadaan muram orang tadi yang mendorongnya untuk membunuh diri: kemarahan, iri, cemburu, takut, rasa bersalah, rasa kasihan diri, penyimpangan seks, penyalahgunaan obat, alkohol, dan lain sebagainya. Pembimbing perlu jelas bahwa akar penyebab yang membawanya kepada krisis tadi sangatlah dalam dan mungkin sudah berkembang lama. Banyak di antaranya yang berasal dari masa kanak-kanaknya dan karena itu membutuhkan suatu bimbingan profesional oleh para psikolog atau psikiater Kristen dalam jangka waktu yang cukup lama.

Dalam situasi ini, kami merasa bahwa walaupun tidak semua masalah kita bersifat rohani, tetapi masalah utama hidup adalah keterpisahan dari Allah yang hanya dapat diselesaikan melalui hubungan pribadi dengan Yesus Kristus. Tanpa adanya hubungan demikian dengan Kristus, tak ada jalan keluar dan pemulihan sejati. Sementara orang tersebut mengalami segala sesuatu yang terdapat dalam "ciptaan baru di dalam Kristus" (2Kor 5:17): keampunan, kebebasan dari rasa bersalah dan takut, kepuasan dan keutuhan diri, orientasi dan motivasi baru, dan sebagainya -- kekuatan-kekuatan yang melahirkan perubahan radikal sedang bekerja. Di sinilah kesempatan bagi pembimbing untuk melayani: membimbing orang tersebut ke dalam hubungan pribadi dengan Yesus Kristus.

Sementara orang mengancam akan membunuh diri, untuk mendapatkan perhatian dan simpati. Mereka ingin seseorang mendengar kepedihan dan frustrasi mereka. Sementara orang lainnya sudah melampaui tahap ini dan benar-benar dirasuki oleh keinginan untuk membinasakan diri.

Wajarlah bila pembimbing merasa tidak mampu menghadapi tantangan seperti ini; namun demikian, anda harus berusaha membantu, sambil mengingat bahwa sumber kita adalah Tuhan sendiri. Melalui anda, Dia akan menyatakan kasih dan kuasa-Nya pada orang itu. Ingat dan bertindaklah sesuai janji Firman Tuhan bahwa "bagi Allah segala sesuatu mungkin." (Mat 19:26), dan "apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah ... maka hal itu akan diberikan-Nya kepadanya." (Yak 1:5).

Latar Belakang Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
Dua Sasaran yang perlu diingat:
  • Saksikan Injil yang adalah sumber pengharapan. Hubungan baru dengan Yesus Kristus akan mengakibatkan perubahan.
  • Kumpulkan keterangan tentang orang tersebut untuk membantu tindakan pertolongan yang akan diambil.
Membimbing calon bunuh diri yang bukan Kristen:
  1. Berbicara dengan calon bunuh diri menuntut kecakapan dan kesabaran luar biasa. Bersiaplah untuk mendengar! Silakan orang tersebut berbicara terus sampai anda mendapatkan gambaran lengkap. Selingi percakapannya dengan pertanyaan yang membantu mengalirnya percakapan. Jika dia membuat suatu pernyataan, minta dia menjelaskan lebih lanjut perasaannya. Atau, tanyakan apa yang membuatnya sampai pada kesimpulan tertentu. Ucapan anda "Tolong jelaskan," akan sangat membantu.
  2. Bila percakapannya mengizinkan, hiburlah dia. Nyatakan bahwa dia telah menemukan tempat yang tepat, sebab kita semua bersahabat dan sedia mendengar. Nyatakan bahwa Allah dapat memecahkan masalah dan memperhatikan serta mengasihi dia.
  3. Jangan meremehkan perasaan atau kesimpulan apa pun yang telah diungkapkannya tentang dirinya atau masalahnya. Dia harus diberi kesempatan untuk mencurahkan semua simpanan kemarahan, ketegangan dan keputusasaannya. Jangan menentang pendapatnya, kecuali ketidaksetujuan terhadap "pemecahan" masalahnya.

    Jika menurut dia, hidup tak berarti, percayai dia! Mungkin dalam keadaan sedemikian, baginya memang demikian. Jangan berkata, "Ah, jangan begitu, situasi anda tidak sedemikian gelap," atau "Anda tidak seburuk yang anda sangka."

  4. Yakinkan orang tersebut bahwa ada jalan keluar dan harapan bagi masalah-masalahnya. Jika dia mengizinkan Allah mencampuri hidupnya, Dia dapat mengampuni semua masa lalunya, dan memperbaiki segala sesuatu melalui Yesus Kristus. Yesus mengerti penderitaan. Dia difitnah, diperlakukan tidak adil dan dibunuh. Dia sangat memperhatikan segala yang menimpa kita. Dia sedemikian mengasihi kita, sampai rela mati untuk kita. Kristus akan datang di tempat kita berada -- penuh kebutuhan, berdosa dan putus asa -- untuk mengangkat kita keluar dari segala kemuraman. Kata-Nya: "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." Mat 11:20.
  5. Jelaskan "Damai dengan Allah".
  6. Jika dia menerima Kristus, yakinkan dia bahwa pengalamannya ini dapat menjadi pengantar bagi perubahan nyata dalam hidupnya. "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2Kor 5:17).
  7. Katakan padanya bahwa agar perubahan ini terjadi, dia harus mulai membaca dan mempelajari Alkitab. Tawarkan Hidup dalam Kristus untuk membantunya memulai.
  8. Bimbing dia berdoa, sebab berkomunikasi dengan Allah sangat penting dalam mengusahakan perubahan. Kita dapat mengungkapkan seluruh perasaan dan masalah kita kepada Allah melalui doa. "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1Pet 5:7). Bagikan juga Filipi 4:6. Usulkan dia untuk mencatat ayat-ayat tadi, agar kelak dapat diperiksanya dengan mudah.
  9. Dorong dia untuk mencari persahabatan-persahabatan baru dalam suatu gereja yang mementingkan Alkitab. Keterlibatan tadi akan memberinya kesempatan untuk beribadah, bersekutu, mempelajari Alkitab dan melayani, yang semuanya sangat penting dalam usahanya membenarkan pusat hidupnya.
  10. Diam-diam, namun sedini mungkin, pembimbing perlu menyimpulkan, benarkah orang yang dilayaninya calon bunuh diri. Sudahkah ia menelan obat atau racun? Adakah ia menggenggam senjata yang menurutnya akan dipakainya?

    Sambil percakapan berlangsung, usahakan mendapatkan nama, alamat dan nomor teleponnya, nama kerabat di wilayahnya dan nama pendeta atau gereja. Usahakan memperoleh data-data tadi dengan cara sambil lalu, bersahabat tanpa membangkitkan kecurigaannya.

  11. Jika anda melayani lewat telepon, tanyakan apakah penyelia anda boleh menelepon balik padanya. Tanyakan kapan saat yang tepat. (CATATAN: jika janji telah dibuat, segera sampaikan pada penyelia anda, supaya tak terlupa).
  12. Tanyakan apakah dia sedia dikunjungi oleh pendeta, bila itu mungkin. Jangan berjanji, tapi tegaskan bahwa kita ingin membantu sekuat kemampuan kita. Mungkin dia mengenal seorang pendeta yang ingin dihubunginya sendiri. Calon bunuh diri harus sebisa mungkin ditindaklanjutkan.
  13. Jika orang yang anda layani belum menyerahkan diri pada Kristus, kuatkan hatinya sebisa anda. Jelaskan kepadanya bahwa dia bisa bertindak seperti yang telah anda anjurkan. Pintu untuk bertemu Allah selalu terbuka lebar. Desak dia untuk menghubungi pendeta untuk dibimbing. Penting bertindak segera.
Membimbing calon bunuh diri yang Kristen:

Kristen tidak kebal terhadap godaan-godaan dan keinginan untuk membunuh diri. Dosa yang tidak diselesaikan atau tak diakui, kekecewaan yang dalam, kematian kekasih, perceraian, kehilangan pekerjaan, penyakit, gangguan syaraf, dan sebagainya, dapat menimbulkan kemuraman yang cukup parah yang mendorongnya untuk melakukan percobaan bunuh diri.

  1. Ingatkan orang Kristen tersebut bahwa Allah mengasihi dan memperhatikan. "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibr 13:5).
  2. Ingatkan dia bahwa kita adalah anak-anak Allah. (Kutip Yohanes 1:12).
  3. Katakan padanya bahwa Allah masih mengampuni. Bagikan "Mencari Keampunan dan Pemulihan". Tekankan Amsal 28:13 dan 1Yohanes 1:9. Pengakuan menghasilkan keampunan dan pemulihan persekutuan.
  4. Anjurkan dia untuk melihat kepada Allah saja dan bukan kepada masalah serta keadaan dirinya. (Lihat Mat 14:27-32 dan Ams 3:5,6).
  5. Jelaskan pentingnya dia masuk ke dalam Firman Tuhan: mendengarkan, membaca dan mempelajari, merenungkan dan menghafalkannya.
  6. Jelaskan bahwa doa merupakan sumber yang tak ternilai dan merupakan bagian hakiki kehidupan Kristen. (Lihat 1Tes 5:17 dan Fili 4:6,7).
  7. Ingatkan dia bahwa keterlibatannya dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan merupakan faktor penting untuk kembali memiliki keseimbangan emosi. Keterlibatan tersebut memungkinkan dia mendapatkan persekutuan beribadah dan melayani bersama dengan orang-orang yang memperhatikan dia.
  8. Jika percakapan terjadi lewat telepon, tanyakan apakah dia sedia dilayani oleh penyelia anda. Dengan demikian, orang tersebut dapat dilayani lanjut. Segera berikan laporan tentang hal tersebut pada penyelia anda, agar tak terlupakan.
  9. Berdoalah bersamanya, agar Allah datang padanya dan memenuhi hidupnya dengan arti hidup, pengharapan dan kepercayaan yang diperbaharui.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
2Korintus 5:17 Matius 14:27-32
Matius 11:28 Amsal 3:5,6
1Petrus 5:7 1Tesalonika 5:17
Filipi 4:6,7

Bagian A: Damai Sejahtera

Damai Sejahtera
Latar Belakang

Dunia yang resah ini dipenuhi oleh manusia yang merindukan damai sejahtera. Jutaan buku "Damai dengan Allah" karangan Billy Graham telah terjual dalam banyak bahasa, suatu tanda kerinduan tadi. Dalam bahasa Indonesia kebiasaan memberi "salam" menunjuk pada pentingnya damai. Tetapi hanya jika Yesus Kristus memiliki hati-hati kita, baru kita dapat mengalami damai sejati. Dalam bagian ini, hanya dua aspek topik ini yang akan kita bahas.

Damai dengan Allah:

Damai dengan Allah datang: pada kita dalam bentuk keampunan dosa melalui kebaikan dan penderitaan Juruselamat kita.

Damai dengan Allah berarti berhentinya permusuhan. Ketika seseorang mengakui kesombongan dosanya, mengakui kegagalannya dan menaklukkan diri kepada Allah, permusuhan kita dengan Allah selesai. "Sebab, itu yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus." (Rom 5:1).

Damai dengan Allah berarti pemulihan hubungan dengan-Nya. Kita tak lagi jauh terasing dari-Nya. "Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhinya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya." (Kol 1:21,22).

"Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami." (2Kor 5:19).

"Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan." (Rom 15:13).

Damai dari Allah:

Damai dari Allah adalah warisan yang diterima Kristen beriman sementara kita hidup taat pada kehendak-Nya untuk kehidupan kita.

Banyak orang Kristen memiliki damai dengan Allah tetapi tidak berkembang mengalami damai Allah dalam kehidupan mereka. Hidup mereka tercabik oleh banyak kekuatiran dan ketakutan yang menghancurkan kemantapan rohani dan kesukaan di dalam Tuhan. Damai adalah pemberian Allah dan hak warisan semua orang beriman, tetapi terlalu banyak yang tidak menikmatinya. Damai dari Allah mengalir dari persekutuan penuh tanpa rintangan, dengan Dia yang adalah damai sejahtera kita.

Inilah resep sederhana dari Firman Allah untuk mengalami damai dari Allah.

Mazmur 37:1-5 berkata:
  1. Jangan marah atau iri (Mazmur 37:1)
  2. Percayalah akan Tuhan (Mazmur 37:3)
  3. Gembirakan hidup anda dalam Tuhan (Mazmur 37:4)
Filipi 4:6,7 mengajarkan kita:
  1. Jangan kuatir tentang apa pun (Filipi 4:6)
  2. Nyatakan segala sesuatu dalam doa (Filipi 4:6)
  3. Bersyukurlah atas segala sesuatu (Filipi 4:6)

Maka "Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Fili 4:7).

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
Untuk yang bukan Kristen:
  1. Jelaskan "Damai dengan Allah"
  2. , .
  3. Desak dia untuk sungguh-sungguh menerima Kristus, menggali Firman-Nya dengan membaca dan mempelajarinya setiap hari dan tawarkan buku Hidup dalam Kristus kepadanya.
  4. Nasihatkan dia untuk melibatkan diri dalam persekutuan, ibadah, PA dan doa di suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan.
  5. Berdoalah dengannya meminta damai Allah teralami olehnya secara kelimpahan
Untuk yang Kristen:

Dengan lembut, selidikilah dosa-dosa dalam hidupnya, kekuatiran atau masalah emosional yang sedang mengganjalnya. Lalu:

  1. Anjurkan orang tersebut untuk mengakui dosa yang disadari, kekuatiran, rasa jengkel, marah atau benci yang mungkin merintangi damai Allah menjelma dalam kehidupannya.
  2. Bagikan pokok-pokok pikiran tentang Damai dari Allah dalam bagian Latar Belakang.
  3. Anjurkan dia untuk membiasakan diri dengan waktu ibadah pribadi sebagai suatu cara untuk "bergembira dalam Tuhan" dan mengalami damai-Nya. Dia harus:
    1. Membaca dan mempelajari Firman tiap hari. Tawarkan Hidup dalam Kristus .
    2. Nyatakan segala hal dalam doa dan percayai Allah yang akan bekerja menurut Roma 8:28.
    3. Tiap hari, serahkan hidup ke dalam tangan Allah dalam semangat
  4. Nasihati dia untuk melibatkan diri dalam persekutuan, ibadah, doa, PA dan pelayanan di suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan.
  5. Berdoalah meminta damai, kemenangan dan sukacita dari Allah, bersamanya.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
Yohanes 14:27 Yesaya 26:3
Yohanes 16:33 Roma 8:6
Mazmur 34:15

Bagian A: Depresi

Depresi
Latar Belakang

Dari sekian banyak faktor yang menyiksa hidup, mungkin depresilah yang paling bertanggung jawab atas kepedihan dan ketertekanan manusia. Sulit untuk memberi batasan, membeberkan gejala-gejala dan mengatasinya. Sering dimengerti sebagai kondisi emosi yang dipengaruhi oleh gangguan kejiwaan (entah neurotik atau psikotik), yang ditandai oleh perasaan putus asa, serba kurang, murung, patah semangat, sedih, kesulitan berpikir dan memusatkan perhatian serta ketidak-aktifan.

Orang-orang yang depresi memiliki citra diri yang negatif, sering diikuti oleh perasaan bersalah, malu dan mengecam diri sendiri. Beberapa bentuk depresi yang neurotik berkaitan dengan tindakan atau kebiasaan salah, dan reaksi-reaksi salah terhadap kebiasaan salah itu. Sesudah serangkaian tindakan salah dan reaksi salah yang mengikutinya terjadi, lahirlah perasaan bersalah dan depresi. Jika dosa merupakan inti masalahnya, ia tidak boleh diremehkan. Jangan pula mendukung anggapan, bahwa yang bertanggung jawab atas masalah-masalah kepribadian adalah peristiwa atau orang lain. Setuju dengan anggapannya tadi atau tidak memperlakukan dosa dan kesalahannya secara serius, akan merampas kemungkinannya untuk mengalami jalan keluar yang nyata dan langgeng. Baik Kristen ataupun bukan, dapat menjadi korban depresi. Keduanya sering hanya mementingkan perbaikan perasaan sementara waktu. Tetapi ini bukan prioritas utama. Yang lebih penting ialah mencari akar penyebab depresinya. Dengan membereskan hidup rohaninya, tentu depresi akan berangsur teratasi.

Di sinilah fungsi Alkitab untuk berperan. Kuasa Roh Kudus akan pasti mengalir sebagai akibat diambilnya langkah-langkah positif pada jalan menuju pemulihan dan keutuhan diri. Pembimbing Kristen harus berperan sebagai pembangkit Harapan. Walaupun belum terjadi keputusan rohani, usahakan menanamkan pengharapan dan perasaan positif dalam dirinya. Bersabarlah. Masalah-masalah rumit yang tidak dapat diselesaikan secara cepat dan mudah, seringkali terlibat dalam depresi. Orang yang depresi tak dapat melejit keluar dari depresi karena sekedar perintah. Seringkali dibutuhkan berbulan-bulan bantuan profesional kepadanya.

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
Untuk yang bukan Kristen:
  1. Orang yang anda bimbing mungkin menunjukkan gejala-gejala depresi sebagai akibat kemarahan, dendam, kesalahan-kesalahan nyata ataupun tidak, kasihan diri, rasa bersalah dan pelanggaran susila, yang belum diselesaikan. Yakinkan bahwa anda senang dan ingin membantunya mencari penyelesaian.
  2. Tanyakan apakah dia sudah mempercayai Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya pribadi. Jika belum, jelaskan "Damai dengan Allah" di 17750. Ingat bahwa meringankan dosanya berarti merugikan dia. Agar yang bersangkutan mengalami keampunan, harus ada kesadaran dan pengakuan dosa.
  3. Jelaskan soal "Kepastian Keselamatan", di 17752. Tegaskan bahwa pengalamannya dengan Kristus memberi harapan nyata. Dari dalamnya dapat lahir kepekaan dan pengertian baru, dalam keinginannya mengatasi masalah-masalah yang menyebabkannya depresi.
  4. Anjurkan dia untuk membaca dan mempelajari Firman Tuhan. Melaluinya ia diajar mengerti kehendak dan jalan-jalan Allah. Pikirannya akan disesuaikan dengan Allah, menghasilkan damai dalam hati (Lihat Yes 26:3).
  5. Dorong dia untuk belajar berdoa tiap hal. Kita bisa rnengakui dosa dan diperbaharui melalui doa. Kita belajar mengalami penyertaan dan restu Allah. Sambil memuji dan bersyukur kepada-Nya, kita menyembah Dia. Kita menyuarakan keinginan-keinginan kita sehubungan dengan kebutuhan diri kita dan orang-orang lain.
  6. Nasihatkan dia untuk memupuk persahabatan dengan orang yang dapat memberinya dukungan dan kekuatan yang dibutuhkannya. Teman-teman semacam itu dapat ditemukannya dalam persekutuan wilayah atau kelompok PA dari suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan. Persekutuan sedemikian mampu pula membukakan kesempatan baginya untuk melayani dan mengalihkan perhatiannya pada kebutuhan orang lain.
  7. Dorong dia untuk mencari pertolongan dari seorang pendeta atau psikolog Kristen yang memenuhi syarat, untuk mendapatkan bimbingan berkelanjutan sehingga semua segi depresinya dapat diselesaikan sesuai petunjuk Alkitab.
Untuk yang Kristen:
  1. Seorang Kristen pun mungkin menderita depresi sebagai reaksinya terhadap situasi-situasi yang menekan, kegagalan dan kemunduran; seperti kematian anggota keluarga, anak yang memberontak, atau kehilangan pekerjaan.

    1. Terhadap hal tadi, anda selalu harus menyatakan kasih dan kekuatan, seperti:

      "Bukan anda sendiri yang mengalami penderitaan."

      "Allah memelihara dan tidak meninggalkan anda sendirian." "Tuhan Yesus bukan saja menanggung dosa-dosa kita, tetapi juga kesedihan dan kedukaan kita."

    2. Jelaskan padanya bahwa masalahnya itu mungkin diakibatkan oleh ketidakmampuannya mempercayakan segala situasi hidupnya kepada Allah. Mungkin dia perlu menyerahkan diri ulang kepada Kristus, sambil tanggap dan taat pada kehendak Allah (Lihat Rom 12:1,2).
    3. Nasihati dia untuk kembali mendisiplin diri menelaah Alkitab dan berdoa (Lihat Ams 3:5,6 dan Yes 26:3).
    4. Anjurkan dia untuk setia beribadah dan melayani dalam suatu gereja tertentu.
      "Keputus-asaan adalah lawan dari iman. Ia merupakan senjata iblis untuk menggagalkan pekerjaan Allah dalam kehidupan kita. Keputusasaan membutakan mata kita terhadap kemurahan Allah dan membuat kita hanya melihat keadaan-keadaan yang tak menguntungkan. Aku tak pernah menjumpai seorang yang menyediakan waktu untuk berdoa dan mempelajari Firman Allah tiap hari, dan yang beriman kuat, mengalami keputusasaan berlarut-larut."
  2. Seorang Kristen mungkin juga mengalami depresi karena ketidak-taatan dan dosa yang tak terselesaikan, seperti kemarahan, kepahitan, cemburu, dendam, perceraian, pelanggaran susila, dan lain sebagainya.

    1. Sesudah masalahnya diungkapkan, yakinkan orang tersebut bahwa tindakannya mencari penyelesaian adalah benar. Tegaskan bahwa langkah pertama menuju pemulihan diri adalah pembaharuan rohani.
    2. Jelaskan "Mencari Keampunan dan Pemulihan", 17753 sambil menekankan Amsal 28:13 dan 1Yohanes 1:9.
    3. Sesudah dia menerima anjuran tadi, tunjukkan bahwa selain itu mungkin dia masih perlu mengambil langkah-langkah pemulihan lainnya. Misalnya, dia perlu memperbaiki hal-hal yang rusak akibat gosip, kritik, iri, pelanggaran susila, dan lain-lain. Bila mencuri, dia harus mengembalikan barang curiannya.
    4. Nasihatkan dia untuk bersungguh-sungguh mempelajari Alkitab. Belajar memikirkan pikiran-pikiran Allah adalah bantuan tak ternilai bagi pemulihan rohaninya (Lihat Fili 4:8 dan Rom 12:2).
    5. Usulkan dia untuk terlibat dalam ibadah, persekutuan dan pelayanan di suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan.
    6. Anjurkan dia untuk memikirkan kemungkinan ditangani oleh para ahli bimbingan Kristen, sampai semua akar masalah depresinya dibereskan dalam petunjuk Alkitab.

  3. Seorang Kristen bisa juga depresi karena telah membuat tujuan dan sasaran hidup yang melampaui kemampuannya mencapai. Ini bisa terjadi baik dalam hal ekonomi maupun rohani; kegagalan menyebabkan depresi.

    1. Jelaskan dengan sabar bahwa sasaran-sasaran yang berlaku pada orang lain, belum tentu cocok untuk yang bersangkutan. Kenyataan bahwa kini dia depresi, mungkin menunjukkan bahwa dia berada pada jalur yang salah.
    2. Tunjukkan bahwa keberhasilan atau kegagalan tidak dapat diukur oleh ukuran manusia, tetapi oleh hal-hal berikut:

      Apakah keinginanku sesuai dengan kehendak Allah dan dapat didukung oleh Firman Allah?

      Apakah yang kuinginkan adalah demi kemuliaan Allah atau untuk memuaskan angan-angan diri atau ambisi sendiri? Apakah aku didorong oleh kesombongan rohani?

      Apakah keinginanku selaras dengan petunjuk yang Paulus berikan?
      1. Menjadi diriku yang sebenarnya -- yaitu sebagaimana Allah telah menciptakanku; belajar hidup dengan kekuatan dan kelemahan yang ada. "Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia." (1Kor 15:10).
      2. Berusaha untuk melebihi orang lain atau menyaingi mereka, adalah kerohanian yang salah dan menghambat keberhasilan (Lihat 2Kor 10:12).

  4. Anjurkan orang itu untuk memperbaharui tekad rohaninya. "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Mat 6:33).
  5. Dorong dia untuk belajar berdisiplin dalam penelaahan Alkitab dan doa.
  6. Usulkan dia untuk menyusun ulang prioritasnya agar lebih selaras dengan kemampuan-kemampuannya; untuk itu dia perlu mengambil satu hari khusus.
  7. Anjurkan dia untuk mencari pertolongan bimbingan dari para ahli Kristen, jika tindak lanjut diperlukan.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Sesungguhnya penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh." (Yes 53:4,5)

"Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa." (2Kor 4:8,9)

"Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." (Gal 2:20)

"Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." (Ams 3:5,6)

"Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?" (Ams 18:14)

Mazmur 38:2-5,22,22

Bagian A: Doa

Doa
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
Latar Belakang

Di dalam Alkitab, doa dinyatakan sebagai hal yang luar biasa penting. Sebagian dari bagian-bagian Alkitab yang menonjol berkaitan dengan doa, mengungkapkan pujian, penyembahan, syukur, pengakuan dan permohonan. Tokoh-tokoh terkenal Perjanjian Lama dan Baru, ditandai dengan banyak berdoa. Semua Kebangkitan rohani yang dicatat sejarah, mulai dengan doa. Semua yang bernilai dalam Kerajaan Allah diprakarsai dan didukung oleh doa.

Alkitab mengundang kita untuk berdoa. "Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia." (Ibr 4:16). Alkitab memerintahkan kita berdoa. "Tetaplah berdoa." (1Tes 5:17).

Alkitab mengajarkan kita cara berdoa. Misalnya:
  • Doa Bapa kami (Mat 6:6-14; Luk 1:1-13).
  • Contoh-contoh doa yang ditulis dalam Alkitab. Mempelajari doa-doa tersebut, dapat merevolusi pengalaman doa kita.
  • Banyak pula petunjuk-petunjuk terpisah tentang doa.
    "Janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah." (Mat 6:7). "Nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah." (Fili 4:6).
    "Berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi." (Mat 6:6).
    "Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa." (Yak 4:2).
    "Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu." (Yoh 16:24).
    "Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di surga." (Mat 6:9).
    "Sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa." (Rom 8:26).
    "Mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." (Yoh 15:7).
    "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Fili 4:19).
    "Mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu." (Luk 18:1).
    "Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa." (Luk 21:36).
Yesus berdoa:
  • Bagi orang-orang kepunyaan-Nya (Yoh 17:1-26).
  • Di taman Getsemani (Mat 26:36-46).
  • Saat dipermuliakan di atas bukit (Luk 9:28-36).
  • Dari Salib (Luk 23:26-49).
"Alkitab berkata, 'Tetaplah berdoa!' Ini berarti kita harus selalu siap berdoa. Doa seumpama persekutuan seorang anak dengan bapaknya. Karena seorang Kristen telah dilahirkan ke dalam keluarga Allah, wajarlah baginya berdoa, seperti seorang anak meminta kebutuhan-kebutuhannya kepada ayahnya. Kita sedang hidup dalam masa-masa penuh bahaya. Masa ini adalah masa untuk berdoa. Lebih banyak hal dapat terjadi melalui doa daripada melalui hal-hal lain. Doa adalah senjata kita terampuh."
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
Banyak orang minta didoakan. Kita harus sedia menawarkan dukungan dan mendoakan permintaan-permintaan mereka bersama. Doa anda tanpa anda sadari, akan sangat berarti baginya.
  1. Bila seseorang minta didoakan, dukunglah dia. Nyatakan bahwa anda senang dapat ambil bagian dalam kebutuhannya, sebab Allah mengetahuinya, memperhatikan dan berjanji akan menjawabnya. Anda akan mengingat permintaannya, tetapi lebih dahulu ingin menanyakan beberapa hal.
  2. Tanyakan apakah dia pernah mengundang Yesus Kristus memasuki kehidupannya untuk menjadi Tuhan dan Juruselamatnya. Salah satu doa yang menyukakan hati Allah ialah Lukas 18:13, "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini." Jika belum, jelaskan "Damai dengan Allah", 17750 dan jelaskan langkah-langkah tindak lanjut.
  3. Kuatkan imannya dengan mengutip dua janji terhadap doa: "Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya." (Mat 21:22). "Jika dua orang daripadamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga." (Mat 18:19). Lalu bawalah permohonannya kepada Tuhan dalam doa.
  4. Kadang-kadang orang Kristen mengeluh bahwa Allah tidak menjawab doanya. Dorong dia untuk setia berdoa, tekun seperti kisah wanita dalam Lukas 11:5-9. Juga nasihatkan dia untuk memurnikan motif-motif hatinya (lihat Yak 4:3).
  1. "Doa adalah untuk anak-anak Allah."
  2. "Doa yang berhasil disampaikan dalam iman. Alkitab berkata, 'Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.'" (Mr 11:24).
  3. "Doa yang hidup meluap dari hati yang taat. Alkitab berkata, 'dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.'" (1Yoh 3:22).
  4. "Kita harus berdoa dalam Nama Kristus. Yesus berkata: 'apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.' (Yoh 14:13) tidak layak mendekati takhta kudus Allah, kecuali melalui pengantara kita, Yesus Kristus."
  5. "Kita harus rindu akan kehendak Allah. Bahkan Tuhan kita sendiri, bertentangan dengan keinginan-Nya sendiri, berdoa: 'Ya Bapa-Ku, jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!'" (Mat 26:42).
  6. "Doa kita haruslah demi kemuliaan Allah. Pola doa yang Yesus berikan kepada kita disimpulkan dengan, 'Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.' Jika doa-doa kita terjawab, kita harus mempermuliakan Allah."
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
Anjuran untuk berdoa:

"Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Lagi pula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya." (Mat 6:6,7,8)

"Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya." (Ibr 4:16)

"Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus." (Ef 6:18)

Janji-janji Doa:

"Dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya." (Yoh 14:13,14)

"Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." (Yoh 15:7)

"Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya." (Ef 3:12)

"Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan." (Luk 11:9,10)

Bagaimana Berdoa:

"Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadikanlah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin." (Mat 6:9-11)

"Aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan." (2Tim 2:8)

Bagian D: Seks: Homoseks

Bagian A: Dosa Tak Berampun

Dosa Tak Berampun
Latar Belakang

Kadang-kadang ada orang yang dihantui ketakutan, karena berpikir bahwa dia telah melakukan "dosa tak berampun". Orang tersebut, mungkin sudah melakukan dosa-dosa serius seperti pembunuhan, perzinahan, incest, abortus, atau mungkin juga sesuatu yang tak terlalu serius. Selang beberapa waktu, mungkin rasa bersalah menghantuinya, sampai-sampai merintih seperti Daud, "Aku senantiasa bergumul dengan dosaku." (Mazm 51:5). Beberapa orang menghubungkan kebersalahannya ini dengan pendapat bahwa mereka telah berdosa sedemikian rupa sampai menutup kesempatan anugerah.

Kepekaan yang ada padanya bahwa dosa merasuki dirinya dan bahwa dia menganggap hal tersebut serius, adalah keuntungan tersendiri bagi pembimbing. Pergumulan kita sudah sebagian dimenangkan dengan adanya keterbukaan sedemikian.

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Segera yakinkan orang yang anda layani dengan menegaskan bahwa anda sedia membantu jika anda dapat. Jelaskan bahwa Alkitab menyatakan untuk setiap pencobaan dan dosa tersedia kasih karunia Allah!
  2. Berikan apa yang Alkitab maksud dengan dosa tak berampun.

    Ketika Yesus mengusir setan dari orang yang buta dan bisu, orang menjadi heran. (Lihat Mat 12:22,23). Namun demikian, orang Farisi mengecam-Nya dan mengatakan bahwa Dia mengusir setan dengan "kuasa Beelzebul", raja setan-setan. Yesus menjawab demikian (Mat 12:31,32): Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak."

    Dari di atas muncullah yang disebut "dosa tak berampun". Orang Farisi yang dikuasai oleh keinginan untuk menjelekkan Yesus dalam pikiran orang banyak, telah bersalah mempertalikan karya Roh Kudus (yang melalui-Nya Yesus bekerja) kepada setan. Dengan demikian, mereka menyebut Yesus bukan dari Allah tetapi dari Setan. Ini, kata Yesus, yang tidak dapat diampuni.

  3. Tanyakan kepadanya apakah dia sudah berbuat dosa ini. Jika tidak, yakinkan dia bahwa dia tidak melakukan "dosa tak berampun".
  4. Dengan menekankan ini, hati-hati bahwa anda tidak meremehkan keseriusan dosa yang tentangnya dia merasa bersalah. (Lihat Gal 5:19-21). Kepekaannya akan dosa itu perlu anda manfaatkan untuk menekankan fakta bahwa "darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa." (1Yoh 1:7). Agar dapat mengalami anugerah Allah dalam keselamatan -- yang meliputi pula keampunan dosa -- seseorang harus mengaku bahwa dia seorang berdosa. Lihat langkah 2 dari "Damai dengan Allah" .

    Langkah selanjutnya ialah mengakui dosanya seperti yang diakui si pemungut cukai: "Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini." (Luk 18:13). Menyadari dan mengakui dosa, adalah syarat bagi hal-hal yang akan mengikutinya. Allah berkepentingan mengampuni dosa. Dia mengutus Anak-Nya ke Salib supaya "dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." (2Kor 5:21).

    Tunjukkan bahwa kini, satu-satunya dosa yang boleh dianggapnya sebagai "dosa tak berampun" ialah menolak Kristus sebagai Juruselamat dan pengampun.

    "Nampaknya tidak seorang pun yang sudah melakukan dosa ini yang masih terus mengalami kegelisahan, keinsyafan akan dosa dan tarikan kuasa Roh Kudus atas dirinya. Selagi Roh masih mengusahakan sesuatu dalam diri seseorang, dia belum melakukan dosa tak berampun. Tetapi ketika seseorang sudah sedemikian rupa menolakkan Roh Kudus, sampai Dia tidak lagi bekerja di dalamnya, maka ancaman kekal menantinya. Dengan kata lain, dosa tak berampun melibatkan penolakan secara lengkap dan tak terubahkan terhadap Yesus Kristus. Menolak Roh adalah dosa yang dibuat oleh orang tak beriman. Tetapi bila diteruskan, dosa itu akan membawa orang pada kehancuran kekal. Untuk mereka yang menolak Roh, hanya hukuman yang pasti akan mereka terima."
  5. Pembimbing harus menjelaskan "Damai dengan Allah", di dan mendesak orang yang dibimbing untuk menerima Kristus tanpa tunda-tunda, sambil menekankan bahwa walaupun dosanya serius, masih dapat diampuni. "Dia yang mengampuni segala kesalahanmu." (Mazm 103:3).
  6. Jika dia seorang Kristen, tegaskan bahwa seorang anak Allah tidak dapat membuat "dosa tak berampun". Hanya orang tak beriman menolak Roh Kudus. Ikuti garis besar prosedur bimbingan di atas.

    1. Jelaskan arti "dosa tak berampun" (Mat 12:22-31).


    2. Tanyakan apakah dia salah melakukan dosa yang Yesus jelaskan, yaitu menghujat Roh Kudus?
    3. Dalam usaha anda menghalau kebimbangannya, ingat jangan meringankan dosa yang dalam anggapannya masih dapat diampuni.
    4. Yakinkan dia bahwa dosa sengeri apa pun, dapat diampuni berdasarkan pertobatan dan pengakuan (lihat 17753 tentang "Pemulihan"). Terutama tekankan 1Yohanes 1:9.

      Mungkin tidak mudah meyakinkan orang yang anda bimbing tentang kebenaran Firman Allah tentang "dosa tak berampun". Nyatakan terus kasih Allah yang ditunjukkan-Nya dengan membayar harga sedemikian mahal di Salib, supaya dosa dapat diampuni. Jika kita mengaku, semua dosa akan diampuni.

  7. Berdoalah dengannya agar dia dapat melihat dosa dari sudut pandang Allah. Allah membenci dosa, tetapi mengasihi orang berdosa dan akan mengampuni dosa apa pun melalui Pribadi dan karya Tuhan kita Yesus Kristus.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
Dosa tak berampun:

"Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia menceraiberaikan. Siapa tidak bersama Aku, ia melawan. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni." (Mat 12:30-31)

Keseriusan dosa:

"Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." (Gal 5:19-21)

Kesediaan Allah mengampuni segala macam dan semua dosa:

"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1Yoh 1:9)

"Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi." (Ams 28:13)

"Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu."

"Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita." (Mazm 103:3,12)

"Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia mengangkat aku dari lobang kebinasaan, dari lumpur rawa; Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu, menetapkan langkahku, Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada Tuhan." (Mazm 40:2-4)

Bagian A: Duka Karena Kematian Orang yang dikasihi

Duka Karena Kematian Orang Yang dikasihi
Latar Belakang

Dukacita adalah derita emosional yang; menusuk dalam disebabkan oleh kematian orang yang dikasihi. Orang akan mengalami kesedihan yang dalam dan menusuk, penderitaan dan kepedihan. Meninggalnya salah seorang yang dikasihi, dapat menyebabkan suasana sedih dan sepi.

Masa sedemikian adalah masa sulit. Orang yang ditinggal sering merasa bahwa pengalamannya unik, tak seorang pun menanggung kehilangan seperti yang dideritanya. Berangsur-angsur melalui proses waktu, biasanya orang akan pulih ke keadaan semula. Tetapi orang-orang tertentu terus mengalami kedukaan berkepanjangan. Dalam arti tertentu, tak seorang pun dapat bebas sempurna dari merasa kehilangan kekasihnya.

Proses penyembuhan yang disebut di atas, biasanya sebagai berikut:
  1. Kejutan awal akibat kematian: dampak emosi yang dalam itu kadang-kadang melumpuhkan seseorang.
  2. Pelepasan emosi: masa menangis.
  3. Kesepian dan kemuraman: Perasaan kehilangan sering berkaitan dengan derajat ketergantungannya pada orang yang meninggal. Depresi bisa memiliki berbagai gejala.
  4. Rasa bersalah: "Seharusnya aku bertindak lain," atau "Seharusnya aku bertindak lebih . . . " dan sebagainya.
  5. Marah dan berontak: "Mengapa Allah bertindak seperti ini terhadapku?"
  6. Tahap kehilangan gairah: "Aku tak tahan," atau "Masa bodohlah."
  7. Berangsur-angsur kembali pada pengharapan: "Hidup harus berjalan terus." "Aku akan sanggup menanggungnya." "Allah akan membantu mengatasi semua ini."
  8. Kembali pada kenyataan dan kewajaran: menerima fakta kehilangan dan menyesuaikan diri dengannya.

Harus kita ingat, bahwa dukacita tidak teramalkan dan tak pula dapat diurut tahapannya. Kadang-kadang tahap-tahap duka muncul bersama dan saling tumpang tindih. Ada kalanya orang yang berduka merasa lepas sementara dari tahap sedih tertentu, untuk kemudian kembali terulang.

Untuk membimbing orang yang berduka, diperlukan keikhlasan, kepekaan dan kelembutan khusus, simpati dan empati. Kita perlu bergantung pada pimpinan Roh Kudus. Terlalu gampang dan banyak bicara menyatakan jawab, adalah bertindak lancang. Ucapan-ucapan kita harus tulus dan bermakna, peka dan tepat dengan situasi tersebut, sebab hiburan sejati bagi orang yang berduka tergantung di mana sesungguhnya dia berada dalam proses dukanya.

Jangan menganggap anda memiliki jawab untuk segala hal. Akui bahwa anda tidak mengerti mengapa atau bagaimana sampai Allah melakukan itu.

Jangan ucapkan hal-hal klise dan basi tentang kematian dan penderitaan.

Jangan katakan bahwa kalau yang berduka lebih rohani atau lebih akrab dengan Allah, kedukaannya akan lebih ringan.

Ingat bahwa satu kesempatan singkat melayani, akan tidak memadai untuk menolong yang berduka. Namun kita layani semampu kita, membagikan Yesus Kristus dan berita Firman Tuhan, sambil percaya bahwa Allah akan melakukan bagian-Nya.

Jangan memompakan padanya usaha untuk membuatnya riang dan senang.

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Nyatakan kepadanya bahwa anda memperhatikan dia dan ingin menolong. Silakan dia menceritakan kematian orang yang dikasihinya dan bagaimana perasaannya. Jadilah pendengar yang sabar. Ini membantu dia mengalirkan perasaan-perasaan dukanya.
  2. Katakan bahwa menangis dan berduka adalah sehat. Ia merupakan pengalaman lazim manusia yang semua kita harus melaluinya. Ada yang mengatakan bahwa duka adalah "karunia Allah". Ia dapat menjadi jalan bagi-Nya untuk membantu kita bereaksi terhadap kejutan dahsyat yang disebabkan oleh kematian dan akibat-akibat emosional yang mengikutinya. Yesus berkata: "Berbahagialah mereka yang berdukacita, karena mereka akan dihibur." (Mat 5:4). "Yesus sendiri menangis di depan kubur Lazarus." (Yoh 11:35).
  3. Nyatakan kepadanya bahwa mengungkapkan perasaan-perasaan salah, marah, bingung atau muram, adalah baik. Perasaan tersebut tidak boleh ditekan olehnya atau ditolak oleh pembimbing. Dorong dia untuk mengungkapkan apa yang dirasakannya.
  4. Katakan kepadanya bahwa apa yang dirasakannya adalah wajar dalam proses berduka dan bahwa penerimaan serta penyembuhan akan datang, walaupun mungkin perlahan-lahan. Allah ingin memikul kepedihan dan kedukaan kita serta menghibur, memberi harapan dan kekuatan. Pada saat sedemikian, hidup akan terasa tak berarti, tetapi ingat -- Kristus tak berubah, Batu Karang yang teguh, dasar yang di atas-Nya kita dapat membangun ulang hidup kita.
  5. Tanyakan dia apakah dia pernah menerima Yesus Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Jika belum, jelaskan "Damai dengan Allah",.
    Keyakinan kita akan masa depan berdasar teguh pada kenyataan yang Allah telah buat bagi kita dalam Kristus. Karena Kristus hidup, kita tak perlu muram, bagai manapun situasi kita. "Jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Rom 6:8,23).
  6. Katakan bahwa bagi orang Kristen, kematian bukanlah akhir kehidupan. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Kristus telah mengalahkan dosa dan maut, sehingga beriman kepada-Nya kini, berarti: kita "tidak akan mati selama-lamanya" (Yoh 11:25-26); "kita memiliki hidup kekal" (Yoh 3:16); "kita punya tempat terjamin di surga" (Yoh 14:1-6), "kita akan menerima tubuh kebangkitan" (1Kor 15:51,52). Juga, "jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan bersama-sama dengan Dia." (1Tes 4:14); jadi akan terjadi pertemuan kembali penuh kemuliaan kelak, antara kita dan semua mereka yang kita kasihi dan yang ada di dalam Tuhan!

    Nasihatkan orang tersebut untuk mulai membaca dan mempelajari Alkitab. Alkitab adalah sumber kekuatan dan penghiburan.

  7. Katakan bahwa Allah menganggap hidup kita di bumi sebagai persiapan untuk kesukaan besar surgawi (Mr 8:36). Karena itu, Dia mengizinkan ujian, penderitaan dan kematian orang yang kita kasihi, dalam hidup kita, agar kita menyadari betapa kita perlu percaya pada-Nya. "Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati." (2Kor 1:9).
  8. Jika dia mengungkapkan rasa bersalah atas aspek tertentu kematian orang yang dikasihinya (biasa terjadi pada kasus bunuh diri), nasihatkan dia untuk tidak mengecam diri berlebihan. Dia tidak perlu memikul rasa bersalah atas sesuatu yang tidak benar-benar dilakukannya. Semuanya sudah lewat, dan dia harus belajar menyerahkan semua penyesalannya kepada Tuhan. Jika ada sesuatu yang ingin diakuinya kepada Tuhan, lakukanlah, tetapi terimalah keampunan-Nya dalam terang. 1Yohanes 1:9.
  9. Jika nampaknya dia diliputi oleh perasaan kehilangan, kesepian dan gelap tentang apa yang harus dilakukannya kelak, anjurkan dia untuk menceritakan itu pada keluarganya dan mempercayai mereka untuk memberi dukungan emosional dan kekuatan. Gereja dapat mengisi kekosongan yang tersisa. Dia harus terlibat dalam persekutuan gereja. Pendeta dapat memberikan dukungan emosional. Jika dia belum menjadi anggota, dia harus melibatkan diri dalam suatu gereja yang mementingkan Alkitab. Belajar menerima kehendak Allah atas apa yang telah terjadi, memiliki hati yang bersyukur atas apa yang telah dialami bersama dengan orang yang dikasihi dan atas janji Tuhan tentang hal-hal yang akan dialami kelak, serta mengulurkan tangan kasih Kristen menolong mereka yang sedang pedih, akan menjadi cara kesembuhan dan faktor penting untuk belajar kembali menjalani hidup.
  10. Berdoalah meminta pengertian, hiburan dan berkat bagi hidupnya, bersamanya.
Kematian anak:

Kematian anak, khususnya sangat sulit dihadapi oleh orang tua yang masih mengasihi anaknya. Kematian yang menimpa hidup yang singkat, sering menghasilkan rasa bersalah, kemurungan dan banyak pertanyaan. Sebagai tambahan bagi Strategi Bimbingan tadi, kami mengusulkan beberapa hal berikut:

  1. Walaupun kita tidak mengerti mengapa anak itu meninggal, kita tahu bahwa anak-anak sangat bernilai di hadapan Allah. Yesus berkata, "orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga." (Mat 19:14). Secara tidak langsung, ini berarti bahwa anak-anak yang meninggal langsung diambil-Nya masuk ke dalam hadirat-Nya.
  2. Ketika putra raja Daud meninggal, dia berkata: "Dapatkah aku mengembalikannya lagi? Aku yang akan pergi kepadanya, tetapi ia tidak akan kembali kepadaku." (2Sam 12:23). Jadi, jika kita percaya bahwa Yesus mati dan bangkit kembali, percaya kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat, memiliki harapan berkat untuk berjumpa kembali dengan yang kita kasihi.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." (Wahy 21:4)

"Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus -- itu memang jauh lebih baik." (Fili 1:21,23)

"Jawab Yesus: 'Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?'" (Yoh 11:25,26)

"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu. Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada." (Yoh 14:1-3)

"Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di surga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah oleh imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir." (1Pet 1:3-5)

"Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di surga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia." (2Kor 5:1) Mazmur 23:4-6

Bagian B: Gelisah, Kuatir dan Tegang

Gelisah, Kuatir dan Tegang
Latar Belakang

Kegelisahan meliputi sekian banyak masalah yang diakibatkan oleh takut tak berdasar. Orang yang kuatir dan yang gelisah sedemikian tercekam akan apa yang bakal terjadi di masa depan, sampai mereka lupa mengurus masa kininya. Mereka ditandai oleh kekuatiran tentang segala macam hal. Hal-hal kecil tak berarti mereka besar-besarkan. Mereka menguatirkan kesulitan, masa depan, kesehatan, keluarga dan pekerjaan yang sebenarnya hanya dalam angan-angan mereka saja. Mereka kerap tidak bisa menunjukkan alasan kekuatiran dan ketakutan mereka itu.

Banyak orang yang kuatir, menderita kesulitan-kesulitan jasmani seperti gugup, tak bisa tidur, sakit kepala, sulit bernapas, keringat berlebihan, dan sebagainya. Ketidakmampuan melepaskan diri dari kekuatiran, dapat membawa orang kepada konsekuensi-konsekuensi yang lebih serius, seperti gangguan mental. Jelaslah, orang sedemikian membuahkan simpati kita, doa dan pertolongan apa saja yang dapat kita berikan.

"Manusia selalu diserang oleh kekuatiran, dan tekanan-tekanan hidup modern telah memperberat masalah itu . . . Mungkin anda pun dipenuhi oleh segudang kekuatiran. Bawalah semuanya itu kepada Yesus Kristus dengan iman . . . Aku belajar dalam hidupku, tiap-tiap hari, untuk memusatkan pikiranku pada Kristus; segala kekuatiran dan kegelisahan dunia ini tersingkir, dan hanya "damai sempurna" tertinggal dalam hati ini."

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Tawarkan dukungan.

    Tuhan dapat membantu! ("Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya penolongku dan Allahku!" Mazm 42:6). Takut akan Tuhan adalah satu-satunya takut yang mampu menaklukkan segala bentuk takut lainnya.

  2. Bantu orang yang anda layani untuk menemukan alasan kekuatirannya. Pembimbing harus berusaha lebih dari sekedar memberi penawar sakit tanpa benar-benar menyentuh masalahnya. Sebisa mungkin, carilah akar penyebabnya.

    Jangan membongkar masalah terlalu dalam. Sebab waktu terbatas dan kemungkinan bahwa kekuatiran-kekuatirannya didasari oleh pengalaman-pengalamannya yang menggoncangkan jiwa di masa lalu, batasilah pertanyaan anda hanya ke soal-soal yang akan membantu terbukanya pintu untuk memperkenalkan Kristus sebagai Juruselamat dan Penolong.

    Tanyakan dia:
    Mengapa anda takut tentang pekerjaan, masa depan, keluarga anda?

    Mengapa anda gugup? Mengapa anda sakit kepala? Mengapa anda tak dapat tidur?

    Ungkapkan bagaimana perasaan anda? Merasa bersalahkah anda? Mengapa? Apakah anda menghindar dari sesuatu? Apa sebenarnya masalah anda?

    Jika kekuatiran itu muncul karena rasa bersalah sejati, ini menunjuk pada tindakan salah yang membutuhkan perbaikan. Ini sangat menolong, karena masalahnya adalah dosa. Dosa dapat diselesaikan! Mengalami keampunan dalam Kristus dapat menyingkirkan salah dan rasa bersalah, yang akan menolong terjadinya penyembuhan. Jelaskan "Damai dengan Allah", .

    Jangan katakan padanya, bahwa jika kita "berpikir benar", kita pun akan "merasa benar". Kadang-kadang perlu ditegaskan bahwa "hidup benar" menghasilkan "pemikiran sehat". Hanya Allah sumber pemikiran positif. Menghadapi akar masalah itu, yaitu dosa, akhirnya akan menghasilkan kebiasaan baik yang menyukakan Allah dan membuahkan perubahan

    .

    Mungkin juga kekuatiran tentang masa depan menelanjangi keprihatinan seseorang tentang kematian dan penghukuman yang akan datang. Kembali, hal ini membuka pintu bagi pemberitaan Kristus.

  3. Nyatakan pentingnya mempelajari Alkitab dan berdoa tiap hari.

    Kita bukan saja perlu membaca Alkitab, tetapi mencerna ajaran-ajarannya sedemikian rupa, sampai ia membentuk hidup dan watak kita. Penting sekali menghafal ayat. "Memikirkan pikiran-pikiran Allah", akan membuat kekuatiran dan kegelisahan kita tersingkir.

    Doa adalah pasangan penelaahan Alkitab. Menurut Alkitab, kita tidak perlu berkuatir tentang apa pun, tetapi "nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Fili 4:6).

  4. Bagikan beberapa janji Firman Allah.

    Allah dapat dipegang janji-janji-Nya.
    Lihat "Alkitab" di akhir bagian ini.

  5. Nasihatkan dia untuk melibatkan diri dalam gereja yang mementingkan Alkitab.

    Berpikir dan melayani bersama bisa menjadi lawan dari kebiasaan memeriksa diri secara negatif dan tidak sehat.

  6. Berdoalah meminta jalan keluar yang benar, bersamanya. "Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku." (Mazm 34:5).

    Jika anda menemukan akar masalah yang lebih dalam, usulkan dia menghubungi psikolog Kristen yang dapat membimbingnya.

Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku." (Mazm 34:5)

"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1Pet 5:7)

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Fili 4:6,7)

"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Mat 6:33,34)

"Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!" (Mazm 42:6)

Mazmur 55:6
Amsal 3:5,6
Filipi 4:13
Filipi 4:19
Roma 8:28

Bagian B: Gereja

Gereja
Latar Belakang

Gereja adalah "Tubuh Kristus"? yaitu persekutuan orang-orang tebusan Tuhan, yang di dalamnya Dia menjadi Kepala. "Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu." (Kol 1:18).

Gereja terjelma dan memiliki keberadaannya, karena "Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya." (Ef 5:25). Gereja ditumbuhkan oleh kehidupan-Nya yang dinamis, yang "menguduskannya sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman." (Ef 5:26). Kristus akan datang kembali untuk mengambilnya sebagai milik-Nya, "bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya." (Wahy 21:2), "supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela." (Ef 5:27).

Kelahiran gereja diteguhkan oleh kedatangan Roh Kudus (Kis 2:1-11) yang juga menyediakan kuasa bagi kelanggengan gereja, melalui kesaksian kepada dunia (Kis 1:8).

Gereja yang Nampak dan yang Tidak Nampak:
  • Gereja Tak Nampak ialah keseluruhan orang beriman dari segala zaman yang dengan tulus mempercayai Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. "Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya" dan "Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan." (2Tim 2:19). Seseorang menjadi anggota Gereja yang Tak Nampak ini, ketika ia menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya (Yoh 1:12).
  • Gereja Nampak ialah Gereja sedunia masa kini, terdiri dari kelompok-kelompok jemaat Kristen dari berbagai aliran di berbagai wilayah. Di dalamnya tumbuh bersama: "gandum dan lalang" (Mat 13:25-40), yaitu orang tebusan sejati dengan mereka yang belum tertebus.

    Gereja-gereja sepanjang masa yang telah membuang "iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus." (Yud 1:3), akan digolongkan murtad.

    Ketika seseorang mengalami kelahiran baru, dia menjadi anggota Gereja Tak Nampak. Dia harus segera berusaha melibatkan diri dengan salah satu gereja, yaitu suatu jemaat orang beriman yang mementingkan Firman Tuhan, untuk aktif berperan dalam ibadah, persekutuan, penginjilan, penelaahan Alkitab dan doa. Ini adalah tanggung jawab yang diajarkan Alkitab: "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (Ibr 10:25).

"Gereja, terutama adalah Tubuh Kristus . . . Alkitab berkata . . . bahwa kasih Kristus kepada Gerejalah, yang membuat Dia mati di Salib. Jika Kristus sedemikian mengasihi Gereja . . . aku pun harus mengasihinya. Aku harus mendoakannya, membelanya, melayani di dalamnya, memberikan perpuluhan dan persembahan baginya, membantunya berkembang, mendorongnya untuk menjadi kudus dan mengusahakan agar dia benar-benar berfungsi sebagai tubuh Kristus yang bersaksi sesuai maksud Tuhan untuknya. Bergerejalah dengan sikap demikian, dan tak seorang pun akan menyisihkan anda. Keluarga Allah terdiri dari bermacam orang dari berbagai suku, kebudayaan, kelas dan perbedaan-perbedaan aliran. Aku sadar tentang adanya perbedaan dan ketidaksetujuan kecil dalam teologia, metode dan motif, tetapi di dalam Gereja sejati, ada suatu kesatuan misterius yang mengatasi segala faktor pemisah yang ada."
Selesai
Kata/Topik:
GEREJA
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Hargai dia atas ketertarikannya pada gereja. Dengan melibatkan diri kita dalam suatu gereja, kita sedang mentaati Allah. Di dalam gereja, kita berusaha untuk beribadah, bersekutu, menginjil, menyelidiki firman Tuhan, berdoa dan ikut serta dalam Perjamuan Kudus.
  2. Menjadi anggota dari suatu gereja tertentu, tidak otomatis menyelamatkan kita. Kita melibatkan diri ke dalam suatu gereja, justru karena kita telah diselamatkan dan memiliki kerinduan untuk taat. Yesus berkata, "Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat." (Yoh 10:9). Tanyakanlah kepadanya, apakah dia telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya sendiri. Jelaskan "Damai dengan Allah", .
  3. Sesudah percaya pada Kristus, orang bersangkutan harus segera melibatkan diri dalam suatu gereja. Bimbing dia untuk meminta Allah memimpin dia menemukan gereja yang tepat, yaitu yang memuliakan Kristus, mementingkan Firman Tuhan dan menginjili sesamanya yang terhilang.
  4. Sekali sudah menjadi anggota, ia harus setia mengunjungi dan terlibat di dalamnya.
  5. Dia perlu mencari kesempatan melayani dalam gereja itu. Banyak kesempatan akan terbuka, bila kita menawarkan diri melayani Allah.
  6. Bimbing dia untuk mendukung keuangan gereja. Banyak organisasi dan pelayanan Kristen lainnya yang layak menerima persembahan kita, tetapi agar gereja kita sendiri dapat berfungsi dan bertumbuh, kita harus menyokongnya dengan bagian perpuluhan dan persembahan kita.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

Wahyu 21:2

Bagian B: Hajaran Tuhan

Hajaran Tuhan
Latar Belakang

Kerap seorang Kristen akan mengakui adanya dosa atau ketidaktaatan yang menyebabkan hajaran Tuhan atasnya. Kali lain, percakapan akan membeberkan adanya masalah dan kesulitan yang menyebabkan Tuhan mengurus orang bersangkutan.

Hajaran Tuhan sesuai prinsip Alkitab:

"Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya Tuhan, dan yang Kauajari dari Taurat-Mu, untuk menenangkan dia terhadap hari-hari malapetaka." (Mazm 94:12,13).

"Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan Tuhan dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. Karena Tuhan memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi." (Ams 3:11,12).

"Alkitab berkata, orang yang dikasihi-Nya, dihajar-Nya. Jika hidup selalu gampang, kita akan menjadi lemah, bukan? Jika seorang tukang kayu pembuat kapal, membutuhkan kayu keras untuk tiang layar, dia tidak menebang pohon yang di lembah, tetapi di atas gunung di mana pohon-pohon berdiri tegar dalam terpaan angin. Pohon-pohon sedemikianlah yang paling kuat. Keberatan hidup bukanlah pilihan kita, tetapi jika kita menghadapinya dengan berani, serat-serat jiwa kita akan ditempanya menjadi kuat.

Allah bukan bermaksud mempecundangi kita dengan disiplin-Nya, tetapi untuk membentuk kita menjadi hidup yang berguna dan menjadi berkat. Dalam hikmat-Nya, Dia tahu bahwa hidup tanpa kendali adalah hidup tak bahagia. Maka Dia memasang tali lis dan kang dalam jiwa-jiwa kita yang senang mengembara, agar jiwa-jiwa itu dapat diarahkannya berjalan dalam lorong-lorong kebenaran."

Selesai

Hajaran adalah salah satu pilihan yang baik:

"Diberikan-Nya kepada mereka apa yang mereka minta, dan didatangkan-Nya penyakit paru-paru di antara mereka." (Mazm 106:15).

"Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak." (1Kor 9:27).

Allah menghajar karena maksud tertentu:
  1. Dia ingin membimbing kita untuk bertobat. "Namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat. Sebab dukacitamu itu adalah menurut kehendak Allah, sehingga kamu sedikit pun tidak dirugikan oleh karena kami." (1Kor 9:27).
  2. Dia ingin memulihkan kita ke dalam persekutuan. "Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus" (1Yoh 1:3).
  3. Dia ingin menjadikan kita lebih setia. "Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai." (1Kor 4:2).
  4. Dia ingin membuat kita rendah hati. "Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur daripadaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: 'Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.'" (2Kor 12:7-9).
  5. Dia ingin mengajarkan kita kepekaan untuk menguji diri. "Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan di hukum bersama-sama dengan dunia." (1Kor 11:31,32).
  6. Dia ingin menyiapkan kita bagi suatu pelayanan yang berhasil. "Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1Kor 15:58)
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Kuatkan hatinya. Dia patut bergembira bahwa Tuhan sedang mendisiplin dirinya. Dengan menghajar atau mendisiplin, bukan berarti Allah membuang anak-Nya, tetapi justru:

    1. Mengokohkan kasih-Nya kepada anda. ("Orang yang dikasihinya, dihajarnya.")
    2. Dia sedang mempererat hubungan-Nya dengan anda. "Jikalau kamu bebas dari ganjaran (yang harus diderita setiap orang), maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang." (Ibr 12:8).
    3. Dia ingin anda menyambutnya dalam ketaatan dan kesetiaan kepada-Nya. "Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu." (Mazm 119:67).

  2. Tolonglah dia untuk membuka diri kepada Tuhan, seperti yang dicontohkan peMazmur: "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah Jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal! " (Mazm 139:23,24).

    Beberapa pertanyaan bisa membantu. Misalnya: Mengapa anda menganggap anda sedang dihajar atau didisiplin? Adakah suatu dosa atau ketidaktaatan dalam hidup anda yang membuat Allah mengurus anda demikian?

  3. Jangan sedikit pun meringankan dosa atau ketidaktaatan yang diakuinya. Dari sini anda dapat meminta dia untuk bertobat, mengaku dan memulihkan persekutuannya.
  4. Lihatlah "Mencari Keampunan dan Pemulihan" di 17753 bersama orang itu, terutama ingatkan 1Yohanes 1:9.
  5. Anjurkan dia untuk memulai kebiasaan ibadah pribadi tiap hari, dengan membaca Alkitab dan berdoa.
  6. Nasihatkan orang tersebut untuk mencari petunjuk Allah menemukan maksud-Nya bagi hidupnya. Dari disiplin, seseorang maju ke dalam ketaatan dan berkat dan yang membawanya kepada kesempatan-kesempatan untuk hidup bagi Kristus dan melayani Dia.


  7. Dorong dia untuk menemukan suatu gereja yang baik yang dapat memberinya suatu persekutuan yang mementingkan Firman Tuhan. Persahabatan Kristen membuat kita makin kuat!
  8. Berdoalah bersamanya, agar dia mengalami pemulihan dan pembaharuan selengkapnya.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
Mazmur 94:12,13
Amsal 13:11,12
1Korintus 9:27

Bagian B: Iblis: Asal dan Kerjanya

Iblis: Asal Dan Kerjanya
Latar Belakang

Berbagai bentuk pengaruh Iblis nampak di mana-mana dalam dunia ini. Dalam zaman modern ini, justru sedang terjadi kebangkitan hebat berbagai bentuk kepercayaan kepada Iblis dan pekerjaannya. Kita perlu mengetahui siapa dia.

Siapakah Iblis itu?

Dia adalah malaikat yang telah jatuh, ciptaan Allah. Kedudukannya paling tinggi, dia diurapi untuk menaungi takhta Allah. Dia penuh hikmat sampai kejahatan muncul dalam dirinya (Yeh 28:15).

Allah tidak menciptakan Iblis sebagai makhluk jahat; dia menjadi demikian ketika oleh kehendak bebasnya sendiri dia kehilangan posisi dan statusnya. Dia mencoba menjadikan dirinya setara dengan Allah, bahkan merebut posisi Allah (Yes 14:12-14). Kesombongan dan ambisi dirinya yang jahat itulah yang menjadi alasan mengapa dia dikeluarkan dari surga. Pemberontakannya itu diikuti oleh jutaan malaikat yang lebih rendah yang kini mengabdi dia sebagai pesuruh-pesuruhnya. (Lihat "Roh-roh jahat"). 17705 Dia dikenal dengan banyak nama dan fungsi dalam Alkitab, di antaranya ialah:

"lawanmu" (1Pet 5:8,9), "ilah zaman ini" (2Kor 4:4), "penguasa kerajaan angkasa" (Ef 2:1-3), "pendakwa saudara-saudara" (Wahy 12:10; Ayub 1:6-12), "musuh" (Mat 13:39), "si pencoba" (Mat 4:3), singa yang mengaum-aum (1Pet 5:8-10), bapak segala dusta (Yoh 8:44) penyesat (Wahy 12:9), pembunuh manusia (Yoh 8:44).

Nama-nama Iblis ini menelanjangi sebagian sifat dan missinya.

Di manakah lingkup kekuasaan Iblis?

Bukan di neraka dengan sebatang garpu raksasa! Dia bukan, dan tidak pernah akan menjadi penguasa neraka. Dia kelak akan menjadi salah satu korban neraka, yang sebenarnya disediakan khusus untuk dia dan pengikut-pengikutnya (Mat 25:41). Dia berjalan mengelilingi dan menjelajahi bumi (Ayub 1:6 dan Wahy 12:10). Dia adalah "penguasa kerajaan angkasa". (Ef 2:2)

Seperti apakah Iblis?

Nama-namanya yang dibeberkan Alkitab, menelanjangi sesuatu tentang sifat dan missinya. Berikut adalah tiga hal penting yang harus kita ingat sementara memberi bimbingan:

  • Iblis menipu, mengubah dirinya menyerupai "malaikat terang" (2Kor 11:14).
  • Iblis mencobai, seperti yang dilakukannya pada Yesus di Matius 4:1-11.
  • Iblis menggelapkan pikiran orang yang tak beriman, agar mereka tidak dapat datang kepada terang (2Kor 4:4).

Alkitab memuat catatan sejarah panjang pertempuran antara Iblis dan Tuhan Yesus Kristus. Iblis mengendalikan sistem dunia ini sebagai ilah zaman. 1Yohanes 2:16 membeberkan semangat zaman ini: "Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia."

"Banyak lelucon dibuat tentang si iblis, tetapi iblis bukanlah lelucon! Dewasa ini, bahkan orang-orang terpelajar, belajar ilmu klenik dan occultisme. Banyak orang tidak sadar bahwa dirinya sedang mendekati Iblis. Mereka dikelabui, karena menurut Yesus, Iblis adalah bapak pembohong terbesar di segala zaman. Dia disebut si pendusta. Untuk mencapai maksud-maksudnya, Iblis membutakan orang tentang kebutuhannya akan Kristus. Di dunia ini, ada dua kekuatan dahsyat sedang bekerja, kuat kuasa Kristus dan kuat kuasa jahat. Anda diminta untuk memilih salah satu di antaranya."
Selesai
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
Untuk yang Bukan Kristen:

Biasanya jarang ada pertanyaan tentang iblis dari orang bukan Kristen; namun, kadang-kadang akan ada orang yang datang pada anda menanyakan mengapa orang Kristen sedemikian bersikap negatif bahkan marah terhadap iblis. Mungkin ia sedang mencari alasan membenarkan gaya hidupnya yang duniawi. "Kami menerima kenyataan kami dan hidup sebagaimana ada kami," sering terdengar ujar orang yang ikut kuasa gelap.

Bisa juga anda didatangi orang yang menentang adanya Iblis atau tidak setuju bahwa Iblis adalah suatu pribadi. Dalam hal sedemikian, ikutilah petunjuk berikut:

  1. Alkitab mengajar tentang adanya suatu pribadi di balik segala kejahatan di dunia ini; namanya ialah Iblis. Bagikan fakta-fakta tentang dia dari Latar Belakang.
  2. Usahakan untuk menjuruskan percakapan ke Yesus Kristus Sang Pemenang atas Iblis. Bila Iblis adalah lawan yang telah dikalahkan yang kelak akan dibuang dalam lautan api, maka Yesus Kristus akan memerintah sebagai Raja atas segala raja dan Tuhan atas semua yang dipertuan (Wahy 17:14)
  3. Tanyakan orang itu, pernahkah dia menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Jelaskan "Damai dengan Allah", . Sebutkan bahwa sebagian kerja Iblis adalah membutakan pikiran mereka yang tidak beriman. (2Kor 4:4).
  4. Jika keputusan menerima Kristus dibuat, jelaskan juga langkah-langkah tindak lanjut: berdirilah teguh dalam Kristus, mulai baca dan pelajari Alkitab, berdoa tiap hari dan terlibat dalam persekutuan, ibadah dan pelayanan suatu gereja yang mementingkan Alkitab.
Untuk yang Kristen:

Seorang Kristen mungkin menanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut: Sungguh adakah Iblis? Dapatkah dia mempengaruhi hidupku? Sungguh nyatakah dia senyata Roh Kudus?

  1. Iblis adalah pribadi yang nyata. Walau kuasanya dibatasi, Iblis senyata kenyataan Roh Kudus. Bisa kita katakan bahwa dia berkuasa dalam kekuatan dan pekerjaannya, sedangkan Roh Kudus Maha Kuasa, memiliki seluruh atribut Allah.
  2. Kristen tidak boleh menganggap remeh taktik-taktik dan pekerjaan Iblis. "Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." (Ef 6:12).
  3. Kristen harus percaya bahwa Iblis adalah lawan yang sudah kalah. "Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia." (1Yoh 4:4). Yesus Kristus muncul sebagai Pemenang atas Iblis, melalui inkarnasi, kematian di Salib dan kebangkitan-Nya. "Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut." (Ibr 2:14).
  4. Iblis tidak akan memiliki kuasa dan pengaruh atas Kristen yang tetap takluk kepada pemerintahan Kristus, kepada wibawa dan terang Firman Allah, kepada disiplin doa, dan terlibat dalam suatu kelompok Kristen yang hidup. Inilah yang dimaksud dengan mengenakan "seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis." (Ef 6:11).
  5. Berdoalah dengannya agar dia mengerti kebenaran tentang Iblis tadi dan agar dia menang mengatasi segala kekuatiran dan ketakutan terhadap si musuh dan terhadap pengaruh serta kuasanya.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
1Petrus 5:8-10
Efesus 2:1-3
Wahyu 12:9,10
Ayub 1:6-12
Matius 4:1-11
Ibrani 2:14
Wahyu 20:1-10

Bagian B: Iblis: Cara Menolaknya

Iblis: Cara Menolaknya
Latar Belakang

Sebelum Yesus memulai pelayanan-Nya di dunia, Dia dicobai Iblis di padang gurun (Mat 4:11). Sesudah berhasil menahan Iblis, Yesus mampu menolong kita menang atas setan dan pencobaan-pencobaan yang berasal dari dia (Ibr 4:15,16).

Karena Kristus sudah mengalahkan Iblis di Salib, kita yang memiliki Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat, telah dibebaskan dari kuasa kegelapan dan dipindahkan-Nya ke dalam kerajaan Anak Allah yang kekasih (Kol 1:13).

Namun demikian, konfrontasi kita dengan Iblis tidak berakhir; dia tidak gampang-gampang menyerah. Dia adalah pendakwa orang beriman (Wahy 12:10), musuh Allah (Mat 13:39), si pencoba (Mat 4:3) dan si penyesat (Wahy 12:9).

Dalam lagu "Allahmu benteng yang teguh", Martin Luther menyentakkan kita untuk waspada:

"Si jahat yang geram, berniat 'kan menang, ngeri kuasanya dan tipu dayanya, di bumi tak bertara."

Kita diingatkan untuk "bertahan melawan tipu muslihat Iblis." (Ef 6:11), dan melawan dia (lihat Yak 4:7).

Seberapa dahsyatkah serangan Iblis atau orang percaya? Sumber-sumber apa harus kita miliki untuk menahan pencobaan-pencobaan dan serangan-serangannya?

Kristen harus belajar menikmati karya sempurna Kristus. Iblis adalah musuh yang sudah dikalahkan. "Mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba" (Wahy 12:11). Yesus menjadi manusia "supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut." (Ibr 2:14). Kristen perlu menyadari bahwa dia menikmati posisi istimewa, perlindungan dan keamanan. Menurut Kolose 3:1-3, karena kita sudah dibangkitkan bersama Kristus dan dihidupkan bagi Dia melalui kelahiran kembali (lihat Yoh 5:24), diri dosa lamamu sudah mati (lihat Gal 2:20), dan hidup kita kini "tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah." Orang Kristen ada dalam perlindungan dan pemeliharaan-Nya terus-menerus. "Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya."

(1Yoh 5:18).

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan

Jika si Kristen merasa dirinya berada di bawah serangan Iblis atau rapuh terhadap tipu muslihat dan pencobaan dari Iblis, minta dia menjelaskan itu kepada anda. Mungkin yang dimaksudkannya ialah ketidaktahanannya/terhadap keakuan dan keinginan-keinginan dosa dirinya. Iblis sering disalahkan atas banyak hal yang sebenarnya bukan salahnya.

  1. Seorang Kristen harus mengakui semua dosa yang disadarinya (1Yoh 1:9) dengan pengertian bahwa dosa harus dibuang. "Hati nurani yang

    xx 72

    murni di hadapan Allah dan manusia," (Kis 24:16) adalah langkah pertama menghadapi Iblis.

  2. Seorang Kristen harus berjaga-jaga. "Sadarlah dan Berjaga-jagalah! Lawanmu si Iblis, berjalan keliling seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1Pet 5:8). Kewaspadaan terhadap taktik dan niat Iblis, akan membantu kita mengelak dari serangan-serangannya.
  3. Kita harus menaklukkan diri kita kepada Allah (Yak 4:7,8). Penaklukan diri ini mengandung dua segi:

    1. Lawanlah Iblis.

      1. Miliki suatu sikap mental yang menentang dia. "Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya." (Dan 1:8). "Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya." (Rom 13:14).
      2. Tempatkan Setan di tempatnya sesungguhnya. Ketika Setan melalui Petrus, berusaha mencoba mengalihkan Yesus dari rencana kekal-Nya, Yesus menghardik dia: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." (Mat 16:23).
      3. Gunakanlah Firman Tuhan untuk mengusir Iblis (Mat 4:1-11). Dalam pencobaan-Nya, jawab Yesus yang mematahkan iblis itu terambil dari Alkitab: Ulangan 8:3; Ulangan 6:16 dan Ulangan 6:13. Salah satu alasan terkuat mengapa kita perlu akrab dengan Alkitab, ialah supaya kita mampu melawan Iblis.
    2. Mendekatlah pada Allah dan Dia akan dekat pada anda. Hubungan persekutuan kita tiap hari dengan Tuhan, bergaul dengan Firman Allah, mencari hadirat-Nya dan kekuatan melalui doa, merupakan kekuatan terpadu untuk melawan Iblis dan mengakibatkan dia lari.
    3. "Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau." (Mazm 119:11).

  4. Kita harus mengalahkan Iblis oleh Roh Kudus. "Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging." (Gal 5:16).
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis." (Ef 6:11)

"Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! Mendekatlah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!" (Yak 4:7,8)

"Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah." (Kol 3:1-3)

"Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." (Gal 2:20)

Kolose 1:13

Bagian B: Iman: Masalah Kurang Iman

Iman: Masalah Kurang Iman
Latar Belakang

Seringkali orang yang kita layani menyatakan keinginannya memiliki iman yang lebih kuat.

Kita bisa mendefinisikan iman sebagai suatu penyerahan diri total kepada Allah: Diri, karya dan Firman-Nya. Iman adalah mempertaruhkan hidup kita pada kelayakan Allah untuk dipercaya. Tetapi kecuali iman mempengaruhi hidup kita, ia hanya sekedar slogan kosong. Penjelasan Alkitab paling terkenal tentang iman menunjuk kepada segi fungsinya, bukan kepada uraian tentang hakekat dan faedah iman: "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibr 11:1).

Injil adalah jalan iman. Hidup Kristen adalah perjalanan iman. Iman memperkenan Allah dan Dia menghargainya. "Tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia." (Ibr 11:6).

"Iman akan menampakkan dirinya dalam tiga hal: dalam doktrin, ibadah dan persekutuan. Ia akan mengungkapkan dirinya dalam moral, dalam cara kita hidup dan bertindak. Alkitab juga mengajarkan bahwa iman tidak berhenti dengan mempercayai Kristus untuk keselamatan kita. Iman berlangsung terus! Iman bertumbuh! Mungkin lemah pada mulanya, tetapi akan menjadi makin kuat, sambil kita mempelajari Alkitab, berdoa, bergereja dan mengalami kesetiaan Allah dalam hidup Kristen anda."
Selesai
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
Untuk yang Bukan Kristen:

Jika orang yang anda layani berbicara sedemikian rupa tentang iman, sampai nyata bahwa dia kurang pengertian tentang arti iman yang menyelamatkan, jelaskan "Damai dengan Allah", di 17750. Tekankan bahwa hanya melalui iman, kita dapat mengenal Allah. Masuk ke dalam hubungan yang benar dengan Dia melalui Yesus Kristus, berarti menyerahkan diri karena iman kepada Pribadi-Nya dan karya-Nya seperti yang diungkapkan dalam kematian-Nya di salib dan kebangkitan-Nya. "Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Rom 10:17). "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri." (Ef 2:8,9). Jelaskan padanya "Mendapatkan Kepastian Keselamatan" dan "Keyakinan Keselamatan".

Untuk yang Kristen:

Jika orang itu Kristen yang menyatakan keprihatinannya tentang kelemahan imannya, atau keinginannya untuk memiliki iman lebih kuat:

  1. Tanyakan dia:

    Mengapa anda menginginkan iman lebih? Apa yang anda inginkan dari iman anda?

    Mungkin dia kurang pasti tentang hubungannya dengan Kristus. Bila demikian, jelaskan "Kepastian Keselamatan" di , sambil menegaskan Efesus 2:8,9.

  2. Jika ternyata posisi keselamatannya karena iman dalam Kristus, jelas, jelaskan padanya pengertian tentang iman yang bertumbuh.

    1. Hidup beriman tidak bertumbuh dalam sekejap mata, melalui proses ajaib. Yang memperdalam iman adalah disiplin rohani.
    2. Dorong dia untuk mengakui kekurangan iman sebagai dosa. " . . . dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa." (Rom 14:23). "Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup." (Ibr 3:12).


    3. Dorong dia kembali pada buku sumber iman, yaitu Alkitab. Ada sekitar 500 ayat acuan tentang "iman", "percaya", dan sebagainya di Perjanjian Baru saja. Dia perlu membaca dan mempelajarinya! Anjurkan dia untuk mencatat setiap ayat yang berbicara tentang iman, lalu mempelajari masing-masingnya sesuai konteks, untuk menentukan apa kata Allah tentang iman, dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupannya.
    4. Dorong dia untuk melatih imannya melalui hidup doa. Beberapa ayat mengaitkan iman dengan doa, misalnya: Matius 17:20, Yakobus 5:15. Iman bertumbuh bersama pengalaman kemenangan kita berdoa.
    5. Dorong dia untuk mulai menggunakan apa yang dipelajarinya tentang iman, mengujinya dalam hidup dan pengalaman. Misalnya, dalam Amsal 3:5,6, Allah menjanjikan bimbingan-Nya jika kita memenuhi beberapa persyaratan. Jika orang itu ingin dipimpin Tuhan dalam keputusan atau tindakan yang akan diambilnya, silakan dia memutuskan persyaratan Allah dalam ayat itu, yang harus dia penuhi, agar janji bimbingan-Nya dialaminya.
    6. Desak dia untuk mulai menantang imannya dengan memberanikan diri untuk lebih mempercayai Allah dan bertindak sesuai dengan itu. Iman sejati bersifat dinamis; melahirkan tindakan! Para pahlawan iman (Ibr 11:1-40), adalah mereka yang bergerak bersama Tuhan! Terlibatlah dalam pelayanan Kristen. "Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan, jerih payahmu tidak sia-sia." (1Kor 15:58).
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus." (Rom 5:1)

"Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu - yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu." (1Pet 1:6-9)

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana -- , maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu." (Mat 17:20)

Yesus menjawab mereka: "Percayalah kepada Allah!" (Mr 11:22)

Bagian B: Iri, Cemburu dan Keserakahan

Iri, Cemburu dan Keserakahan
Latar Belakang

Iri, cemburu dan keserakahan adalah kejahatan-kejahatan yang saling berkaitan. Ketidakpuasan akan posisi dan milik kita, sering menyatakan adanya sikap mementingkan diri sendiri yang membuat orang tidak memiliki tenggang rasa, sakit hati dan bahkan menaruh dendam terhadap saingan (sekedar dugaan atau kenyataan) tertentu. Kita bisa serakah keberhasilan, menginginkan kepribadian, harta milik, penampilan atau posisi orang lain. Lalu, untuk menutupi ego kita yang tertekan, kita bersikap tidak ramah dan merugikan sambil menenggelamkan diri dalam kasihan diri, marah, kepahitan dan kemuraman.

Kain iri, karena persembahan Habel diterima Allah, sedangkan dia tidak. Dia menjadi cemburu, menginginkan apa yang untuknya telah ditolak. Marah, kepahitan, depresi dan pembunuhan mengikutinya. "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat." (Yak 3:16).

Iri dan ambisi karena cemburu pada Lucifer, mendorong dia memberontak melawan Allah. "Aku hendak ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, . . . hendak menyamai Yang Mahatinggi!" (Yes 14:13,14).

"Kita tidak dapat menjadi pribadi yang berkembang penuh sambil menanamkan iri dalam hati. Dalam Amsal 14:30 dikatakan, 'Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.' Iri bukan senjata pertahanan: ia adalah alat penyerang yang digunakan dalam dadakan rohani. Ia melukai demi untuk melukai."
Selesai

Rasul Paulus memberi penangkal mujarab bagi dosa iri, cemburu dan keserakahan. "Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Fili 4:12,13).

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
Untuk yang Bukan Kristen:
  1. Jika anda melihat gelagat iri, cemburu atau serakah pada orang yang anda layani, dengan hati-hati tetapi pasti, tunjukkan bahwa sikap-sikap tadi tidak memperkenan Allah. Jelaskan "Damai dengan Allah" di 17750, lalu "Akibat-akibat menerima Kristus", di 17751.
  2. Bimbing dia untuk mencari kelepasan dari iri, cemburu dan serakah. Sesudah Kristus datang ke dalam hidupnya, orang yang anda layani dapat belajar merubah pikiran dan haluan hidupnya dengan tindakan-tindakan yang memantulkan pembaruan hidupnya dalam Kristus. Iri, cemburu dan serakah harus selalu diakui sebagai dosa dan membutuhkan keampunan dan penyucian tiap-tiap hari.
  3. Iri, cemburu dan serakah harus diubah menjadi "buah-buah yang sesuai dengan pertobatan." (Luk 3:8, lihat juga Fili 2:3,4).
    1. Mendoakan mereka yang membuat iri.
    2. Menginginkan kebaikan orang lain.
    3. Mencoba mengenal mereka yang dulu membuat iri; belajar menghargai kelebihan-kelebihan orang yang tadinya menimbulkan respon negatif dan dosa dalam anda.
  4. Anjurkan dia untuk mulai membaca Alkitab, mempelajari dan menghafalkannya. Sementara Firman Tuhan mulai meresapi pikirannya, ia akan mengusir perkara-perkara daging (Gal 5:17-21).
  5. Dorong dia untuk belajar berdoa tiap hari.
  6. Anjurkan dia untuk terlibat dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan, yang di dalamnya dia dapat beribadah, bersekutu dan melayani.
  7. Berdoa dengannya agar dia menang atas iri, cemburu dan keserakahan. Doakan pula agar penyerahannya pada Kristus merubah hidupnya.
Untuk yang Kristen
  1. Bimbing dia untuk memutuskan cara berpikir yang melibatnya, dengan menyadari masalahnya secara terbuka. Dia harus memusatkan perhatiannya kepada penyebab dosanya, bukan pada orang lain, keadaan, "nasib buruk", kurang penerimaan, atau kegagalan. Dia harus mengembangkan sikap mental yang memungkinkannya menghadapi masalah secara tulus.
  2. Bantu dia untuk bertobat dan mengakui dosanya ini. Jelaskan "Pemulihan" di , sambil menekankan 1Yohanes 1:9 dan 2:1. Dia harus terbuka dan berterus terang pada Allah.
  3. Dorong dia membaca dan mempelajari Alkitab. Menurut D.L. Moody, "Dosa akan menghalangi anda terhadap Alkitab atau Alkitab akan menghalangi anda dari dosa". Desak dia untuk menggali secara tekun tentang teks-teks yang berbicara tentang masalahnya dan doakanlah itu. Dia perlu minta Allah menghanguskan hatinya. Firman Allah menempelak, tetapi juga menghibur, bila kita belajar mentaatinya.
  4. Perlakukan dosa-dosa ini sebagai "kebiasaan buruk" yang harus ditaklukkan. Pelajari itu dalam "Kebiasaan Buruk" , ini akan sangat membantu. Dia harus tekun mengatasi satu masalah sampai tuntas selesai, baru melanjutkan dengan aspek-aspek lainnya. Ada kalanya berguna meminta seorang rekan Kristen untuk mengamati kemajuan yang terjadi. Berdoa dengannya pun berguna.
  5. Nasihatkan dia untuk melibatkan diri dalam beberapa bentuk pelayanan dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan. Ini bisa menyebabkannya memiliki pemikiran yang lebih obyektif dan membangun dan membantu pengendalian sikap-sikapnya.
  6. Desak dia untuk mengembangkan sikap bersyukur terhadap hidup, perkara-perkara yang terjadi di dalamnya dan terhadap sesama yang memasuki jalan hidupnya. Mengganti kritik dengan syukur dapat membawa hasil-hasil yang membesarkan hati.
  7. Berdoalah secara pribadi dengannya, meminta kemenangan dan kesukaan pengalaman Kristen secara baru.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri dengan Dia dalam kemuliaan." (Kol 3:1-4)

"Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang." (Ams 14:30)

"Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: 'Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.'" (Ibr 13:5)

"Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (Ibr 10:24,25)

Amsal 27:4
1Korintus 3:3

Bagian B: Judi

Judi
Latar Belakang

Judi dapat dilakukan dalam berbagai cara. Cara-cara tertentu bisa nampak tak salah, bahkan sebagian keuntungannya kadang-kadang dipakai untuk tujuan baik. Namun demikian, Firman Allah menyatakan bahwa segala bentuk judi bertentangan dengan kehendak-Nya bagi seorang Kristen.

Pertama, judi dan taruhan adalah iman kepada nasib dan untung-untungan dan bukan pada pemeliharaan Allah. Kedua, seseorang yang berjudi mendapatkan keuntungan di atas kerugian orang lain. Jadi ia bertetangga dengan keserakahan dan pencurian. Ketiga, judi merangsang ketamakan. Ia mementingkan keinginan mendapat, lebih dari keinginan memberi, kepentingan diri, lebih dari pengorbanan diri, dan mengikis serat-serat moral suatu masyarakat.

Alkitab menunjuk tiga cara untuk mendapat keuntungan materi. Pertama, kerja. "Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." (2Tes 3:10). Kedua, pengelolaan yang baik (lihat perumpamaan talenta di Lukas 19:1-17). Ketiga, pemberian atau warisan. "Karena bukan anak-anak yang harus mengumpulkan harta untuk orang tuanya, melainkan orang tualah untuk anak-anaknya." (2Kor 12:14).

"Mengapa judi memiliki daya tarik, dapat dimengerti. Ada rangsangan kuat untuk mendapat sesuatu tanpa perjuangan. Jelas, justru disinilah letak kedosaannya. Judi dalam segala bentuk akhirnya adalah pencurian yang dibolehkan. Kartu-kartu dikocok, kupon-kupon tebakan diisi, dadu berputar, kemudian seseorang mengantongi milik orang lain. Alkitab berkata, "dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu." (Kej 3:19). Bukan "dengan menebak angka atau bermain kartu dan dadu, engkau akan memperoleh makananmu." Memang dalam kebanyakan judi kecil-kecilan tidak akan terjadi kerugian besar, tetapi prinsipnya tetap sama dengan judi besar. Yang lain, hanya jumlah uangnya."
Selesai

Pengalaman seorang penjudi, sama dengan seorang pemabuk. Dia berkhayal seolah-olah dialah pengendali hidupnya, padahal sebenarnya dia sudah tak terkendali. Dia tidak merasa bermasalah, walaupun keluarganya berantakan. Akhirnya dia dikejar oleh timbunan hutang, bahkan sampai mencuri untuk menutupi kekalahannya.

Si penjudi mungkin berjanji untuk berhenti, tetapi jarang terlaksana kecuali terjadi suatu bencana yang memaksa dia berhadapan dengan kenyataan. Untuk sebagian besar orang, perjumpaan dengan Yesus Kristus merupakan satu-satunya jalan keluar dari kecanduan itu. Kemenangan dan kesembuhan sempurna, biasanya harus melalui proses. Banyak masalah emosi yang sama dengan yang dialami pemabuk, juga dialami penjudi. Sebab-sebab dasarnya harus diurus dalam terang Firman Allah.

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Sikap penuh kasih namun "keras", harus dimiliki pembimbing. Kecanduan tersebut adalah kenyataan. Korban harus dipertentangkan dengan fakta, bahwa hidupnya sudah tak terkendalikan dan bahwa dia harus bertanggung jawab atas situasi itu. Sungguhkah dia ingin ditolong? Bila ya, dia harus berhenti berjudi. Kurang dari itu, masalahnya tak akan selesai.
  2. Sudahkah dia menyerahkan hidupnya pada Kristus, menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamatnya? Jelaskan "Damai dengan Allah", . Kristus mematahkan belenggu dosa, dan membuat semua jadi baru. (2Kor 5:17).
  3. Tegaskan bahwa kini dia harus mengambil keputusan tegas, tidak lagi kembali ke meja judi, membeli undian, dan seterusnya. Dari hari ke hari, dia harus belajar mempercayai Allah terhadap pencobaan tersebut. "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya." (1Kor 10:13).
  4. Dia harus meninggalkan tempat-tempat dan memutuskan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan judi. Dia harus membina hubungan-hubungan baru. Dia harus melibatkan diri dalam ibadah, persekutuan suatu gereja yang mementingkan Alkitab, belajar berdoa dan mengembangkan persahabatan yang akan menyokong perubahan hidupnya.
  5. Berdoalah dengannya meminta kelepasan sempurna dari perbudakan itu. Desak dia untuk berdoa tiap hari. Kebiasaan itu akan memperkokoh ketergantungannya kepada Allah.
  6. Nasihatkan dia membaca dan mempelajari Alkitab secara pribadi. Sambil seseorang meresapi pikiran-pikiran Allah, perombakan mental dan kehidupan akan dialaminya berangsur-angsur. Perkenalkan buku Hidup dalam Kristus kepadanya.
  7. Dorong dia untuk meminta bimbingan pendeta atau psikolog Kristen, jika bantuan lanjut diperlukan. Sebab-sebab yang menimbulkan kecanduan, sering kali harus dilayani secara lebih mendalam.

    Jikalau dia bertanya tentang undian, sayembara, kupon berhadiah, dan lain sebagainya, atau ingin membenarkan hal-hal tadi karena kadang-kadang dilakukan juga di sementara gereja, tunjukkan bahasan di Latar Belakang.

Sesudah itu, teruskan sebagai berikut:
  1. Tanyakan apakah dia pernah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat? Jelaskan "Damai dengan Allah", di 17750.
  2. Tekankan bahwa pelayanan Tuhan harus didukung oleh korban kasih umat Tuhan, bukan oleh segala macam bentuk judi terselubung tadi.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah." (1Kor 10:31)

"Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apapun." (1Kor 6:12)

"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati." (Rom 12:1)

"Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Karena itu matikanlah segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah atas orang durhaka." (Kol 3:2,5,6)

"Jangan mencuri. Jangan mengingini rumah sesamamu; . . . jangan mengingini . . . apapun yang dipunyai sesamamu." (Kel 20:15,17)

Bagian B: Kasih

Edisi C3I: e-Konsel 370 - Keterampilan Penting bagi Konselor [1]

Kasih
Latar Belakang

Sebelum Injil Yesus Kristus menyinari panggung sejarah manusia, "kasih" kebanyakan dimengerti dalam arti kepentingan diri sendiri. Mengasihi yang tidak layak dikasihi, adalah sesuatu yang tak masuk akal. Allah yang penuh kasih datang mencari manusia berdosa, adalah sesuatu yang tak terpikirkan dalam dunia bukan Kristen.

Para penulis Perjanjian Baru harus menciptakan suatu istilah baru untuk kasih, yaitu agape, untuk mengungkapkan tentang diri-Nya dalam Kristus dan bagaimana Dia ingin kita bersikap kepada sesama kita. "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita." (1Yoh 3:16).

Ikatan kasih baru ini dinyatakan di Golgota. Orang-orang tebusan, sejak itu, menghampiri Allah dan sesamanya dalam suatu dimensi yang tak pernah dikenal dan dialami sebelumnya.Agape kini harus menjadi "jalan yang lebih utama". (1Kor 12:31). Segera pula dia menjadi ciri gereja mula-mula. Yesus berkata: "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi." (Yoh 13:34), dan "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (Yoh 13:35).

Namun demikian, bersama dengan berlalunya waktu, pudar pula dorongan sejati agape. Gereja masa kini berkewajiban untuk menemukan ulang makna kasih. Agape bukan sekedar perasaan. Kasih yang "tertidur" adalah kasih yang tak berkekuatan. Ia menjadi dinamis hanya bila secara aktif ia mengasihi Allah seperti Allah mengasihi kita; dinamis hanya jika ia menggelora tak tertahankan, mengasihi saudara-saudara seiman, sesama manusia kita, dunia yang untuknya Kristus sudah mati. (Lihat 1Yoh 4:10-12 dan 2Kor 5:14).

Seperti pada Allah, pada manusia pun kasih berkata: "Aku menghormati engkau. Aku memperhatikan engkau. Aku bertanggung jawab atasmu."

Aku menghormati engkau:

Aku memperlakukanmu sebagaimana adamu, suatu pribadi yang unik -- Seperti setiap kita memiliki keunikan masing-masing. Aku menerimamu sebagaimana adamu dan mempersilakan kau berkembang seperti kehendak Allah untukmu. Aku tak akan memperalatmu untuk keuntunganku sendiri. Aku akan berusaha mengenalmu sedapat mungkin, sebab aku tahu bahwa komunikasi dan pengenalan yang semakin dalam akan menumbuhkan pula rasa hormatku padamu.

Aku memperhatikan engkau:

Apa yang terjadi padamu, penting bagiku. Aku menaruh perhatian tentang diri dan pertumbuhanmu. Aku ingin mendukung apa yang kau minati, bahkan jika itu berarti mengorbankan minatku sendiri.

Aku bertanggung jawab atasmu:

Responku terhadapmu tak lahir sebagai kewajiban yang membebaniku, tetapi sebagai suatu kesukaan. Kebutuhan-kebutuhan rohanimu mendorongku mendoakanmu. Aku ingin melindungimu, tetapi tanpa bertindak berlebihan. Aku akan mengoreksimu dalam kasih, tetapi aku tidak akan mencari-cari kesalahan. Aku tidak akan senang atas kelemahan dan kegagalanmu dan aku tak akan mengingat-ingatnya pula. Dengan anugerah Allah, aku akan sabar dan tak akan mengecewakanmu. (Lihat 1Korintus 13:1-13).

Kita mengenal kasih Allah hanya karena kita menjawab kasih-Nya dalam Kristus. Saat terpenting dalam hidup seseorang ialah keputusan untuk menerima kasih tanpa syarat ini, yang melaluinya kita belajar mengasihi Dia dan meneruskannya kepada sesama kita.

"... Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah telah mengasihi kita . . . " (1Yoh 4:8-10).

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
Untuk yang Bukan Kristen:

Jika orang yang anda layani belum pernah mengalami kasih Allah, jelaskan "Damai dengan Allah", . Tekankan Yohanes 3:16.

Untuk yang Kristen:
  1. Jika dia Kristen, ingin lebih mengasihi Allah, dukung dia. Ini juga merupakan kehendak tertinggi Allah. "Jawab Yesus kepadanya: 'Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.'" (Mat 22:37).

    1. Kita harus mengasihi Dia karena Dia sudah lebih dahulu mengasihi kita. (1Yoh 4:10)
    2. Kita mengasihi Dia "karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." (Rom 5:5). "Tetapi buah Roh ialah kasih . . . " (Gal 5:22).
    3. Kita harus mengasihi dia melalui ketaatan. "Jawab Yesus: 'Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku.'" (Yoh 14:23,24).
    4. Kita menyatakan kasih kita kepada-Nya melalui ibadah kita. "Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku."

      1. Kita mencari Dia melalui firman-Nya: "Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam." (Mazm 1:20).
      2. Kita mencari-Nya melalui doa: "Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati. Aku akan memberi kamu menemukan Aku . . . " (Yer 29:12-14).
      3. Kita berusaha melayani Dia. "Giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1Kor 15:58). "Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang." (Ibr 6:10).

    Kasih agape adalah motivasi terbesar yang melibatkan seseorang dalam penginjilan dan missi Kita menyaksikan kasih-Nya kepada dunia yang terhilang

    .
  2. Jika orang yang anda layani menghadapi masalah dalam mengasihi saudara dalam Tuhan, tunjukkan bahwa kita baru mulai mengerti kasih Allah ketika kita mengasihi orang lain.

    1. Allah memerintahkan kita mengasihi saudara seiman. "Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat." (Rom 12:10).
    2. Allah memampukan kita untuk mengasihi tanpa mempertimbangkan kelayakan obyek yang kita kasihi. " . . . karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." (Rom 5:5). Jelaskan dari Latar Belakang tentang tiga dimensi kasih agape: hormat, perhatian dan tanggung jawab.
      "Buah Roh ialah kasih. Aku tidak dapat mengasihi dengan kekuatanku sendiri, aku tidak memiliki sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri karena diriku sendiri. Tak seorangpun memiliki kemampuan mengasihi sesungguh-sungguhnya . . . kecuali dia datang kepada Kristus. Sampai Roh Kudus mengendalikan hidupnya, dia tidak mampu mengasihi."
      Selesai
    3. Tunjukkan bahwa kasih tidak menampakkan diri secara otomatis; tetapi merupakan kelakuan yang lahir karena belajar dan mempraktekkan diri. Semakin kita mengasihi, semakin dalam kasih kita, semakin kasih kita disempurnakan.

      1. Mendoakan orang lain merangsang pendalaman kasih kepada mereka.
      2. Tindakan-tindakan kebaikan, melayani dan pengorbanan memperkuat dinamika kasih. "Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului memberi hormat." (Rom 12:10). "Kasih itu sabar, kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.

        Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menampung segala sesuatu." (1Kor 13:4-8).


Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yoh 3:16)

"Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- oleh kasih karunia kamu diselamatkan." (Ef 2:4,5)

"Lihatlah betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Allah." (1Yoh 3:1)

"Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita." (1Yoh 4:12)

"Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat." (Rom 12:9,10)

"Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yoh 15:13)

Matius 22:37

Bagian B: Keampunan

Keampunan
Latar Belakang

Salah satu kata terindah dalam perbendaharaan kata manusia, ialah keampunan. Betapa banyak sakit hati dan kesusahan dapat kita elakkan, jika kita belajar arti kata tersebut. Pemazmur mengungkapkan sebagian perasaan yang dialaminya sendiri sesudah dia meminta Allah demikian: "Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!" (Mazm 51:4). "Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan yang tidak berjiwa penipu." (Mazm 32:1,2). Tegasnya, keampunan menghapuskan masa lalu dan mengizinkan kita memasuki kawasan ciptaan baru.

"Keampunan Allah bukan sekedar ucapan sambil lalu; ia merupakan penghapusan total seluruh kekotoran kita di masa lalu, masa kini dan masa akan datang. Satu-satunya sebab mengapa dosa-dosa kita dapat dihapus, ialah karena di Salib, Yesus Kristus sudah membayar penuh hukuman atas dosa kita. (Tetapi) hanya jika kita bertelut di bawah kaki Salib, dalam kehancuran hati, pengakuan dan pertobatan, kita dapat memperoleh keampunan."
Selesai
Dasar Keampunan:
  1. Akui keberadaan kita dan segala yang sudah kita lakukan (tobat). "Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kau anggap jahat." (Mazm 51:5,6).
  2. Mintalah (pengakuan), "bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju! Sembunyikanlah wajahmu terhadap dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku." (Mazm 51:9,11).
Akibat-akibat Keampunan:
  1. Pendamaian. Waktu Allah mengampuni, segera terjadi perubahan hubungan yang menyeluruh. Dari permusuhan, menjadi kasih dan penerimaan. Dari perseteruan, menjadi persahabatan. "Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka." (2Kor 5:19).
  2. Penyucian. Hakekat keampunan ialah pemulihan kita ke posisi semula di hadapan Allah. "Bersihkan aku daripada dosaku . . . maka aku menjadi tahir." (Mazm 51:9) (Lihat juga 1Yoh 1:9; Rom 4:7).

    Aspek penyucian lainnya ialah Allah melupakan dosa kita ketika Dia mengampuni. "Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka." (Ibr 8:12) (Lihat juga Mazm 103:12; Yes 38:17).

  3. Pengampunan. Keampunan menyebabkan Allah membatalkan tuduhan-tuduhan-Nya atas kita. Dia tidak akan lagi menghukum karena dosa-dosa kita. Yesus berkata kepada perempuan yang tertangkap berzinah itu, " . . . Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang" (Yoh 8:11; Lihat juga Rom 8:1).
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan

Kita perlu memikirkan tiga hal: keampunan dari Allah, mengampuni orang yang bersalah pada kita, dan mengampuni diri sendiri dengan menanggalkan masa lalu kita di belakang kita.

Untuk yang Bukan Kristen:
  1. Yakinkan dia bahwa Allah mengerti dosa dan tahu bagaimana mengurusnya. Dia mengampuni dosa. Dan orang itupun dapat mengenal kesukaan pengampunan.
  2. Jelaskan "Damai dengan Allah", di 17750. Tekankan akibat-akibat keampunan dari Latar Belakang.
  3. Jelaskan "Kepastian Keselamatan", .

    CATATAN: Jika dia memaksakan pendapatnya bahwa dia tidak dapat diampuni, karena sudah melakukan dosa tak berampun, lihatlah pembahasan tentang hal tersebut.

  4. Anjurkan dia untuk mulai membaca dan mempelajari Firman Tuhan. Ini akan banyak membantu meyakinkannya tentang keampunan. (Lihat Yoh 3:19). Anjurkan dia membaca Hidup dalam Kristus yang akan membantunya untuk memulai mempelajari Alkitab.
  5. Dorong dia mencari persekutuan dengan kelompok Kristen Alkitabiah. Suatu gereja yang baik akan menyediakan pengajaran Alkitab, ibadah dan kesempatan-kesempatan untuk melayani dan bersaksi.
  6. Desak dia untuk berdoa, lakukan pengakuan dosa tiap hari (1Yoh 1:9) sebagai syarat keampunan dan pembaharuan.
  7. Berdoalah bersamanya untuk mendapat pengertian penuh tentang hubungan barunya dan konsekuensi-konsekuensinya.
Untuk Kristen yang mendendam:
  1. Tunjukkan bahwa sikapnya salah. Pertama dia harus mengurus dirinya sendiri dulu, mengakui dendam dan kebenciannya kepada Allah sebagai dosa.
  2. Anjurkan dia untuk mengampuni mereka yang telah melukai hatinya. Mungkin akan susah, tetapi tidak ada pilihan lain: Allah memerintahkannya! "Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian." (Kol 3:13). Anda sendiri tidak layak menerima keampunan. Kadang-kadang orang yang paling tidak pantas untuk diampunilah yang paling membutuhkannya! Mengampuni seperti yang Tuhan buat, berarti melupakan. Inipun mungkin susah dan perlu waktu. Kecurigaan dan ketidakpercayaan akan tersisa, tetapi Allah dapat merubah sikap kita. Jawab Yesus bahwa Petrus harus mengampuni "tujuh puluh kali tujuh kali", mengandung pengertian bahwa kita harus selalu sedia bahkan suka untuk mengampuni. Pengampunan ini tidak boleh setengah hati, tetapi harus sepenuh hati. (Lihat Mat 18:21-35).
  3. Nasihatkan orang yang anda layani untuk mengusahakan perbaikan hubungan dalam semangat Kolose 3:13. Mungkin sekali ini mengandung resiko berat (Mat 5:41), tetapi mungkin perlu untuk memperbaiki hubungannya. Injil selalu memotong arus reaksi dan kelakuan manusia. Sampai salah seorang bersedia memprakarsai pengampunan dan pemulihan, hubungan yang putus itu akan tetap berlangsung.
Untuk Kristen yang tak dapat mengampuni diri sendiri:
  1. Tanyakan apakah dia sungguh sudah bertobat dan mengakui segala dosanya secara terus terang kepada Allah. Jika ya, sampaikan "Keampunan dan Pemulihan", 17753, sambil menekankan 1Yohanes 1:9.
  2. Jika sudah melakukan hal tadi namun kecemasannya masih berlangsung, tunjukkan bahwa dia tidak beriman. Jika Allah telah mengampuni dia karena pengakuannya (1Yoh 1:9), maka keraguannya adalah salah. Dia harus memegang apa yang Allah katakan!

    Ceritakan kesaksian Daud di Mazmur 32:1,2: "Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan yang tidak berjiwa penipu ! "

    Mungkin sikapnya itu bercampur dengan kerendahan hati yang palsu. Penghukuman diri sering membuat orang merasa lebih baik, sedang sementara yang lainnya senang mengorek-ngorek masa lalu. Beginilah semangat ahli Taurat dan orang Farisi: "Demikian jugalah kamu, . . . tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan." (Mat 23:28).

  3. Jika dia sungguh bertobat, anjurkan dia untuk melihat dirinya seperti Allah melihat dia, suatu ciptaan baru dalam Kristus Yesus (lihat 2Kor 15:17). Allah tahu dosa, dan tahu bagaimana mengurusnya. Dia akan mengampuni dosa-dosa kita jika kita memenuhi syarat-syaratnya bagi keampunan: pertobatan dan pengakuan. Lakukanlah hikmat Paulus ini: "Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus." (Fili 3:13,14).

Bagian B: Kebiasaan-kebiasaan Buruk

Keampunan
Ayat Alkitab

"Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka." (Yoh 8:36)

"Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu." (Yes 43:25)

"Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."

(Mat 6:14,15) "Yesus berkata: 'Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.'" (Luk 23:34)

Kata/Topik:
KEBIASAAN-KEBIASAAN BURUK
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
Latar Belakang

Ada yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk berkebiasaan. Banyak tindakan kita yang menjadi otomatis: kadang-kadang kita tidak sadar bahwa kita melakukan sesuatu atau melakukannya dengan cara tertentu.

Ruang lingkup "Kebiasaan-kebiasaan Buruk" sedemikian luas, meliputi segala kelakuan jelek yang menghalangi pertumbuhan Kristen kita atau yang mengganggu orang lain. Di dalamnya termasuk dosa-dosa sikap batin seperti iri, cemburu, dendam, gosip, dusta, mengkritik orang, pementingan diri, tidak sabar, pertengkaran, mengulur-ulur waktu, dan sebagainya. Atau, bisa juga kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan keinginan yang tak terkendali: makan, minum, belanja, membaca, melihat gambar porno, kerja berlebihan, berkhayal, pikiran jahat, masturbasi, menyumpah, dan lain sebagainya.

Masalah kebiasaan buruk berkaitan erat dengan perintah Firman Tuhan agar orang Kristen "hidup dalam hidup yang baru" (Rom 6:4). Sementara kita berserah kepada Tuhan, meminta Dia menyelidik hati kita dan menyatakan hal-hal yang tidak memperkenan Dia (Mazm 139:23,24), kita akan mulai melihat banyak hal buruk yang perlu dibereskan. Hal terpenting yang harus diingat tentang kebiasaan-kebiasaan buruk, ialah bahwa Allah tidak berkenan padanya dan bahwa Dia dapat menolong mematahkannya dan memberi kemungkinan-kemungkinan baru.

Tak seorangpun dari kita yang tak mungkin lagi berubah. Pekerjaan Injil, khususnya adalah merubah (2Kor 5:17). Kita tahu bahwa Allah dapat bekerja dalam hidup kita, menjadikannya sesuai dengan yang disukai-Nya. "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." (Ef 2:10).

"Kekuatan yang memberi kita kemenangan, terus-menerus kita timba dari Kristus... Orang Kristen kini memiliki sumber-sumber yang memungkinkannya hidup mengatasi dunia. Alkitab mengajarkan bahwa orang yang lahir dari Allah tidak lagi berbuat dosa."
Selesai
Kata/Topik:
KEBIASAAN-KEBIASAAN BURUK
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Hargai dia karena memberi cukup perhatian pada keadaan kerohaniannya dan mencari penyelesaian atas kebiasaan-kebiasaan buruknya.

    Kemungkinan berubah, terbuka bagi setiap orang, tanpa pandang usia atau keterbatasan-keterbatasan lainnya. "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Fili 4:13). Bantuan-Nya dan pengharapan bahwa belenggu-belenggu ikatan diri dapat dipatahkan-Nya, memberinya dorongan untuk mencapai kemenangan.

  2. Tanyakan apakah dia pernah menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhannya pribadi.

    Mungkin kita anggap bahwa orang yang mencari kelepasan dari kebiasaan-kebiasaan buruk adalah orang Kristen. Tetapi janganlah terima anggapan itu tanpa periksa. Apakah dia yakin bahwa dia memiliki hubungan yang erat dengan Kristus, yang akan memberinya kuasa perubahan yang Allah janjikan? Jelaskan "Damai dengan Allah", .

  3. Nyatakan bahwa kebiasaan buruk (berdosa) harus dihadapi secara khusus.

    Perlu ditemukan, wilayah hidup mana memerlukan perubahan. Hal itu perlu dihadapi secara realistik, sebab kebiasaan sulit dirubah. Mengharap saja tidak berguna. Menggunakan slogan-slogan rohani pun sia-sia. Kita harus berusaha. Hal yang sama ini pula yang membuat Paulus berteriak: "Aku manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?" (Rom 7:24). Penyembuhan tidak terjadi secara mendadak dan mudah.

  4. Desak dia untuk mengakui kebiasaan buruknya sebagai dosa kepada Tuhan dan meminta keampunan.

    Pada waktu yang sama, bantu dia membuat suatu perjanjian dengan Allah, untuk berusaha sampai menang. Suatu keputusan yang jelas akan membantu terjadinya perubahan. Ambillah sikap; jadilah pemenang. (Lihat Yos 24:15).

  5. Beritahukan dia bahwa kebiasaan dapat dipatahkan dengan mempraktekkan prinsip penggantian kebiasaan.

    Rasul Paulus bicara tentang "tanggalkan" dan "kenakan". "Kamu, berhubung dengan hidup kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya." (Ef 4:22-24). Anjuran ini dapat diumpamakan seperti tindakan orang menanggalkan pakaian yang sudah kotor dan menggantinya dengan yang bersih. Paulus menunjuk contoh praktisnya sebagai berikut: "Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain . . . " (Ef 4:25); dan "Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri." (Ef 4:28).

    Menghafalkan Firman Tuhan dapat pula membantu pelaksanaan prinsip "tanggalkan dan kenakan" ini. Untuk orang Kristen yang punya kecenderungan menyumpah atau berbicara kasar, ayat berikut dapat menolong: "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia." (Ef 4:29). Pada kali lain, ia dapat mengucapkan puji-pujian, seperti dalam Mazmur 34 dan 103 (Mazm 34:1-22; 103:1-22).

    Tekankan padanya bahwa untuk setiap kebiasaan buruk yang telah dipatahkan, harus ada kebiasaan baru sebagai pengganti!

  6. Jelaskan bahwa membaca Alkitab tiap hari, mempelajarinya, menghafal ayat Firman Tuhan dan berdoa, memiliki nilai yang sangat besar. Bila pikiran-pikiran Allah menerobosi pikiran kita, pasti terjadi perubahan.
  7. Anjurkan dia untuk memiliki persekutuan dengan orang Kristen lain yang memungkinkan terjadinya saling pikul beban, doa dan kemenangan. Sistem "sahabat rohani" ini telah membantu banyak orang.
  8. Anjurkan dia mencari kesempatan melayani Kristus.

    Sambil kita membagi diri, pengalaman dan hasil-hasil penelaahan Alkitab serta kemenangan-kemenangan pribadi kita; kerohanian kitapun akan dikuatkan.

  9. Jika dia belum menjadi anggota dari suatu gereja tertentu, anjurkan dia melibatkan diri ke salah satu yang mementingkan Firman Tuhan.
  10. Tantang dia untuk memilih satu kebiasaan untuk dibereskan dan membuat sasaran-sasaran jangka pendek.
  11. Berdoalah bersamanya supaya dia mengalami kemenangan atas kebiasaan buruknya, demi kemuliaan Allah.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari daripadamu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu." (Yak 4:7,8)

"Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau." (Mazm 119:11)

"Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia." (Rom 6:11-14)

"Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." (Rom 8:37)

"Kata-Nya kepada mereka semua: 'Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.'" (Luk 9:23)

"Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya . . . supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia." (Fili 2:13,15)

Yeremia 17:9,10
Galatia 2:20
2Timotius 2:15

Bagian B: Keduniawian

Keduniawian
Latar Belakang

Menduniawi atau berpikiran duniawi, adalah membaktikan diri atau mengasyikkan diri dengan perhatian-perhatian duniawi yang bertentangan dengan kepentingan-kepentingan rohani.

Kristen duniawi tidak perduli pada "segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib." (2Pet 1:3). Sebaliknya, dia ditandai oleh ketidakperdulian rohani, ketidakmantapan dan ketidakdisiplinan. Ibadahnya cemar (Yak 1:26,27) dan bermusuhan dengan Allah (Yak. 4:4). Dia bersahabat dengan dunia (Yak. 4:4). Identitas rohaninya meragukan dan dia "lebih menuruti (mengasihi) hawa nafsu dari pada menuruti (mengasihi) Allah." (2Tim 3:4).

Dia bersikap setengah hati terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kerajaan Allah; karena itu amat mudah dia terjerat oleh pencobaan atau bidat yang menyerangnya. Bibirnya dihias oleh pengakuan-pengakuan doktrin, namun isinya tidak lagi dihayatinya. "Jauhilah mereka itu," nasihat Paulus (2Tim 3:5).

Di pihak lain, Kristen yang bersikap rohani, ialah mereka yang mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya (Mat 6:33). Dia mengambil sikap tegas melawan semangat zaman ini, demi untuk memiliki identitas jelas dengan keluarga Allah. Dia memiliki persepsi dan ketajaman pertimbangan rohani karena dia berdoa dan berjalan dalam Roh (Fili 1:9-11).

Walaupun jauh dari sempurna -- bahkan cukup sering mengalami kelemahan dan keraguan -- dia selalu mencari dan mengalami pembaharuan berulang-ulang di kaki salib Yesus (1Yoh 1:9 dan 1Yoh 2:1). Kerinduan terdalamnya ialah "penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah." (Fili 1:11).

Dia sadar bahwa bersikap rohani menghasilkan "hidup dan damai sejahtera." (Rom 8:6).

"Alkitab mengajarkan bahwa kita harus hidup dalam dunia ini, tetapi tidak ambil bagian dalam kejahatan-kejahatan dunia. Kita harus terpisah dari dunia kejahatan. Bila aku menghadapi hal-hal dunia ini, aku bertanya: 'Apakah ia melanggar prinsip Alkitab? Apakah ia merusak gairah hidup Kristenku? Dapatkah aku meminta berkat Tuhan atasnya? Akan jadi batu sandungankah ia, bagi orang lain? Inginkah aku ditemukan sedang membaca atau melihat hal itu, ketika Kristus datang kedua kali?' Keduniawian tidak menimpa kita secara mendadak dan menghanyutkan kita, seperti air bah. Tetapi cara kerjanya akan seperti tetes-tetes air yang secara perlahan-lahan tetapi pasti melubangi batu yang ditetesinya. Dunia dengan segala kekuatan dan rayuannya, terus menekan kita tiap-tiap hari. Kebanyakan kita akan takluk kepadanya, jika Roh Kudus tidak hidup di dalam kita, menopang dan memelihara kita."
Selesai
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Jika seorang Kristen bertanya tentang cara untuk menang atas dunia dan bagaimana menjadi pribadi yang bersikap rohani, sampaikan penghargaan atas pergumulannya itu.
  2. Untuk mempersiapkan dia memiliki sikap dan sasaran hidup baru, bimbing dia untuk membuang secara sadar keinginan-keinginan diri dan dosanya, meminta keampunan atas semua itu dan memohon Allah memperbarui kerohaniannya. " . . . Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah... Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan." (Yos 24:15).

    Jelaskan "Mencari Keampunan dan Pemulihan" di 17753, tekankan 1Yohanes 1:9 dan 1Yohanes 2:1. Juga jelaskan Roma 12:1, sambil meminta dia untuk menyerahkan hidup sepenuhnya secara sadar kepada Allah.

  3. Jelaskan padanya untuk bersiap menghadapi kesulitan, pencobaan dan kegagalan: semuanya itu akan datang ketika kita memutuskan untuk menjaga diri kita supaya "tidak dicemarkan oleh dunia." (Yak 1:27). Allah tidak akan mengizinkan pencobaan menghancurkan kita (1Kor 10:13) dan Dia tidak akan pernah meninggalkan atau membuang kita (Ibr 13:5 dan Yoh 14:16).
  4. Anjurkan dia untuk membaca dan mempelajari Alkitab serta berdoa tiap hari dengan setia. Bagi orang yang ingin bertumbuh dalam kasih karunia dan pengenalan akan Yesus Kristus, tidak ada pilihan lain. Dengan terus mempraktekkan kebiasaan-kebiasaan rohani tadi kehausan kita akan kebenaran akan bertumbuh, yang kemudian mendorong kita berulang-ulang balik kepada hadirat-Nya, mengakui dosa, memohon pembaharuan, pertumbuhan dan pengenalan. "Barangsiapa haus baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." (Yoh 7:37,38). Kedua hal ini: haus akan kebenaran dan datang pada-Nya untuk dipuaskan, akan merupakan lingkaran pertumbuhan mutlak dalam kerohanian kita.
  5. Bila kita ingin menjalani hidup dalam Roh tanpa gangguan, kerap kali kita perlu merubah gaya hidup dan lingkaran persahabatan kita. Anjurkan dia untuk menjalin persekutuan dengan sesama Kristen sejati, untuk membentuk ulang, perhatian-perhatiannya dan menyalurkannya melalui pelayanan di suatu gereja yang baik. "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (Ibr 10:24,25).
  6. Berdoalah dengannya, menyerahkan diri secara sungguh-sungguh. Mintalah kemenangan rohani dalam waktu dekat untuk mengokohkan keputusannya itu.
  7. Akhirnya, tantang dia untuk membuat sasaran-sasaran rohani jangka pendek dan mengusahakannya, sambil mengikuti kemajuan langkah-langkah kemenangannya.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi, dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita." (Kol 3:1,2,17)

"Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya." (1Yoh 2:15-17)

"Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati." (Fili 3:7-11)

"Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah." (Fili 2:12-16)

"Bersukacitalah dalam pengharapan . . . Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama . . . lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! . . . Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkan kejahatan dengan kebaikan!" (Rom 12:12-21)

"Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun. Baiklah engkau jangan makan daging atau minum anggur, atau sesuatu yang menjadi batu sandungan untuk saudaramu." (Rom 12:19,21)

Bagian B: Kehendak Allah: Bagaimana Cara Mengetahuinya

Kehendak Allah: Bagaimana Cara Mengetahuinya?

Latar Belakang

Allah memiliki kehendak khusus untuk hidup setiap orang percaya. Mengetahui dan melakukan kehendak-Nya untuk kita, harus merupakan tujuan hidup kita yang terutama, apapun resikonya.

Untuk dapat mengetahui kehendak Allah bagi hidup kita, kita harus lebih dahulu mengenal Allah sendiri. Kita tidak mungkin mengenal siapa kita, sebelum lebih dahulu tahu milik siapa kita. Kita belajar makin mengenal Dia sambil kita menaklukkan diri kita kepada wibawa-Nya (KeTuhanan-Nya), taat pada Firman-Nya dan dipimpin oleh Roh Kudus. Sebanding dengan tingkat pengenalan kita akan Dia dan penaklukkan diri kita kepada-Nya, kita akan mengalami kesukaan hidup berjalan dalam kehendak-Nya. "Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." (Ams 3:5,6).

"Mengetahui kehendak Allah adalah hikmat yang tertinggi. Hidup di dalam pusat kehendak Allah akan memastikan ketulusan pelayanan kita kepada Allah. Anda akan banyak mengalami banyak kesulitan bila berada di luar kehendak-Nya: tetapi hati anda akan penuh sejahtera walaupun berkekurangan asal anda ada dalam kehendak Allah. Anda tenang sejahtera, walaupun ada di dalam kesulitan atau aniaya, selama anda ada dalam kehendak Allah. Alkitab menyatakan bahwa Allah memiliki rencana untuk setiap-kita dan akan memimpin kita menggenapi rencana tersebut, asal kita tetap bersekutu dengan Dia."
Selesai
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan

Salut dia karena memiliki kerinduan untuk mencari yang tertinggi dan terbaik dari Allah untuk hidupnya. Jelaskan bahwa hanya anak Tuhan yang dapat mengetahui kehendak khusus-Nya untuk hidup mereka.

Kadang-kadang ada juga orang yang belum Kristen yang mengutarakan keinginan untuk mengetahui kehendak Allah tentang suatu langkah keputusan penting tertentu. Katakan padanya bahwa langkah pertama untuk mengetahui kehendak Allah ialah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Jelaskan "Damai dengan Allah", .

Untuk orang Kristen yang mencari kehendak Allah, jelaskan beberapa prinsip untuk mengetahui kehendak Allah.
  1. Nasihatkan dia untuk membereskan setiap kelakuan atau hubungan yang mungkin merintangi dia mengetahui kehendak Allah. Kadang-kadang hubungan cinta atau hubungan kerja tertentu harus dihentikan, atau dosa tertentu harus diakui lebih dahulu. Jelaskan "Pemulihan" di 17753.

    Tekankan bahwa meluruskan jalan Tuhan terjadi melalui pengakuan (1Yoh 1:9), dan membereskan hubungan dengan orang lain terjadi melalui permohonan maaf dan perbaikan. "Senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni, di hadapan Allah dan manusia." (Kis 24:16).

  2. Dorong dia untuk berketetapan hati sedia melakukan kehendak Allah, apapun resikonya. "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku." (Luk 9:23).
  3. Usulkan dia untuk mengumpulkan sebanyak mungkin data dan menyaring serta mempertimbangkan segala aspek dan keadaan dalam kaitannya dengan kehendak Allah baginya, melalui pikiran, akal sehat, pengalaman-pengalaman terdahulu dan nasihat teman-teman rohani. Dia perlu mempertimbangkan kekhasan dirinya dalam karunia dan talenta yang ada.
  4. Usulkan agar dia mencari kehendak Allah dalam petunjuk Firman Tuhan. Prinsip, perintah atau larangan apa kena dengan situasinya? Adakah Roh Kudus menanamkan suatu ayat atau janji tertentu yang mendorong hatinya? "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." (Mazm 119:105).
  5. Dorong dia berdoa agar Allah menyatakan kehendak-Nya dan berdoa agar dia memiliki ketajaman rohani untuk menangkapnya. Hamba Ishak berkata: "Tuhan telah menuntun aku di jalan." (Kej 24:27).

    "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Fili 4:6).

  6. Dia harus peka akan pimpinan Roh Kudus, bertanya pada dirinya: "Apakah Dia memimpinku menuju atau menjauh dari suatu urusan dan tindakan tertentu?" "Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dinyatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang." (Yoh 16:13).
  7. Anjurkan dia bertanya: "Sejahterakah aku, ketika aku memikirkan hal-hal yang nanti bakal terjadi? Atau gelisah dan resahkah aku, karena batinku mengalami ketidakpastian?" "Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan." (Yes 32:17).
  8. Anjurkan dia untuk memberi tempat untuk iman.

    Sekarangkah waktunya untuk maju, atau berhenti dengan iman? Haruskah ia bertindak sesuai dengan petunjuk yang Allah berikan melalui prinsip dan petunjuk di atas? "Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepadanya, dan Ia akan bertindak." (Mazm 37:5).

  9. Sebagai latihan untuk mengikuti kemajuannya, anjurkan dia membuat sebuah daftar. Tuliskan pertimbangan-pertimbangan pro (mendukung) dan kontra (melawan) untuk setiap kemungkinan. Cara ini membuatnya mampu melihat dan berpikir obyektif tentang pimpinan Tuhan.
  10. Berdoalah dengannya tentang langkah-langkah pendahuluan yang harus diambilnya untuk menerapkan prinsip di atas.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku." (Mazm 40:9)

"Apakah Tuhan itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara Tuhan? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak-lemak domba-domba jantan." (1Sam 15:22)

"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia." (Yoh 14:15,23)

"Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri." (Yak 1:22)

"Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, ... Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak." (Mazm 37:3,5)

"Sebab Tuhan adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela." (Mazm 84:12)

Bagian B: Kehilangan Pekerjaan

Kehilangan Pekerjaan
Latar Belakang

Kita perlu peka akan trauma yang dihadapi seseorang yang kehilangan pekerjaannya, gagal mencari yang baru, bon-bon hutangnya menumpuk dan surat-surat gadainya sudah lewat waktu. Orang sedemikian kehilangan harga diri, mengalami kecut hati, frustrasi dan depresi. Dari beberapa penyelidikan diketahui adanya kaitan erat antara masalah pengangguran dengan akibat-akibat negatif berikut:

-- bertambahnya jumlah orang yang harus dirawat di rumah sakit jiwa;
-- bertambahnya jumlah orang bunuh diri;
-- bertambahnya tindak kekejaman sampai pada pembunuhan;
-- bertambahnya kejahatan dan pemenjaraan;
-- bertambahnya jumlah kematian karena serangan jantung, sakit liver dan penyakit-penyakit akibat stress lainnya;
-- bertambahnya kasus penyiksaan anak.
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Kuatkan hatinya dan katakan bahwa anda senang dapat melayani dia, dan bahwa anda memperhatikan dia.
  2. Ingatkan dia bahwa dia tidak sendirian, tetapi banyak orang mengalami kesulitan yang sama. Kehilangan pekerjaan bukan hal luar biasa. Dengan mengerti ini, dia tidak perlu lagi merasa bahwa hanya dia seorang mengalami kemalangan itu.
  3. Katakan padanya bahwa dia tidak perlu merasa hilang harga diri. Tidak perlu merasa hilang hormat diri dan merasa diri tidak berarti.
  4. Nasihatkan dia untuk berkeyakinan dan tidak panik, sebab Allah tahu, mengasihi dan memelihara. Dia harus belajar mempercayai Tuhan.
  5. Anjurkan dia untuk berdoa meminta Allah menolong masalah keuangannya, mencukupi kebutuhan keluarganya dan membuka kesempatan kerja baru.
  6. Usulkan dia untuk menceritakan masalahnya kepada sahabat-sahabat Kristennya yang juga akan berdoa, dan kepada pendeta yang bersimpati yang mungkin bisa menawarkan bantuan mencarikan pekerjaan. (Gereja-gereja tertentu memiliki saluran khusus untuk membantu pencarian lowongan kerja anggotanya).
  7. Nasihatkan dia untuk tidak melampiaskan frustrasinya pada istri/ suami dan anak-anaknya. Semua akan mendukungnya dalam situasi darurat itu. Semua ikut menanggung, dan krisis tadi sebenarnya dapat mempererat suasana kekeluargaan mereka. Mereka perlu merasakan manfaat berdoa bersama sebagai suatu keluarga.
  8. Perkenalkan orang yang anda layani kepada Yesus Kristus, sebagai Tuhan dan Juruselamat, jika dalam percakapan nampak bahwa dia belum mengenal Dia. Jelaskan "Damai dengan Allah", .
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti." (Mazm 37:25)

"Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepada-Ku. Allahku akan memenuhi segala keperluanku menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Fili 4:13,19)

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Fili 4:6,7)

Kata/Topik:
KEMAKMURAN ORANG FASIK
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
Latar Belakang

Lebih dari 3.000 tahun yang lampau, seorang pemazmur Israel pergi ke Bait Allah, sangat terganggu oleh kenyataan bahwa orang fasik memiliki hidup yang berhasil, bebas dari masalah, sombong, bersikap masa bodoh dan memiliki kuasa. Kalau begitu, untuk apa aku berusaha menjadi orang benar, tanya Asaf. Apa perlunya aku memelihara hatiku murni? Rupanya percuma saja semua itu, bila nyatanya mereka berhasil padahal aku tidak. Yang Asaf pelajari di Bait Allah menyatakan bagaimana apa yang nampak di luar seringkali menipu dan bahwa Allah menyediakan yang terbaik bagi mereka yang setia kepada-Nya. Dia selalu ada di pihak orang yang dimiliki-Nya dan merupakan kekuatan untuk masa kini dan bagian kemuliaan di masa depan. Si fasik yang makmur sudah mendapat pahalanya sendiri, pada masa hidupnya kini, tetapi mereka akan binasa dalam ketidaksetiaan mereka. (Lihat Mazm 73:1-28).

Sebagian orang Kristen bertanya-tanya tentang kemakmuran dan keberhasilan orang Bukan Kristen dalam hidup ini, sementara mereka sendiri bergumul untuk bertahan dengan yang sedikit.

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan

Sesudah mendengarkan dengan sabar keluhan-keluhannya tentang masalah ini, nyatakan ketertarikan dan keprihatinan anda kepadanya. Masalah ini adalah salah satu yang sangat mengganggu umat Tuhan. Katakan bahwa anda senang membantunya sebisa mungkin dan berharap bahwa melaluinya dia dapat dikuatkan. Minta dia mempertimbangkan beberapa hal berikut:

  1. Keberhasilan tidak harus menjadi tanda berkat Tuhan. Seringkali kekayaan didapat secara salah dan harta ditimbun atas korban orang lain. Tentu saja, banyak orang Kristen kaya yang sepenuhnya mengikut Kristus dan mendapatkan harta mereka yang merupakan berkat Tuhan. Dengan gembira mereka menyokong pekerjaan Tuhan sebagai penatalayan yang setia sementara orang fasik kaya tadi "menikmati kesenangan dari dosa." (Ibr 11:25).
  2. Orang yang anda layani tidak mempertanggungjawabkan kelebihan-kelebihan si kaya kepada Allah, maka dia tidak perlu memikul tanggung jawab berlebih. Allah akan mengurus mereka sendiri pada saat dan cara-Nya sendiri. Ingat, Allah mencatat, baik hidup mereka maupun kita!
  3. Nasihati dia untuk mengelak sikap iri atau getir atau menginginkan apa yang dipunyai orang lain. Dia tidak perlu membenamkan diri dalam sikap sayang diri. Semuanya ini tidak memperkenan Allah dan akan menghancurkan kehidupan rohani seseorang. Ingatkan bahwa sebagian besar orang Kristen di dunia ini, terutama di negara-negara yang sedang berkembang, hidup dalam kemiskinan. Jika yang bersangkutan miskin, dia tidak sendirian. Di Alkitab dijelaskan bahwa Allah memilih yang miskin dari dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman (lihat Yak 2:5).
  4. Dia harus menilai orang kaya secara obyektif. Mengapa mereka memiliki sedemikian banyak harta? Karena mereka berpendidikan lebih baik atau memiliki kemampuan-kemampuan khusus? Sudahkah mereka memakai kesempatan-kesempatan yang ada dengan lebih baik? Apakah mereka mendapat warisan harta? Pastikan bahwa dia tidak menghakimi semua orang kaya, mendapatkan harta mereka dengan cara tidak benar atau mengorbankan orang lain.
  5. Desak dia untuk memperbarul tekad setianya pada Allah, bulat hati mengasihi dan melayani Dia, apa pun resikonya. Ayub berkata, "walaupun Dia membunuh aku, aku akan tetap percaya pada-Nya" (Ayub 13:15 -- terjemahan bebas). Kita harus berusaha untuk kaya dalam iman; yang menyukakan Allah bukan kekayaan tetapi iman. "Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah, sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia." (Ibr 11:6).
  6. Anjurkan dia untuk mempercayakan segala kebutuhannya kepada Allah dalam doa, dan percaya bahwa Dia akan mencukupi. Paulus berkata, "Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Fili 4:12,13).
  7. Dorong dia untuk tetap menghormati Tuhan dengan perpuluhan dan persembahannya. Ini akan membuatnya tetap berada dalam maksud-maksud kekal Allah dan memperteguh kesetiaan hatinya.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu, dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya." (1Taw 29:12)

"Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya?" (Mr 8:36)

"Jangan menjadi marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri kepada orang fasik. Karena tidak ada masa depan bagi penjahat, pelita orang fasik akan padam." (Ams 24:19,20)

"Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya." (Mazm 37:7)

"Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah bergantung dari pada kekayaannya itu." (Luk 12:15)

"Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kau sediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah. Tetapi carilah kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Luk 12:20,21,31,34)

Yosua 1:6-8

Bagian B: Kemakmuran Orang Fasik

Kematian
Latar Belakang

Alkitab mengandung banyak ayat yang berbicara tentang kematian. Dia adalah musuh yang menakutkan: "Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut." (1Kor 15:26), tetapi ia juga adalah musuh yang sudah dikalahkan: "Maut telah ditelan dalam kemenangan." (1Kor 15:54).

Yesus Kristus sudah merubah arti kematian. Alkitab lebih dari cukup menyokong pernyataan ini.

Pada saat kematian, roh orang Kristen beriman langsung masuk ke hadirat Tuhan. Kematian jasmani adalah sekedar peralihan dari hidup di bumi bersama Kristus ke hidup di surga bersama Kristus. Kematian tidak merubah kelangsungan hubungan tersebut; ia sekedar memperkayanya.

"Diam bersama-sama dengan Kristus -- itu memang jauh lebih baik." (Fili 1:23). Rasul memastikan bahwa peralihan yang akan dilewati berlangsung cepat. "Tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka beralih dari tubuh ini untuk menatap pada Tuhan." (2Kor 5:8).

Alkitab mengajarkan bahwa kelak mereka yang meninggal di dalam Kristus, akan dibangkitkan dan pada saat itu akan mendapat tubuh kebangkitan. Sekarang kita belum tahu, akan jadi seperti apa dan bagaimana, tubuh kebangkitan tersebut, kecuali bahwa ia akan bersifat rohani, kekal dan mulia.

"Sama seperti kita telah memakai rupa dari yang alamiah, demikian pula kita akan memakai rupa dari yang surgawi." (1Kor 15:49). "Akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya." (1Yoh 3:2). (lihat 1Kor 15:51-58).

"Kebangkitan yang menghancurluluhkan vonis kematian, menyediakan kemungkinan lain di luar cekaman dan kengerian maut dan membukakan pintu ke kehidupan baru."
Selesai

Pada Kedatangan Tuhan Yesus kedua kelak, orang beriman yang telah mati akan dibangkitkan dan disatukan dengan-Nya segera. "Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari surga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan." (1Tes 4:16,17).

Kita memiliki harapan melampaui kubur! "Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia." (1Kor 15:19). Pertemuan antara orang beriman yang masih hidup dengan yang sudah mati pada kedatangan Tuhan kelak, merupakan suatu pengharapan penuh berkat (Tit 2:13).

Karena itu, seharusnya seorang Kristen bisa menghadapi maut secara realistik namun penuh kemenangan. Walau tak dapat ditolak dan sering tak terduga, ia tidak boleh membuat kita terlena. Kematian tidak boleh menjadi sesuatu yang maha misterius, yang menciptakan takut dan ngeri; tetapi ia harus menjadi saat ketika kita tidak lagi "melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar." (1Kor 13:12).

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Jika orang yang anda bimbing seorang Kristen, ingatlah bahwa kematian dan ditinggal mati membawa perubahan dan penyesuaian diri. Berusahalah berpengertian. "Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini." (1Tes 4:18). Sementara anda menyampaikan ayat-Ayat Alkitab dari Latar Belakang, anjurkan agar dia mencatat, menghafal dan mengkaji ulang, untuk mendapatkan tambahan kekuatan dan penghiburan. Pekalah dan bimbinglah dia pada penyerahan diri baru pada Kristus. Jika nampak ketidakpastian hubungannya dengan Kristus, jelaskan "Damai dengan Allah", .
  2. Jika dia bukan Kristen, tegaskan bahwa supaya seseorang siap menghadapi kematian, dia perlu mengambil keputusan penting yang akan menentukan nasib kekalnya. Undang dia untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya pribadi. Jelaskan "Damai dengan Allah", .
  3. Dorong dia membaca dan mempelajari Alkitab dan mengembangkan kebiasaan berdoa.
  4. Dorong dia untuk melibatkan diri dalam persekutuan, ibadah dan penelaahan Alkitab di suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan. Ini pun akan terus meneguhkan keyakinannya akan pengharapan mulia itu.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (Mazm 23:4)

"Janganlah gelisah hatimu, percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada." (Yoh 14:1-3)

"Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati." (Yoh 11:25)

"Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan." (Fili 1:21)

"Tetapi seperti ada tertulis: 'Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia, semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.' Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah." (1Kor 2:9,10)

Bagian B: Kemunduran dan Kelesuan Rohani

Kemunduran, Kelesuan Rohani
Latar Belakang

Kasus yang akan kita bahas ini menyangkut soal kegagalan moral atau rohani. Kasusnya bisa sangat berat, sampai seseorang kehilangan persekutuannya dengan Tuhan, menjadi dingin dan acuh terhadap kerohanian, atau bahkan sampai murtad.

Berikut adalah beberapa tahap kemunduran rohani:

Murtad: Seseorang menjadi murtad karena menolak kebenaran Allah yang dinyatakan di dalam Firman Tuhan dan dalam Putra-Nya, secara sengaja.

Dosa-dosa daging: Seseorang dihanyutkan oleh nafsunya sendiri dan terpikat untuk berdosa. Di antaranya pelanggaran susila, mabuk, membunuh, dan sebagainya.

Dosa-dosa roh: (Paling banyak terdapat pada orang Kristen). Pertama adalah kesuaman rohani -- ketiadaan tanggung jawab di hadapan Allah dan kepada gereja-Nya, yang membuat hidup dan pelayanannya menjadi tidak bermanfaat dan tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Bisa juga dimasukkan ke dalamnya, dosa berdusta, menipu, gosip, iri hati, pementingan diri sendiri, cemburu, dan sebagainya. (lihat Gal 5:19-21).

Faktor-faktor penyebab Kemunduran:
  • Kekecewaan atas ketidaksesuaian hidup orang Kristen lain, entah yang sungguh disaksikan atau hanya terkilas di pikiran.
  • Hubungan dengan Kristus secara asal-asalan, atau mengikut "dari jauh", dan melupakan kepentingan Firman Tuhan, doa dan kesaksian dalam hidup Kristen.
  • Ketidaktahuan tentang makna konkrit tanggung jawab dan tindakan yang rohani.
  • Ketidaktaatan kepada kehendak yang Allah nyatakan dalam hidup ku.
  • Dosa yang disengaja dan yang terus tidak diakui. Kita perlu sadar bahwa setiap orang bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya di hadapan Tuhan. Ini menuntut pertobatan dan pengakuan.
"Jika anda seorang yang sungguh beriman pada Kristus, anda akan berada dalam peperangan. Nafsu-nafsu daging, daya tarik dan pengaruh dunia serta iblis, akan memerangi hidup Kristen anda. Daging akan menentang roh, dan roh akan melawan daging, dan pertentangan itu akan terus berlangsung. Hanya ketika anda menyerahkan diri penuh dan mempercayakan setiap bagian hidup anda kepada Kristus, baru anda akan mengalami damai sejahtera sempurna. Terlalu banyak orang yang ingin berpijak sebelah kaki atas dunia ini dan sebelah lagi atas kerajaan Allah, mencoba bersikap netral. Tetapi anda tidak akan mengalami kebahagiaan dengan sikap demikian. Nyatakan. bahwa anda milik Kristus."
Selesai Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan

Pembimbing harus mendorong orang yang dilayaninya untuk mengalami pertobatan sejati, pengakuan dan pemulihan, agar dia mengalami pembaruan kasih kepada Kristus, Firman-Nya dan pelayanan-Nya.

Untuk mencapai sasaran ini, coba temukan bagaimana dia kehilangan persekutuannya dengan Tuhan. Jika nampaknya dia kurang pasti tentang penyerahan dirinya dulu pada Kristus, ulangi lagi "Damai dengan Allah", . Jika dia bersedia menghadapi masalahnya, teruskan dengan hal-hal berikut:

  1. Minta dia mengakui segala dosa yang disadarinya kepada Tuhan, sesuai 1Yohanes 1:9.
  2. Bimbing dia membahas "Pemulihan" . Melalui pengakuan, dia dapat diperbarui. Tidak ada dosa yang tidak akan Allah ampuni di dalam Kristus.
  3. Dorong dia untuk mulai membaca dan mempelajari Alkitab dan berdoa tiap hari. Tawarkan Hidup dalam Kristus yang akan membantunya memulai penelaahan Alkitab.
  4. Anjurkan dia melibatkan diri dalam persekutuan, pengajaran dan pelayanan di suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan.
  5. Dorong dia untuk berusaha memperbaiki kesalahannya pada orang lain, jika perlu.
  6. Berdoalah dengannya agar dia mengalami pemulihan penuh dan menerima berkat Tuhan.
  7. Desak dia untuk menghafalkan Amsal 3:5,6 dan belajar untuk bergantung pada kebenarannya di masa-masa mendatang.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
Pertobatan dan Pengakuan:

"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1Yoh 1:9)

"Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi." (Ams 28:13)

"Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah." (Mazm 51:19)

"Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia mengangkat aku dari lobang kebinasaan, dari lumpur rawa; Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu, menetapkan langkahku, Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada Tuhan." (Mazm 40:2-4)

Janji Keampunan:

"Dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari surga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka." (2Taw 7:14)

"Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada Tuhan, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpah." (Yes 55:7)

Pertumbuhan rohani:

"Oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah." (Ef 3:17-19)

"Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu." (Kol 3:16)

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Fili 4:6,7)

Percaya pada Allah untuk Kemenangan tiap-tiap hari:

"Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." (Ams 3:5,6)

"Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?" (Rom 8:32)

"Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." (Rom 8:37)

Bagian B: Kepahitan Hati dan Kebencian

Kepahitan Hati Dan Kebencian
Latar Belakang

Kepahitan hati adalah hasil dari kebencian yang mendalam, ditandai oleh sikap sinis dan sakit hati. Kebencian adalah ketidaksenangan, kejengkelan dan sakit hati sebagai reaksi karena merasa dihina atau disakiti, entah sungguh terjadi, atau sangkaan atau tak disengaja. Keduanya sering muncul bersama dan merupakan akibat rasa marah yang tak terselesaikan.

"Alkitab tidak melarang kita merasa tidak senang, namun memberi dua pembatas. Pertama, marah harus bebas dari kepahitan hati, dendam dan benci. Kedua, menguji diri tiap hari agar diri anda tidak dikuasai oleh rasa dengki. Sebuah pepatah Latin berkata: "Orang yang tidur menyimpan rasa marah, tidur dengan iblis." Tentu hidup kita banyak gangguan. Hal-hal itu dapat dimanfaatkan Iblis untuk membangkitkan nafsu jahat kita."
Selesai

Berdasarkan pengalaman para pembimbing profesional, sebagian kasus yang dilayani ialah marah, pahit hati dan benci. Perasaan-perasaan terpendam memakan habis diri orang, sampai emosinya lumpuh dan tubuhnya sakit. Daya berfungsinya terganggu, kegunaannya merosot. Mereka sering sukar tidur, dan hubungan-hubungannya di dalam dan di luar keluarga, terkikis. Sebagian orang sedemikian dikuasai oleh keinginan membalas, sampai membunuh orang. Orang yang menyimpan endapan rasa marah tak terselesaikan, bukan orang yang sehat.

Kisah klasik tentang gejala balas dendam ini terdapat dalam kisah Kain dan Habil (Kej 4:1-16). Kain marah, karena persembahannya tidak diterima seperti saudaranya. Masalahnya bukan antara Kain dan Habil tetapi antara Kain dan Tuhan. Allah yang menolak persembahannya. Tetapi Kain mendendam dan muram. Bukan dia bertobat dan memohon ampun kepada Tuhan, dia malah membunuh adiknya.

Banyak kali orang akan mengungkapkan masalah ini, karena ingin memperoleh simpati dan dorongan untuk melampiaskan yang dirasakannya. Mereka akan menceritakan betapa mereka disalah mengerti, difitnah, diperlakukan salah, tanpa menyadari hakekat dosa di balik kelakuan mereka sendiri. Sementara kisah itu diungkapkannya dan anda menemukan adanya kepahitan dan kebencian, perlakukan itu sebagai dosa.

Firman Tuhan berkata, "Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu." (Kol 3:8).

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Sementara dia membeberkan masalahnya, bersikaplah netral. Yakinkan dia bahwa Firman Tuhan memiliki jalan keluar bagi segala masalah.
  2. Teliti apakah anda bicara dengan seseorang yang sungguh sudah menerima Kristus. Jika belum, jelaskan "Damai dengan Allah", .
  3. Jika dia tidak menyadari bahwa dia memiliki masalah hati yang pahit dan membenci, atau jika dia sadar dan dengan tulus menginginkan suatu pemecahan, jelaskan padanya bahwa dia berhadapan dengan masalah dosa. Melupakan ini akan merintangi pemecahan masalah.
  4. Pertobatan dan pengakuan akan mengakibatkan keampunan dan pemulihan hubungan dengan Allah. Jelaskan "Pemulihan" , tegaskan 1Yoh 1:9. Berdoalah bersama dia, minta dia mengakui kepahitan dan kebenciannya.
  5. Jika hal tadi sudah dilakukan, maka langkah pemberesan harus diambil, terutama jika terdapat dakwaan, tuduh-menuduh, kritik dan putus hubungan. Kemenangan akan didapat, bila hubungan vertikal maupun horizontal dibereskan. Resikonya ialah: "Hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia." (Kis 24:16).

    Tidak perlu membuka masalah secara publik, tetapi Yesus berkata, "pergilah berdamai dulu dengan saudaramu." (Mat 5:24). Paulus menasihatkan: "Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Tetapi jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah ia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan ban api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!" (Rom 12:18,20-21). Jika perdamaian terjadi, Allah akan disukakan dan kedua pihak akan dipulihkan kerohaniannya. Tetapi jika tidak ada akibat positif terjadi karena tindakannya itu, paling tidak dia sudah mentaati Allah dan memiliki hati nurani yang bersih.

  6. Bimbing dia untuk berdoa, meminta Tuhan memenuhi dia dengan kasih pada orang lain, entah pemulihan hubungan dengan pihak lain terjadi atau tidak. "Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran." (1Kor 13:5,6).

  7. Jika kepahitan dan dendamnya sudah lama berlangsung dan dia berkeras mempertahankan kebenaran posisinya, tunjukkan teguran Paulus: "Segala kepahitan, kegeraman, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." (Ef 4:31,32). Minta dia merenungkan firman tadi dan mendoakan musuh-musuhnya sesuai petunjuk tadi.
  8. Berdoalah bersamanya.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkan-Nya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil." (1Pet 2:23)

"Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Mat 6:14,15)

"Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai! Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan." (Rom 12:14-19)

"Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan. Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang." (Ibr 12:14,15)

Bagian B: Kesabaran

Kesabaran
Latar Belakang

Kesabaran adalah suatu sifat hidup terpuji yang hanya sedikit orang, termasuk orang Kristen, memilikinya. Menurut Firman Allah, hidup kita harus ditandai oleh kesabaran, sebab ia merupakan unsur penting dalam membangun kepribadian yang dewasa dan mantap, yang ingin Allah ciptaan dalam diri umat-Nya. "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati... Ia tidak pemarah." (1Kor 13:4,5).

Kesabaran adalah kemampuan untuk menampung berbagai tegangan dan tekanan hidup tanpa keluhan dan tidak merasa terganggu oleh berbagai rintangan, penangguhan atau kegagalan. Allah mengizinkan terjadinya kesulitan, gangguan, pencobaan dan bahkan penderitaan ke dalam hidup kita, dengan maksud-maksud khusus; semuanya itu membantu pembentukan sikap dan menumbuhkan kesabaran. Ketika Kristen bersangkutan menyadari bahwa ujian-ujian tersebut mengakibatkan dampak pembentukan sikap yang bermanfaat, pada saat itu mulailah tahapan pembentukan kesabaran dalam dirinya. Dengan demikian, Allah Roh Kudus dimungkinkan untuk menghasilkan buah kesabaran. "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran . . . " (Gal 5:22).

"Zaman kita kini adalah zaman ketidaksabaran yang menggila. Kita tergesa-gesa, padahal tak ada alasan untuk tergesa-gesa. Zaman serba cepat ini, telah melahirkan lebih banyak masalah dan kemerosotan moral melampaui seluruh generasi kita sebelumnya. Ketidaksabaran telah merusakkan syaraf-syaraf kita, menjadi benih bagi kehancuran rumah tangga, penyebab berbagai penyakit dan menyiapkan dunia kita untuk mengalami perang dunia."
-Selesai
Sedikit memeriksa diri mengapa terjadi ketidaksabaran, akan banyak membukakan masalah dan sangat membantu. Apa penyebab aku tidak sabar?
  • Belum dewasakah aku? Merasa tak berartikah aku? "Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat." (Ibr 5:14).
  • Apakah aku mementingkan diri sendiri, legalistik dan menuntut? Mampukah aku menerima kesalahan dan ketidaksempurnaan orang lain, dan mengingat bahwa Allah sedang bekerja di dalam mereka juga?

    " . . . bersabarlah terhadap semua orang. Perhatikanlah supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang." (1Tes 5:14,15).

  • Mudah jengkelkah aku karena "orang jahat berhasil?" "Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang berbuat curang." (Mazm 37:1).
  • Iri atau cemburukah aku?
    "Janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum." (Yak 5:8,9).


  • Apakah aku materialistik? Apakah aku dikuasai oleh semangat zaman ini?

    "Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas . . . " (Kol 3:1).

  • Sudahkah aku bersikap tegas terhadap sikap mental sekuler? " . . . sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan." (Fili 4:11).
  • Tidak pekakah aku terhadap usaha-usaha Allah membentukku dengan mengizinkan keadaan-keadaan sulit, gangguan dan tekanan menderaku, agar melalui anugerah-Nya aku belajar mengatasi diriku dan bertumbuh dalam kasih dan ketangguhan rohani?

    "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun." (Yak 1:2-4).

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Secara bijaksana, tanyakan dia apakah dia sudah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Jelaskan "Damai dengan Allah", .
  2. Urus ketidaksabaran sebagai berikut:
    1. Anjurkan dia untuk mengakui bahwa dia bermasalah. Ketidaksabaran adalah dosa dan harus diurus.
    2. Anjurkan dia untuk menemukan dalam hal apa dia tidak sabar dan keadaan macam apa yang menyebabkan sikap negatifnya meledak.
    3. Anjurkan dia untuk mendoakan semua keadaan sehari-harinya.
      1. Akui ketidaksabarannya sebagai dosa, minta keampunan Allah (1Yoh 1:9).
      2. Minta Allah membuatnya peka pada wilayah kegagalannya itu dan menolong dia mengendalikan diri.
    4. Putuskan untuk bertindak.
      1. Karena ketidaksabaran dikuasai oleh suatu sikap mental yang menyebabkannya bereaksi negatif terhadap gangguan, tekanan dan provokasi, orang yang anda layani harus berkeinginan mempersilakan Allah bekerja menghasilkan kesabaran di dalam hidupnya. Dia harus bertekad untuk "menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus." (2Kor 10:5) dan berjanji menjadi pemenang bersama Allah.
      2. Karena ketidaksabaran adalah ciri dari sifat manusia lama kita (Kol 3:9,10), Prinsip "tanggalkan dan kenakan", harus diterapkan padanya. Kita harus belajar untuk tidak menjadi tidak sabar. "Tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa... Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! Oleh Yesus Kristus Tuhan kita." (Rom 8:23-25). Jadi:
        • Aku harus membuang ketidaksabaranku -- "Tanggalkan".
        • Aku harus makin berserah kepada-Nya tiap hari, meminta kuasa-Nya dalam iman -- "Tanggalkan + Kenakan" (2Tim 1:7; Gal 2:20).
        • Aku harus menuntut kemenangan-Nya, kasih-Nya dan kesabaran-Nya sebagai buah Roh -- "Kenakan". (1Kor 13:4,5 dan Gal 5:22).
    5. Anjurkan dia untuk meminta seorang sahabat Kristennya memonitor respon-responnya dan mencatat kemenangan atau kegagalannya.
    6. Dorong dia untuk berdisiplin membaca, mempelajari dan menghafalkan Firman Tuhan dan berdoa.
    7. Anjurkan dia mencari sahabat-sahabat Kristen untuk bersekutu dan menggali Alkitab di suatu gereja yang baik.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain." (1Kor 13:4,5)

"Tetapi buah Roh ialah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." (Gal 5:22,23)

". . . Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan." (Rom 5:3-5)

"Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." (Gal 2:20)

"Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan hujan musim semi. Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!" (Yak 5:7,8)

"Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya." (Mazm 37:7)

Kolose 3:9:10
2Petrus 1:5-9

Bagian B: Keselamatan Anak-anak

Keselamatan Anak-anak
Latar Belakang

Sambil anak-anak belajar tentang Yesus, hidup, kematian dan kebangkitan-Nya, mereka belajar menyambut kasih Allah. Tuhan ingin supaya mereka selamat, sebab Yesus berkata, "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah." (Mr 10:14). Pada kesempatan lain, Dia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga." (Mat 18:3). Seorang anak siap menyerahkan dirinya kepada Kristus, begitu dia mengerti makna dosa dan bahwa Yesus adalah Juruselamat dari dosa.

"Memberi dirimu kepada Kristus merupakan perkara terpenting-yang dapat kau lakukan. Tindakan itu menjadi permulaan pengalaman yang baru dan indah . . . Dalam Injil Yohanes 10:10, kita membaca perkataan Yesus: 'Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.' Allah ingin kamu memiliki hidup yang berbahagia dan berguna."
-Selesai
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan

Anda dapat menjelaskan jalan keselamatan sesederhana mungkin kepada si anak. Gunakan Alkitab, tetapi pastikan bahwa dia menangkap makna tiap bagian Firman Tuhan dalam membeberkan rencana-Nya. Jika anda menyimpulkan bahwa si anak mengerti, ajak dia berdoa untuk memohon Yesus mengampuninya dan datang ke dalam hatinya sebagai Juruselamatnya. Garis besar berikut mungkin berguna:

  1. Apakah rencana Allah untukmu? (Damai dan Hidup)

    Dunia ini milik Allah. Dia membuatnya. Dia membuatmu juga. Dia ingin kau bahagia dan memiliki damai. Dalam bagian permulaan Alkitab, kita baca: "Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik." (Kej 1:31). Tetapi bila kita dengar berita tentang segala masalah di dunia ini -- ketidakbahagiaan, keburukan -- kita sadar bahwa ada sesuatu yang salah dalam dunia Allah ini.

  2. Apa yang menyebabkan kekacauan ini? (Dosa)

    Bukannya kita hidup menyukakan Allah, kita menyenangkan diri sendiri. "Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri." (Yes 53:6). Ini yang disebut dosa dalam Alkitab. Dosa berarti menjalankan kemauan sendiri, menolak kemauan Allah. Alkitab berkata, "Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah." (Rom 3:23).

  3. Bagaimana Allah membereskan masalah dosa kita? (Salib Yesus)

    Ketika Yesus Kristus, Putra Allah, mati di Salib, Dia menanggung hukuman dosa yang seharusnya menimpa kita. Melalui kematian-Nya, kita dapat diampuni. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya, tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yoh 3:16).

  4. Apa yang kini harus kita buat, untuk menyukakan Allah? (Buka hati kita dan terimalah Yesus)

    Jika kau ingin memohon Allah mengampuni dosa-dosamu, dan kau menerima Yesus sebagai Juruselamatmu, kamu akan menjadi anggota keluarga Allah. "Tetapi semua orang yang menerima-Nya, diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah." (Yoh 1:12).

  5. Bagaimana kalau kita berdoa secara singkat? Jika kau sungguh ingin menerima Yesus, ikutlah kata-kata doa ini:

    "Oh Tuhan, Engkau telah berkata bahwa aku berdosa dan perlu diampuni. Aku menyesal sudah menyenangkan diri sendiri dan bukan menyenangkan Kau. Aku terima Yesus sekarang juga, sebagai Juruselamat dan Tuhanku. Amin."

  6. Anjurkan si anak untuk:
    1. Membaca Alkitabnya tiap hari. Gunakan buku-buku yang membantu anak untuk mengerti Alkitab dan Kekristenan.
    2. Belajarlah berdoa kepada Yesus tiap hari.
    3. Berusahalah mengasihi orangtua dan orang lain sambil berusaha membantu mereka.
    4. Hadirilah Sekolah Minggu dengan teratur.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Lihat, aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku." (Wahy 3:20)

"Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1Yoh 1:8,9)

"Sebab barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan ." (Rom 10:13)

Bagian B: Kesembuhan

Kesembuhan
Latar Belakang

Konsep Alkitab tentang kesembuhan lebih luas dari sekedar kelepasan dari rangkaian gejala sakit jasmani. Sehat berarti juga seimbang dan utuh, jasmani dan rohani. Berarti, "sehat", "utuh", "dewasa", "suci" dan "selamat" adalah istilah-istilah yang sangat berhubungan erat. Ketika Tuhan Yesus menanyakan kepada si lumpuh di Yohanes 5:6, "Maukah engkau sembuh?", pengertian lengkap inilah yang dimaksudkan-Nya.

Banyak penyakit disebabkan oleh sikap dan gaya hidup seseorang.
  • Banyak ahli kesehatan berpendapat bahwa kebanyakan penyakit kita disebabkan oleh faktor-faktor emosional: tegang, takut, iri, dendam, benci, dan sebagainya. Kesakitan jasmani dan masalah, bisa jadi benar, tetapi penyebabnya berakar dalam emosi.
  • Pecandu rokok mungkin mengidap berbagai penyakit seperti sakit paru-paru, kanker, tekanan darah tinggi dan sebagainya yang juga mempengaruhi mulut, tenggorokan, paru-paru dan jantung.
  • Penggunaan alkohol bisa membawa akibat-akibat buruk baik pada emosi maupun jasmani pemakai. Banyak di antaranya yang tak dapat lagi disembuhkan, seperti luka pada saluran makanan, hati yang rusak dan otak rusak.
  • Kebanyakan atau kekurangan makan pada waktu yang lama, juga akan membawa pengaruh buruk pada kesehatan.

Namun demikian, banyak pula penyakit yang bukan disebabkan oleh penyalahgunaan kesehatan, penyia-nyiaan tenaga atau masalah emosional. Banyak orang yang memang sakit! Tentang orang yang buta dari lahirnya, Yesus berkata, "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia." (Yoh 9:3). Pikirkan mereka yang cacat sejak lahir, penyakit keturunan, korban kecelakaan, korban kelalaian atau korban penyiksaan orang lain, infeksi dan penyakit-penyakit virus, dan seterusnya.

Kami kemukakan hal-hal di atas untuk menegaskan, bahwa kesembuhan dapat dilihat dari tiga aspek berikut:

Allah menyembuhkan melalui kelahiran baru:

Ketika seseorang menjadi "ciptaan baru" dalam Kristus (2Kor 5:17), ditemukannya bahwa Yesus dapat memenuhi segala kebutuhan. Banyak yang menyaksikan bahwa ketika rohani mereka dibereskan dan hidup mereka mulai dijalankan dalam tujuan hidup dan hubungan yang benar dengan Allah, penyakit-penyakit mereka pun disembuhkan.

Allah menyembuhkan melalui pengakuan dosa:

Banyak orang Kristen yang hidupnya sengsara, lemah dan sakit-sakitan karena ketidaktaatan dan dosa yang tidak diakui. Orang-orang sedemikian akan dapat pulih kembali, jika mereka menyelesaikan dosa mereka. Pemazmur berkata: "Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu. Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat." (Mazm 103:3,4).

Allah menyembuhkan melalui tindakan campur tangan-Nya yang ajaib, sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya yang berdaulat:

Banyak contoh dikemukakan Alkitab. Bukti-bukti masa kini pun ada. Namun demikian, Allah tidak menyembuhkan semua mereka yang memohon pada-Nya atau yang berdoa bagi orang lain. "Allah tidak membedakan orang." (Kis 10:34), tetapi Dia menyembuhkan beberapa orang dan yang lain tidak, dalam pilihan Ilahi-Nya yang mencerminkan hikmat kekal dan kehendak Ilahi-Nya. "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan." (Yes 55:8). Contoh pilihan Ilahi tadi nampak pada Paulus yang lama berdoa agar penderitaannya diangkat (2Kor 12:8-10). Allah tidak menyembuhkan Paulus. Dia menyediakan anugerah dan kekuatan -- bukan supaya Paulus dapat bertahan, tetapi agar dia dapat belajar tentang kesukaan dan kemuliaan orang yang berserah penuh pada Allah. Allah sedang mengajar orang-orang milik-Nya untuk terus belajar dalam segala keadaan, bahwa "kekuatan yang berlimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami." (2Kor 4:7). Kehendak dan jalan Allah yang indah itu menjadi tajam dalam hidup Paulus ketika dia belajar "jika aku lemah, maka aku kuat." (2Kor 12:10).

Tetapi semuanya ini tidak perlu membuat kita takut berdoa, baik untuk orang sakit maupun apa saja. Allah akan menjawab doa-doa kita dalam cara-cara yang akan membuat kita takjub. "Tetaplah berdoa" (1Tes 5:17) adalah perintah. Pembimbing harus waspada, agar jangan menjamin bahwa doanya akan menghasilkan kesembuhan jasmani.

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Yakinkan dia bahwa Allah mengasihinya dan mampu menjawab segala kebutuhannya. Anda senang dapat membantu dan mendoakan dia.
    CATATAN: Ada beberapa orang, yang bila menceritakan penyakitnya akan berbicara tanpa henti. Pembimbing perlu bersimpati dan memperhatikan, tetapi mengarahkan percakapan pada saat yang tepat.
  2. Sesudah dia selesai menjelaskan masalahnya, nyatakan padanya bahwa anda senang membicarakan masalahnya, tetapi ingin menanyakan dulu beberapa hal penting yang berkaitan. Sudahkah dia menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan? Jika belum, jelaskan "Damai dengan Allah", 17750, kemudian 17752 dan 17619, tentang "Kepastian".
  3. Sekarang arahkan kembali percakapan pada masalah emosional atau jasmaninya. Apakah ada hubungan dengan kebiasaan-kebiasaan salah seperti yang disinggung dalam Latar Belakang? Dari sini mungkin akan terjadi diskusi. Bantu dia menyadari, bahwa hal-hal tadi mungkin berkaitan langsung dengan masalah-masalahnya. Nasihatkan dia untuk mempercayai Allah membereskan gaya hidupnya ke bawah kontrol kehendak Allah.


  4. Berdoalah bersamanya untuk kemenangan atas cara hidup salahnya dan untuk kesembuhannya.
  5. Jika dia seorang Kristen, berusahalah menyimpulkan apakah penyakitnya disebabkan oleh ketidakserasian hidupnya dengan kehendak Allah. Dengan lembut tanyakan adakah kemarahan, kepahitan, kebencian atau dosa-dosa yang belum diakui. Jika ada, jelaskan "Pemulihan" . Tegaskan 1Yohanes 1:9 dan 1Yohanes 2:1.

    Dorong dia untuk bersekutu dengan Kristus, selalu berusaha mempermuliakan Dia (1Kor 10:31). Sesudah itu, berdoalah sungguh-sungguh dengan iman bagi kesembuhannya, sesuai Matius 18:19.

  6. Jika dia seorang Kristen yang hidup dalam kehendak Tuhan, segera berdoa memohon dengan iman sesuai janji-Nya.
  7. Sesudah anda menangani kasus-kasus di atas, terus bicarakan tentang damai dan hidup yang utuh yang kita alami sambil kita belajar bergantung pada Firman Tuhan dan doa. Semua ini akan memberi kita kekuatan besar dalam kesakitan dan kesengsaraan. Anjurkan dia membaca Hidup dalam Kristus .
  8. Anjurkan dia untuk melibatkan diri dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan. Persekutuan, perhatian dan doa-doa anak-anak Tuhan adalah kekuatan besar. Mengandalkan bimbingan pendeta yang akan memberinya kekuatan dan nasihat, adalah sesuatu yang tak ternilai harganya.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada di antara kamu seorang yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya ." (Yak 5:13-16)

"Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian kemari oleh angin." (Yak 1:6)

"Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar." (Mazm 66:18)

"Dan supaya aku (Paulus) jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku." (2Kor 12:7-9)

"Dan lagi Aku berkata kepadamu Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga." (Mat 18:19)

Bagian B: Ketaatan: Keinginan Untuk Taat

Ketaatan: Kenginan untuk Taat
Latar Belakang

Setiap orang Kristen bertanggung jawab untuk menemukan kehendak Allah untuk hidupnya dan melakukannya. Seringkali lebih mudah kita melakukan sesuatu yang bukan kehendak Allah, menyebabkan kegiatan kita menyimpang dari yang hakiki dan diganti dengan hingar-bingar tanpa nilai. Tetapi lebih baik mentaati Tuhan dari pada memberikan persembahan (lihat 1Sam 15:22). "Makanan-Ku," kata Yesus, "ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yoh 4:34).

"Hanya dengan menjalani hidup penuh ketaatan terhadap suara Roh, dengan tiap-tiap hari menyangkal diri, menyerahkan diri penuh kepada Kristus dan memelihara persekutuan tetap dengan-Nya, kita dimungkinkan untuk hidup kudus dan berpengaruh dalam dunia yang tak kenal Allah ini."
-Selesai

Langkah pertama menuju ketaatan ialah memutuskan untuk taat kepada Allah. Yosua berkata: "Oleh sebab itu, takutlah akan Tuhan dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia . . . Aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!" (Yoh 24:14,15). Keputusan sadar untuk taat membawa kita kepada penaklukan diri pada prinsip ketaatan. " . . . persembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah, itu adalah ibadahmu yang sejati." (Rom 12:1).

Langkah kedua ialah disiplin, sebab ketaatan selalu berkembang. Ketaatan menyebabkan pertumbuhan, sambil kita bertindak sesuai dengan pengertian yang kita terima. Ketaatan adalah suatu proses belajar. Yesus "telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya." (Ibr 5:8).

Dengan kita mendewasa dalam Kristus dan dalam pengetahuan akan Firman-Nya, Allah menuntut dari kita ketaatan yang makin mendalam. Begitu kita mengerti suatu tuntutan baru dari Allah, kita harus segera menanggapinya dan berkeras demikian, hingga Dia membeberkan kehendak-Nya lebih dalam untuk kehidupan kita. Dia ingin agar kita "menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus." (2Kor 10:5).

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Seseorang yang bertanya-tanya tentang kehendak Allah atas hidupnya dan tentang ketaatan pada kehendak Allah itu, adalah seorang Kristen yang sedang mendewasa, seorang yang menginginkan hubungan lebih erat dengan Allah. Nyatakan penghargaan anda padanya dan yakinkan dia bahwa Allah ingin memimpin dia sesuai keinginannya untuk mentaati Dia.
  2. Ambil waktu untuk mendengarkan urusan dan kerinduannya. Ada gunanya menyinggung beberapa hal yang dibicarakan dalam Latar Belakang dan mendorong dia maju lebih lanjut.
  3. Dorong dia untuk bertobat dari ketidaktaatan dan kebimbangannya. Hanya jika kita mengakui dosa yang kita sadari, kita dapat masuk ke dalam penyerahan diri lebih dalam.
  4. Desak dia untuk mempelajari Firman Tuhan. Tidak ada jalan pintas bagi ketaatan. Pikiran kita harus terus aktif mencari kehendak Allah. Kebiasaan berdisiplin mengikuti terus apa yang dinyatakan dalam Firman, mengakibatkan suatu perjalanan hidup taat pada Allah. Kita harus "lapar dan haus akan kebenaran." (Mat 5:6)
  5. Berdoalah dengannya agar keinginannya untuk mentaati kehendak Allah akan terwujud.
  6. Dorong dia untuk mengembangkan persekutuan dengan orang-orang Kristen berpikiran rohani, di suatu gereja yang mementingkan Alkitab. Dengan itu dia dapat belajar kehendak dan jalan-jalan Allah lebih banyak
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." (Yoh 14:15,21)

"Tetapi barangsiapa menuruti Firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia." (1Yoh 2:5)

"Tetapi jawab Samuel: "Apakah Tuhan itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara Tuhan? Sesungguhnya mendengarkan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan." (1Sam 15:22)

"Lihatlah, aku memperhadapkan kepadamu pada hari ini berkat dan kutuk: berkat, apabila kamu mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini; dan kutuk, jika kamu tidak mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu dan menyimpang dari jalan yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti Allah lain yang tidak kamu kenal." (Ul 11:26-28)

"Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?" (Luk 6:46)

1Petrus 2:13-16

Bagian B: Keuangan: Kesulitan Keuangan

Keuangan: Kesulitan Keuangan
Latar Belakang

Pengertian dan kemampuan menangani keuangan secara tepat, harus menjadi prioritas utama setiap orang. Banyak ketegangan, keretakan keluarga, perselisihan dan frustrasi disebabkan, langsung atau tidak langsung, oleh uang. Seringkali suami istri bercerai karena ketidaksetujuan dalam soal keuangan. Keluarga Kristen tidak luput. Jika suatu keluarga tidak dapat membayar bon-bon hutangnya, atau dibebani oleh masalah-masalah lain berkaitan dengan keuangan, ia menjadi suatu kesaksian yang buruk. Sedikit sekali gereja yang membina warganya soal pertanggungan jawab keuangan.

Sebab-sebab utama Masalah Keuangan:
  1. Sikap salah terhadap uang. Ketamakan dan keserakahan segera membawa pada berbagai jenis kejahatan (lihat 1Tim 6:10). Gejala ingin cepat kaya melalui penanaman uang secara spekulatif, sering membawa pada berbagai bencana.
  2. Hidup melebihi kemampuan seseorang. Kegagalan untuk memperhitungkan secara matang, menyebabkan kebiasaan membelanjakan uang berlebihan. (Luk 14:28-30). Beberapa orang sangat lemah pada iklan dan mudah takluk pada barang menarik dan kreditan yang nampaknya menguntungkan.
  3. Beli secara kredit. Nasihat terbaik bagi mereka yang sedang menghadapi kesulitan keuangan ialah menjauh dari toko dan ruang pamer dan menyetop kebiasaan berhutang.
  4. Kebiasaan hidup enak. Membeli barang-barang yang tidak perlu, penggunaan minuman keras, tembakau, atau jajan makanan-makanan tambahan, adalah bagian dari kebiasaan hidup enak. Sebagai contoh, suami-istri yang menjadi perokok berat bisa menghabiskan lebih dari setengah juta rupiah per tahunnya untuk rokok saja.
  5. Pemikiran salah bahwa bertambahnya benda milik akan menghasilkan kepuasan dan kebahagiaan hidup. "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." (Luk 12:15).
  6. Kurang penganggaran: memperkirakan dan mengendalikan pengeluaran. Pendapatan kita akan habis terpakai sesuai cara kita memperlakukannya. Berikut kami usulkan cara mengatur keuangan, ke dalam persentase masing-masing pos pengeluaran. (Anda dapat menyesuaikannya supaya lebih cocok dengan keadaan anda).
Rumah 30% Rekreasi dan liburan 5%
Makanan 14% Pakaian 5%
Transport 13% Kesehatan 5%
Asuransi 4% Tabungan 5%
Hutang 5% Macam-macam 4%
Perpuluhan 10%
Prinsip Alkitab tentang cara mengelola keuangan:
  1. Hakekat masalah ini bersifat rohani, karena itu pengertian tentang Ketuhanan Yesus Kristus sangat hakiki. Pengelolaan keuangan adalah ungkapan dari keadaan penyerahan utuh kita kepada kehendak Allah dan sikap kita tentang masalah-masalah kekal.

    "Bumi serta segala isinya adalah milik Tuhan." (1Kor 10:26).

    "Kamu bukan milik kamu sendiri. Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar!" (1Kor 6:19-20).

    "... persembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup yang kudus dan yang berkenan kepada Allah . . . Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Rom 12:1,2).

  2. Adanya pengertian bahwa kita adalah penatalayan (pengelola) dari segala hal yang Allah percayakan untuk kita kelola, adalah sangat penting. Kita bukan pemilik! Hidup kita, waktu kita, dan semua harta milik kita adalah pemberian Allah. Kita bertanggung jawab kepada Allah tentang semua itu, dan Dia akan meminta pertanggungan jawab kita (lihat Mat 25:14-30).
  3. Allah ingin agar kita bergantung kepada-Nya, bukan kepada benda-benda milik kita. "Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati." (1Tim 6:17) (lihat juga Ams 3:5,6; Fili 4:19 dan Mazm 37:25).
  4. Adalah rencana Allah bahwa kita, sebagai penatalayan memberikan sebagian dari pendapatan kita untuk Dia dan pekerjaan-Nya. "Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." (Mal 3:10) (lihat juga Luk 12:34 dan Ams 3:9)
"Walaupun sebenarnya seluruh uang kita adalah milik Allah, Alkitab mengajarkan kita untuk sedikitnya memberikan sepersepuluhnya sebagai ungkapan syukur kita kepada Allah . . . Anda tidak bisa membalik prinsip Alkitab. Alkitab menjanjikan berkat materi dan rohani bagi mereka yang memberi persembahan kepada Allah. Anda tidak mungkin memberi lebih dari yang Allah buat. Cobalah dan buktikan sendiri."
-Selesai
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Jika orang yang anda bimbing mengakui adanya kesulitan keuangan, bimbing dia untuk melihat bahwa dia perlu memiliki sudut pandang kehidupan yang berasal dari adanya hubungan kekal dengan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Kita harus kenal Dia dulu secara pribadi, sebelum mengharapkan Dia menolong kita. Jelaskan "Damai dengan Allah", .
  2. Sesudah dia menjelaskan masalah keuangannya, anjurkan dia untuk melihat bahwa masalah tadi berintikan masalah rohani. Bukan saja mencari penyelesaian sementara, tetapi dia harus lebih pula menempatkan Allah di pusat kehidupannya -- termasuk keuangannya. Hanya ini yang akan membawa pemecahan abadi. Menerima alasan-alasan dari masalah keuangannya, seperti kesulitan dunia ekonomi, dan sebagainya, tidak akan memampukan kita, sebagai pembimbing, memberikan pelayanan terbaik kepadanya. Banyak orang bermasalah, hanya karena salah mengelola.
  3. Bagaimana seseorang kelak akan menyelesaikan masalah keuangannya, akan tergantung pada sikapnya terhadap prinsip-prinsip Alkitab (lihat Latar Belakang 17615). Jelaskanlah itu satu per satu. Lalu tanyakan apa penyebab masalah keuangannya.
    Sikap salah tentang uang?
    Cara hidup melampaui batas kemampuan?
    Kebiasaan berhutang atau mengkredit?
    Gaya hidup enak?
    Kurang membuat anggaran atau rencana matang?
  4. Bimbing dia untuk membereskan keuangan dan kehidupannya sesuai dengan prinsip, dengan mengadakan penyesuaian-penyesuaian atau pengorbanan yang perlu. Mungkin sekali masa depan diri dan keluarganya sangat tergantung pada keputusan itu.
  5. Jika sesudah menyesuaikan diri dengan prinsip dari Tuhan tadi pun, dia masih belum mampu menyelesaikan masalah keuangannya, anjurkan dia untuk berterus terang meminta bimbingan pendetanya atau pertolongan seorang ahli yang cukup mampu menolongnya membuat rencana perbaikan. Hindarkan diri dari biro konsultan yang mungkin malah akan memperbesar hutangnya.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Mat 6:33)

"Sebab punya-Kulah segala binatang hutan, dan beribu-ribu hewan di gunung. Persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi!" (Mazm 50:10,14,15)

"Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Fili 4:19)

"Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya; Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya." (1Yoh 5:14,15)

"Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: 'Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?' Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus! Kamu telah kena kutuk, tetapi kamu masih menipu Aku, ya kamu seluruh bangsa! Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." (Mal 3:8-103)

Bagian B: Keyakinan Keselamatan

Keyakinan Keselamatan
Latar Belakang

Keyakinan keselamatan ialah kesadaran diri seseorang, bahwa dia milik Kristus dan bahwa dia memiliki keyakinan penuh di dalam Dia.

Banyak orang Kristen kurang yakin. Karena hubungannya dengan Tuhan tidak menentu, mereka tidak mengalami kesukaan dari Tuhan Satu-satunya yang mereka yakini ialah bahwa mereka ragu. Ketidakpastian bisa berasal dari beberapa hal berikut:

  • Belum sungguh bertobat
    Seorang Kristen ialah seorang yang percaya akan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan." (Rom 10:9,10)

    Seseorang yang belum mengalami hal ini tidak mungkin memiliki keyakinan tentang hidup kekal. Keselamatan tidak didasarkan atas usaha kita, tetapi atas relasi kita dengan Yesus Kristus. Kristen yang yakin dapat berkata, "karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan." (2Tim 1:12).

  • Lebih percaya pada perasaan daripada Firman Allah
    Beberapa orang mengharapkan terjadinya suasana emosi yang terangkat, dan ketika itu tak terjadi, muncullah keraguan

    Hubungan kekal kita dengan Tuhan tidak dapat didasarkan atas keadaan emosi. Kita harus bertumpu pada fakta-fakta Firman Tuhan. Kita harus mempercayakan diri pada karya sempurna Kristus di Salib. Sesudah percaya Dia sedemikian, kita harus mengembangkan hubungan tadi sambil meyakini bahwa "Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus." (Fili 1:6).

  • Dosa dan ketidaktaatan dalam hidup Kristen
    Dosa dan ketidaktaatan akan membuat orang menjadi limbung rohani dan tidak pasti. "Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya." (Yak 1:8). Dosa harus diakui agar hubungan dipulihkan kembali.

    Kristen yang tidak memupuk hidup Kristennya dengan Firman, doa, persekutuan dan kesaksian, akan kering, dan membuka diri pada ketidakpastian dari keraguan. Nasihat Alkitab, "bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus" (2Pet 3:18), bukan perintah yang main-main. Kita bertumbuh atau kita mati!

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Orang yang tidak yakin akan keselamatannya.

    Jika dia tidak jelas apakah dia sudah mempercayai Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya atau belum, disebabkan oleh ketidakjelasan tentang arti pertobatan, atau karena bergantung pada kemampuannya sendiri; jelaskanlah "Damai dengan Allah",. Tegaskan bahwa keselamatan adalah persekutuan dengan Kristus melalui kelahiran baru (Yoh 1:12 dan Yoh 3:3), bukan karena upaya kita (Ef 2:8-9).

  2. Mereka yang bergantung pada perasaan-perasaannya. Pengalaman kita harus bersandar pada fakta-fakta Injil dalam Alkitab, bukan pada perasaan kita. Jelaskan "Kepastian" .
  3. Kristen yang tidak taat dan membiarkan dosa dalam hidupnya.

    Jelaskan "Pemulihan" . Tekankan 1Yohanes 1:9 dan 1Yohanes 2:1, juga Roma 12:1.

  4. Kristen tidak dewasa.

    Jika ketidakpastian dan keraguannya disebabkan oleh kemacetan pertumbuhan rohaninya tunjukkan bahwa jika kita tidak bertumbuh kita mati. Jelaskan "Pemulihan" .

  5. Sebagai tambahan, jelaskan perlunya mengusahakan persekutuan rohani yang hidup dengan Kristus.

    1. Baca dan pelajari Firman Allah. Tawarkan Hidup dalam Kristus, untuk membantunya memulai.
    2. Melalui doa kita: menyembah Allah
      mengakui dosa-dosa kita kepada-Nya
      mengutarakan syukur dan terima kasih kita
      mengingat kebutuhan orang-orang lain.
    3. Usahakan persekutuan dengan sesama Kristen di suatu gereja yang baik. Di dalamnya ia akan mendapatkan persekutuan, penelaahan Alkitab dan kesempatan-kesempatan melayani Kristus. Semuanya adalah unsur penting bagi pertumbuhan Kristen.
    4. LI>Berdoalah dengannya agar dia mulai mengenal hidup penuh sukacita dan keyakinan di dalam Kristus.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
Keselamatan:

"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup." (Yoh 5:24)

"Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya." (Yoh 1:12)

"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri." (Ef 2:8,9)

"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2Kor 5:17)

Fakta mendahului Perasaan:

"Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Rom 8:38,39)

" . . . tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan." (2Tim 1:12)

"Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus." (Fili 1:6)

"Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal." (1Yoh 5:13)

"Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." (2Kor 5:21)

" . . . kamu dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir." (1Pet 1:5)

Pemulihan hubungan melalui pengakuan dosa:

"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1Yoh 1:9)

"Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi." (Ams 28:13)

"Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia mengangkat aku dari lobang kebinasaan, dari lumpur rawa; Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu, menetapkan langkahku, Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada Tuhan." (Mazm 40:2-4)

Bagian C: Marah: Kemarahan

Marah: Kemarahan
Latar Belakang

Kemarahan adalah suatu emosi, suatu reaksi tak disengaja terhadap suatu situasi atau kejadian yang tidak menyenangkan. Selama kemarahan terbatas pada emosi yang muncul! tak disengaja ini, ia bisa dianggap reaksi wajar. Baru ketika kita menanggapinya secara salah, ketika kita tak dapat lagi mengekang diri (melampiaskan kemarahan) atau ketika kita memendamnya sampai timbul kepahitan, dendam dan permusuhan -- kita masuk dalam bahaya. Di sinilah Alkitab menuntut pertanggungan jawab kita.

Dalam pendekatan kita terhadap masalah kemarahan, kita perlu ingat bahwa tidak semua kemarahan adalah salah. Bila Alkitab menyorotinya, ia menekankan pada beberapa bentuk emosi. Misahlya:

  1. "Maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu." (Kel 32:19).
  2. Ketika menyembuhkan orang yang lumpuh tangan dikatakan bahwa Yesus "berdukacita karena kedegilan mereka, dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya . . . " (Mr 3:5).
  3. Walau tidak dinyatakan secara langsung, jelas terlibat kemarahan dalam sikap dan tindakan-Nya ketika Dia mengusir para penyedot keuntungan dari Rumah Allah. (Mr 11:15,17).
  4. Kemarahan sedikit banyak terlibat dalam sikap dan perlakuan kita terhadap dosa. "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa." (Ef 4:26).
Mengontrol Kemarahan adalah Rohani:

"Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya." (Ams 29:11). Dalam usaha mengontrol kemarahan kita, kita harus menyadari bahwa tiap orang berhak memiliki pendapatnya sendiri dan hidupnya harus ditandai oleh kehormatan dirinya. Bersamaan dengan itu, supaya seimbang, jangan lupa pula bahwa jika Yesus menuntut "hak-Nya" Dia tidak akan sampai di Salib. Ada garis perbedaan di sini. Yang harus kita ingat ialah, bahwa Kristen harus berhati-hati dengan respon-responnya, sambil mengingat bahwa posisi kita bisa benar tetapi sikap kita salah.

"Alkitab tidak melarang kita untuk tidak senang, asal dibatasi oleh dua hal. Pertama, menjaga kemarahan kita bersih dari kepahitan, permusuhan dan kebencian. Kedua, setiap hari memeriksa diri, apakah kita sudah menangani perasaan-perasaan jelek kita. Pepatah Latin berkata: "Orang yang tidur membawa kemarahan, tidur dengan Iblis." Tentu saja, hidup akan penuh dengan gangguan. Hal-hal itu bisa dimanfaatkan Iblis untuk membangkitkan nafsu-nafsu jahat kita."
-Selesai
Kemarahan melampaui batas atau tak terkendali jika:
  1. Dia meluap dalam bentuk sikap dan atau ucapan jelek.
  2. Dia menimbulkan kepahitan, kebencian dan permusuhan.
  3. Dia menyebabkan kelemahan rohani, kekacauan batin, menghilangkan kedamaian hatinya. Adakah perasaan dalamku bahwa aku sedang mendukakan Allah atau memberi kesempatan bagi si Iblis (Ef 4:27)?
  4. Dia membawa akibat buruk pada orang lain. Adakah ia merusakkan kesaksian hidupku? Adakah orang yang menjadi korban respon-responku?
Bagaimana mengendalikan luapan kemarahan?
  1. Berusahalah untuk tidak menafsirkan segala hal sebagai sesuatu gangguan, kekhilafan dan luka terhadap diri anda. Usahakan juga untuk menemukan penyebab luapan marah anda.
  2. Jadikan sikap dan respon anda masalah untuk didoakan dengan sungguh-sungguh. Kita harus pula mendoakan sikap orang yang menganggu anda pada Tuhan, sambil mengingat bahwa Allah memakai orang dan keadaan untuk membentuk watak kita. Bagian-bagian watak yang masih kasar perlu digosok, dihaluskan.
  3. Biasakan mengakui luapan kemarahan sebagai dosa. Pentingnya bertindak segera dalam kasus ini, tegas terdengar dalam nasihat rasul Paulus, "janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu." (Ef 4:26). Belajarlah untuk menyelesaikan baik-baik sebelum hari berakhir.
  4. Sadari bahwa seorang Kristen harus belajar mengatasi dua sifat yang masing-masing saling melawan ingin menang. Kita harus belajar mempraktekkan prinsip "tanggalkan dan kenakan" dari Efesus 4:22-24.
    1. "Tanggalkan" diri lama kita yang dirusak oleh keinginan-keinginan salah (Efesus 4:22).
    2. "Kenakan" diri baru kita, yang telah Allah ciptakan seturut kebenaran dan kekudusan-Nya (Efesus 4:24).
    3. Akibat mempraktekkan prinsip "tanggalkan dan kenakan" tadi, kita akan "dibaharui di dalam roh dan pikiran" (Efesus 4:23). Inilah cara mewujudkan 2Korintus 5:17.
  5. Berusahalah mengalihkan kemarahan anda dari diri ke masalah yang menyebabkannya.
  6. Serahkan diri tiap hari pada Roh Kudus. "Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging." (Gal 5:16).
  7. Izinkan Firman Allah meresapi hidup anda melalui pembacaan, perenungan dan penghafalan Firman.

    "Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain . . . " (Kol 3:16).

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Persekutuan pribadi dengan Yesus Kristus adalah dasar jalan keluar bagi masalah rohani. Tanyakan orang itu, apakah dia sudah masuk dalam persekutuan tersebut. Jelaskan "Damai dengan Allah" .
  2. Lontarkan pertanyaan-pertanyaan kepadanya, untuk mengetahui dalam tahap kemarahan bagaimanakah dia berada.

    Jelaskan pembahasan di Latar Belakang kepadanya, sambil menekankan pentingnya sikap-sikap Kristen yang benar, pengakuan tiap hari dan prinsip "tanggalkan dan kenakan." Minta dia mencatat pokok-pokok pemikiran yang kelak dapat ditelaahnya ulang.

  3. Berdoalah bersamanya. Berdoalah agar dia memiliki "hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia", dan iman untuk memperoleh kemenangan berketerusan.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah." (Yak 1:19,20)

"Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan amarah." (Ams 15:1)

"Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu." (Kol 3:8)

"Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya." (Ams 29:11)

"Kamu telah . . . menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamus berhubung dengan kehidupan kamu yang lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusannya yang sesungguhnya." (Ef 4:21-24)

Bagian C: Musuh

Musuh
Latar Belakang

Seorang musuh menunjukkan permusuhan atau kebencian dan berusaha menyakiti, didorong oleh sikap bermusuhan atau keinginan merusak. Tak seorang pun dari kita bebas dari pengalaman tidak enak yang ditimbulkan oleh kesalahan orang lain. Dalam situasi demikian, biasanya kita ingin membalas setimpal. (1Kor 2:14).

Tetapi Firman Tuhan selalu menganjurkan respon-respon berikut: "Hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!" (Rom 12:18) "Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan." (Rom 12:17) "Janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan." (Rom 12:19).

"Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Mat 5:44)

"Kasihilah musuhmu."

"Berdoalah bagi mereka yang mengasihi kamu."

Ada beberapa sikap dan tindakan yang memperuncing permusuhan atau memperlebarjurang perbedaan:
  1. Mementingkan diri sendiri atau tidak peka pada orang lain.
  2. Tidak sedia mengakui (karena sombong), bahwa kitalah yang menyakiti dia dan bukan sebaliknya.
  3. Sikap-sikap munafik seperti: Membicarakan orang dan bukan bicara dengan orang bersangkutan; meremehkan, mengkritik sikap dan tindakan mereka dan bukan menghadapinya dengan rendah hati; Memperuncing perbedaan dengan mengarang duduk peristiwa menurut versi kita sendiri yang dari mulut ke mulut menjadi makin jauh dari aslinya.
  4. Dengan sengaja mengabaikan suatu situasi yang menegangkan dan bukan mendoakan atau mengoreksinya. Mengabaikan seseorang tidak mengurangi ketegangan-ketegangan.
  5. Melepaskan tanggung jawab dengan bersikap pasif dalam suatu situasi tanpa usaha untuk bertindak.
  6. Menyembunyikan diri di balik "kemarahan yang benar".
  7. Menganggap diri lebih baik karena menemukan kesalahan orang lain.
  8. Tidak sadar bahwa seringkali lebih sulit mengampuni mereka yang kita salahi daripada mereka yang bersalah kepada kita.
  9. Tidak sedia menjalani "mil kedua" atau "memberi pipi yang sebelah lagi" sebagaimana diajarkan Alkitab (Mat 5:39,41). Kita dituntut untuk mengampuni tujuh puluh kali tujuh kali (Mat 18:21,22). Keampunan adalah inti kehidupan yang sudah ditebus. "Ampunilah, maka kamu akan diampuni." (Luk 6:37).
  10. Tidak mentaati Firman Allah yang secara khusus memerintahkan kita untuk mengasihi musuh-musuh kita, memberkati, mengasihi dan mendoakan mereka (Mat 5:44).
"Allah dapat dan ingin memberikan anda hati yang rela mengampuni, ketika anda menerima keampunan-Nya, melalui Yesus Kristus. Jika anda menerima Dia, anda akan menyadari betapa banyak Dia mengampuni, dan ini mendorong anda untuk rela mengampuni mereka yang bersalah pada anda. Dalam dunia, balas-membalas setimpal kesalahanlah yang dijadikan prinsip. Di antara orang Kristen, yang berlaku adalah kesediaan menanggung akibat yang ditimbulkan oleh kesalahan orang lain demi Kristus, dan mengampuni supaya orang lain boleh menemukan anugerah Allah atas orang-orang berdosa melalui kita."
-Selesai
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Yakinkan dia ulang, bahwa Allah mengingat kita dalam setiap situasi. Firman-Nya memberi pesan tentang sikap kita terhadap musuh.
  2. Tanyakan apakah dia sudah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya pribadi. Jika belum, jelaskan "Damai dengan Allah", .
  3. Jika orang tersebut seorang Kristen, anjurkan dia untuk memperbarui penyerahannya pada Kristus. Gunakan "Pemulihan" , tekankan 1Yohanes 1:9 dan Roma 12:1.

    Hubungan baru dengan Kristus, harus membawa sudut pandang baru dalam perasaan-perasaan kita tentang musuh.

  4. Ikuti petunjuk -berikut, yang bisa membuka celah pengertian tentang pemulihan. Berusahalah untuk mengerti. Minta keterangan tentang orang yang terlibat.
    1. Apa penyebab putusnya hubungan?
    2. Adakah dia merasa bahwa dia pula turut punya andil dalam masalah itu?
    3. Menurut perhitungannya, bagaimana sikap pribadi yang memusuhinya?
      Jujurkah penilaian orang yang anda bimbing tentang situasinya?
    4. Tanyakan perasaannya tentang si "musuh". Benci? Pahit? Ingin membalas?
    5. Tekankan bahwa dia berkewajiban mengampuni dengan segala konsekuensinya. Dia harus mengambil langkah pertama mengusahakan pemulihan. Kristen dewasa akan selalu mengambil tanggung jawab menjadi pembawa damai. Dorong dia untuk meniru Kristus, yang tidak pernah memaksakan "hak-Nya. Ketika dimaki dan diludahi, Dia tidak membalas.
    6. Dia harus berusaha membereskan situasinya sebisa mungkin. "Segeralah berdamai dengan lawanmu . . . supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan . . . engkau dilemparkan dalam penjara . . . Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas." (Mat 5:25,26).
    7. Bertindaklah dengan rendah hati. Ingat, hanya Yesus yang sempurna tanpa dosa. "Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman." (Ams 15:1). Ucapkanlah kebenaran di dalam kasih (lihat Ef 4:15).
    8. Perlu mendoakan pihak musuh dengan tulus dan sikap sedia menerima pemberesan masalah.
    9. Pembimbing perlu berdoa bersama yang dibimbing minta Allah campur tangan dalam diri masing-masing pihak, sampai terjadi jalan keluar.
    10. Tanyakan apa yang ingin dilakukannya untuk mengusahakan pemulihan. Ingatkan dia, menunda bisa menyebabkan pemulihan terhalang.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Jikalau Tuhan berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itupun didamaikan-Nya dengan dia." (Ams 16:7)

"Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang." (Rom 12:18)

"Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha mendapatkannya." (1Pet 3:11)

"Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? (Mat 5:44-46)

"Yesus berkata: 'Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.'" (Luk 23:34)

Mazmur 34:15
Roma 14:17-19
2Timotius 2:22

Bagian C: Neraka

Neraka
Latar Belakang

Neraka bukanlah kerajaan Iblis, di mana Iblis akan memerintah para roh jahat beserta semua yang jahat. Tidak ada sedikit pun petunjuk Alkitab yang mengatakan bahwa neraka adalah semacam persekutuan antara mereka yang berdosa, di mana hidup masih berlangsung sama seperti di bumi. Lelucon sakit yang menganjurkan agar kita bersiap-siap untuk hidup di neraka, keluar dari ketidaktahuan tentang maksud dan sifat neraka.

Dalam bahasa asli Perjanjian Baru (Yunani), digunakan tiga istilah untuk neraka:

Tartaros,
hanya satu kali digunakan dalam Alkitab. "Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman." (2Pet 2:4). Para malaikat yang disebut di sini, ialah mereka yang "tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka." (Yud 1:6). Jadi, neraka adalah tempat tahanan bagi para malaikat pemberontak, sampai hari penghakiman mereka.

Hades,
dijumpai sepuluh kali dalam Perjanjian Baru. (Mat 11:2; 16:18; Luk 10:15; 16:23; Kis 2:17,31; Wahy 1:18; 6:8; 20:13,14).

Hades bukanlah nasib akhir dari mereka yang mati dengan menolakkan Kristus, tetapi suatu tempat penyiksaan sampai mereka dibangkitkan untuk menghadap arasy putih penghakiman Allah (lihat Wahy 20:13-15). Penderitaan tersebut, walaupun akan merupakan sesuatu yang sungguh terjadi, namun bukan secara jasmani. Hades juga adalah tempat keterpisahan dari Allah, tanpa jalan menghindar. " . . . di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberanginya." (Luk 16:26). CATATAN: Teori tentang api penderitaan yang menyucikan (purgatori), sama sekali tak memiliki dasar Alkitab.

Geena atau Gehena,
dua belas kali diterjemahkan sebagai neraka: (Mat 5:22,29,30; 10:28; 18:9; Mr 9:43,45,47; Luk 12:5; Yak 3:6). Sebelas di antaranya adalah ucapan Yesus sendiri.

Geena menunjuk pada lembah Hinom, yang pernah dijadikan tempat pengorbanan anak-anak kepada dewa Molokh (2Taw 33:1-6). Karena terletak di sebelah luar selatan Yerusalem, ia merupakan tempat ideal untuk membuang sampah. Bahkan bangkai binatang dan mayat para penjahat pun dimusnahkan di sana. Tempat sampah di mana api terus menyala ini (Mr 9:44), digunakan Yesus untuk mengajarkan tentang tempat akhir mereka yang menolak Dia sebagai Juruselamat.

Geena juga disebut sebagai lautan api. "Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu." (Wahy 20:15). Tidak lagi ada kesempatan banding, sesudah menerima penjatuhan hukuman dari arasy putih penghakiman itu. Semua orang yang menolak Kristus akan masuk ke sana. "Maka laut menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut (hades) menyerahkan orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-masing menurut perbuatannya. Lalu maut dan kerajaan maut (hades) itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu ia dilemparkan ke dalam lautan api itu." (Wahy 20:13-15).

"Entahlah siksa api neraka itu akan terjadi secara harafiah atau tidak, kehausan jiwa yang terhilang akan Air Hidup itu, akan lebih menyakitkan daripada api kemusnahan itu sendiri. Neraka, pada hakekatnya dan pada dasarnya adalah keadaan terbuang dari hadirat Allah, untuk mereka yang sengaja menolak Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka."
-Selesai

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Jika orang yang anda bimbing, takut akan neraka atau akan kemungkinan dia masuk ke sana, anjurkan dia untuk memastikan keselamatan kekalnya. Jelaskan "Damai dengan Allah",. Dalam Kristus, dia tidak perlu takut akan neraka. "Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus." (Rom 8:1).
  2. Jika orang tersebut menolak adanya neraka, jelaskan bahasan dalam Latar Belakang.
  3. Jika dia menuduh Allah tidak adil karena menghukum manusia di neraka, tunjukkan bahwa "api kekal" itu disediakan Allah untuk Iblis dan para pengikutnya (Mat 25:41), bukan untuk manusia. Jika seseorang masuk neraka, itu disebabkan dia secara sengaja menolak Yesus Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya. (lihat Yoh 3:16-18 dan Yoh 5:24).
  4. Nyatakan kepadanya bahwa Allah akan mengampuni dan menyelamatkan dia, jika dia menerima Yesus Kristus. Jelaskan "Damai dengan Allah", .

  5. Jika dia menuduh Allah tidak adil, karena menghukum mereka yang belum berkesempatan mendengarkan Injil, ingatkan dia bahwa Allah tidak menghukum siapa pun untuk ke neraka (lihat penjelasan di atas).

    Dalam hal mereka yang belum mendengarkan Injil, percayalah Allah akan melakukan hal yang tepat! Dia pasti akan bertindak adil dan penuh kasih. Jika dalam pengadilan Kristus, orang beriman akan menerima pahala berbeda-beda, logis untuk menyimpulkan bahwa mereka yang belum mendengarkan Injil pun akan menghadapi perhitungan yang berbeda-beda.

Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab Matius 11:23
Matius 16:18
Lukas 10:15
Kisah 2:17,31
Lukas 12:5

Bagian C: Nubuat

Nubuat
Latar Belakang

"Yang Baru tersembunyi di dalam yang Lama; Yang Lama menjadi nyata di dalam yang Baru." Ungkapan tadi sangat menolong kita untuk mengerti hubungan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam Alkitab kita.

Nubuat adalah ucapan-ucapan yang membeberkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan. Kebanyakan nubuat Alkitab sudah digenapi. Sebagian nubuat lainnya sedang digenapi bahkan pada masa kini. Petrus berkata, "Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu. Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah." (2Pet 1:19-21).

Nubuat yang Sudah Digenapi:

Bukti paling meyakinkan tentang nubuat-nubuat yang sudah digenapi, menyangkut Pribadi dan Karya Yesus Kristus, seperti yang dinyatakan dalam keempat Injil. Terbatasnya ruang, tak memungkinkan dibuatnya daftar nubuat-nubuat tadi. Namun, berikut ini adalah beberapa bukti kuat:

Dia akan terhisap dalam keluarga Raja Daud (Yes 9:5,6; 11:18; Mazm 89:4,5; Mr 12:36 dan Yoh 7:42).
Dia harus dilahirkan dari seorang perawan (Yes 7:14 dan Mat 1:23).
Dia akan dilahirkan di Betlehem (Mi 5:2 dan Yoh 7:42).
Dia akan memasuki Yerusalem dalam suasana kemenangan (Za 9:9 dan Mat 21:5).
Dia akan mati bersama para penjahat (Yes 53:9,12 dan Luk 22:37).
Orang akan membuang undi atas jubah-Nya (Mazm 22:19 dan Mat 27:35).
Ucapan-ucapan-Nya ketika menghadapi kematian sudah dinubuatkan (Mazm 22:2 dan Mat 27:46).
Dia akan bangkit dari kematian pada hari ketiga (Mazm 16:10). Yesus meneguhkan kebangkitan dengan mengutip Perjanjian Lama (Luk 24:46). Petrus mengokohkannya dengan mengutip nubuat Daud (Kis 2:25-32).
Walaupun Yesaya bernubuat sekitar 800 tahun sebelum kita, dia telah menulis tentang penderitaan Kristus untuk kita (lihat Yes 53:6).
Nubuat yang Akan Digenapi:

Nubuat-nubuat yang masih akan digenapi, sebagian besar digolongkan pada janji kedatangan Yesus Kristus yang merupakan Pengharapan Berkat bagi orang Kristen. "Pengharapan itu adalah sauh jiwa yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir." (Ibr 6:19).

Pentingnya pengharapan akan kedatangan Kristus kembali, ditandaskan oleh Alkitab yang sedemikian sering, luas dan bersungguh membicarakannya. Hanya empat kitab Perjanjian Baru, tidak membicarakannya, semua yang lain membicarakannya. Kristus, bukan saja kepada para murid tetapi juga kepada orang-orang lain, menyebutnya terus-menerus. Kepada Imam Besar Dia berkata, "mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit." (Mat 26:64). Satu dari tiga puluh Ayat Alkitab menyebut pokok ini. Ada 318 referensi dalam 216 pasal Perjanjian Baru, membicarakan hal ini. Lima persen dari seluruh isi Perjanjian Baru, menyinggung masalah ini. Pokok ini pun dinubuatkan oleh sebagian besar penulis Perjanjian Lama: Musa (Ul 33:2), Ayub (Ayub 19:25), Daud (Mazm 102:13-17), Yesaya (Yes 59:20), Yeremia (Yer 23:5), Daniel (Dan 7:13,14), Zakaria (Za 14:4) dan banyak lagi lainnya."
-Selesai

Ada beberapa pandangan atau tafsiran tentang nubuat-nubuat masa datang tadi. Walaupun pandangan yang satu dapat berbeda jauh dari pandangan yang lain, dalam hal-hal terincinya, namun ada beberapa hal yang jelas harus disepakati sebagai yang Alkitab ajarkan.

  1. Kristus akan datang secara mendadak. Dia dapat datang kapan saja (Mat 24:42-44; 1Kor 15:52; Wahy 22:12).
  2. Alkitab berkata bahwa Dia akan datang dalam kemuliaan-Nya. Kedatangan-Nya tidak tersembunyi, tetapi kemuliaan-Nya akan dinyatakan seperti kilat memancar (Mat 24:23-28). Tak seorang pun tahu, kapan itu akan terjadi. Para pengikut Kristus dituntut untuk hidup suci dan penuh kasih, agar tidak kedapatan malu bila bertemu dengan Dia. (Mr 19:33-37; Kis 1:6-8). Situasi dunia menjelang kedatangan-Nya, akan diliputi oleh berbagai kedurhakaan dan malapetaka (Luk 17:24-30; 2Tes 2:3-4).
  3. Tujuan kedatangan-Nya ialah untuk menyempurnakan karya keselamatan-Nya yang telah digenapkan-Nya di kayu salib. Melalui kedatangan-Nya, orang yang hidup dan yang mati, yang beriman maupun yang tidak, akan dihakimi. Semua orang yang beriman, hidup dan mati akan dikumpulkan masuk ke dalam kemuliaan Bapa yang kekal (1Tes 4:13-18). Tetapi, orang fasik, mereka yang tidak beriman dan tidak taat kepada Injil, akan dibuang senasib dengan Iblis dan pengikut-pengikutnya ke dalam kebinasaan kekal (Wahy 21:8; 22:14,15).
  4. Penghakiman Kristus atas orang beriman (2Kor 5:10), adalah untuk menghakimi kesetiaan kita dalam hidup dan pelayanan kepada-Nya (1Kor 3:11-15 dan 1Kor 4:1-5). Penghakiman ini bukan lagi untuk menghakimi dosa kita. Itu sudah dibereskan-Nya di Salib (2Kor 5:21).
  5. Sebagai akibat kedatangan-Nya, akan terjadi bumi dan langit baru, yaitu Kerajaan Allah dalam segenap kemuliaan, kekudusan dan kedaulatan-Nya (Wahy 21:9-22:5).
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
Bagi mereka yang takut menghadapi peristiwa-peristiwa Masa Depan:

Satu-satunya jalan agar memiliki keyakinan dan kemantapan menghadapi masa depan ialah menyerahkan diri kita kepada Dia yang memegang masa depan. "Pengharapan itu ialah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir." (Ibr 6:19). Jelaskan "Damai dengan Allah", di 17750.

Untuk orang Kristen yang tidak pasti tentang Kedatangan Kristus kedua kali:
  1. Yakinkan dia bahwa kita dapat diterangi dan memiliki kepastian, baik tentang masa kini maupun masa depan. Paulus berkata, "Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan." (1Tes 4:13).
  2. Jelaskan "Kepastian" di 17752, sambil menegaskan 1Yohanes 5:13.
  3. Dorong yang bersangkutan untuk mendisiplin diri membaca dan menggali isi Alkitab, dan melibatkan diri dalam gereja yang mementingkan Firman Tuhan, yang di dalamnya dia dapat belajar "berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu." (2Tim 2:15). Anjurkan dia membeli buku-buku Kristen yang baik tentang hidup dan kesaksian Kristen, juga tentang pembahasan nubuat, di toko-toko buku Kristen.
Untuk orang Kristen yang memikirkan posisinya di hadapan Allah:
  1. Tanyakan dia, dalam hal apa dia telah menyimpang.
  2. Undang dia kembali ke Salib untuk pengakuan dan keampunan berdasarkan 1Yohanes 1:9 dan 1Yohanes 2:1. Jelaskan "Pemulihan" di 17753.
  3. Bimbing dia untuk mengambil sikap bersungguh terhadap Tuhan. Dia harus:
    Terlibat membaca dan mempelajari Alkitab. Mencari persekutuan dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan.
    Giat bersaksi melalui hidup dan kata-kata.
  4. Melalui tindakan ketaatan tadi, kepastiannya dalam Kristus akan menjadi mantap dan membuat dia mengenal kehendak Allah atas hidupnya.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
Tentang Kedatangan Tuhan Yesus kedua kali:

"Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari surga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan bersama-sama dengan Tuhan." (1Tes 4:13-17)

"Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya." (1Yoh 3:2)

"Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapannya. Lalu diberikan kepada-Nya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah." (Dan 7:13,14)

"Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran." (2Pet 3:10,13)

Sikap orang beriman terhadap Kedatangan-Nya:

"Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu -- yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api -- sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus." (1Pet 1:7,13)

"Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu, apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus." (Mr 8:38)

"Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa. Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut. Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah." (1Pet 4:7-10)

"Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk meluaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng. Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!" (2Tim 4:2-5)

Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
Latar Belakang

Sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam kebudayaan Timur kita, keterbukaan pada hal-hal batin membuat masyarakat sangat terbuka pada pengaruh occultisme. Gejala ini tanpa terkecuali melanda peradaban kota dan kalangan intelektual atas. Kekosongan rohani yang tidak terisi oleh kemajuan zaman, membuat kecenderungan balik pada occultisme menjadi makin kuat. Occultisme merupakan gejala kemerosotan suatu peradaban.

Istilah "occult" sendiri sangat samar, mencakup secara luas hal-hal yang dianggap rahasia, tersembunyi, mistik dan metafisik dan sering dianggap menyangkut perkara-perkara di luar indra biasa. Pada umumnya, hal-hal berikut

ini dianggap tercakup dalam occultisme:
Spiritisme: Kepercayaan bahwa manusia dapat berhubungan dengan orang mati dalam rangka mencari wahyu dari dunia seberang sana.
Clairvoyance: Kepercayaan bahwa orang tertentu memiliki kemampuan ekstra indra, yang membuatnya sanggup melihat yang tidak nampak jelas.
Peramal nasib: Meramalkan nasib atau masa depan dengan melihat telapak tangan, kartu, daun teh, dan sebagainya.
Astrologi: Kepercayaan bahwa masa depan dapat dibaca dengan mempelajari letak dan hubungan matahari, bulan, bintang-bintang dan planet-planet.
Horoskop: Perkembangan astrologi yang meramal berdasarkan peta zodiac. Nasehat-nasehat diberikan (biasanya dalam majalah dan surat kabar) berdasarkan ramalan peristiwa-peristiwa masa depan.
Pedukunan: Sistem agama sesat ini berakar pada kebiasaan-kebiasaan dan kepercayaan kuno. Dukun-dukun dengan suasana, upacara, alat, mantera dan syarat tertentu, berdasarkan kitab-kitab gaibnya, menyatakan diri sanggup berhubungan dan mengendalikan kekuatan-kekuatan gaib.
Sebagian orang yang terlibat dalam praktek kepercayaan di atas, terlibat pula dalam penyalahgunaan obat dan pelanggaran susila.
Alkitab melarang keterlibatan dalam Occult:

"Di antaramu janganlah didapati seorang pun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati. Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi Tuhan, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah Tuhan, Allahmu, menghalau mereka dari hadapan Tuhan, Allahmu." (Ul 18:10-12).

"Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." (Gal 5:19-21).

"Demikianlah Saul mati karena perbuatannya yang tidak setia terhadap Tuhan, oleh karena ia tidak berpegang pada firman Tuhan, dan juga karena ia telah meminta petunjuk dari arwah, dan tidak meminta petunjuk Tuhan. Sebab itu Tuhan membunuh dia dan menyerahkan jabatan raja itu kepada Daud bin Isai." (1Taw 10:13,14).

Wahyu 21:8 menghakimi mereka yang melakukan kebiasaan magis. Dalam ucapan hukumannya terhadap Babil di Yesaya 47:11-15, Tuhan menyebut suatu daftar panjang kebiasaan-kebiasaan occult bangsa itu.

Dari bukti Alkitab, dapat kita simpulkan bahwa segala sesuatu yang membuat kita menyimpang atau berpaling dari Allah yang Mahatahu, Mahakasih dan dari maksud-maksud-Nya untuk hidup manusia, haruslah ditolak.

Bagian C: Occultisme

Occultisme
Strategi Bimbingan
Untuk yang Kristen:
  1. Beritahukan dia bahwa keterlibatan dalam bentuk occultisme apa pun, tidak disukai Allah (Lihat Latar Belakang 17633).
  2. Jika dia menunjukkan kekuatiran tentang ketidakpastian hidup, ingin mengetahui masa depan, yakinkan dia bahwa Allah berjanji tidak akan pernah membiarkan atau meninggalkan kita (Ibr 13:5). Kita harus mencari dahulu "Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Mat 6:33). Alkitab berkata bahwa "Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela." (Mazm 84:12). Kita boleh menyerahkan semuanya itu kepada-Nya (Fili 4:6).
  3. Nasihatkan dia untuk mencari keampunan Allah atas keterlibatan-Nya itu. Jelaskan "Pemulihan" . Juga "Kepastian" di 17752.
  4. Anjurkan dia untuk berdoa khusus tentang keterlibatan-Nya dalam occult, supaya dia tidak melakukannya ulang. Dia harus mulai membaca Firman Tuhan. Inilah cara untuk mengatasi pengisian waktunya sebelum ini dalam occult. "Pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat." (Ef 5:16). Tawarkan dia buku Hidup dalam Kristus yang akan membantunya memulai penelaahan Alkitab.
  5. Anjurkan orang yang anda layani untuk mencari persekutuan dengan Kristen sejati dan terlibat dalam suatu gereja yang mementingkan firman Tuhan, dalam penyembahan, PA. doa dan kesaksian. Sambil mengembangkan identitas baru ini, semua hubungan occultnya melalui sahabat, buku dan lain sebagainya, harus dibuang.
  6. Berdoalah dengannya agar menerima kelepasan sempurna dan pemulihan kembali kepada Tuhan.
Untuk yang Bukan Kristen:
  1. Ucapkan selamat padanya atas kenyataan keinginannya mengetahui kebenaran. Firman Tuhan memiliki jawaban tentang occult.
  2. Katakan padanya bahwa segala bentuk keterlibatan dengan occult, tidak disukai Tuhan. (Lihat Latar Belakang ).
  3. Undang dia menerima Yesus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya pribadi. Jelaskan "Damai dengan Allah",.
  4. Bimbing dia untuk memutuskan segala hubungan yang melibatkannya dengan occult. Juga dia harus membuang atau memusnahkan bacaan, perkakas yang berhubungan dengan kebiasaan occult, termasuk horoskop.
  5. Desak dia untuk membaca dan mempelajari Firman Tuhan. Tawarkan buku Hidup dalam Kristus dan jelaskan maksudnya.
  6. Bimbing dia agar dia mencari persekutuan dengan orang Kristen sejati dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan, supaya dia dapat menyembah Tuhan, menelaah Alkitab, berdoa dan melayani bersama. Pertumbuhan hubungan yang baru membantu dia menghapuskan kesalahan masa lalu.
  7. Berdoalah dengannya agar dia menerima kelepasan sempurna dari keterlibatan-Nya dulu dalam occult dan agar dia menyerahkan diri penuh pada Kristus.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

Bagian Firman Tuhan berikut memberi kita pengertian tentang semangat zaman ini, yang di dalamnya kita hidup dan mendapatkan petunjuk tentang cara menghadapinya.

"Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak memperdulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu! Sebab di antara mereka terdapat orang-orang yang menyelundup ke rumah orang lain dan menjerat perempuan-perempuan lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu, yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran. Sama seperti Yanes dan Yambres menentang Musa, demikian juga mereka, menentang kebenaran. Akal mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji. Tetapi sudah pasti mereka tidak akan lebih maju, karena seperti dalam hal Yanes dan Yambres, kebodohan mereka pun akan nyata bagi semua orang. Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku. Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia dan di Ikonium dan di Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku dari padanya. Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya, sedangkan orang jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan. Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu. Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik." (2Tim 3:1-17)

Bagian C: Pemikiran: Cara Mengendalikannya

Pemikiran: Cara Mengendalikannya
Latar Belakang

Sejarah manusia sebagian besar berpusat pada pergumulan dalam akalnya. Apa yang kita pikirkan sangat penting. "Orang yang mengendalikan pikirannya melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya melebihi orang yang merebut kota." (lihat Ams 16:32). "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia." (Ams 23:7).

Akal, atau istilah-istilah lain yang bertalian dengannya, seperti "pemikiran", "pengertian", dan "hati" (yang seringkali dipakai silih ganti dengan akal), menduduki tempat yang berarti dalam Alkitab. Allah ingin mengendalikan pemikiran kita; demikian pula Iblis.

"Apa yang anda percayai, sangat penting; pertumbuhan akal anda, pun penting. Kita harus bertumbuh secara intelektual dalam Kristus. Kita harus belajar, agar 'layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu.' (2Tim 2:15). Yeremia berkata, "Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin (pikiran) mereka." (Yer 31:33). Allah berkata kepada Yosua: 'Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya.' (Yos 1:8). Mereka yang pikirannya mantap dalam Tuhan, akan diberi-Nya damai sempurna. (Lihat Yes 26:3). Sediakah anda menyerahkan pikiran anda pada Kristus, takluk pada KeTuhanan Kristus? Sediakah anda membaktikan akal anda pada-Nya?"
-Selesai

Alkitab menilai bahwa pikiran yang tidak beriman bermusuhan dengan Allah (lihat Rom 8:7), dibutakan oleh dosa (2Kor 4:4) dan bercela secara moral (Mr 7:20-22).

Alkitab juga berbicara tentang pikiran kedagingan yang ditandai oleh kehidupan Kristen duniawi yang berjalan menurut sifat dosa (Yak 4:4), tidak beriman (Ibr 3:12) dan tidak taat (Luk 6:47 dan Ef 2:2).

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
Untuk yang Bukan Kristen:
  1. Jelaskan "Damai dengan Allah",.
  2. Dorong dia untuk mulai membaca Alkitab. Dengan cara ini, dia menaklukkan pikirannya kepada Allah. Tawarkan Hidup dalam Kristus untuk membantu dia memulai penelaahan Alkitab.
  3. Dorong dia untuk belajar berdoa setiap hari. Kitab Mazmur penuh dengan contoh-contoh doa. Minta dia juga menuliskan Mat 6:9-13 dan Luk 11:2-13, yang mencatat tentang Doa Bapa kami. Semua ini adalah contoh-contoh doa.
  4. Anjurkan dia mencari suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan, yang di dalamnya dia dapat bersama menyembah, bersekutu, mempelajari Alkitab dan melayani.
  5. Berdoalah bersamanya, agar dia mengalami pembaruan pikiran.
Untuk Kristen Duniawi:
  1. Jelaskan "Pemulihan"di 17753 .
  2. Tegaskan pentingnya pengendalian pikiran dengan contoh-contoh berikut:

    1. Tuhan Yesus Kristus: "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus... mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba . . . dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Fili 2:5-8).
    2. Nabi Yesaya: "Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya." (Yes 26:3).
    3. Rasul Paulus: "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Rom 12:2).

      "Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus." (2Kor 10:5).

Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yes 55:8,9)

"Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Fili 4:8)

"Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibr 4:12)

"Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam." (Mazm 1:1,2)

"Serahkanlah perbuatanmu kepada Tuhan, maka terlaksanalah segala rencanamu." (Ams 16:3)

Bagian C: Penatalayanan (Persembahan dan persepuluhan)

Penatalayanan (Persembahan, Persepuluhan)
Latar Belakang

Dalam rencana-Nya, Allah ingin agar orang Kristen mendukung pekerjaan Yesus Kristus di dunia ini, melalui persembahan dan persepuluhan. "Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu -- sesuai dengan apa yang kamu peroleh -- menyisihkan sesuatu . . . " (1Kor 16:2).

Gagasan persepuluhan sudah berasal dari awal sejarah Alkitab. Abraham memberikan persepuluhan kepada Melkisedek, sesudah ia kembali dari pertempurannya melawan raja-raja (Ibr 7:6). Dalam Taurat diatur, bahwa orang Lewi hidup dari persepuluhan orang Israel (Ibr 7:5). Meskipun sepersepuluh dari pendapatan seseorang sudah dipersembahkannya dalam persepuluhan, ini tidak usah membatasi mereka yang mampu dan ingin memberi lebih.

Perjanjian Baru mengajar bahwa tiap orang Kristen harus memberi persembahannya secara teratur, metodik dan memadai, untuk mendukung kehidupan gereja, orang miskin, penginjilan dan missi (1Kor 16:2).

Persembahan yang berasal dari hati yang penuh oleh kasih Allah, harus menjadi ciri orang beriman sejati. "Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. Seperti ada tertulis: 'Ia membagi-bagikan, Ia memberikan kepada orang miskin, kebenaran-Nya tetap untuk selama-lamanya.'" (2Kor 9:6-9).

Kita memiliki janji Allah bahwa kebutuhan-kebutuhan kita akan digenapi, sambil kita mendukung kebutuhan pekerjaan dan hamba-hamba-Nya. "Allahmu akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Fili 4:19).

"Dalam rumah tangga kami, seperti juga dalam ribuan rumah tangga lainnya, kami alami bahwa bila kami memberikan persepuluhan, berkat Tuhan atas yang sembilan persepuluh menyebabkannya jauh lebih bermanfaat dibandingkan penghasilan utuh tanpa berkat Tuhan. Keharusan memberi persepuluhan itu, pertama disebabkan oleh prinsip penatalayanan. Segala sesuatu adalah milik Tuhan. Kita hanyalah penjaganya. Kedua, persembahan seseorang harus digerakkan oleh kasih dan oleh penyerahan diri kepada Kristus. Ketiga, walaupun penatalayanan Kristen bukan didasarkan atas pahala, tetapi memang disadari bahwa tidak ada hasil lebih besar daripada memberi persembahan. Dalam Markus 4 (Mr 4:1-20), Yesus bicara tentang hasil yang berlipat ganda, tiga puluh, enam puluh dan seratus kali . . . Jika persepuluhan berlaku di bawah Taurat, lebih pula dalam zaman kemerdekaan dan anugerah ini . . . Cobalah memberi persepuluhan dan lebih lagi, dengan sukacita dan melimpah, dan anda akan saksikan, anda akan saksikan!"
-Selesai
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Tentukan apakah orang tersebut Kristen.

    Persembahan pertama yang Tuhan harapkan dari kita ialah diri kita sendiri. Jelaskan "Damai dengan Allah",. Dorong dia untuk mengambil sikap positif terhadap Kristus, menyelam dalam Firman Tuhan, memupuk kebiasaan berdoa, menjadi bagian dari suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan dalam persekutuan, penelaahan Alkitab dan pelayanan.

  2. Jelaskan hal-hal berikut pada orang yang meminta penjelasan tentang persembahan.

    1. Jadilah anggota aktif dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan. Menjadi bagian dari persekutuan orang-orang beriman, membuat seseorang menerima tantangan, motivasi dan perspektif tentang persembahan.
    2. Berdoalah agar anda dapat memberi persembahan dengan bijaksana, kemudian adakan penyelidikan, agar anda tahu siapa yang harus anda beri. Banyak organisasi Kristen yang tidak injili dan aliran sesat yang menerima persembahan dari Kristen yang kurang kearifan rohani. Cari tahu, sebelum anda memberi!
    3. Kepada siapa patut kita memberi?
      1. Sebagian besar dari persepuluhan dan persembahan anda harus disalurkan ke gereja anda sendiri.
      2. Sebagian lainnya harus disisihkan untuk membantu orang miskin atau mereka yang memiliki kebetulan khusus. Ini pun dapat disalurkan melalui gereja anda.
      3. Banyak pula pelayanan dalam bidang penginjilan, missi, pembinaan dan usaha sosial yang patut disokong. Sediakan sebagian untuk mereka.

Bagian C: Pencobaan

Pencobaan
Latar Belakang

Seperti halnya jarum kompas terpengaruh oleh daya tarik medan magnit, demikian juga orang Kristen merasakan tarikan dosa. Ini digambarkan oleh keinginan Israel kembali pada "bawang prei dan bawang putih" Mesir (Ul 11:5); juga Demas, pemuda yang mengikut rasul Paulus, yang telah mencintai dunia dan meninggalkan Paulus. (2Tim 4:10). Paulus melukiskan keadaan orang Kristen yang memiliki dua sifat, yang lama dan yang baru, yang terus bertentangan untuk saling menaklukkan. Kristen perlu mengerti ini dan belajar menghadapi "tarikan magnetis" sifat dosanya dan serangan-serangan Iblis.

"Allah tidak berjanji untuk menyingkirkan kita dari pencobaan, sebab Kristus sendiri pun mengalaminya . . . Tanpa pernah mengalami pencobaan dan mengalahkannya, tidak akan kita miliki adanya kesadaran akan keberhasilan dan keyakinan. Pencobaan menyatakan keadaan seseorang yang sesungguhnya. Entah dia membuat kita menjadi lebih Kristen atau tidak Kristen. Kemenangan membuat seorang Kristen menjadi lebih kuat dan menyebabkannya menemukan sumber kuasa . . . Pada saat-saat pencobaan, Kristus akan menjadi lebih nyata, lebih dari biasanya, bagi anda."
-Selesai
Yang harus diingat tentang pencobaan:
  1. Pencobaan adalah hal biasa bagi semua orang Kristen. "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia." (1Kor 10:13).
  2. Pencobaan berasal dari iblis (lihat pencobaan Yesus, Mat 4:1-11).
  3. Dicobai sendiri bukanlah dosa. Menyerah padanya adalah dosa.
  4. Dosa terjadi ketika kita menyerah kepadanya. Tak seorang pun dari kita boleh membawa diri kita ke posisi yang membuat kita tercobai. Setan akan menyerang bagian hidup kita yang paling rapuh. "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa: dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." (Yak 1:14,15). Muncul pikiran; kita beri kesempatan; ia bertunas dan bertumbuh membuahkan tindak kejahatan."
    -Selesai
  5. Allah tidak membawa kita ke dalam pencobaan, dalam arti merencanakan dan mencobainya sendiri. "Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: 'Pencobaan ini datang dari Allah!' Sebab Allah tidak dicobai oleh yang jahat dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun." (Yak 1:13). Tetapi Allah mengizinkan agar kita dicobai (lihat Yak 1:6-12), supaya kita dapat menghadapinya, mengalahkannya dan menjadi lebih kuat. "Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat." (1Yoh 2:14). Melalui pencobaan pun, kita dapat dianugerahi berkat. (Yak 1:12).
  6. Tidak ada pencobaan yang tak tertolakkan. "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya." (1Kor 10:13).
  7. Betapapun hebatnya yang kita alami, Yesus telah lebih dahulu mengalami. "... sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa." (Ibr 4:15).
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Tanyakan apakah orang yang anda layani seorang Kristen, seorang yang sudah menerima Yesus Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya. Jika belum, jelaskan "Damai dengan Allah",. Tak seorang manusia pun cukup kuat untuk mengalahkan pencobaan, setinggi apa pun angan-angan dan motif-motifnya.
  2. Jelaskan cara-cara menghadapi dan mengalahkan pencobaan.
    1. Kita harus menolak si pencoba. "Lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu." (Yak 4:7).
    2. Kita harus tunduk pada Allah. "Tunduklah kepada Allah." (Yak 4:7). Ini kita lakukan dengan:
      1. Tiap hari menyerahkan diri kepada Allah sesuai dengan Roma 12:1, dan juga dengan mengakui dosa agar dia tidak membesar (Mazm 51:12).
      2. Menaklukkan pikiran kita ke bawah kontrol-Nya.

        "Berubahlah oleh pembaharuan budimu." (Rom 12:2).

        "Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan perkara yang di bumi." (Kol 3:2).

      3. Disiplin doa.

        "Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya." (Ibr 4:16).

        "Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan Berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus." (Ef 6:18).

      4. Baca, pelajari dan hafalkan Firman Allah.

        Menurut D.L. Moody, "Dosa akan menghalangi anda dari Alkitab atau Alkitab akan merintangi anda dari dosa."

        "Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; . . . ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. (Ibr 4:12).

      5. Bersahabat dengan orang yang tepat: umat Allah.

        "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1Kor 15:33).

        "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (Ibr 10:24,25).

      6. Kenakan seluruh perlengkapan senjata Allah (Ef 6:13-18).
      7. Bergantung pada Roh Kudus.

        "... apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya." (Luk 11:13).

        "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya." (Yoh 14:16).

        "Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran . . . " (Yoh 16:13).

Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: 'Pencobaan ini datang dari Allah!' Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." (Yak 1:12-15)

"Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita. Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut." (Wahy 12:10-11)

Matius 4:1-11
Roma 8:26
Galatia 5:16

Bagian C: Penderitaan dan Kemalangan

Penderitaan dan Kemalangan
Latar Belakang

Mengapa? Mengapa aku? Mengapa keluargaku? Apa arti penderitaan ini? Demikianlah pertanyaan-pertanyaan yang biasa dilontarkan baik oleh orang Kristen maupun bukan. Tak seorang pun kebal terhadap penderitaan dan kemalangan. Manusia lahir dalam kesusahan (lihat Ayub 5:7). Ada berbagai tekanan keinginan, kebutuhan, kedukaan, aniaya, tidak disenangi dan kesunyian. Sebagian menderita akibat perbuatannya; yang lain menderita karena perbuatan orang terhadapnya. Banyak orang menderita sebagai korban keadaan yang tidak dapat dikendalikannya.

Kepedihan memuramkan hidup. Bisa terjadi malam-malam penuh siksa batin, ketika Allah seolah tidak adil dan seolah tidak akan ada pertolongan atau jalan keluar. Kelepasan sesaat memang bisa menolong, tetapi pemecahan sejati tidak terjadi karena usaha untuk menyingkirkannya atau dengan mengertakkan gigi untuk menahannya. Jalan keluarnya ialah dengan bersikap sedemikian rupa, sehingga kita belajar menang di dalam dan melalui penderitaan. Ketika rasul Paulus mencari kelepasan dari duri yang ada dalam dagingnya, Allah tidak mengabulkannya tetapi menghiburnya demikian: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." (2Kor 12:9). Dalam surat yang menguatkan, Paulus menulis, "Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan." (2Kor 9:8).

Kecuali dalam penderitaan jasmani, mengatasi penderitaan nampaknya berpangkal pada masalah sikap: "Apa yang akan kulakukan dalam penderitaanku agar melaluinya aku dapat belajar sesuatu atau memperoleh manfaat sesuai rencana kekal Allah melaluinya?"

"Tak pernah Alkitab mengajarkan bahwa orang Kristen dibebaskan dari penderitaan dan bencana alam yang melanda dunia ini. Alkitab memang mengajarkan bahwa orang Kristen dapat menanggung penderitaan, krisis, bencana dan kesulitan pribadi dengan kuasa adhi kodrati yang tidak bisa diperoleh oleh mereka yang di luar Kristus."
-Selesai

Sebagian besar orang yang nasibnya paling menyedihkan dalam dunia ini, adalah mereka yang ketika mengalami penderitaan, membiarkan diri mereka dihanyutkan oleh kasihan diri dan kepahitan, sambil menyalahkan Allah.

Jadikanlah sikap Ayub menjadi inspirasi: "Walaupun Ia akan membunuh aku, aku akan tetap percaya kepada-Nya." (Ayub 13:15 terjemahan bebas).

Si penderita akan menerima berkat, jika di tengah kepedihan batin dan kemuramannya yang dalam, dia dapat menatap pada wajah Bapa Surgawinya dan disukakan oleh kasih kekal dan hadirat-Nya. Lagi pula respon kita pada penderitaan seharusnya membuat kita melihat ke balik penderitaan, kepada maksud-maksud Allah yang lebih tinggi dan kepada apa yang ingin diajarkan-Nya.

Apa saja sebab-sebab Penderitaan Manusia?
  1. Kadang-kadang kita sendiri menjadi sebab penderitaan kita.

    Pesta pora dan kekurangan disiplin, membawa akibat-akibat yang tak membahagiakan. Penyalahgunaan tubuh dalam jangka panjang, menyebabkan penyakit. Pilihan-pilihan salah kelak menghantui kita.

    Pembimbing bisa bertanya: "Menurut anda, hal ini terjadi karena keputusan salah atau tindakan tak terkontrol anda sendiri? Tidak adakah langkah yang dapat anda ambil untuk meringankan penderitaan anda?

  2. Kadang-kadang Allah bertindak mengoreksi dosa dan ketidaktaatan kita. Allah akan memperbaiki dan mendisiplin kepunyaan-Nya. Melalui hajaran, Dia membuktikan bahwa Dia mengasihi kita dan bahwa kita sungguh milik Dia. (Ibr 12:5-11).
  3. Kadang-kadang Allah mengizinkan penderitaan agar kita boleh belajar menanggapi masalah dan Allah secara Alkitabiah. Alkitab berkata bahwa Yesus telah belajar taat dari apa yang diderita-Nya. (Ibr 5:8).

    Sasaran kita hendaknya bukan saja terlepas dari penderitaan, tetapi belajar menyukakan Allah dengan bersikap responsif dan taat kepada Dia dan Firman-Nya. (Rom 12:1,2).

  4. Kadang-kadang Allah mengizinkan kita menderita agar kita mengerti bahwa kepedihan adalah salah satu bagian hidup. Tidak satu kali pun Alkitab pernah berkata, bahwa Kristen kebal terhadap penderitaan dan kesulitan! Dalam Filipi 1:29 Paulus berkata, "Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia." Penderitaan bisa merupakan karunia dari Allah. Mengapa kita sulit sekali melihatnya dalam pengertian ini?

    Kristus tidak mengelakkan Salib agar dapat menghindari penderitaan. Ibrani 12:2 berkata bahwa Dia "mengabaikan kehinaan tekun memikul salib." Mengapa? "Ganti sukacita yang disediakan bagi Dia." Dia tahu bahwa kata akhir bukanlah penyaliban (penderitaan), tetapi kebangkitan (kemenangan).

    Kita bisa menderita sebentar, atau sepanjang hidup kita. Untuk sementara orang yang menderita, nampaknya deritanya tak akan pernah berakhir. Biar bagaimanapun, janganlah kita membuang pengharapan atau menenggelamkan diri dalam kasihan diri dan kepahitan. Seharusnya kepada hasil akhirnyalah, mata kita tertuju. Berada bersama Tuhan yang di surga, membuat segala sesuatu memiliki makna.

  5. Kadang-kadang Allah mengizinkan kita menderita karena bermaksud baik bagi hidup kita. "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." (Rom 8:28). Kita harus menerima ini dengan iman dan berdoa agar kebaikan Allah tertinggi untuk hidup kita, dapat terjadi akibat penderitaan kita. Hanya melalui penderitaan terdalam, seringkali pelajaran-pelajaran hidup yang paling berharga dapat kita terima. Percayalah Allah untuk mengerjakan kehendak dan maksud-Nya dalam kita, agar kita menjadi makin serupa dengan Kristus (Rom 8:29).

    Tidak seperti penderitaan Kristus, penderitaan kita tidak membawa dampak penebusan. Tetapi bila kita setia dalam penderitaan, kita mengambil bagian dalam penderitaan-Nya. (Fili 3:10).

  6. Kadang-kadang Allah mengizinkan kita menderita, agar kita dapat menghibur orang lain melalui hidup dan kesaksian kita. Menurut Yesus, penderitaan orang yang buta sejak lahir itu, ialah supaya pekerjaan-pekerjaan Allah dinyatakan di dalamnya.

    Allah bisa bekerja melalui penderitaan dalam hidup anda, supaya orang lain mendapat ilham melalui teladan anda dalam penderitaan. Mereka yang pernah menderita, mampu bersimpati dan menempatkan diri secara lebih berhasil dalam penderitaan orang-orang lain. Kita belajar menghibur orang lain, seperti halnya kita pernah dihibur. "Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam macam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah." (2Kor 1:3,4).

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
Untuk yang Bukan Kristen:
  1. Bersimpatilah. Dengarkan masalah yang ingin dibagikannya dengan penuh perhatian. Memperjelas masalah, kerap bermanfaat. Ambillah prakarsa mengarahkan percakapan itu, agar anda dapat menawarkan bantuan rohani.
  2. Berikan kekuatan dan pengharapan. Nyatakan padanya bahwa Allah mengasihi dia dan mengetahui apa yang terjadi padanya. Dia tidak sendirian. "Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau." (Yes 43:2).

    Nyatakan kesukaan anda membantu dia dan kesediaan mencari jalan keluar bersama dia.

  3. Tanyakan, apakah dia pernah menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhannya. Kadang-kadang Allah mengizinkan penderitaan. Dia ingin kita memberi perhatian pada-Nya, untuk membawa kita pada keselamatan. Jelaskan "Damai dengan Allah",.
  4. Berdoalah dengannya untuk keselamatan dan kelepasan, sambil anda menyerahkan dia kepada Tuhan.
  5. Dorong dia untuk mulai membaca dan mempelajari Firman Allah. Belajar berdoa akan memberi kekuatan dan pengertian tentang masalah-masalah hidup. Tawarkan dia Hidup dalam Kristus , yang akan menolongnya memulai penelaahan Alkitab.
  6. Anjurkan dia untuk melibatkan diri dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan. Persekutuan dengan sesama Kristen sejati, akan memberi pengaruh yang mendewasakan hidupnya dan membantu dia mengerti jalan-jalan Allah dan jalan-jalan hidup ini. Kesempatan PA dan pelayanan Kristen, akan disediakan oleh gereja bersangkutan pula.
Untuk yang Kristen:

Jika dia seorang Kristen yang merasa tertekan oleh kesusahan atau penderitaan yang menimpanya, usahakan untuk membahas beberapa kemungkinan penyebab yang diijinkan Allah.

  1. Bersimpatilah dengannya. Kuatkan dia sambil memberikan penghiburan dari Allah. Beberapa wawasan dalam Latar Belakang, dapat anda bagikan kepadanya. Kaitkan pokok-pokok yang nampaknya cocok.
  2. Jika nampak perlu pemulihan atau penyerahan ulang, jelaskan 17753.
  3. Anjurkan dia menggali Firman Tuhan dan berdoa dengan tulus, agar Tuhan membeberkan maksud-Nya dan penderitaan itu.
    1. Apa yang Allah ingin katakan padaku?
    2. Apa yang Allah ingin ajarkan padaku?
    3. Langkah-langkah apa yang sepatutnya aku ambil?
  4. Jika belum pernah terlibat, anjurkan dia melibatkan diri dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan. Firman Tuhan dapat memperdalam pengertiannya tentang kehendak dan jalan Allah.
  5. Dorong dia bergaul dengan sesama sahabat Kristen. Adanya telinga-telinga yang terbuka, akan membawa banyak faedah. Hasilnya adalah, penghiburan, pengertian dan kekuatan.
  6. Berdoalah pribadi dengannya, memohonkan kelepasan.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara." (Rom 8:28,29)

"Siapakah yang memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." (Rom 8:35,37)

"Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia." (Yak 1:2,3,12)

"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku." (Yoh 14:1)

"Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya."(1Pet 4:12,13)

"Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu. Karena itu baiklah juga mereka yang harus menderita karena kehendak Allah, menyerahkan jiwanya, dengan selalu berbuat baik, kepada Pencipta yang setia." (1Pet 4:16,19)

"Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi: tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." (Wahy 21:4)

Bagian C: Penghakiman

Penghakiman
Latar Belakang

Kebenaran dan keadilan Allah adalah dasar dari penghakiman-Nya. Gagasan Alkitab tentang penghakiman adalah satu pokok yang paling disalah mengerti oleh orang Kristen. Gagasan tentang akan adanya suatu penghakiman umum, ketika semua orang dari segala zaman menghadap Pencipta langit dan bumi, telah lazim diterima: "Domba" akan dipisah dari "kambing", dan masing-masingnya akan masuk ke tempatnya sendiri.

Semua orang-orang kudus ataupun orang berdosa -- sama akan dihakimi, tetapi bukan pada saat yang sama. Masalah, saat, tempat dan akibat penghakiman itu akan berbeda. Untuk batas maksud Buku Pegangan ini, kita hanya akan memasuki aspek-aspek penghakiman yang dengannya kita akan paling banyak berurusan.

  • Tiga macam penghakiman dalam kaitan dengan orang beriman dalam Kristus:
    1. Dia telah dihakimi dosa-dosanya di Golgota.

      "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." (2Kor 5:21).

      "Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu! salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh." (1Pet 2:24).

      Yesus memikul segenap hantaman murka kudus Allah atas dosa. Orang beriman menerima Kristus sebagai pemikul dosanya, berarti dia mempercayai penuh penebusan yang terjadi di Golgota, dan dibebaskan dari dosa dan salah. Orang beriman tak akan pernah lagi diadili karena dosa-dosanya.

    2. Suatu kali kelak, dia akan menghadap takhta penghakiman Kristus (Bhs. Yunani: Bema) untuk diadili tentang karya dan perbuatannya sebagai seorang Kristen. "Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat." (2Kor 5:10).

      Penghakiman ini akan membuat sementara orang memperoleh pahala, sedang yang lain menderita kerugian. Sebagian orang tak memiliki pekerjaan bernilai di kaki Tuhan, sedang sebagian lainnya akan disebut "hamba yang baik dan berguna", dan akan diundang untuk memasuki kesukaan Tuhan mereka. Penghakiman ini akan terjadi sesaat sesudah terjadi pertemuan suka orang beriman, baik yang masih hidup maupun yang sudah mati, dengan Tuhan. (1Tes 4:15-17).

    3. Penghakiman diri orang beriman, tiap hari. "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!" (Mazm 139:23,24). Pemeriksaan diri di hadapan Allah ini adalah satu-satunya jalan menuju kedewasaan rohani. Pemeriksaan diri ini menghasilkan pengakuan dosa dan keampunan. "Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi." (Ams 28:13). "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1Yoh 1:9).
  • Penghakiman terhadap orang yang terhilang, atau orang yang tak beriman di hadapan takhta putih besar Allah (Wahy 20:11-15). Lihat pula "Alkitab".

    Orang yang kelak kedapatan masuk neraka adalah mereka yang menolak keselamatan Allah dan memilih melayani Iblis. Dengan jelas Alkitab mengatakan bahwa orang sedemikian akan menghadap Takhta Putih Penghakiman Allah, dan mereka akan dihakimi berdasarkan penolakan mereka terhadap kebenaran yang mereka ketahui sewaktu mereka hidup di bumi.

    Penghakiman ini terjadi sesudah penghakiman akhir atas Iblis (Wahy 20:10) dan para pengikutnya (Yud 1:6), dan terjadi sesudah pemerintahan seribu tahun (menurut tafsiran "Pre-Millenialism"). Semua orang tersesat akan menghadap pengadilan yang sangat mengerikan ini (Mat 12:36). Keadilan Allah akan mempertimbangkan tiap orang untuk mensahkan hukuman mereka yang telah menolak karya penebusan Putra-Nya.

  • Israel dan bangsa-bangsa dunia ini pun akan dihakimi. (Lihat Mat 25:31-46 dan Yeh 20:33-44).

Bagian C: Penyakit Terminal: Penyakit Pembawa Kematian

Penyakit Terminal
(Penyakit Pembawa Kematian)
Latar Belakang

Orang yang anda layani mengidap penyakit sangat berat. Hidupnya terancam; dia tak akan hidup terlalu lama. Kanker, tekanan darah tinggi, sakit jantung, gangguan ginjal atau penyakit-penyakit gawat lainnya yang menghancurkan fungsi badannya. Dia merasa sunyi. Siapa gerangan pernah menderita seperti ini?

Secara berurutan walaupun tidak selalu berurutan, dia merasakan penolakan ("Hal ini tak mungkin menimpa diriku"), marah ("Mengapa harus aku, Tuhan?"), depresi ("Tak ada harapan"), tawar-menawar ("Tuhan, keluarkan aku dari situasi ini, aku akan melakukan apa yang Kau katakan"), dan penerimaan ("Jadilah kehendak Allah"). Perasaan-perasaan ini tidak terlupakan sesudah muncul dan teralami, tetapi akan terulang berkali-kali. Perasaan-perasaan ini bukan hal yang tidak wajar, tetapi justru merupakan ciri dari orang yang sedang dalam "lembah kekelaman".

Apa yang harus anda katakan pada orang sedemikian? Bagaimana tanggapan anda? Untuk penderita, sakit gawatnya dianggapnya unik, hingga ada kecenderungan untuk menolak pengertian orang lain yang tidak sungguh mengerti keadaan sedemikian.

Info
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Dengarkan! Dengan simpati, dengarkan perasaan-perasaan yang dicurahkannya. Anjurkan dia untuk bicara. Mungkin anda perlu menggali perasaan-perasaannya secara lembut. Sebagian ada di permukaan, sebagian lagi terpendam cukup dalam.
  2. Jangan menghakimi perasaan-perasaan yang diceritakannya itu, walaupun kadang-kadang itu diungkapkan dalam kemarahan, kasihan diri atau kepahitan. Tunjukkan saja padanya, bahwa anda mendengarkan. Jangan memberi kesan sok dengan mengatakan bahwa anda menyelami dalam-dalam semua perasaannya. Tetapi, anda boleh menyatakan perhatian anda kepadanya. Ini bisa diucapkan atau dikesankan melalui nada suara, kelembutan anda dan kemampuan anda merasa dan melibatkan diri. (Bandingkan dengan Ibr 13:3).

    Waktu itu bukan saat untuk menyatakan pengalaman pedih anda sendiri; pusat perhatian harus pada orang yang anda layani.

  3. Jangan optimis berlebihan, walaupun secara rohani. Hindarkan diri dari ucapan-ucapan klise. Jangan menganjurkan dia untuk menjadi teladan dalam penderitaannya.

    Jangan menanamkan harapan semu tentang penyembuhan, atau menyatakan bahwa semua penyakit berasal dari iblis dan asal ada iman dia dapat sembuh. Allah bisa menyembuhkan, bisa juga tidak. Semua tergantung kedaulatan-Nya. Satu hal yang pasti hanyalah bahwa Allah akan menyembuhkan secara rohani, mereka yang menaruh imannya dalam Yesus Kristus.

  4. Jangan mencegahnya, bila dia menyebut-nyebut soal kematian. Justru ini merupakan tanda adanya pikiran sehat terhadap hal yang memang tak terelakkan itu. Pembicaraan tentang kematian dapat membuka kesempatan bagi anda, sebagai pembimbing, untuk menanyakan tentang hal-hal penting yang belum dibereskan. Ini sebabnya kita bersaksi: membantunya mempersiapkan diri terhadap kekekalan.

    Anda bisa bertanya: "Jika anda malam ini meninggal dan di pintu surga ditanyakan, 'Berdasarkan apa kau berusaha diijinkan masuk ke surga Allah?' apa jawab anda?"

    Jelaskan "Damai dengan Allah", 17750. Jika dia menerima, jelaskan "Kepastian". Anda boleh juga menjelaskan bagian-bagian Firman Tuhan lainnya seperti Mazmur 23:1-6; Yohanes 14:1-6 dan 1Tesalonika 4:13-18.

  5. Penyerahan diri kepada Kristus seharusnya mempersiapkan jalan bagi masalah-masalah yang belum dibereskan, seperti hubungan (keluarga, sahabat), keuangan (warisan, misalnya), pengurusan rinci proses kematiannya, kematian, penguburan, dan lain sebagainya. Anjurkan dia untuk mengurus semua hal tadi, sambil mencari bantuan penggembalaan atau nasihat dari orang yang berkepentingan.
  6. Berdoalah baginya agar dia mendapat keberanian dan kekuatan dalam penderitaannya, sambil menyerahkan dia kepada Dia yang telah menanggung semua kepedihan dan kedukaan kita.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
Yohanes 14:1-6
Mazmur 23:1-6
1Tesalonika 4:13-18
Filipi 1:21

Bagian C: Penyalahgunaan Obat Bius

Penyalahgunaan Obat Bius
Latar Belakang

Obat bius adalah zat-zat kimia tertentu yang menghasilkan perubahan-perubahan jasmani, mental dan psikologis pada pemakainya. Sejak dulu kala, manusia telah melakukan berbagai percobaan dengan obat-obat, dalam usahanya melarikan diri dari kenyataan. Kini, ratusan juta manusia terlibat dalam penyalahgunaan obat, khususnya obat bius, dari taraf kecanduan ringan seperti dengan kafein, sampai pada kecanduan berat dan ilegal dengan heroin dan kokain.

Siapa pun dapat mengalami kecanduan baik fisik maupun jiwa pada obat macam apa pun, jika digunakan dalam dosis tinggi dalam jangka waktu cukup lama.

Pecandu obat bisa berasal dari segala lapangan hidup. Kebanyakan akar penyebab ketergantungan berpangkal pada kegelisahan, ketakutan, rasa bersalah, kekecewaan, pelanggaran susila, penyimpangan kehidupan seks, frustrasi, stress, tekanan kelompok dan persaingan sengit seperti dalam olah raga profesional, dan sebagainya. Tambahkan pada urutan tadi, kekosongan rohani besar yang mengakibatkan tumbangnya patokan-patokan moral, kehancuran rumah tangga, peperangan-peperangan besar sepanjang 50 tahun terakhir ini, dan banjir obat yang memungkinkan orang dari segala lapisan usia, termasuk anak-anak kecil, mempergunakannya.

Ketergantungan pada obat adalah masalah pribadi seutuhnya -- rohani, jasmani, emosi dan sosial. Sekali kecanduan, orang bersangkutan hidup dalam alam khayal, ditandai oleh lumpuhnya perasaan dan tanggapan emosional, penolakan mental dan berkhayal, pengasingan sosial dan hampa rohani. Untuk sebagian orang, keadaan ini tanpa harapan dan pertolongan, suatu keadaan tanpa kemungkinan untuk kembali.

Bagi mereka yang mencari kelepasan, penarikan diri dari masyarakat dapat berakibat pedih, baik jasmani maupun jiwani. Penarikan diri ini, bila tidak diikuti perkembangannya, bisa berbahaya! Kelepasan dari ketergantungan dan kemudian pemulihannya, biasanya merupakan suatu proses panjang. Suatu sistem pertolongan yang kuat yang melibatkan unsur rohani, emosional, mental dan jasmani, diperlukan.

Untuk memperoleh pertolongan rohani, pecandu obat harus memiliki keinginan untuk ditolong dan harus mengambil langkah mencari bantuan itu. Di sinilah peran pembimbing Kristen mulai. Kita harus mengusahakan agar dia menyerahkan diri kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhannya. Langkah awal ini seharusnya membawa dia pada sudut pandang dan motivasi hidup baru yang kemudian, mudah-mudahan, membawanya pada pemulihan hidup seutuhnya.

Bahkan sesudah penyerahan diri pada Kristus pun, seringkali dibutuhkan penyorotan terhadap masalah-masalah pribadinya, seperti citra diri rendah, kegelisahan, hubungan seks dengan sesama anggota keluarga, homoseks, pelanggaran susila, takut, rasa bersalah, dan sebagainya.

Info
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
Dapat kita bagi dalam tiga hal:
  • Menolongnya secara rohani dengan menganjurkannya menyerahkan diri pada Kristus.
  • Mengusahakan hubungan dengan kelompok bantuan pada ketergantungan obat, yang di dalamnya dia dapat mengasingkan diri dan mengalami pemulihan.
  • Temani dia untuk memberi dukungan dan kekuatan, sampai dia memiliki pengertian lebih dalam tentang penyerahan dirinya pada Kristus serta akibat-akibatnya.
  1. Jangan memoralisasi tentang kejahatan obat atau obat bius atau kecanduannya. Gunakan ayat-Ayat Alkitab tentang dosa, hanya bila secara wajar dibutuhkan dalam penyampaian Injil anda kepadanya.
  2. Bersikaplah ramah dan penuh kasih. Beri dia kekuatan dengan menyatakan bahwa anda bersimpati dan sedia mendengar serta membimbingnya.
  3. Dengarkan baik-baik. Beri dia cukup kesempatan untuk mengungkapkan semua perasaan dan pandangannya. Yakinkan dia tentang kasih Allah. Kasih karunia Allah cukup mampu menjawab segala kebutuhan hidupnya. (Arti kasih karunia ialah: Allah mengasihi kita tanpa ada sedikit pun kelayakan pada kita untuk menerimanya).
  4. Dia perlu diperhadapkan pada tanggung jawabnya akan kecanduannya. Dia, yang pada satu titik tertentu, memilih secara sadar untuk menggunakan candu. Jika dia berusaha mengelak dengan menyalahkan keadaan, orang lain, masyarakat, dan sebagainya, usahakan dengan lembut untuk mengembalikan dia pada tanggung jawab pribadi dan moralnya. "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya." (Yak 1:14).
  5. Pada saat yang menguntungkan, jelaskan "Damai dengan Allah", .
  6. Bila nampaknya positif, lanjutkan dengan langkah-langkah tindak lanjut: Mulai membaca dan mempelajari Alkitab. Belajar berdoa. Mulai bersekutu dalam suatu gereja yang mementingkan Alkitab.
  7. Orang yang kecanduan itu harus menyingkirkan orang dan lingkungan yang melibatkannya pada candu. Dia harus berhenti menggunakan segala jenis obat. Ada baiknya itu dilaksanakan di suatu lembaga pengobatan pada ketergantungan obat, supaya pengasingan diri dan pemulihannya dapat diikuti terus. Biasanya perlu diadakan pengawasan penuh sepanjang hari.

    CATATAN: Pembimbing seringkali harus memprakarsai orang yang kecanduan untuk mendapatkan lembaga pertolongan, mendaftarkan diri, atau menganjurkan pihak keluarganya melakukan itu. Orang yang kecanduan itu sendiri, tidak bisa diandalkan untuk melakukan itu. Janjinya, biasanya tak akan ditepati.

    Selama dan sesudah pengobatan, pembimbing harus terus mendukungnya. Kunjungi sering-sering, bantu dia memulai penelaahan Firman dan doa. Jika mungkin tolong dia mendapatkan kontak dengan kelompok Kristen eks pecandu untuk mendukungnya. Libatkan dia dalam kehidupan suatu gereja yang mementingkan Firman dan memperhatikan dia. Mungkinkan dia berhubungan dengan ahli bimbingan Kristen atau kelompok yang berpengalaman menangani kasus kecanduan. Dia masih harus ditolong dalam masalah-masalah pribadi yang menjadi pangkal sebab keterlibatannya dalam kecanduan.

  8. Pembimbing boleh menyatakan bahwa dia akan berusaha menolong orang yang dilayaninya untuk mendapatkan pusat pertolongan pada masalah ketergantungan obat dan menolong orang yang tinggal di daerah tempat tinggalnya.

    PERINGATAN: Jangan janjikan bahwa anda pasti mampu menolong. Katakan bahwa anda akan berusaha menolong sedapat mungkin.

  9. Berdoalah dengan orang yang kecanduan itu, agar dia mendapat kekuatan, penyerahan dan kuasa Roh Kudus yang membebaskan hidupnya. Semua ini sangat diperlukan dalam proses pelepasannya. "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2Tim 1:7).
Info
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka ." (Yoh 8:36)

"Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya." (Rom 6:11-13)

"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik pada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku . . . Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: 'Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.' Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: 'Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar.'" (Luk 4:18,21,36)

"Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang." (1Pet 4:3)

"Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa: dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." (Yak 1:14,15)

Bagian C: Penyerahan Diri Ulang

Penyerahan Diri Ulang
Latar Belakang

Pembimbing Kristen mungkin akan memperoleh kesempatan istimewa mendoakan Kristen lainnya yang ingin menyerahkan ulang hidupnya pada Kristus. Tindakan penyerahan ulang ini biasanya diambil oleh mereka yang pernah menerima Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhannya, tetapi yang masih menginginkan dimensi hidup yang lebih dalam untuk Tuhan.

Keinginan menyerahkan diri ulang ini bisa didasarkan atas beberapa motivasi:
  • Merasa kekurangan sesuatu dalam pengalaman Kristennya.
  • Usaha mencari kebebasan dari dosa dan kebersalahan yang diakibatkan oleh kurangnya memperhatikan pertobatan dan pengakuan dosa kepada Allah, untuk mendapatkan pensucian dan pembaharuan.
  • Kerinduan mengetahui kehendak Allah dan menjalani hidup yang berguna dalam pelayanan.
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Ijinkanlah orang tersebut untuk mengungkapkan seluruh motif dan keinginamnya menyerahkan hidup ulang. Pembimbing yang sungguh mengalami kehendak dan jalan-jalan Allah akan mampu menanyakan hal-hal relevan yang membantu pemusatan pembicaraan.
  2. Ucapkan selamat padanya! Keinginan kita menyerahkan diri penuh kepada Allah, menyukakan Dia dan dibalas-Nya setimpal. Lihat Ibr 11:6 dan Yak 4:7,8.
  3. Jika ada dorong dia mengakui dosa-dosa yang disadarinya dan percayai Allah untuk mensucikan dia dalam pengertian Ibr 9:14 dan 1Yoh 1:9.
  4. Dorong dia untuk menaklukkan diri penuh pada Allah, dalam langkah ketaatan sesuai Rom 12:1,2 dan Ef 5:15.
  5. Berdasarkan Ef 5:18 dan Efesus 3:16-19, dorong dia mencari kepenuhan Roh Kudus.
  6. Anjurkan dia untuk melakukan penelaahan Alkitab tiap hari secara serius, sambil menghafal ayat-ayat Firman secara terencana dan berdisiplin. Lihat Mazm 119:9,11 dan Kol 3:16.
  7. Dorong dia berdoa tiap hari sesuai 1Tes 5:17 dan Ef 6:18,19.
  8. Anjurkan dia menyaksikan imannya setiap hari: A. Melalui kehidupan (Ef 2:10). B. Melalui kata-kata (Rom 1:16 dan Fili 2:16).
  9. Minta orang yang anda layani untuk berdoa, melakukan penyerahan diri dalam pengertian bahasa tadi. Lalu, berdoalah dengannya agar hidupnya tiap hari berjalan dengan Kristus, menghasilkan kesempatan-kesempatan untuk melayani.
Info
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
Yosua 24:15 Matius 22:37,38
1Samuel 15:22 2Korintus 10:5
Mazmur 43:4 Filipi 1:6 dan Filipi 9:11
Mazmur 107:8,9 1Tesalonika 5:23,24
Matius 6:33 1Petrus 2:11,12

Bagian C: Penyiksaan: Anak yang Mengalami Penyiksaan

Penyiksaan: Anak yang Mengalami Penyiksaan
Latar Belakang

Akhir-akhir ini kita dikejutkan oleh berita tentang orang tua yang menyiksa anaknya sendiri. Walaupun baru belakangan ini kasus sedemikian diungkapkan kepada umum, tetapi mungkin sekali kejadiannya diam-diam sudah berlangsung lama dalam masyarakat kita. Mungkin pula ia terjadi merata di semua lapisan dan tingkat sosial-ekonomi, pendidikan, suku dan usia Tindakan kejam biasa terjadi dalam lingkungan keluarga. Yang dulu disiksa, kelak menjadi penyiksa! Penyiksaan bisa terjadi dalam tiga bentuk: melalui kata-kata, siksa jasmani dan siksa seksual. Yang mana pun dari ketiga jenis penyiksaan ini, dapat sangat menghancurkan hidup seorang anak, dan mungkin sekali dia tidak akan pernah pulih dari kehancuran tersebut.

Penyiksaan melalui kata-kata dapat membuat anak merasa rendah dan hina. Dia mungkin merasa, bahwa siksaan jasmani patut diterimanya. Jerit pekik orang tua, yang kerap diikuti oleh caci maki, sumpah serapah berkepanjangan, disertai kata-kata merendahkan seperti: "Anak tak berguna", "Tidak pernah tumbuh jadi dewasa", "Lihat si anu dan si anu", dan sebagainya, akan merampas segala harga dirinya, dan akan membuat anak itu kelak kehilangan identitas dan tertekan sampai mengalami kelumpuhan emosional.

Bila hal tadi diikuti pula dengan hukuman jasmani, anak itu akan makin kehilangan unsur-unsur pertumbuhan emosional yang perlu untuk membuatnya menjadi dewasa yang wajar dan bertanggung, jawab. Anak yang mengalami penyiksaan demikian, sangat mudah terjerumus ke dalam obat bius, alkohol atau penyimpangan seks.

Anak sedemikian seringkali tertekan, berprestasi buruk di sekolah, berkelakuan salah dan tidak bertanggung jawab. Mereka cenderung menipu dan berdusta, mencuri, curang dan melanggar hak-hak orang lain. Terbiasa belajar bahwa kekerasan adalah kelakuan yang wajar, dia pun memakainya untuk memecahkan masalah-masalahnya di sekolah, persahabatan dan keluarganya. Mereka berkecenderungan merusak diri dan senang membayangkan dirinya membunuh orang tuanya. Sebagian besar penghuni lembaga pemasyarakatan adalah mereka yang menjadi korban tindak kekerasan dalam rumah tangga.

Hampir mustahil menentukan tanggapan emosional yang tepat pada anak-anak sedemikian, namun sikap lembut dan penuh kasih paling tidak akan membuka pintu kepada pemecahan.

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Dalam pendekatan anda, bersikaplah peka, sabar dan penuh perhatian.

    Bisa jadi anda sedang berbicara pada seorang anak yang tak mampu menanggap secara emosional.

  2. Perkuat motifnya minta dilayani. Katakan padanya:

    Kami senang diminta melayani.
    Kami siap menolong kau.
    Allah mengasihi kau dan kami pun mengasihi kau.
    Kau penting bagi Dia dan bagi kami.
    Allah tahu apa yang sedang kau alami dan ingin menolong

  3. Tanyakan apa yang dirasakannya.

    Ketika dia mengungkapkan penyiksaan yang diterimanya entah dari ayah, ibu atau kakaknya, cari tahu bagaimana perasaannya terhadap hukuman-hukuman itu. Mereka kerap merasa bahwa sudah sepatutnya mereka menerima perlakuan keji tersebut.

  4. Yakinkan dia bahwa dia tidak seburuk itu.

    Kadang-kadang para orang tua tidak sadar bahwa perlakuannya telah membawa akibat penyiksaan. Mereka sendiri mungkin tidak berniat menyiksa anaknya. Tujuh puluh persen penyiksa menerima penyiksaan selagi kecil mereka.

  5. Katakan padanya bahwa Yesus sangat mengasihi dia.

    Yesus telah mati baginya di Salib. Yesus satu-satunya yang menyediakan kerajaan khusus untuk anak-anak ("Sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga.").

  6. Tanyakan apakah dia pernah menerima Yesus sebagai Juruselamatnya. Jika belum, jelaskan "Damai dengan Allah", .
  7. Tanyakan apakah dia punya Alkitab. Anjurkan dia untuk mulai membacanya. Tawarkan _Hidup dalam Kristus_ (12 tahun ke atas), atau buku-buku bantuan lain untuk anak kecil, dari toko-toko buku Kristen.
  8. Tanyakan apakah dia-ke gereja.

    Jika dia kenal pendetanya, anjurkan dia menemuinya dan menceritakan semua pengalamannya, betapapun itu membuatnya malu. Sebelum bisa membantu, pendeta perlu mengetahui masalahnya. Orang tua yang melakukan penyiksaan itu, Mungkin tidak akan sedia mengubah kelakuannya kecuali diperhadapkan pada konsekuensi hukum: karena itu perlu diperkenalkan pada pendeta. Sang pendeta dapat menghadapi orang tua tersebut, mengatur kesempatan melayaninya dan bila perlu menghubungi yang berwajib.

  9. Berdoalah dengan anak itu, agar selanjutnya dia dikuatkan.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Tetapi Yesus berkata: 'Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga.'" (Mat 19:14)

"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Mat 11:28)

"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1Pet 5:7)

Bagian C: Penyiksaan: Istri atau Suami yang Mengalami Penyiksaan

Penyiksaan: Istri atau Suami yang Mengalami Penyiksaan
Latar Belakang

Adanya istri, suami, kekasih yang menderita penyiksaan, mengungkapkan wajah buruk masyarakat kita. Hanya sedikit dari kasus sedemikian yang sempat diungkapkan. Sementara itu, tindakan penyiksaan sendiri, entah jasmani, seksual, ucapan maupun emosional, bisa berlangsung bertahun-tahun. Orang yang mengalami penyiksaan itu, dapat kita jumpai pada segala tingkat sosial-ekonomi, pendidikan, suku dan kelompok usia. Dan, Kristen pun tidak luput.

Pribadi penyiksa seringkali menguasai seni melontarkan ucapan-ucapan yang menghina, menjijikkan dan bahasa-bahasa keji lainnya disertai oleh ancaman-ancaman. Kadang-kadang caci maki tadi sedemikian menghancurkan kepribadian orang, sampai korban merasa bahwa dia memang layak menerima siksaan jasmani.

Dia ditandai oleh harga diri rendah, depresi dan berbagai gangguan dan penyakit psikosomatis yang berkaitan dengan masalah tekanan jiwa. Mustahil untuk menentukan secara obyektif posisinya atau mengambil keputusan. Korban sering mengembangkan sikap seolah martir: mempersalahkan diri atas kelakuan pasangannya yang menyiksa dia. Kadang-kadang dia berharap bahwa "sebentar lagi akan terjadi perubahan", atau "nanti ada yang datang untuk menolongku". Pada waktu bersamaan, dia mengalami keterasingan emosional dan tidak ada kontak nyata dengan keluarganya.

Bila menyangkut istri yang disiksa, mungkin perlu tiga sampai empat bulan bimbingan, sebelum berangsur emosinya pulih, walaupun dia sudah pisah dari pasangan yang menyiksanya. Sekali dia dan anak-anaknya sudah berada di tempat aman (karena pasangannya tak dapat menemukan atau tidak mengetahuinya), dan ketika dia berkesempatan memikirkan ulang kejadian yang dialaminya, kerap rasa marah melanda hatinya.

Pihak penyiksa sendiri, jarang berubah kecuali kelakuannya dibongkar dan diserahkan kepada hukum.

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Berikan dia dorongan dan kekuatan.

    Tindakannya mencari pertolongan, sudah tepat. Kami sedia menolong dan senang mendengarkan. Dia tidak sendiri, banyak orang lain mengalami perlakuan yang sama.

  2. Bertanyalah! Biasanya orang yang menerima penyiksaan memiliki kesulitan mengutarakan perasaan-perasaan mereka. Tanyakan:

    Bagaimana perasaan anda terhadap cara anda diperlakukan? Sudah berapa lama hal ini berlangsung? Ceritakan tentang suami atau istri anda. Seperti apakah dia? Bagaimana perasaan anda sendiri tentang diri sendiri? Hal-hal apa dapat anda lakukan untuk mengatasinya?

    Berdasarkan data yang kita ketahui tentang Latar Belakang orang yang menerima penyiksaan itu dan kehancuran emosional yang dialaminya, pembimbing mungkin perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan lain. Sasarannya ialah membantu mereka mengungkapkan diri dan menyadarkan bahwa mereka pun memiliki hak-hak tertentu sebagai wanita atau pria, dan sebagai istri atau suami, yang asalnya dari Tuhan.

  3. Jelaskan bahwa tidak seharusnya dia menerima perlakuan keji. Dia tidak perlu terus menjadi korban. Walaupun yang menyiksanya sering menyalahkan dia dan berusaha membenarkan diri, jelas kesalahan bukan pada si korban.
  4. Jelaskan padanya bahwa dia tidak perlu lagi menerima penyiksaan. Itu harus berhenti! Dia perlu tegas dan teguh. Tindakan pasangannya jelas melanggar hukum. Perlakuannya itu bisa menyebabkannya dihukum atau dipenjara.
  5. Untuk memutus libatan siksaannya, korban harus menghubungi pendeta atau lembaga bantuan masalah keluarga, untuk menceritakan masalahnya. Mereka akan memberikan analisa persoalan, bantuan, bahkan bila perlu usul tindak hukum. Pemisahan diri dari pihak penyiksa, mungkin sangat tepat.
  6. Usulkan keharusan dia mendapatkan bimbingan lanjut dan dukungan emosional. Pelayanan harus diatur dengan pihak-pihak yang mampu menangani, seperti pendeta, ahli jiwa Kristen atau lembaga bantuan masalah keluarga. Desak dia bahwa keputusan darurat harus diambil dan langkah pasti harus dibuat. Pembimbing bisa memberikan usulan, tetapi tindakan sendiri harus diambil yang bersangkutan.
  7. Nyatakan padanya bahwa Allah mengasihi dia. Dia lebih tahu dari orang lain, tentang apa yang sedang dialaminya. Sadarkan dia, bahwa Yesus pun menanggung siksa kata dan jasmani. Sudahkah dia menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhannya pribadi? Jika belum, jelaskan "Damai dengan Allah" . Jika responnya positif, jelaskan "Kepastian", .
  8. Anjurkan dia untuk mulai membaca dan mempelajari Alkitab untuk mendapatkan penghiburan rohani. (Tawarkan _Hidup dalam Kristus_ .)
  9. Jelaskan manfaat yang dapat diterima oleh dia dan keluarganya dari keterlibatannya dalam suatu gereja. Dukungan emosional dan rohaniah dapat diakibatkan oleh penyembahan, pengajaran Alkitab, persekutuan dan kesaksian dalam konteks kebersamaan gereja. Bimbingan pun dapat diberikan oleh gereja bersangkutan.
  10. Berdoalah bersamanya, agar dia memperoleh kekuatan dan pengertian. Serahkan dia pada kasih dan pemeliharaan khusus Allah.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." (Mat 11:28)

"Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu." (Mazm 34:5,6)

"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1Pet 5:7)

"Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal." (Yes 26:3,4)

"Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." (Ams 3:5,6)

Firman Tuhan lain yang diusulkan:
Mazmur 23:1-6; Mazmur 42:11

Bagian C: Pribadi Penyiksa

Penyiksaan: Pribadi Penyiksa
Latar Belakang

Pribadi penyiksa dapat kita temui pada segala lapisan sosial ekonomi, pendidikan, suku dan kelompok usia. Bukan hanya di kalangan pria, di kalangan wanita pun ada para penyiksa. Yang berikut dapat terjadi pada keduanya. Walau cirinya sama, kami akan menggolongkan tiga hal berikut:

Penyiksa Istri atau Suami:

Walaupun jalan peristiwa masing-masingnya berbeda namun ada suatu kesamaan dalam masing-masingnya. Para penyiksa memiliki "titik didih yang sangat rendah" dan hanya mengenal satu jalan untuk menyalurkan kemarahannya, yaitu menyiksa. Dia memiliki harga diri yang rendah, sering menganggap diri seorang gagal, buruk dalam hubungan dengan orang lain, pencemburu, dan menuduh pasangannya tidak bersikap mendukung atau tidak setia. Dia berusaha mengontrol segala kegiatan pasangan hidupnya, bahkan memata-matainya dan merasa bahwa tindakannya itu baik bagi keluarganya. Dirinya tak pernah puas, selalu menuntut, tak menerima bila disalahkan atas kegagalannya, sering menyakiti tanpa perasaan, dan tidak merasa bersalah dalam emosinya ketika mengakui hal itu.

Para penyiksa cenderung membenarkan diri sendiri, entah merasa bahwa pasangannya yang mendorong dia menjadi penyiksa atau menolak kenyataan bahwa dirinya menyiksa. Frustrasi akan meledakkan dorongan diri untuk menyiksa: Dia tidak bisa meninju pimpinannya, maka disalurkannya pada istri dan anak-anaknya di rumah. Penyalahgunaan alkohol dan obat sering menjadi sebab kelakuan panas tersebut.

Penyiksa Anak:

Sebagian besar dari ciri-ciri di atas terdapat pula dalam diri para penyiksa anak. Tambahan, dia sangat menuntut, kemauannya harus dituruti segera secara membabi buta. Dia luar biasa tak sabaran, dan sering menyalurkan segala frustrasi, luka dan kepedihan masa kanak-kanaknya sendiri pada anak-anaknya sendiri. Tuntutan dan pengharapannya terlalu tinggi bagi mereka, maka dia sering mencaci maki atau menghina mereka. Seringkali caci makinya sedemikian kasar dan keji, sampai si anak hancur batinnya dan mulai menerima siksa jasmaninya secara pasif karena merasa hal itu pantas untuknya. Mereka menjadi korban. Alkohol dan obat bius sering terlibat juga di dalamnya.

Penyiksa dalam bidang seks:

CATATAN: Kecuali anak-anak wanita, anak-anak pria pun sering jadi korban.

Ciri-ciri para penyiksa anak pada umumnya juga terdapat pada para penyiksa dalam bidang seks. Secara emosional dia terasing, walaupun dari luar dia nampak beremosi sehat. Dia nampak pasif, tetapi menjalankan kontrol yang makin lama makin ketat atas putri-putrinya yang sedang mengalami pertumbuhan. Dia kasar, mementingkan diri sendiri, memanjakan diri dan menganggap orang lain sebagai obyek. Alkohol dan obat bius sering berkaitan dengan masalah incest.

Penyiksaan dalam bidang seks ini biasanya berlangsung lama dan berulang kali, disertai oleh gertakan dan ancaman. Bila dikonfrontir, pribadi penyiksa akan menolak adanya keterlibatan atau tanggung jawab dan cenderung menyalahkan pihak korban. Kemungkinan besar, dia sendiri adalah korban penyiksaan seks sewaktu kecilnya.

Istri yang gagal melindungi anaknya dari penyiksaan seks (bila dia sadar tentang hal itu), akan bersikap pasif dan seringkali malah mendukung penolakan atau pembelaan suaminya. Bila tertangkap basah, penyiksa sering berjanji "tidak akan melakukannya lagi". Janji-janji semacam itu tidak usah dipercaya!

Dari pembahasan di atas, segera anda sadari betapa sulitnya mengurus pribadi bersangkutan. Namun demikian, mungkin langkah-langkah berikut bisa membantu.

Bagian C: Perang

Perang
Latar Belakang

Orang Kristen yang berhati-hati dan yang peka sanubarinya, selalu bergumul tentang masalah perang dan implikasi moralnya. Sementara orang menganggap bahwa perang tidak sesuai dengan ajaran dan semangat Kekristenan dan karena itu dalam keadaan bagaimanapun harus ditolak. Mereka mengutip Matius 5:43,44: "Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu."

Di pihak lain, sementara orang Kristen merasa bahwa kesiagaan militer sangat diperlukan, dan bahwa kewarganegaraan orang Kristen menuntut dia mentaati mereka yang berwewenang, ikut wajib militer apabila pecah perang (Lihat Rom 13:1; Tit 3:1 dan Ibr 13:7).

Dari sudut pandang filsafat, perang adalah perluasan dari pergumulan manusia dengan dosa dan kejahatan dalam dunia ini. Rasul Yakobus menulis: "Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah." (Yak 4:1-3).

Bagaimanakah seharusnya sikap Kristen terhadap Perang?
  1. Berusahalah menjadi alat perdamaian Allah, mendoakan dan mengusahakan hal itu. "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah." (Mat 5:9).

    "Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan." (1Tim 2:1,2).

  2. Berusahalah menyukakan hati Allah dengan mempersembahkan hidup bagi-Nya (Rom 12:1,2) dan kemudian hiduplah dalam ketaatan kepada Firman-Nya.

    Bila seseorang hidup sesuai kehendak Allah, hal-hal yang berhubungan dengan hati nurani dapat diselesaikan dalam pengertian yang berasal dari Roh Kudus.

  3. Berusahalah bersaksi bagi Kristus dengan sasaran mencapai orang lain untuk Kristus. Damai mulai pada tahap pribadi dan muncul sebagai akibat seseorang mengizinkan Dia menjadi "damai kita" yang mengontrol kehidupannya (lihat Ef 2:14). Tidak akan ada damai di bumi, kecuali Raja Damai, Tuhan kita Yesus Kristus, kembali kelak untuk menegakkannya. Untuk menyambut kedatangan-Nya, kita perlu menyebarkan Injil-Nya ke sekalian bangsa (Kis 1:8).
  4. Jika seseorang harus masuk dinas militer, dia harus menyerahkan dirinya pada Kristus dan mempercayakan diri agar dipelihara-Nya dari celaka dan bahaya serta dari pencobaan dan dosa yang menanti anggota tentara. Usahakan untuk mempermuliakan Kristus selalu dalam segala hal.
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Bukan dia sendiri yang memikirkan masalah perang; setiap orang Kristen yang Peka juga demikian. Beritahukan padanya bahwa anda senang bicara dengannya dan berusaha sebisa mungkin membagikan yang anda ketahui; Kadang-kadang ada baiknya untuk mengakui sejak dari permulaan, bahwa anda tidak siap mendiskusikan masalah perang secara filosofis. Namun, anda yakin bahwa Allah adil dan tidak menginginkan terjadinya kepedihan dan penderitaan. Allah kasih adanya. Bukti terbesar kasih-Nya ini ialah bahwa Dia mengutus Putra-Nya untuk mati demi dosa-dosa kita. Dia memiliki rencana untuk hidup tiap orang, termasuk si penanya. Dia ingin memberi hidup-Nya, kasih-Nya, damai-Nya pada kita masing-masing. Sudahkah orang itu membuka kehidupannya bagi Yesus Kristus menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamatnya pribadi? Jika belum, jelaskan "Damai dengan Allah" .

    Tunjukkan bahwa jika dia menyerahkan hidupnya pada Kristus, dia akan mendapat wawasan dan pengertian bagi pergumulannya tentang perang dan keikutsertaannya di dalamnya. Hati nurani seseorang sebenarnya hanya dapat diandalkan bila ia dipimpin oleh Roh Kudus yang mendiami mereka yang menerima Kristus. (Lihat 1Kor 6:19,20).

  2. Nyatakan padanya bahwa anda turut merasakan kekuatiran-kekuatirannya dan bahwa anda gembira dapat berbagi pikiran tentang masalah itu dengannya.

    Katakan padanya bahwa untuk sementara waktu anda ingin meminta dia menyingkirkan masalah perang dan menanyakan pertanyaan terpenting yang harus dihadapinya dalam kehidupan. Dia sangat berharga dan diperhatikan Tuhan yang merencanakan agar dia mengalami suatu mutu hidup yang tak mungkin dibayangkannya. Pernahkah dia menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadinya? Jika belum, jelaskan "Damai dengan Allah", .

  3. Penanya lain mungkin membangkitkan pertanyaan: Bagaimana anda dapat mempercayai Allah yang mengizinkan peperangan dan yang menyebabkan sedemikian banyak penderitaan dan kehancuran manusia serta kelahiran prematur?

    Pikirkan:

    1. Perang hanyalah satu segi dari masalah kejahatan yang jauh lebih luas dan yang sudah ada sejak sejarah manusia mulai. Kejahatan pun hadir dalam kasus pembunuhan. Kejahatan yang sama berusaha menghancurkan Manusia terbesar yang pernah hidup, memakukan-Nya di kayu Salib.
    2. Masalah ini akhirnya bertumpu pada pilihan-pilihan moral yang tentangnya kita bertanggung jawab. Allah menginginkan suatu dunia yang berdasar pada nilai-nilai moral, karena itu Dia menciptakan suatu masyarakat yang dapat membuat tanggapan-tanggapan moral.

      Diperhadapkan pada kemungkinan moral, entah hidup yang mementingkan diri sendiri ataupun tidak, orang dapat dan sering mengambil keputusan salah. Kita bebas memilih, tetapi kita tidak dapat melarikan diri dari akibat-akibat keputusan moral kita. Peperangan adalah suatu pilihan yang salah.

    3. Perang adalah buah dosa. Dosa adalah pelanggaran hukum Allah. Kita tidak mentaati Taurat, maka kita harus menghadapi akibat ketidaktaatan kita itu. Kita dapat memilih untuk taat pada-Nya dengan mempercayai-Nya bukan saja menjadi Juruselamat, tetapi juga Tuhan kita. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yoh 3:16).
  4. Penanya lainnya mungkin bertanya: Mengapa kita tak dapat menolak adanya tentara atau menolak berperan serta dalam peperangan? (Tiada tentara, tiada pertahanan).

    Marilah kita batasi bahasan kita ke masalah praktis hidup sehari-hari kita. Apakah si penanya bersedia berhenti dari kebiasaan mengunci pintu-pintu rumah atau mobilnya? Jelas sekali, bahkan di negara kita sendiri pun, kita harus menjaga diri kita, keluarga kita dan harta kita, bila kita ingin semuanya tetap selamat. Lebih lagi dengan bangsa-bangsa yang falsafah dan kebudayaannya saling bertentangan! Kita tidak hidup dalam suatu dunia ideal, tetapi dalam dunia penuh dosa dan keinginan diri sendiri. Yesus berkata, "kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri" (Mat 19:19). Jika kita terapkan secara internasional, ini berarti kita harus menjaga hidup, keluarga, rumah tangga dan milik orang lain, seperti kita menjaga milik kita sendiri.

Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
Nubuat tentang Perang:

"Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah, jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya." (Mat 24:6)

"Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas: bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang." (Yes 2:4)

"Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." (Wahy 21:4)

Ketaatan pada Yang Berwewenang:

"Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya." (Rom 13:1,2)

"Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik." (1Pet 2:13,14)

Penyebab Peperangan:

Yakobus 4:1-3

Bagian C: Perceraian

Perceraian
Latar Belakang

Perceraian dapat dianggap terjadi ketika sepasang suami istri memutuskan untuk tidak lagi memenuhi ikatan pernikahan mereka. Walaupun biasanya salah satu yang memprakarsai perceraian, tetapi keduanya menanam andil tertentu sampai terjadi perpecahan itu.

Perceraian adalah suatu pengalaman yang menghancurkan, dan luka-lukanya sembuh sangat lambat. Untuk masing-masing pihak dibutuhkan cukup lama waktu sampai mereka mampu memperlakukan diri dan situasi mereka secara obyektif. Mungkin sulit sekali bagi mereka untuk menembusi perasaan-perasaan terasing, terbuang, kepahitan dan kebingungan. Dengan makin meningkatnya angka perceraian, pembimbing harus sering berhadapan dengan masalah ini.

"Aku menentang perceraian dan menganggap peningkatan jumlah perceraian belakangan ini sebagai masalah paling mengejutkan dalam masyarakat. Namun demikian, aku tahu bahwa Tuhan dapat mengampuni dan memulihkan, walaupun bila dosa besar sudah terjadi. Gereja terdiri dari orang-orang berdosa. Ketika Paulus menulis daftar panjang dosa pada jemaat Korintus, dia menambahkan: 'beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu.' (1Kor 6:11). Mereka telah diampuni dan menjadi bagian Gereja yaitu Tubuh Kristus."
_Selesai
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Penghiburan sangat diperlukan.

    Orang yang anda bimbing mungkin merasa dibuang, kehilangan harga diri. Ini biasa pada orang yang bercerai. Nyatakan anda menghargai permintaannya untuk dilayani dan ingin berbicara dengannya. Allah mengasihi kita dan menerima kita sebagaimana ada kita.

  2. Tanyakan hubungannya dengan Yesus Kristus.

    Sudahkah dia menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya? Jika belum, jelaskan "Damai dengan Allah", . Walaupun dia merasa terbuang, terasing dan hancur, tegaskan bahwa Allah dapat menjadikan segala sesuatu menjadi baru (2Kor 5:17). Perceraian yang sudah terjadi, mungkin tak dapat dibatalkan. Dia harus memulai dari mana dia berada, di atas dasar yang baru. Dasar itu ialah Yesus Kristus.

  3. Jelaskan pentingnya membaca Alkitab dan berdoa sebagai sumber kekuatan.

    Adakah dia memiliki Alkitab? Jika tidak, anjurkan dia membeli sebuah pada salah satu toko buku Kristen. Tawarkan _Hidup dalam Kristus_ untuk menolongnya memulai penelaahan Alkitab.

  4. Usulkan dia untuk mencari suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan yang di dalamnya dia dapat bersekutu, menyembah dan melayani.

    Mungkin dia perlu waktu untuk membangun pengertian dan hubungan-hubungan pribadi yang baru. Seringkali kelompok-kelompok persekutuan yang akrab, dapat memenuhi kebutuhannya itu.

  5. Berdoalah dengannya agar dia mengalami kesembuhan emosi, damai dihati, pemulihan keyakinan, kekuatan dan pengertian rohani.
  6. Usulkan dia untuk mencari bantuan dari seorang ahli, jika dia memerlukannya. Seorang pendeta atau psikolog Kristen, mungkin dapat membantunya.
Waktu membimbing anda perlu mengingat:
  1. Yang sudah terjadi, sudah lewat. Mulailah dari tempat dia berada sekarang dan beranjaklah dari sana.
  2. Usahakan mengarahkan percakapan sehingga dia tidak usah merasa perlu melakukan "pembedahan diri". Lebih baik mengusahakan agar perhatiannya ditujukan kepada Allah yang akan menolongnya mendapatkan jalan keluar.
  3. Bersikaplah netral. Jangan mengandaikan orang yang anda bimbing bersalah atau tidak. Sikap menghakimi atau merasa diri lebih suci, akan menutup kesempatan untuk bersaksi.
  4. Kristen tidak kebal terhadap keretakan-keretakan pernikahan. Jika orang yang anda layani seorang Kristen, ikuti langkah-langkah berikut:
    1. Minta dia mengakui segala kepahitan, kemarahan dan dosa lainnya. Mungkin dia perlu menghadapi sikap-sikap salahnya yang merupakan andil bagi perceraiannya, secara realistik. Jelaskan "Pemulihan" 17753. Tegaskan 1Yohanes 1:9.
    2. Anjurkan dia untuk membangun ketertarikan baru pada pembacaan dan penelaahan Alkitab. Dia harus pula setia dalam doa. "Serahkan segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1Pet 5:7).
    3. Desak orang itu untuk membangun atau memulai kembali hubungan dengan suatu gereja, dan tidak berputar-putar pada perasaan bersalah atau takut dikritik. Justru sekarang dia lebih memerlukan gereja. Kelompok-kelompok persekutuan dalam gereja, akan sangat membantu.
    4. Berdoalah dengan-Nya agar dia mendapat pemulihan, damai di hati dan kemampuan untuk membuat penyesuaian-penyesuaian gaya hidup yang perlu.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
Dorongan untuk berjalan dengan Tuhan:

"Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka ia akan meluruskan jalanmu." (Ams 3:5,6)

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Fili 4:6)

"Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu." (2Tim 2:15)

"Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus." (2Pet 3:18)

Penyembuhan luka-luka:

"Pujilah Tuhan, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebajikan-Nya! Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu. Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat. Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali." (Mazm 103:2-5)

"Sembuhkanlah aku ya Tuhan, maka aku akan sembuh; selamatkanlah aku, maka aku akan selamat, sebab Engkaulah kepujianku! (Yer 17:14)

2Timotius 1:7
Mazmur 23:3

Bagian C: Perceraian: Mempertimbangkan Perceraian

Perceraian: Mempertimbangkan Perceraian
Latar Belakang

Perceraian, yaitu pemutusan ikatan nikah secara hukum, merupakan penyimpangan dari maksud Allah, tidak disokong Alkitab kecuali dalam batas-batas kondisi tertentu. Perceraian adalah akibat dosa pada salah satu atau kedua belah pihak pasangan suami-istri itu. Kerap kali, kedua pihak sama bersalah. Kesombongan dan pementingan diri sendiri, sering menambah andil pada keadaan yang mendorong terjadinya perceraian.

Perceraian sering dihasilkan oleh kehendak yang kaku. "Kata Yesus kepada mereka: 'Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan istrimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.'" (Mat 19:8). Perceraian bukan maksud asli Allah bagi pernikahan.

Walau diputar balik bagaimanapun, Alkitab tidak membenarkan perceraian. Alkitab menandaskan:

"Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging." (Kej 2:24). Rasul Paulus menulis: "Kepada orang-orang yang telah kawin aku -- tidak, bukan aku, tetapi Tuhan -- perintahkan, supaya seorang suami tidak boleh menceraikan istrinya." (1Kor 7:10).

"Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap istri dari masa mudanya. Sebab Aku membenci perceraian, firman Tuhan, Allah Israel -- juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman Tuhan semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!" (Mal 3:15,16).

Perceraian diijinkan, terbatas pada kondisi-kondisi berikut:
  1. Bila teman hidup melakukan pelanggaran seks seperti perzinahan atau homoseks, dan tidak berniat untuk bertobat atau mencari keampunan Allah, atau meninggalkan dosanya dan kembali setia pada istri atau suaminya. (Lihat Mat 19:9).
  2. Bila salah satu meninggalkan pasangannya, khususnya bila pasangan yang tidak beriman meninggalkan pasangannya yang Kristen. (Lihat 1Kor 7:15)

Jika sebelum menerima Kristus, seseorang telah menikah dan kemudian bercerai, dia harus tetap dalam keadaannya itu. Jika seseorang sempat menikah ulang, dia harus berupaya agar perkawinannya kedua itu berhasil. Meninggalkan pasangan kedua untuk kembali ke pasangan pertama, adalah salah. Dua kesalahan tidak menciptakan kebenaran!

Berpasangan dengan yang bukan Kristen, bukanlah alasan untuk bercerai. Sebaliknya, yang Kristen dianjurkan untuk hidup berdamai dengan pasangannya yang bukan Kristen, untuk memenangkannya ke dalam iman pada Kristus (1Kor 7:12-16).

Perhitungkan resikonya:
  1. Senang atau tidak senangkah Allah?
  2. Perceraian itu akan mengganggu kelangsungan hidup dan membawa pengaruh buruk pada orang lain (anak-anak, orang tua, sanak keluarga), atau tidak?
  3. Sungguhkah ia akan menyelesaikan masalah, atau malah menciptakan masalah-masalah baru? Perceraian adalah suatu pengalaman emosional buruk yang membekas dalam.
Gunakan segala sumber untuk mencari Jalan keluar:
  1. Mulailah berusaha dari diri sendiri, mencari jalan keluar dengan penuh kerendahan hati dan semangat mengampuni. (Lihat. Mat 18:21,22).
  2. Mintalah dan ikuti secara serius, bimbingan pernikahan Kristen dari pusat bimbingan Kristen atau dari pendeta.
  3. Jika perlu, mulailah dengan percobaan hidup terpisah dalam usaha mencari perbaikan. Terutama dalam kasus penyiksaan jasmani dan mental, homoseks, alkohol, kecanduan, dan sebagainya, pemisahan sementara sangat dianjurkan.

Bagian C: Perceraian: Sesudah Lama Menikah

Perceraian: Sesudah Lama Menikah
Latar Belakang

Sulit sekali mengungkapkan perasaan terpukul, terluka, bingung, hampa, marah, terbuang, terasing dan kehilangan harga diri yang dirasakan oleh seseorang yang ditinggal atau diceraikan pasangannya, sesudah lama hidup dalam pernikahan. Orang itu akan bertanya-tanya:

Dapatkah hal ini menimpa diriku? Bagaimana mungkin, dia melakukan ini kepadaku? Apa kesalahanku? Seharusnya aku bertindak bagaimana? Lalu, yang terpenting, sekarang aku harus berbuat apa?

Di balik luka yang mendalam itu, orang yang bersangkutan harus menyadari bahwa hidup sedang berlangsung terus. Kenyataan perceraian harus diterimanya; sekarang dia seorang diri kembali dan harus menghadapi masa depan dalam keadaan demikian. Adalah sia-sia, berusaha mengorek-ngorek masa lalu atau mengulang kembali yang sudah lewat. Kenyataan tidak akan berubah oleh pertanyaan-pertanyaan yang menyiksa diri. Andai kata bisa mengulang pun, kemungkinan besar dia tidak akan dapat merubahnya. Jika dia membutuhkan pertolongan seorang ahli dalam masa transisi itu, sebaiknya dia menghubungi seorang pendeta atau psikolog atau psikiater Kristen yang dapat menangani masalahnya dalam terang Alkitab.

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Kuatkan hatinya dengan menunjukkan sikap kasih dan pengertian. Perasaan terluka, hampa dan terbuang dalam dirinya, mungkin sangat dalam.
  2. Jadilah pendengar yang baik. Berusahalah lebih dahulu memperoleh gambaran lengkap sebelum memberi komentar atau jalan keluar. Kadang-kadang kita terlalu tergesa menanggapi, padahal lebih tepat kita bertanya untuk mengembangkan percakapannya.
  3. Bila anda merasa memiliki pengertian tepat, yakinkan dia dengan dukungan Alkitab yang tertera di bagian akhir bagian ini. Tegaskan bahwa Allah mengasihi dia dan memperhatikan apa yang dialaminya. Yesus mengenal arti kesedihan dan kedukaan. "Ia dihina dan dihindari orang." (Yes 53:3). Tanyakan apakah dia sudah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya pribadi. Jelaskan "Damai dengan Allah",.
  4. Desak dia untuk membaca dan mempelajari Alkitab. Dengan ini, dia akan mendapat sudut pandang dan pengertian yang tepat sementara dia berusaha menyesuaikan diri dengan cara hidup baru dan bertumbuh dalam Tuhan.
  5. Nasihatkan dia untuk berdoa tiap hari. "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Fili 4:6,7).
  6. Anjurkan dia untuk melibatkan diri dalam suatu gereja yang mementingkan Alkitab. Dalam gereja ada kelompok-kelompok persekutuan yang akrab yang dapat membantunya membagikan pengalaman, bertumbuh dan melayani.
  7. Berdoalah dengannya, agar Tuhan menolong dia dalam waktu transisi yang sulit, sambil dia berusaha membangun ulang kehidupannya.

Bagian C: Pernikahan: Menyongsong Pernikahan

Pernikahan: Menyongsong Pernikahan
Latar Belakang

Pernikahan adalah ikatan hidup panjang yang paling serius yang dapat dilakukan oleh sepasang kekasih sepanjang hidup mereka. Tetapi banyak pasangan memasukinya dalam keadaan kurang dewasa dan tidak cukup pengertian. Semakin meningkatnya jumlah perceraian, menunjukkan betapa penting mempersiapkan kaum muda memasuki pernikahan mereka.

Berikut adalah prinsip-prinsip pernikahan yang akan membantu mereka yang sedang menyongsong saat pengucapan janji nikah mereka:
  • Suatu pernikahan yang baik bukan terjadi di surga, tetapi di bumi. Kasih adalah bagian kemanusiaan kita yang rapuh yang perlu dipelihara dan dikembangkan terus-menerus. Tentu saja, mereka yang berniat menikah harus mengharapkan pimpinan Tuhan, tetapi keberhasilan pernikahan mereka akan sangat bergantung pada usaha pasangan itu sendiri menanggapi pimpinan Tuhan.
  • Suatu pernikahan yang baik tidak didasarkan atas angan-angan tetapi atas kenyataan. Terlalu banyak pasangan yang karena pengaruh dongeng-dongeng cinta, menikah dengan pengharapan yang terlampau tinggi, kemudian melewati tahun-tahun penyesuaian diri yang penuh dengan penderitaan.
  • Suatu pernikahan yang baik didasarkan oleh adanya rasa hormat terhadap diri sendiri dan terhadap pasangannya.

    Citra diri buruk yang diwarisi dari Latar Belakang keluarga penuh tekanan atau tidak dewasa, dapat membawa pengalaman penuh badai. Hubungan yang kokoh dengan Yesus Kristus disertai pengenalan diri yang benar akibat hubungan tadi, sangat berarti.

    Pengenalan diri yang miskin pada masing-masing pasangan, dapat pula menimbulkan kesalah mengertian dan ketegangan. Tanpa perlu terlalu banyak pengamatan, sudah jelas bahwa pria dan wanita berbeda secara jasmani: Namun berapa banyak yang siap menghadapi kenyataan bahwa calon teman hidupnya memiliki perbedaan-perbedaan emosional dan mental yang berarti? Masing-masing pasangan harus menyadari ini dan bersiap melakukan kelonggaran dan penyesuaian diri yang diperlukan. "Laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Ia memberkati mereka . . . " (Kej 5:2).

  • Pernikahan yang pasangannya memiliki berbagai kesamaan, memiliki kesempatan lebih banyak untuk berhasil. Ini berarti perlu:
    Kesamaan Latar Belakang agama.
    Sama Latar Belakang budaya dan sosial.
    Tingkat ekonomi sebanding.
    Kesempatan pendidikan yang setaraf.
    Situasi rumah tangga yang mantap.
  • Pernikahan bukanlah tempat untuk memperbaiki diri! Seseorang yang menikah dengan tujuan memperbaiki masalah-masalah dalam kepribadiannya, sedang merayu masa depan yang penuh malapetaka. Apa yang tidak dapat dirubah sebelum menikah, tak mungkin pula akan berubah dalam pernikahan. Karena itu, bila tersangkut masalah-masalah alkohol, obat bius atau pelanggaran susila, harus dipertimbangkan secara serius sekali.
  • Pasangan yang menikah "dalam Tuhan" (1Kor 7:39) memiliki modal lebih besar untuk mengembangkan hubungan yang lebih baik, dari pada mereka yang di luar Kristus.
"Suatu rumah tangga hanya akan mewujudkan maksudnya yang sejati, bila ia dikontrol oleh Allah. Singkirkanlah Yesus Kristus dari rumah tangga anda, maka rumah tangga anda akan kehilangan maknanya. Tetapi tempatkanlah Yesus Kristus dalam hati anda dan dalam kehidupan keluarga anda, maka Dia akan merubah rumah tangga anda."
_Selesai
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Ucapkan selamat padanya atas inisiatifnya mencari bimbingan menjelang pernikahannya. Bagikan prinsip-prinsip Alkitab berikut:

    Tuhan Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kej 2:18).

    "Siapa mendapat istri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenal Tuhan." (Ams 18:22).

  2. Nasihatkan dia untuk menyerahkan hati dan hidupnya kepada Yesus Kristus, bila dia ingin mengalami penyertaan dan bimbingan Allah dalam hidup dan pernikahannya. Jelaskan "Damai dengan Allah",.
  3. Entah dia baru atau sudah lama menjadi Kristen, nasihatkan dia untuk bersikap mantap mengikut Kristus. Dia perlu pula membaca dan mempelajari Firman Tuhan, mendoakan segala perkara dan melibatkan diri dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan. Semua hal ini akan memperkaya hidupnya, memungkinkan dia berbuat lebih banyak bagi hidup nikahnya.
  4. Bila dia segera akan menikah, pastikah bahwa pernikahan itu terjadi di dalam Tuhan (1Kor 7:39). "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?" (2Kor 6:14).
  5. Sebelum menikah, yang bersangkutan harus memperbaiki faktor-faktor yang menjamin keberhasilan pernikahan, dengan:
    1. Meminta berkat dan kontrol Tuhan atas hidupnya dan hidup pasangannya, melalui permohonan doa.
    2. Memahami dan menghayati semua pengetahuan yang dapat di perolehnya tentang rumah tangga yang berpusatkan Kristus. Selidiki semua bagian Firman yang bicara tentang pernikahan dan rumah tangga.

      Bacalah buku-buku yang ditulis oleh para pembimbing dan pendeta Kristen.

      Bahan-bahan sedemikian dapat diperoleh dari toko buku Kristen terdekat.

      Banyak pula gereja yang memiliki perpustakaan dengan cukup banyak buku tentang rumah tangga dan pernikahan Kristen.

      Manfaatkan berbagai seminar, kursus, film yang membahas tentang pokok ini.

      Mintalah bimbingan dari pendeta, penyuluh tentang pernikahan atau psikolog Kristen yang berbobot. Bimbingan tentang nikah seharusnya meliputi sudut cakupan yang luas, termasuk masalah kepribadian, kerohanian, keuangan dan masalah-masalah seksual.

  6. Sesudah menikah, lakukan hal berikut:

    Kembangkan diri dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan yang di dalamnya pernikahan dapat bertumbuh secara rohani dan di mana seisi rumah tangga kelak, dapat diterima dan dipupuk oleh hal-hal kekal.

    Tetapkah hati untuk berkomunikasi secara bebas dan tulus dengan pasangannya, tentang segala aspek kehidupan: mental, emosional dan jasmani. Kebiasaan ini kelak akan sangat membantu menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dalam pernikahan.

  7. Berdoalah bersama orang yang anda layani, meminta berkat, penyertaan dan pimpinan Tuhan dalam hidup masing-masing dan dalam pernikahan yang segera akan dimasuki.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus. Hai istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan." (Ef 5:21,22)

"Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang." (1Pet 3:7)

"Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu ditegakkan, dan dengan pengertian kamar-kamar diisi dengan bermacam-macam harta benda yang berharga dan menarik." (Ams 24:3,4)

"Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?" (Am 3:3)

2Korintus 6:14,15

Bagian C: Pernikahan dan Masalahnya

Pernikahan dan Masalahnya
Latar Belakang

Ketika dua kehidupan dipersatukan bersama dalam suatu hubungan intim jangka panjang, sewaktu-waktu akan muncul masalah. Banyak pasangan memasuki pernikahan dengan sedikit saja persiapan untuk menghadapinya. Kadang-kadang mereka kurang memiliki kedewasaan emosional, kemantapan atau keluwesan, yang harus dimiliki dalam pasangan yang berhasil.

Apa sajakah unsur-unsur pembentuk suatu pernikahan yang baik?
  • Saling menghormati.

    Menghormati berarti masing-masing menerima pasangannya sebagaimana adanya, tidak berusaha memperalat dan dengan tidak mementingkan dirinya sendiri, membantu pasangannya untuk bertumbuh sesuai dengan yang Allah maksudkan. Sikap menghargai tadi, membedakan antara yang ideal dari yang merupakan kenyataan, serta tidak menuntut terlalu banyak. "Kasihilah istrimu seperti dirimu sendiri dan istri hendaklah menghormati suaminya." (Ef 5:33).

  • Penyerahan diri yang tulus.

    Hakekat janji yang diucapkan dalam pemberkatan nikah ialah penyerahan diri secara tulus, satu kepada yang lain, sambil meninggalkan segala hal lainnya. Alkitab berkata, "Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging." Waktu dan pengalaman membuktikan bahwa "menjadi satu daging" dalam pernikahan, tidak berarti pelepasan kepribadian atau hak-hak pribadi. Justru penyerahan diri akan memperkaya kepribadian keduanya.

  • Komunikasi yang baik.

    Agar dapat berkomunikasi, harus ada pengertian tentang perbedaan-perbedaan emosional, mental dan jasmani, antara pria dan wanita. Perlu dikembangkan suasana persahabatan. "Lebih baik bersama teman hidupku, dari pada dengan orang lain." Harus terjadi percakapan, bukan saja berdiskusi ketika muncul perbedaan, tetapi pertukaran informasi yang berarti baik dalam tingkat intelektual maupun emosional.

  • Waktu dan Usaha.

    Kasih harus diberi kesempatan untuk mendewasa. Suasana untuk itu, terdapat dalam Firman Tuhan. Ketika perjalanan hidup menjadi berat, pasangan tersebut tidak "membuang cinta" mereka; tetapi mereka bertahan bersama dan berusaha menyelesaikannya. Mereka tidak menganggap diri mereka "korban" dari "salah perhitungan", tetapi "teman pewaris kasih karunia". (1Pet 3:7). "Kasihilah istrimu seperti dirimu sendiri dan istri hendaklah menghormati suaminya." (Ef 5:33).

    Masalah dan perbedaan diselesaikan melalui pengampunan "Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." (Ef 4:32).

    Kalimat-kalimat berikut perlu dihayati oleh pasangan-pasangan yang ingin agar pernikahannya terpelihara:

    Aku sudah bersalah. Aku menyesal. Maafkan aku. Aku mengasihi engkau.

  • Kesatuan rohani.

    Mengerti dimensi rohani dalam pernikahan, membawa dampak yang dalam. Paulus membandingkan pernikahan -- kesatuan suami dan istri -- dengan hubungan kekal Kristus dan Gereja. (Lihat Ef 5:22-33).

"Pernikahan yang sempurna adalah kesatuan antara tiga pribadi -- seorang pria, seorang wanita dan Allah! Inilah yang membuat pernikahan menjadi kudus. Iman dalam Kristus adalah bagian terpenting dari semua prinsip penting lainnya untuk membangun suatu pernikahan dan rumah tangga yang bahagia."

Bagian C: Pernikahan {Menghadapi Hal-hal yang Mengganggu Hati Nurani)

Pernikahan (Menghadapi Hal-hal yang Mengganggu Hati Nurani)
Latar Belakang

Ketika seseorang bertobat kepada Kristus, tubuhnya menjadi tempat kediaman Roh Kudus (1Kor 6:19,20), dan hati nuraninya takluk pada Firman dan kehendak Allah.

Hati nurani orang Kristen dibersihkan dari dosa-dosa dan ketidaktaatan masa lalunya, supaya dia dapat melayani Allah yang hidup (Ibr 9:14).

Hati nurani Kristen dijadikan kudus dan tulus sesuai dengan Firman Allah, supaya dia dapat hidup benar dalam dunia ini. "Inilah yang kami megahkan, yaitu bahwa suara hati kami memberi kesaksian kepada kami, bahwa hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Allah." (2Kor 1:12).

Jika seorang Kristen memiliki hati nurani yang lemah, dia mudah jatuh kepada kejahatan dan karenanya ternoda. (Lihat 1Kor 8:7).

Sasaran kita sebagai orang Kristen, haruslah seperti yang dimiliki rasul Paulus: "Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia." (Kis 24:16).

Banyak orang Kristen yang menghadapi masalah dalam wilayah hati nuraninya. Misalnya, seseorang telah menikah dengan seorang yang tidak beriman, atau baru bertobat kepada Kristus sesudah menikah. Kemudian dia didesak untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan prinsip Alkitab, misalnya terlibat dalam hal-hal duniawi atau bahkan tindakan-tindakan seksual yang duniawi. Ini dapat menimbulkan ketegangan-ketegangan yang tidak membahagiakan pernikahan itu.

Alkitab berkata bahwa peran seorang istri ialah menaklukkan diri, tetapi diimbangi dengan peran suami yaitu mengasihi istrinya seperti tubuhnya sendiri (lihat Ef 5:22,28). Jadi, tidak satu pihak pun berhak memerintah pasangannya untuk melakukan hal-hal yang menentang Alkitab yang menyalahi hati nurani.

Bagian C: Pernikahan (Membawa Teman Hidup kepada Kristus)

Pernikahan (Membawa Teman hidup Kepada Kritus)
Strategi Bimbingan
  1. Ucapkan selamat atas keinginannya menyaksikan pengalaman hidup terindah dalam Injil, kepada kekasih hidupnya. Hendaknya dia berhati-hati atas peringatan yang diberikan di atas.
  2. Nasihatkan orang yang anda layani untuk tidak bertindak seolah-olah Allah. Dia tidak dapat memaksa teman hidupnya untuk menerima Kristus, juga tidak berusaha bertindak sendiri ganti tindakan teman hidupnya. Orang yang berusaha mengatur semua hal dengan kekuatannya sendiri, akan menghadapi banyak malapetaka.
  3. Nasihatkan dia untuk tidak bersitegang atau menghakimi, tetapi bersikap rendah hati. Sikap sangat menentukan.
  4. Anjurkan orang Kristen tersebut untuk mendewasakan kerohaniannya melalui pembacaan dan penelaahan Firman Tuhan, belajar berdoa dan mempraktekkannya dengan setia. Doa sangat besar nilainya. Serahkan teman hidup pada Tuhan dan dalam iman, mohonkan pertobatannya. Malah lebih bijaksana untuk tidak mendoakan secara terbuka. Percayailah Allah. Dia memiliki cara bekerja yang ajaib.
  5. Teladan berpengaruh besar! Izinkan teman hidupnya melihat Yesus dalam sikap dan tindakannya.
  6. Biarkan kasihnya meluap. Kasih sejati tak dapat ditiru. Paulus berkata: "Kasih itu sabar: kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Kasih tidak berkesudahan." (1Kor 13:4,8). Berusahalah untuk menyatakan bahwa "kasih Allah telah dicurahkan dalam hati kita . . . " (Rom 5:5).

  7. Jangan berusaha memaksa dengan adu argumentasi atau mengkhotbahi. Tindakan ini justru akan menghasilkan perlawanan yang lebih dalam. Metode yang dianjurkan Paulus, ialah hidup bersama dalam damai. Lihat 1Kor 7:12-15.
    "Rasul Petrus mengungkapkan sesuatu tentang masalah ini. Dia berkata: 'Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan istrinya.' (1Pet 3:1). Ini bukan tugas yang mudah, tetapi itu adalah tanggung jawab anda, bukan suami anda. Anda harus menghayati suatu kehidupan yang akan menantang teman hidup anda mengambil keputusannya sendiri. Ini tidak dapat dilakukan dengan memarahi atau mengkhotbahi, tetapi dengan menunjukkan sikap lembut dan penaklukan diri yang sebelumnya tidak pernah dilihatnya. Entah yang Kristen sang suami atau sang istri, sebagai seorang Kristen dia harus selalu siap menerima cemoohan atau perlakuan salah terhadap imannya. Ingatlah ini baik-baik: Tak seorang pun yang berada dalam posisi lebih baik untuk memenangkan seseorang pada Kristus, kecuali teman hidupnya sendiri."
    _Selesai
  8. Jangan memaksa teman hidup untuk ke gereja atau menghadiri kebaktian Kristen tertentu, kecuali dia sudah menunjukkan kecenderungan untuk melakukannya. Sebagai gantinya, perkenalkan dia pada sahabat-sahabat Kristen dan acara sosial di rumah tangga Kristen lainnya. Teman hidupnya kelak akan melihat perbedaan dalam kehidupan pasangannya. Kesempatan untuk bersaksi, kelak akan datang.
  9. Berdoalah dengannya, memohon pengertian, hikmat dan kesabaran untuk menunggu saat yang tepat, dan melakukan semua petunjuk di atas.
Pernikahan (Membawa Teman Hidup Kepada Kristus)
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan istrinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup istri mereka itu. Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah." (1Pet 3:14)

"Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, -- yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit --, maka hal itu akan diberikan kepadanya." (Yak 1:5)

"Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik." (Yak 3:17)

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Fili 4:6,7)

Bagian C: Pernikahan: Nikah Ulang

Pernikahan: Nikah Ulang
Latar Belakang

Perceraian bukanlah pilihan pasangan Kristen. Di hadapan Allah dan para saksi, suami-istri Kristen telah berjanji untuk setia "sampai kematian memisahkan kami." "Kepada orang-orang yang telah kawin aku -- tidak, bukan aku, tetapi Tuhan -- perintahkan, supaya seorang istri tidak boleh menceraikan suaminya." (1Kor 7:10).

Namun demikian ada keadaan-keadaan yang membuat Alkitab memperlonggar prinsip tadi: yaitu bila salah satu melakukan pelanggaran susila, seperti perzinahan, atau homoseks dan tidak bersedia mengakhiri kebiasaan tersebut (lihat Mat 19:9), atau ketika salah satu pihak meninggalkan pasangannya (lihat 1Kor 7:15).

Dalam kedua situasi di atas, Alkitab menganjurkan pelaksanaan pengampunan dan pemulihan yang akan lebih mempermuliakan Allah. Tetapi jika sampai di sini pun, belum tercapai jalan keluar, maka Alkitab mengizinkan perceraian.

Bagaimana bila sesudah itu masing-masing menikah ulang? Itu terserah pada hati nurani masing-masing; Alkitab tidak melarang, tidak juga menganjurkan pernikahan ulang. Rupanya, jika Alkitab mengizinkan perceraian dalam batas-batas kondisi tadi, Alkitab pun mengizinkan pernikahan ulang sebagai salah satu pilihan. Bacalah 1Korintus 7:1-40.

"Kadang-kadang ada orang bertanya sebagai berikut: 'Aku sudah bercerai dan menikah ulang; haruskah aku meninggalkan suami atau istriku yang sekarang, untuk kembali kepada yang mula-mula?' Jawabku: Dalam keadaan biasa, tetaplah dalam keadaan anda. Dosa masa lalu tidak bisa ditarik kembali. Hal terpenting bagi anda sekarang ialah mengakui dosa dan kegagalan masa lalu anda. Lalu sejauh tanggung jawab anda, pastikan bahwa keluarga anda sekarang adalah suatu rumah tangga yang Kristen."
_Selesai
Strategi Bimbingan

Mungkin anda akan menghadapi berbagai kemungkinan situasi dari yang sudah dibeberkan di atas. Berusahalah mengikuti petunjuk berikut:

Bagi yang bukan Kristen:
  1. Hal pertama yang harus dihadapi bukanlah masalah pernikahan ulang, tetapi bagaimana menempatkan diri dalam kehendak Allah. Bila seseorang mengambil tindakan ini, dia akan memiliki sudut pandang baru tentang dirinya dan tentang pernikahan, yang tidak akan dimilikinya dalam posisi lain (Mat 6:33).

    Tanyakan apakah dia pernah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya pribadi. Jelaskan "Damai dengan Allah",17750.

  2. Anjurkan orang yang anda bimbing untuk mulai membaca dan mempelajari Alkitab.
  3. Bimbing dia untuk belajar berdoa setiap hari, sambil mencari kehendak dan bimbingan Allah. Kedewasaan rohani yang terjadi akibat penelaahan Alkitab dan doa, adalah suatu faktor yang tak dapat dielakkan untuk mengambil keputusan-keputusan tentang pernikahan ulang.
  4. Anjurkan dia untuk menyatukan diri dengan suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan, agar dapat terlibat dalam penyembahan, persekutuan dan pelayanan Kristen.
  5. Karena sekarang dia sudah menjadi Kristen, usulkan agar dia menikah "dalam Tuhan" (1Kor 7:93) dan mendirikan rumah tangga Kristen sejati, di mana Kristus dan gereja menjadi pusatnya.
Untuk yang Kristen:
  1. Orang tersebut perlu sadar bahwa pernikahan ulang, bukan hal yang mudah! Lontarkan serangkaian pertanyaan berikut:
    "Walaupun aku dianggap tidak salah, adakah andilku yang menyebabkan pernikahanku pertama berantakan?"
    "Adakah kesombongan dan pementingan diri sendiri yang belum kuselesaikan?"
    "Adakah kekecewaan dan kepahitan akibat perceraianku, yang harus kubereskan?"
    "Adakah alasan untukku mengharapkan suatu pernikahan ulang yang berhasil?"
    "Adakah sekarang aku hidup dalam kehendak Allah? Bagaimana dapat kupastikan?"
    "Dapatkah aku mengisi pernikahan baruku dengan hal rohani?" "Apakah kemuliaan Allah merupakan tujuan hidupku tertinggi?"
  2. Jika ada masalah, jelaskan "Pemulihan",17753.
  3. Anjurkan dia untuk menjaga hidupnya tetap dalam kehendak Allah. Ini dapat dikembangkan dengan membaca dan mempelajari Alkitab dengan setia dan bergantung dalam doa.
  4. Anjurkan dia untuk melibatkan diri dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan.
  5. Nasihatkan yang bersangkutan, bahwa bila dia menikah ulang, Kristus akan ditempatkannya di pusat pernikahan dan rumah tangganya. Mereka harus menjalankan ibadah keluarga, di mana seluruh isi keluarga dapat membaca Alkitab dan berdoa bersama.
  6. Berdoalah bersamanya, agar dia mengenali kehendak dan rencana Allah untuk kehidupannya.
Ayat Alkitab

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Fili 4:6,7)

"Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, -- yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit -- , maka hal itu akan diberikan kepadanya." (Yak 1:5)

"Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang." (1Pet 3:7)

"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1Yoh 1:9)

"Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita." (Mazm 103:10-12)

Bagian C: Perzinahan

Perzinahan
Latar Belakang

Firman Allah bersikap jelas bahwa pernikahan adalah persatuan hidup dengan seseorang yang dijadikan teman hidup seumur hidup. Persatuan ini mengakibatkan masing-masing pihak harus "meninggalkan segala sesuatu".

"Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging." (Mat 19:5).

Dalam masyarakat masa kini, rupa-rupanya ketidaksetiaan dalam hubungan seks sudah menjangkiti baik para suami maupun para istri. Perzinahan dilarang dan disalahkan Allah dalam Firman-Nya yang jelas mengatakan; bahwa murka-Nya ditimpakan ke atas mereka yang melakukan hal-hal itu.

"Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah." (Ibr 13:4).

"Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." (1Kor 6:9,10).

"Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri." (1Kor 6:18).

Pikirkanlah beberapa akibat buruk berikut:

  • Emosional: rasa bersalah, takut, kuatir, hilang harga diri, kepribadian berantakan, depresi, dan lain sebagainya.
  • Jasmani: kehamilan dan kelahiran di luar hukum, penyakit kelamin, abortus.
  • Rohani: Kehilangan hidup ini dan hidup yang akan datang.
"Betapa banyak rumah tangga jadi berantakan disebabkan para suami dan istri tidak setia! Betapa ngeri, dosa yang dilakukan dalam bidang ini, setiap harinya. Allah tak akan melepas anda tanpa salah! Akan datang hari perhitungan. Kamu akan mengalami bahwa dosamu itu akan menimpa kamu. (Bil 32:93). Anda akan ditimpanya, baik dalam hubungan anda dengan teman hidup anda sendiri; dalam keluarga anda; dan dalam kehidupan yang akan datang."
_Selesai

Perzinahan adalah dosa, namun ia hanyalah gejala ketidakberesan dalam kehidupan pernikahan yang bersangkutan. Ada banyak penyebab perzinahan. Beberapa di antaranya ialah:

  • Sifat dosa dan keinginan-keinginan dosa kita sendiri. "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya." (Yak 1:14).
  • Ketidakdewasaan. Kebanyakan pernikahan usia muda, berantakan dalam lima tahun pertama sesudah pernikahan. Namun demikian, bukan usia saja satu-satunya faktor penyebab. Ciri lain dari ketidakdewasaan ialah ketidaksediaan memikul tanggungjawab satu keluarga.
  • Suami atau istri yang banyak menuntut, menggerutu dan mengomel.
  • Ketidakpuasan seksual pada salah satu pihak.
  • Pengalihan sikap bermusuhan terhadap orang tua, kepada pihak teman hidup sendiri.
  • Pihak mertua yang terlalu mencampuri urusan dan menghujani mereka dengan banyak kritik atau nasihat.
  • Kekurangan pendidikan seks yang memadai.
Anda tidak dapat mengharapkan jalan keluar yang mudah bagi masalah perzinahan. Namun demikian, Allah bisa mengerjakan mujizat kelahiran baru bagi yang bukan Kristen dan memberikan pembaruan rohani bagi milik-Nya yang terjatuh. Jika saja anda berhasil membimbing orang untuk menyerahkan diri kepada Kristus, anda boleh yakin bahwa ia akan mendapat sudut pandang baru, yang memudahkan dia membereskan kehidupan dan meraih Jalan keluar yang permanen. Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan Untuk pasangan yang terlibat dalam perzinahan:
  1. Berusahalah menunjukkan sikap memperhatikan, tanpa meremehkan orang itu. Anda senang dapat membantu, dan berharap jalan keluarnya dapat dicapai.
  2. Jangan menghakimi atau menunjukkan sikap lebih suci. Jangan mulai dengan ayat-ayat yang mempersalahkan. Itu akan keluar dengan sendirinya sesudah anda menyaksikan Kristus.
  3. Anjurkan dia untuk mengutarakan situasinya, agar anda memperoleh gambaran yang lebih lengkap. Sementara itu, jangan terlalu mendesak, meminta rinci peristiwa.
  4. Bila anda merasa sudah mendapat cukup informasi, katakan bahwa anda akan mencari jalan keluarnya. Mulailah dengan menanyakan apakah dia sudah menerima Yesus Kristus, sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya.

    Jika belum, jelaskan "Damai dengan Allah",17750.

    Jika dia seorang Kristen yang mengalami kejatuhan, jelaskan "Pemulihan", 17753. Berdoalah untuk tindak penyerahan diri ulangnya ini, kemudian teruskan.

  5. Sesudah berdoa, tanyakan pandangannya tentang langkah pemecahan yang akan diambilnya.
  6. Beralihlah ke Alkitab. Tunjukkan bahwa Allah bukan saja ingin agar kita mengakui bahwa perzinahan adalah dosa, tetapi juga ingin membuangnya keluar dari kehidupan kita. "Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi." (Ams 28:13).
  7. Minta dia menyelidik diri, apa sebab terjadi ketidaksetiaan itu, dan menceritakannya kepada anda. Anda bisa menyebut beberapa penyebab seperti yang dibahas dalam Latar Belakang, untuk membuka pikirannya. Anjurkan dia untuk menceritakannya juga kepada teman hidupnya. Usaha untuk berkomunikasi secara tulus, adalah satu-satunya jalan untuk mengeluarkan masalah-masalah terpendam dan menciptakan suasana yang membuka jalan keluar. Mulailah dengan mengutarakan penyesalan dan memohon maaf.
  8. Anjurkan dia untuk mulai membaca dan mempelajari Firman Allah bersama istri atau suaminya. Melalui ini, mereka akan mengerti tentang tanggung jawab mereka dan melindungi mereka dari pencobaan dan dosa. Juga, anjurkan mereka berdoa bersama.
  9. Anjurkan mereka untuk melibatkan diri dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan. Sambil bersekutu, menyembah dan menelaah Alkitab bersama, mereka akan dikuatkan. Mereka harus berusaha menjadi Kristen yang sungguh. Ketiadaan hubungan mantap dengan Kristus adalah faktor utama penyebab masalah ini.
  10. Nasihatkan dia untuk meminta bimbingan dan kekuatan rohani dari pendeta. Jika tidak berhasil, dia bisa menghubungi psikolog atau psikiater Kristen.
Untuk Istri atau Suami dari yang berzinah:

Dia kerap merasa dikhianati, dibuang dan terluka. Walau hanya satu orang yang berzinah, tetapi kemungkinan besar, keduanya menanam andil untuk peristiwa itu.

  1. Anjurkan orang itu untuk bertanya pada diri sendiri:
    1. Apa andilku dalam ketidaksetiaan suami atau istriku? Adakah aku terlalu sering mengritik? Adakah aku bersikap mendukung?
    2. Situasi apakah dalam pernikahan kami yang menyumbangkan andil dalam masalah ini?
      Orang tua?
      Kekurangtahuan?
      Jadwal kerja, atau ketidakhadiran di rumah?
    3. Apa yang dapat kulakukan untuk memperbaiki dan menyelamatkan hubungan kami?
  2. Bantu orang itu untuk menentukan langkah terbaik:
    1. Pengampunan. Masalah tak akan beres, kecuali ada pengampunan. Walau sulit, tetapi ia akan membuka jalan. Perlu meminta anugerah dan hikmat Allah untuk menghadapi masalah ini. Kasih dan perhatian anda harus dinyatakan dalam hal ini. Suami atau istri yang bersalah pun harus meminta pengampunan Allah dan pengampunan teman hidupnya.
    2. Komunikasi. Suami istri tersebut harus mengambil tindakan yang telah disepakati, yaitu untuk berkomunikasi mendiskusikan semua segi masalah mereka secara terbuka. Kurang komunikasi sering menambah andil pada masalah ini. Inilah saat untuk memperbaikinya.
    3. Doa. Pasangan itu harus berdoa bersama dan mempercayai Allah untuk menyelamatkan pernikahan mereka dan mengokohkannya kembali.
    4. Penyuluhan. Mereka perlu mempertimbangkan pentingnya mendapatkan penyuluhan serius dari pendeta yang terlatih untuk itu, atau dari psikolog atau psikiater Kristen. Tindakan ini akan sangat membantu.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1Yoh 1:9)

(Yesus sedang berbicara dengan seorang wanita yang dituduh berzinah) "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." (Yoh 8:11)

"Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah." (Ibr 13:4)

"Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap istrinya, demikian pula istri terhadap suaminya. Istri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi istrinya." (1Kor 7:3,4)

"Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan-mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; Usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda! Marilah, baiklah kita berperkara! -- firman Tuhan -- Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba." (Yes 1:16-18)

1Korintus 6:15-20

Bagian C: Problema Alkohol

Problema Alkohol
Latar Belakang

Kebiasaan meminum minuman keras, dapat mengakibatkan kecanduan. Kekurangan, kesalahan dan masalah seseorang dapat dilipat gandakannya, bahkan sering pula diikuti oleh perubahan kepribadian. Walaupun ketika berada di bawah pengaruh alkohol, orang bersangkutan dapat merasa mantap, namun sebenarnya dia tidak dewasa, merasa tidak aman dan dihantui oleh rasa bersalah dan depresi. Dia merasa ada sesuatu yang tak beres dalam dirinya. Karena tidak dapat menghadapi keterikatannya pada alkohol dengan masalah-masalah yang dimunculkannya, dia menyangkal bahwa dia bermasalah. Dalam usaha menutupi problema alkoholnya, dia bertindak tidak jujur, melontarkan kesalahan pada anggota keluarganya, bosnya, sahabatnya atau nasib buruk yang menimpa hidupnya. Kecenderungan berbelit-belit dan berpura-pura ini menimbulkan kehidupan serupa sandiwara, kadang-kadang malah seperti lelucon walaupun tragis.

Seorang pecandu alkohol sangat memerlukan pertolongan. Tetapi biasanya, sebelum orang bersangkutan mengalami pukulan hidup yang menggoncangkan, sukar sekali diharapkan perubahan. Langkah pertama menuju perubahan adalah mengakui bahwa dirinya bermasalah. Harapan pasti ada! Allah sanggup membebaskan orang dari ikatan alkohol.

"Alkitab mengajarkan bahwa kebebasan dari ikatan-ikatan dunia ini dapat dialami . . . bukan melalui zat-zat kimiawi, tetapi melalui Kristus yang akan menyelaraskan hati dan pikiran seseorang dengan Allah, melalui penaklukan diri kepada kehendaknya dan penerimaan keampunan-Nya . . . Kebebasan dari pikiran yang hancur dan kebiasaan-kebiasaan buruk yang menghancurkan banyak kehidupan manusia, hanya didapat di dalam Kristus. Mengapa Alkitab sedemikian menentang masalah alkohol? Sebab ia merupakan musuh hidup manusia. Segala hal yang membahayakan manusia dan kesejahteraannya, ditentang Allah!"
_Selesai
Kata/Topik:
PROBLEMA ALKOHOL
Info
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Jika orang yang anda layani sedang dalam keadaan mabuk, semua usaha pelayanan hanyalah penyia-nyiaan waktu. Percakapan yang terjadi bukan dengan orangnya, tapi dengan "mabuknya", sehingga malah akan membawa akibat negatif bagi si pemabuk. Jadi aturlah pertemuan pada saat lain yang lebih baik. Jika keadaannya di luar kontrol, hubungi pusat pelayanan kesehatan terdekat.
  2. Karena pemabuk cenderung tidak jujur dan sering menipu, pembimbing harus menunjukkan sikap kasih yang "keras". Tanyakan, sungguhkah dia ingin ditolong. Atau, apakah dia menghubungi anda karena ingin mendapat simpati dan dukungan atas tindakannya?
  3. Walau bersikap keras, janganlah menunjukkan sikap menghakimi dan menyerang dengan ayat-ayat Firman Tuhan. (Sesudah anda menjelaskan Injil kepadanya, ayat-ayat itu akan keluar sendiri pada saat yang tepat).

    Yakinkah dia bahwa dia berbicara dengan orang yang tepat, sebab anda senang berbicara dan berusaha membantunya.

  4. Tegaskan bahwa dia harus mengakui adanya masalah yang tak dapat diselesaikannya sendiri. Alkohol jauh lebih kuat dari dirinya dan dia tidak dapat mengalahkannya sendirian.
  5. Sediakah dia membuang alkohol demi kebaikan hidupnya? Kurang dari ini, tidak ada kelepasan. Dia harus berhenti bersandiwara. Dia sendiri bertanggung jawab atas kondisi dan masalah dirinya.

  6. Tanyakan apakah dia sudah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya pribadi. Kristus khusus mati di Salib baginya, untuk menyelamatkan dan merubahnya. Jelaskan "Damai dengan Allah", .
  7. Kembalilah pada bahasan butir 3 di atas.
    1. Dia tidak boleh lagi menggunakan alkohol. Dia harus bergantung pada janji Allah dalam menghadapi pencobaan, tiap-tiap hari. (1Kor 10:13)
    2. Dia harus memutuskan segala jenis hubungan yang membuatnya diperbudak oleh alkohol.

      "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1Kor 15:33).

    3. Dia harus membangun hubungan-hubungan baru:

      Carilah suatu badan Kristen yang mengkhususkan diri dalam pelayanan terhadap problema alkohol. Libatkan diri dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan, yang di dalamnya dia dapat menyembah, mempelajari Alkitab dan bersekutu bersama, yang kelak akan menguatkan kerohaniannya.

    4. Nyatakan secara jujur, bahwa mungkin dia dapat kembali pada kebiasaan lamanya, namun itu tidak usah mengakhiri harapannya untuk sembuh. Pembaruan ulang dapat dilakukan berdasarkan 1Yohanes 1:9 dan langkah-langkah dalam butir 5 ini, dapat diulang tiap hari.
    5. Berdoalah bersamanya, agar dia lepas dari ketagihan dan ikatannya, dan mengalami perubahan pikiran dan hidup dari kuasa Allah (Rom 12:1-2). Dorong dia untuk mengembangkan hidup doa.
  8. Jika orang yang anda bimbing adalah seorang Kristen korban alkohol, gunakan juga langkah-langkah di atas. Lalu jelaskan "Pemulihan" 17753, sambil menegaskan 1Yohanes 1:9 dan 1Yohanes 2:1.
  9. Bagi kedua kasus di atas, anjurkan mereka untuk mencari bimbingan lebih lanjut dari pendeta, atau psikolog yang menguasai masalah alkohol atau ketergantungan obat. Seringkali, berbagai akar masalah seperti rasa tidak aman, rasa bersalah, kegagalan, ketertekanan, penyimpangan seks, dan lain sebagainya, harus dilayani lebih serius.

Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2Kor 5:17)

"Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka." (Yoh 8:36)

"Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya." (1Kor 10:13)

"Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi." (Ams 28:13)

"Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1Yoh 1:8,9)

"Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya." (Yes 26:3)

Matius 11:28 2Korintus 2:14 Yohanes 3:16
Galatia 5:22,23 Roma 12:1,2 Roma 14:11,12

Bagian D: Rasa Bersalah

Rasa Bersalah
Latar Belakang

Rasa bersalah adalah suatu perasaan berdosa, bersalah atau gagal memenuhi standar hidup tertentu. Allah menciptakan di dalam kita suatu hati nurani, suatu kemampuan untuk menilai benar atau salahnya tindakan-tindakan moral kita. Ada dua jenis rasa bersalah: Salah karena melakukan pelanggaran moral dan rasa bersalah karena sesuatu yang tidak jelas.

Pelanggaran terhadap Hukum-hukum Tuhan mengakibatkan rasa bersalah. Ini adalah dosa. Karena orang yang berdosa tidak bersedia menyelesaikan dosanya seperti yang Allah kehendaki agar dia memperoleh kelepasan, akibatnya dia mengalami akibat-akibat buruk. Adam dan Hawa di taman Eden adalah contoh terbaik tentang rasa bersalah akibat pelanggaran dosa ini. Dosa mereka (ketidaktaatan) menyebabkan rasa bersalah. Hubungan mereka dengan Allah putus; mereka sadar tentang itu, lalu terjadilah keterasingan dan perasaan tertuduh. Mereka lari dari Allah, berusaha menyembunyikan diri agar mereka tidak usah menghadapi akibat-akibat tindakan mereka. Tentu saja, Allah berhasil menemukan mereka. Mereka berusaha menyangkal pertanggungan jawab mereka. Adam menyalahkan Hawa ("Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."), dan Hawa menyalahkan ular ("Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."). Mereka telah berusaha menutupi keadaan mereka dengan membuat cawat dari daun pohon ara, tetapi Allah mengepung mereka dengan pertanyaan: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang?" Allah memaksa mereka untuk membereskan masalah rasa bersalah mereka. Korban tebusan pun kemudian dibuat untuk dosa mereka, sebagai dasar dari prinsip korban tebusan seterusnya (Kej 3:21).

Contoh lain tentang cara mengatasi masalah rasa bersalah karena dosa, ialah teguran terbuka Natan terhadap Daud yang telah melakukan perzinahan dan pembunuhan. Teguran terbuka itu mengakibatkan pertobatan dan pengakuan. (Lihat 2Sam 11:1-12:25 dan Mazm 51:1-19).

Rasa bersalah yang tidak disebabkan oleh dosa, biasanya berhubungan dengan gangguan emosional yang berasal dari pengalaman-pengalaman negatif, khususnya di masa kecil. Bahkan orang Kristen yang sudah memiliki keyakinan bahwa Allah telah mengampuni mereka dan bahwa mereka adalah anak-anak-Nya pun, masih bisa mengalami "rasa bersalah" yang keliru ini. Orang sedemikian biasanya memiliki citra diri yang rendah, selalu merasa kurang (tidak pernah benar dan tak mampu), menderita depresi, dan sebagainya. Mereka tidak pernah bebas dari rasa bersalah ini, walaupun mereka mencarinya, persis seperti Esau yang "tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata." (Ibr 12:17).

Orang yang tertindih oleh rasa bersalah yang keliru ini, sering diikuti oleh beberapa ciri yang rumit seperti berikut:
  • Depresi yang dalam akibat terus-menerus menyalahkan diri sendiri.
  • Rasa letih dan sakit kepala yang kronis, atau penyakit-penyakit lainnya.
  • Penyangkalan diri ekstrim sampai ke bentuk penghukuman diri.
  • Merasa terus-menerus diawasi dan dikritik orang lain.
  • Terus mengritik dosa dan kekurangan orang lain.
  • Karena menanamkan sikap kalah, dia akan benar-benar tenggelam dalam dosa yang lebih dalam, supaya mengalami perasaan bersalah yang lebih hebat.
"Rasa bersalah adalah suatu masalah yang sangat rumit. Hati nurani manusia sering di luar jangkauan psikiater. Dengan segala teknik yang dimilikinya, dia tidak mampu mengukur kerusakan nurani manusia ataupun kedalamannya. Terlepas sendiri di bawah gerogotan hati yang bersalah dan tertekan oleh beban dosa yang berat, manusia tidak berdaya. Tetapi di mana manusia gagal, di sana Allah berhasil."
_Selesai

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
Untuk yang Bukan Kristen:
  1. Tawarkan harapan baginya dengan menegaskan bahwa Allah memperhatikan setiap masalah yang dimilikinya. Allah bukan saja bisa mengampuni, tetapi juga mampu menghapuskan dosa dan rasa bersalah kita.
  2. Jangan sedikit pun memaafkan atau meringankan dosa-dosa yang diungkapkannya. Di dalam setiap kita ada ketidaktaatan dan kelakuan berdosa yang harus dibereskan menurut cara Allah, yaitu pengakuan dosa. Kita tidak akan pernah menemukan penyelesaian terhadap rasa bersalah, jika kita berusaha menutup-nutupi dosa. "Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi." (Ams 28:13).
  3. Tanyakan apakah dia pernah menerima Yesus Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya. Jelaskan "Damai dengan Allah", 17750. Tegaskan bahwa kebebasan dari rasa bersalah, sudah terhisap dalam karya penebusan Salib Kristus, tetapi dia harus mempercayai Dia untuk menyucikannya.
  4. Dorong dia untuk membaca dan mempelajari Alkitab, mulai dengan Injil. Tawarkan Hidup dalam Kristus 17453, yang akan menolongnya memulai penyelidikan Alkitab.
  5. Anjurkan dia untuk mengembangkan kebiasaan doa tiap hari. Sampai di sini, dia dapat mengakui dosa-dosanya, meminta keampunan dan pensucian. Dia harus mensyukuri Allah yang telah mengangkat dosa dan rasa bersalahnya, sambil mengingat-ingat bahwa dosa-dosa kita telah diangkut-Nya.
  6. Anjurkan dia untuk mencari suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan dan terlibat di dalamnya. Di sana dia dapat bersekutu, mendengar dan mempelajari Firman secara teratur dengan sesama Kristen lainnya.
  7. Berdoalah bersamanya agar dia memperoleh kelepasan dan damai di hatinya. "Dialah damai sejahtera kita." (Ef 2:14).
  8. Jika orang yang anda layani masih tidak mampu menanggapi apa yang anda saksikan tentang Kristus, dan terus saja bergumul dengan rasa bersalahnya, anjurkan dia menemui pendeta yang akan memberinya bantuan lebih lanjut. Mungkin ada saatnya dia akan mampu memberi respon. Berikan kesan tentang pentingnya mengambil inisiatif menemui pendeta.
Untuk yang Kristen:

Jika dia seorang Kristen yang kembali mengalami gangguan rasa bersalah, jelaskan hal-hal berikut:

  1. Yakinkan dia tentang kasih dan keampunan Allah. Dia dapat mensucibersihkan rasa bersalah! Jika Allah telah mengampuni, dia harus belajar mengampuni diri sendiri. Seorang Kristen memiliki hak untuk menuntut kebenaran yang dinyatakan dalam 1Yohanes 1:9. Kristus Juruselamat kita, menghapuskan segala dosa kita -- baik yang di masa lampau, kini maupun nanti -- melalui karya sempurna-Nya di Salib.
  2. Anjurkan dia untuk membaca, mempelajari, merenungkan bagian-bagian Firman seperti Mazmur 103:1-6; 51:1-19; Yesaya 53:1-12 dan Yohanes 18:1-40; 19:1-42. Minta dia mencatat supaya kelak, dia dapat membaca dan mempelajari sendiri bagian-bagian Firman tadi. Dia bisa memiliki keyakinan bahwa kelepasan dari rasa bersalah akan dialaminya, bila dia menyambut korban Kristus dan janji pengampunan serta pensucian-Nya.
  3. Anjurkan dia untuk berdoa secara jelas dan setia, meminta "suatu hati nurani yang bersih di hadapan Allah dan manusia" (Kis 24:16). Dia harus terus berdoa, sampai damai dialaminya.
  4. Usulkan dia menghubungi pendeta yang dapat melayaninya lebih lanjut.

Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus." (Rom 8:1)

"Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka." (Yoh 8:36)

"Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik . . . Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada pada-Ku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! Oleh Yesus Kristus, Tuhan kita! (Rom 7:18-25)

"Aku telah menghapus segala dosa pemberontakanmu seperti kabut diterbangkan angin dan segala dosamu seperti awan yang tertiup. Kembalilah kepada-Ku, sebab Aku telah menebus engkau!" (Yes 44:22)

"Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus." (Fili 3:13-14)

Bagian D: Roh-roh Jahat

Roh-roh Jahat
Latar Belakang

Baik dalam bidang keagamaan maupun dalam bidang sekuler, terus berkembang kesadaran dan ketertarikan akan kegiatan roh-roh jahat. Alkitab menyadari kenyataan kegiatan roh jahat. "Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." (Ef 6:12). Beberapa istilah digunakan Alkitab untuk roh jahat: "arwah" (1Sam 28:7). "roh-roh penyesat" (1Tim 4:1), tidak nampak, tidak berbadan dan lebih cerdas daripada manusia.

Seperti halnya Iblis, roh-roh jahat jatuh ke bawah hukuman karena kesombongan mereka. Mereka adalah musuh Allah dan manusia. Walaupun mereka sungguh ada dan giat bekerja, tetapi si Iblis dan anak buahnya (roh-roh jahat), seringkali dipersalahkan tentang hal-hal yang bukan kesalahan mereka. Sebagian orang Kristen cenderung untuk menimpakan kesalahan tentang kelakuan salahnya, seolah diakibatkan oleh "kerasukan roh jahat", padahal sebenarnya sebagian besar diakibatkan oleh sifat dosa dan pementingan diri manusia itu sendiri! Sementara itu ada orang-orang yang kecanduan obat bius, yang berkecimpung dalam ilmu-ilmu gaib atau kepercayaan-kepercayaan mistik atau yang terganggu mentalnya, yang memang diserang oleh roh-roh jahat.

Orang Kristen yang ingin dipakai Allah untuk menolong mereka yang memiliki masalah-masalah rohani, harus memperhatikan apa yang rasul Yohanes tuliskan ini: "Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia . . . dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus." (1Yoh 4:1,3). Jadi, roh-roh jahat harus dapat kita bedakan, uji, tolak dan usir. (lihat 1Kor 12:10; Ef 4:27; 6:10-18; 1Pet 5:8,9; 1Yoh 4:1-6; Yak 4:7).

Melalui kemenangan Yesus Kristus atas Iblis dan pasukannya, dan dalam Nama Yesus Kristus yang Mahakuasa serta dalam kuasa Roh Kudus, seorang anak Allah dapat menaklukkan Iblis dan roh-roh jahatnya. (lihat Mat 8:16,17; 12:28; Mr 16:17; Kis 19:15).

Sumber-sumber kita melawan pasukan kejahatan ialah:
  • Kesiagaan (1Pet 5:8).
  • Doa (Yoh 15:7).
  • Penggunaan segenap senjata Allah. (lihat Mat 26:41 dan Ef 6:10-18).

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
Untuk yang Bukan Kristen:

Jika orang yang anda layani berbicara tentang ikatan rohani atau kegiatan dan kelakuan yang dipengaruhi roh jahat, tanyakan beberapa hal. Berusahalah untuk memahami apakah situasinya benar seperti yang diungkapkannya. "Tolong ceritakan/jelaskan", pertanyaan ini harus dilontarkan berulang kali, sampai masalah sebenarnya terungkapkan. Jangan ragu untuk bertanya secara mendesak.

  1. Tegaskan tentang korban Kristus di Salib yang berkuasa untuk menyelesaikan masalah-masalah dosa. "Darah Yesus Anak-Nya itu, menyucikan kita daripada segala dosa." (1Yoh 1:7).

    Jelaskan "Damai dengan Allah", .

  2. Jika dia menerima Kristus, anjurkan dia untuk membaca dan mempelajari Firman Allah tiap hari. Tawarkan Hidup dalam Kristus , untuk membantu dia memulai.

    Dia juga harus berdoa tiap hari. Kedua kebiasaan ini terbentuk melalui keterlibatannya dalam satu gereja yang mementingkan Firman Tuhan, yang dalamnya dia dapat bersekutu, menyembah Tuhan, mempelajari Alkitab dan menikmati kesukaan hidup yang dikuduskan.

  3. Jika ternyata anda benar-benar menghadapi orang yang dirasuk roh jahat, ikutilah langkah-langkah yang dibahas dalam "Melayani orang yang dirasuk roh-roh jahat."
Untuk yang Kristen:

Jika dia takut terhadap kegiatan roh jahat, layani sebagai berikut:

  1. Tanyakan keadaannya. Mengapa dia mengira ada gangguan roh jahat? Kadang-kadang rasa takut, disebarkan oleh orang Kristen lain yang keliru pengertiannya.
  2. Ingatkan dia bahwa semua sumber bantuan dari Allah, ada pada kita:
    Iblis adalah musuh yang sudah kalah (1Yoh 3:8).
    Kristus hidup dalam orang percaya (Kol 1:27).
    Roh Kudus menguatkan dan memberi kuasa kepadanya (Kis 1:8 dan 2Tim 1:7).
    Firman Allah membimbing dia terus (2Tim 3:16,17).
  3. Untuk penjelasan lanjut, jelaskan dua alinea terakhir dalam Latar Belakang. Kristen dijanjikan kemenangan, bila menaklukkan diri terus kepada KeTuhanan Kristus, kepada wibawa dan penerangan Firman Tuhan, kepada disiplin doa yang berhasil, dan bila melibatkan diri dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan.
  4. Mungkin pula orang yang anda layani sedang tertekan hebat oleh rasa bersalah atas dosa yang pernah dilakukannya dan membangkitkan masalah gangguan roh jahat untuk menutupi tanggung jawabnya sendiri. Pertobatan dan pengakuan dosa yang sungguh, akan membereskan rasa bersalah serta "gangguan roh jahat" tadi.

    Jelaskan "Pemulihan", dengan menegaskan 1Yohanes 1:9.

  5. Mungkin saja anda sedang menghadapi seseorang yang benar-benar diganggu roh jahat. Jika demikian, ikuti langkah-langkah berikut.
Melayani orang yang diganggu/dirasuk roh-roh jahat:

Berhati-hatilah! Anda harus pasti benar, bahwa yang anda layani sungguh suatu kasus gangguan roh jahat dan bukan sekedar gangguan yang di sebabkan oleh kondisi jasmani, psikologis atau rohani tertentu. Orang yang anda layani akan sangat menderita, apabila dikatakan kepadanya bahwa dia berroh jahat, padahal tidak!

  1. Perhatikan secara cermat gejala-gejala orang yang mengalami gangguan tadi. Bergantunglah pada Tuhan, agar anda berhikmat dan mampu membedakan. Seorang yang berroh jahat akan jelas berbeda. Bila dia diganggu, atau dirasuk oleh roh jahat, berbagai kelakuan yang sangat ganjil, akan nampak padanya. Mungkin dia berbicara dalam bahasa atau dialek asing. Kadang-kadang ucapan-ucapannya penuh hujat, kotor dan najis.
  2. Melayani orang semacam itu, tidak boleh dilakukan secara serampangan. Akan terjadi suasana penolakan yang hebat terhadap pelayanan anda, dan pelayanan yang baik membutuhkan banyak waktu. Jelas pembimbing tidak dapat menyediakan sekian banyak waktu. Tuhan Yesus menjelaskan para murid-Nya bahwa sumber kuasa mereka hanyalah: "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa." (Mat 17:21).
  3. Orang-orang yang terlibat dalam pelayanan ini jelas sangat memerlukan dukungan doa dari sekelompok Kristen yang dimintai dukungannya. Dalam pimpinan Roh Allah, pada saat yang akan dinyatakan-Nya, perintahkan/usirlah roh jahat itu keluar dalam Nama Tuhan Yesus Kristus dan dengan wibawa-Nya (Mat 28:18). Seseorang harus memimpin dan mengusir roh jahat secara lisan.

    Sesudah terjadi pelepasan, segera pegang kemenangan dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, dan pujilah Tuhan atas hal itu.

  4. Segera anjurkan dia untuk mengembangkan persahabatan rohani yang kokoh dengan sekelompok anak-anak Tuhan lainnya. Dia dapat melipatgandakan karya Allah dalam kehidupannya melalui pembacaan dan penelaahan Firman, doa dan mulai menyaksikan pekerjaan ajaib Allah dalam hidupnya. (Mr 9:19-22).

Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu." (Yak 4:7)

"Sadarlah dan Berjaga-jagalah! Lawanmu si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama." (1Pet 5:8,9)

"Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi."" (Mat 28:19)

"Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah, dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh Antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dari sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia. Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia. Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka. Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan." (1Yoh 4:1-6)

"Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya." (Ibr 13:8)

Wahyu 12:11
1Yohanes 3:8

Bagian D: Roh Kudus

Roh Kudus
Latar Belakang

Seorang Kristen tidak akan pernah menjadi utuh atau dewasa, tanpa adanya pengetahuan meluas tentang Pribadi dan karya Roh Kudus. Hanya kalau kita sadar adanya kebutuhan dan kekurangan dalam diri kita, kita akan terdorong untuk mencari pengetahuan ini.

Roh Kudus adalah salah satu dari tiga Pribadi Allah Tritunggal. Dia setara dalam posisi dan kuasa, memiliki semua aspek hakiki KeAllahan. Dia ikut memiliki semua sifat KeAllahan:

Dia kekal, tidak berawal dan berakhir (Ibr 9:14); Maha kuasa, segala kuasa ada pada-Nya (Luk 1:35); mahahadir, ada di segala tempat pada waktu bersamaan (Mazm 139:7); dan Maha tahu (1Kor 2:10-11).

Dia memiliki semua ciri yang dimiliki oleh suatu pribadi. Dia bukan keadaan atau kekuatan atau zat tak berpribadi. (lihat Rom 8:16 dan Rom 8:26).

Roh Kudus memiliki pikiran, perasaan dan kehendak. Dia berbicara (Kis 13:2),

mendoakan (Rom 8:26),
menyaksikan (Yoh 15:26),
memimpin (Yoh 16:13),
memerintah (Kis 16:6,7),
menetapkan (Kis 20:28),
memimpin (Rom 8:14), dan
menegur dan menginsyafkan tentang dosa (Yoh 16:8).

Dia dapat didustai dan dicobai (Kis 5:3,4,9),

ditolak (Kis 7:51),
didukai (Ef 4:30) dan
dihujat (Mat 12:31).

Setiap orang Kristen harus mengerti hubungannya dengan Roh Kudus.
  • Tentang yang sudah diwujudkan: Kita sudah dilahirkan baru oleh Roh Kudus (Yoh 3:6,8). Allah telah memberikan Roh Kudus di dalam kita (Yoh 14:16; 16:7). Kita telah dibaptiskan oleh Roh (1Kor 12:13). Kita sekarang adalah Bait Roh Kudus (1Kor 6:19,20). Kita sudah dimeteraikan oleh Roh Kudus (Ef 1:13).
  • Tentang yang sudah diberikan tetapi masih perlu dikembangkan: Setiap orang Kristen memiliki Roh Kudus, tetapi tidak setiap orang Kristen dipenuhi Roh Kudus. Kita harus merindukan kepenuhan-Nya itu, sebab Allah sendiri yang memerintahkan, "Hendaklah kamu penuh dengan Roh" (Ef 5:18).
"Alkitab mengajarkan tentang satu baptisan dalam Roh, yaitu yang terjadi ketika kita menyatakan iman kita dalam Kristus. Alkitab juga mengajarkan tentang kepenuhan ulang yang harus kerap dialami, bahkan terus-menerus kita harus dipenuhi Roh Kudus. Satu kali baptisan, banyak kali kepenuhan. Soal dipenuhi Roh Kudus, bukan masalah seberapa banyak kita memiliki Roh Kudus dalam ukuran kuantitatif. Bukan seberapa banyak Roh yang kita miliki, tetapi seberapa banyak atau seberapa jauh Roh memiliki kita... Semakin kita mengerti tentang kepemimpinan Kristus dalam hidup kita, semakin kita berserah kepada-Nya. Jadi dengan merindukan dan mencari kepenuhan Roh Kudus atas diri kita, semakin kita menerima dan menikmati pengisian-Nya atas hidup kita dan kepenuhan-Nya dalam diri kita."
_Selesai

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Jika anda ditanya tentang Roh Kudus, jawablah berdasarkan bahasan dalam Latar Belakang.
  2. Jika ada pertanyaan atau keinginan untuk mengalami kepenuhan Roh Kudus, jelaskan hal-hal berikut:
    1. Ketahuilah bahwa Allah telah memberikan Roh Kudus di dalam kita dan bahwa Dia mendiami kita. Lihat ayat-ayat dalam Latar Belakang.
    2. Ketahui pula bahwa Allah memerintahkan kita untuk dipenuhi Roh Kudus (lihat Ef 5:18).
    3. Sadari bahwa sebelum kita dapat menerima kepenuhan-Nya, kita harus mengurus setiap dosa yang kita sadari secara jujur. Ini berarti pertobatan dan pengakuan dosa kepada Allah.
    4. Kita menyerahkan kendali hidup kita secara jelas dan sepenuhnya kepada Tuhan, melalui suatu tindakan penyerahan diri. Kita menyingkirkan jalan kita sendiri dan dengan sungguh hati berusaha untuk takluk penuh dan terus-menerus kepada Kristus, supaya Dia dapat memerintah seluruh segi kehidupan kita. Tindakan ketaatan ini menuntut kita untuk menyerahkan diri tiap hari kepada Allah, agar kita boleh belajar tentang rahasia perjalanan hidup iman. Bila kita tunduk kepada Allah dan kehendaknya, kita dipenuhi dengan Roh Kudus. Roh Kudus mengendalikan dan menguasai kita. Maka kita harus bertindak berdasarkan fakta kebenaran ini, dengan hidup penuh keyakinan bahwa Allah sudah memenuhi kita dan bahwa kita dikuasai-Nya.
  3. Berdoalah dengan orang itu, agar dia dapat mempraktekkan kebenaran tadi dalam kehidupannya dan mengalami kepenuhan Roh.

Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu." (Yoh 14:15,16)

"Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kis 1:8)

"Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi: akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum." (Yoh 16:7-11)

Yohanes 3:6-8
1Korintus 12:13
Yohanes 16:13,14
1Korintus 6:19,20
Efesus 1:13
Roma 8:14-16

Bagian D: Roh Kudus: Buah Roh

Roh Kudus: Buah Roh
Latar Belakang

Kepenuhan Roh Kudus (pasal sebelum ini) mencakup dua wilayah kenyataan buah Roh (pasal ini) dan karunia-karunia Roh (pasal berikut).

Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan menampakkan buah Roh dalam kehidupannya. Pola hidup menurut Perjanjian Baru, dirumuskan dalam Matius 7:16, "Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka." Bukti pertama bahwa seseorang dipenuhi Roh ialah kehidupannya yang saleh. Allah ingin orang Kristen menjadi dewasa, menampakkan buah Roh sesuai Galatia 5:22,23: "Kasih sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri."

"Buah Rohlah yang diharapkan Allah, ada dalam kehidupan kita. Tidak seperti karunia-karunia Roh, buah Roh tidak dibagikan berbeda-beda di antara sesama Kristen. Sebaliknya, SEMUA orang percaya harus ditandai oleh semua buah Roh. Dengan sederhana bisa kita katakan, bahwa kita perlu Roh agar menghasilkan buah dalam kehidupan kita, karena kita sendiri tidak dapat menghasilkan kesalehan tanpa Roh Kudus. Diri kita sendiri hanya dipenuhi oleh segala macam pementingan diri dan pemuasan diri yang menentang kehendak Allah atas hidup kita."
_Selesai

Praktisnya, apa usaha kita agar buah Roh ini ada dalam kehidupan kita? Secara sadar, kita perlu menaklukkan diri kepada Roh Kudus, dalam pengertian 1Korintus 6:19,20 dan Roma 12:1,2. Bertanyalah pada diri sendiri, sadarkah bahwa anda milik Allah, bahwa tubuh anda adalah kediaman Roh Kudus? Pernahkah anda menyerahkan tubuh (hidup) anda kepada Allah, seperti yang dituntut dalam Roma 12:1 ?

Kemudian, kita perlu menganggap bahwa kita sudah mati terhadap dosa, namun dihidupkan kembali untuk Kristus (Rom 6:11). Paulus, dalam Galatia 2:20 berkata: "Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." Mati terhadap dosa, berarti anda tidak lagi dikendalikan olehnya (lihat Rom 6:12,13).

Lalu dalam iman dan ketetapan hati taklukkan diri pada KeTuhanan Kristus. Ini akan terjadi secara bertahap, berjalan seiring dengan penaklukan akal budi kita. Tindakan-tindakan kita adalah tanggapan kita atas kontrol Roh Kudus dalam pikiran kita. "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Rom 12:2).

Gumulilah buah Roh itu setiap kali, satu per satu, berdoa dalam iman dan percaya pada Allah bahwa kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran . . . yang disebut dalam Galatia 5:22,23, dapat menjadi kenyataan dalam kehidupan kita.


Kata/Topik:
ROH KUDUS: BUAH ROH
Info
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Jika orang yang anda layani memiliki pertanyaan tentang buah Roh, Info
    rmasi dapat anda peroleh dalam Latar Belakang.
  2. Kadang-kadang percakapan itu akan mengungkapkan, kepada hal apa perhatian perlu diarahkan. Tanyakanlah:
    "Adakah dosa yang belum diakui yang merintangi hubungan akrab anda dengan Tuhan?"
    "Adakah kekurangdisiplinan dalam hidup pribadi anda?"
    "Adakah gangguan hubungan dengan sesama, yang perlu dipulihkan? "
    "Apakah anda secara sadar memelihara hubungan dengan Kristus?"
    "Apakah anda membaca dan mempelajari Firman Tuhan tiap hari?"
    "Adakah anda mendoakan hubungan anda dengan Kristus, memohon Dia untuk menyatakan buah Roh dalam diri anda?"
  3. Berdoalah dengannya, supaya kerinduannya untuk dipenuhi Roh dan memiliki buah Roh, dipenuhi Tuhan.

Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan mana kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Rom 12:1,2)

"Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1Kor 6:19,20)

"Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran." (Rom 6:11-13) Galatia 5:22,23

Bagian D: Roh Kudus: Karunia-karunia Roh Kudus

Roh Kudus: Karunia-karunia Roh
Latar Belakang

Seorang Kristen yang baik pasti ingin mengambil semua yang Allah sediakan bagi kehidupannya. Kita telah menerima kasih karunia Allah melalui Pribadi dan karya Tuhan Yesus Kristus. Kita pun harus sedia menerima karunia-karunia Roh Kudus. "Jadi berusahalah untuk memperoleh karunia-karunia yang paling utama." (1Kor 12:31).

Namun demikian, kita harus berhati-hati agar tidak tekebur menuntut segala macam karunia, tetapi percaya pada kedaulatan Roh Kudus yang "memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya." (1Kor 12:11). Banyak orang yang sesumbar memiliki karunia-karunia khusus, tetapi kehidupan dan pelayanannya tidak mendukung apa yang dikatakannya. Karunia-karunia rohani tidak boleh dianggap sebagai unsur yang membuat seseorang atau sekelompok orang Kristen menjadi lebih kudus atau lebih rohani dibandingkan yang lain.

Kesombongan rohani dapat membatalkan manfaat karunia manapun.

Sebagian orang Kristen jelas memiliki karunia-karunia yang lebih menonjol, seperti berkhotbah, mengajar, atau menginjil. Ini tidak berarti bahwa mereka "Kristen super". Mereka hanya menjalankan karunia-karunia yang Allah berikan kepada mereka. Orang Kristen yang menjalankan karunia-karunia yang kurang menonjol, seperti iman, sama pentingnya bagi Allah dan bagi pembangunan Tubuh Kristus. Tidak ada satu pun ayat Firman Tuhan yang menyatakan bahwa kita harus mencari karunia-karunia yang sama. Semua karunia berbeda-beda, tetapi semua karunia memiliki tujuan sama: yaitu untuk bekerja sama menyatukan dan membangun tubuh, yaitu Gereja (Ef 4:12-16).

Dua bagian Firman berikut, memerinci karunia-karunia Roh Kudus:

"Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya." (1Kor 12:7-11).

"Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus." (Ef 4:11,12).

"Karunia-karunia ini kita terima dari Roh Kudus. Dialah yang memilih, siapa menerima karunia mana, dan Dia membagi-bagikan itu sesuka hati-Nya yang baik. Walaupun masing-masing kita harus bertanggung jawab atas karunia-karunia yang sudah diberikan kepada kita, kita tidak bertanggung jawab atas karunia-karunia yang tidak diberikan kepada kita. Tidak perlu pula kita berhasrat atas yang dimiliki orang lain atau iri terhadap orang tersebut. Kita boleh berharap bahkan meminta karunia-karunia tertentu, tetapi jika itu bukan kehendak Roh Kudus, kita tidak akan memperoleh apa yang kita minta. Jika kita tidak puas karena Roh Kudus tidak memberikan karunia-karunia yang kita inginkan, kita berdosa."
_Selesai
Strategi Bimbingan
  1. Tetaplah dalam batas-batas yang dijelaskan dalam Latar Belakang, ketika anda memberikan bimbingan di sekitar masalah karunia Roh. Ada kemungkinan bahwa perhatian anda akan disimpangkan oleh mereka yang ingin membelokkan karunia-karunia dari maksudnya semula.
  2. Tegaskan bahwa untuk menerima karunia-karunia Roh, seseorang harus lebih dahulu dilahirkan kembali. Beda dari yang banyak ditekankan orang, urutan ini tidak dapat dibalik. Tanyakan, apakah dia sudah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Jika belum, jelaskan "Damai dengan Allah", .
  3. Jika orang yang anda bimbing adalah seorang beriman yang dengan tulus mencari kepenuhan Roh Kudus dan menginginkan suatu karunia Roh tertentu, anjurkan dia untuk mengambil cukup waktu, meneliti bagian-bagian Alkitab yang berbicara tentang karunia-karunia, termasuk Kisah Rasul dan surat-surat Paulus. Tindakan itu harus didukung pula oleh doa yang dipanjatkan dengan hati-hati dan dipikirkan masak-masak, agar yang bersangkutan memperoleh ketajaman rohani dan hikmat yang menjauhkan dia dari sikap berlebih-lebihan.
  4. Nasihatkan dia agar tidak dipengaruhi oleh orang-orang atau kelompok-kelompok yang menekankan suatu pendekatan baku untuk menerima karunia, atau yang mengajarkan bahwa semua orang beriman harus memiliki karunia-karunia tertentu. Setiap orang harus mempercayai Roh Kudus yang akan memberi sebagaimana yang dikehendaki-Nya (Yoh 3:8 dan 1Kor 12:11).
  5. "Seharusnya seseorang yang beriman yang dipenuhi Roh dan yang terus takluk kepada KeTuhanan Kristus, akan menemukan karunia-karunianya secara wajar. Dia ingin agar Allah memimpin hidupnya, dan kepada orang sedemikianlah, Allah siap memberkati, menyatakan karunia-karunia yang telah diberikan Roh Kudus kepadanya."
    _Selesai
  6. Jelaskan pula bahwa bersama dengan karunia-karunia Roh, kita harus pula menyatakan buah Roh secara tetap. "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." (Gal 5:22,23). Buah dan karunia Roh harus berjalan bersama-sama. Kita dikenal dari buah dalam hidup kita (Mat 7:16,20).
  7. Berdoalah bersamanya, agar dia menyatakan buah Roh dalam kehidupannya dan mengalami peningkatan pelayanan yang berhasil bagi Tubuh Kristus dan bagi dunia, dengan menggunakan beberapa karunia sesuai dengan kehendak Roh Allah yang Berdaulat.

Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

Pelajarilah 1Korintus 13 (1Kor 13:1-13) sambil mengkaitkannya dengan bagian-bagian Alkitab lain untuk memperoleh sudut pandang Alkitab tentang karunia-karunia Roh Kudus.

"Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah." (1Pet 4:10)

Bagian D: Rumah Tangga (Membesarkan dan Mendidik Anak)

Rumah Tangga (Membesarkan dan Mendidik Anak)
Latar Belakang

Salah satu pokok yang dibahas berulang-ulang oleh Alkitab ialah tentang pentingnya mendidik anak melalui pengajaran dan teladan. Secara jelas Kitab Ulangan menekankan bahwa anak-anak harus diajari jalan-jalan Allah: "Apa yang kuperintahkan kepada-Mu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun." (Ul 6:6,7).

Kitab Amsal adalah ringkasan dari kebijakan umat Allah. Masalah keluarga dan mengasuh anak dalam iman adalah pokok yang mendapat tekanan kuat di dalamnya. "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Ams 22:6).

Timotius telah dididik dalam Alkitab sejak masa kanak-kanaknya, sesuai dengan perintah Allah dan adat bangsa Yahudi. "Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepada-Mu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus." (2Tim 3:15,17).

Paulus berbicara tentang keharusan membina dan mendisiplin anak-anak kita secara terus-menerus: "Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu." (2Tim 1:5).

Alkitab mengajarkan bahwa orang tua bertanggung jawab untuk membina dan mendisiplin anak-anak mereka, supaya mereka boleh dibawa untuk mengenal Alkitab dan menghormati Tuhan.

"Penyebab dasar mengapa terjadi ketidakbahagiaan dalam rumah tangga kita ialah karena kita sudah tidak memperdulikan Allah dan prinsip-prinsip yang diberikan-Nya kepada kita. Kita tak bersedia melaksanakan rencana-Nya untuk keluarga. Anggota-anggota rumah tangga telah menolak tanggung jawab mereka seperti yang dinyatakan di dalam Alkitab. Jelas sekali bahwa ketaatan tidak datang dengan sendirinya. Ia harus diajarkan dan dipelajari. Anak-anak harus diajar taat, sama banyak seperti mereka perlu diajar cara membaca dan menulis."
_Selesai

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Anjurkan para orangtua untuk menciptakan suasana rumah tangga yang menghasilkan kerohanian yang kokoh dan perkembangan mental yang baik.
    1. Suatu rumah tangga yang stabil, damai dan penuh kasih.
    2. Suatu rumah tangga yang mengutamakan suasana kekeluargaan, di mana terdapat suasana persaudaraan, saling menghormati dan saling menguatkan. Suatu rumah tangga di mana seisi keluarga melakukan sesuatu bersama-sama, khususnya ketika anak-anak masih kecil.
    3. Suatu rumah tangga yang berpusatkan Allah dan setiap anggotanya berhak untuk menyambut kasih Allah dalam Kristus, dan diajar untuk hidup dari sudut pandang rohani. Lihat Amsal 22:6. (Di sini saat yang tepat untuk menanyakan orang tua itu, apakah dia sudah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat). Jelaskan "Damai dengan Allah", .
    4. Suatu rumah tangga yang berorientasi pada gereja. Adalah lebih mudah untuk membesarkan anak-anak, bila kehidupan mereka, seluruh isi keluarga beserta para sahabatnya, dipusatkan pada gereja.
    5. Para orang tua harus memperkenalkan anak-anak mereka kepada dunia pemikiran, baik !melalui contoh maupun tindakan. Jika orang tua suka membaca, anak-anak pun akan suka membaca. Buku-buku dan majalah-majalah yang baik untuk anak-anak, harus sudah diperkenalkan dalam rumah tangga. Pengembangan bakat dan kepribadian seperti les musik, olah raga dan hobby, sudah dapat diperkenalkan kepada mereka sejak masih di SD. Ini akan menjadi batas pengaman terhadap konflik-konflik yang akan muncul kelak pada waktu mereka remaja.
  2. Bimbing orang tua untuk mengakui bahwa anak pun memiliki hak-hak mereka, tetapi hak-hak itu harus dijalin kepada seluruh isi keluarga.
    1. Anak berhak untuk dikasihi dan diterima.
    2. Anak berhak untuk menerima berbagai bentuk bantuan yang akan membuat mereka memiliki harga diri, rasa aman dan berarti.
    3. Anak berhak menyaksikan kedua orang tua mereka menyatakan kasih sayang dan saling menghargai, satu kepada yang lain. Contoh-contoh kelakuan Kristen yang dewasa, perlu mereka saksikan, supaya mereka lihat bagaimana orang tua mereka menangani masalah dan tekanan hidup.
    4. Anak berhak untuk didisiplin dan dihukum secara adil dan bersitetap.
      1. Jangan menuntut lebih dari yang mampu dilakukan anak.
      2. Laksanakanlah hukuman secara adil dan benar. Tuntutan yang melampaui batas dan keras, siksaan jasmani, cepat menimbulkan kegetiran dan pemberontakan. Orang tua perlu bersikap luwes dan tidak berpegang pada "huruf-huruf Taurat".
      3. Jangan menghukum dalam kemarahan atau letusan perasaan hati saat itu juga.
      4. Berikan selalu penjelasan, agar mereka tahu mengapa mereka dihukum.
  3. Anjurkan orang tua untuk membuka kesempatan berkomunikasi seluas-luasnya, apa pun resikonya.
    1. Orang tua harus menyediakan waktu untuk menjadi pendengar yang memperhatikan dan mengambil prakarsa untuk mendorong terjadinya percakapan. Perlu ada diskusi jujur tentang masalah seks, obat bius, alkohol, pacaran, dan sebagainya.
    2. Orang tua harus membagikan pengalaman-pengalaman masa kecil dan remajanya, termasuk kesalahan dan kegagalan mereka.
    3. Orang tua harus jujur, mempersilakan anak untuk mempertanyakan patokan hidup dan kepercayaannya. Ini membuka kesempatan untuk menjelaskan dan membelanya. Melalui ini, anak anda akan merumuskan dasar-dasar kepercayaan dan nilai hidup mereka sendiri. Anda dapat mengajak dan menolong mereka untuk menyusun sasaran-sasaran hidupnya kini dan nanti.

Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Orang benar yang bersih kelakuannya -- berbahagialah keturunannya." (Ams 20:7)

"Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya."
(Kol 3:21)

"Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan Tuhan, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. Karena Tuhan memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi." (Ams 3:11,12)

"Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu -- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan." (Ef 6:1-4)

Amsal 31:10,26,27,28 Amsal 30:11 Ulangan 12:28

Bagian D: Rumah Tangga (Membawa Orang Tua kepada Kristus)

Rumah Tangga: Membawa Orang Tuan kepada Kristus
Latar Belakang

Paulus menasihatkan Timotius sebagai berikut:

"Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau." (2Tim 4:12,16).

Walaupun nasihat ini sudah diberikan 2000 tahun yang lalu, masih juga tepat untuk orang muda yang sudah menerima Kristus dan merindukan keselamatan rohani orang tua mereka.

Seorang pendeta berkata, bila seorang muda bertobat dan ingin tahu cara bersaksi, nasihatnya adalah: pulanglah ke rumahmu, bereskan kamar dan tempat tidurmu, perhatikan orang tuamu, senyum, dengarkan apa yang dikatakannya padamu, dan tunggu sampai orang tuamu bertanya apa yang sudah terjadi, sebelum kau menceritakan bahwa Kristuslah pembaharu hidupmu.

CATATAN: Bukan hanya remaja dan pemuda Kristen yang bisa memiliki orang tua yang belum beriman. Orang Kristen dewasa pun, bisa memiliki orang tua yang belum beriman.

"Pertama, bersabarlah terhadap orang tuamu. Mereka perlu diyakinkan bahwa pengalamanmu dengan Kristus bukan sekedar main-main. Kedua, izinkan Kristus menguasaimu sepenuhnya, sampai mereka melihat adanya perbedaan di dalam dirimu. Ketiga, doakan mereka. Mungkin nampaknya mereka menutup telinga mereka terhadapmu, tetapi sebenarnya mereka mendengar lebih banyak dari yang kau sangka. Mungkin butuh waktu bukan hanya satu minggu atau satu bulan, mungkin malah tahunan, tetapi Roh Allah selalu bekerja. Ingatlah apa yang Alkitab katakan: "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah." (Gal 6:9)
_Selesai

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Ucapkan selamat pada si anak muda atas usahanya mencari nasihat tentang cara bersaksi. Ini merupakan tanda adanya perhatian rohani yang serius.
  2. Baca nasihat-nasihat dalam bahasan Latar Belakang, lalu: jelaskan:
    1. Menurut Alkitab (1Tim 4:12,16), masalah kuncinya adalah contoh. Dalam rumah tangga, ini diungkapkan terutama melalui sikap hormat, taat dan tindakan-tindakan kasih serta kebaikan. Ingatlah, apa yang kau katakan jangan sampai berbeda dari apa yang kau kesankan.
    2. Pastikan bahwa kehidupan Kristennya tetap mantap dan tidak pasang surut.
  3. Ingatkan dia untuk banyak memperhatikan pertumbuhan kerohaniannya sendiri dengan membaca dan mempelajari Alkitab, berdoa (nama orang tuanya dapat diurutkan teratas dalam daftar doanya), dengan menjadi siswa yang baik di sekolah dan selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan kaum muda Kristen lainnya.
  4. Anjurkan dia untuk berdoa dengan sabar, meminta kesempatan untuk bersaksi. Ini bisa dilakukannya secara pribadi atau dengan mengundang keluarganya menghadiri suatu kegiatan Kristen atau gerejani.
  5. Berdoalah dengannya, agar nasihat yang Paulus berikan kepada Timotius, dapat terwujud dalam dirinya. Nasehat-nasehat di atas mungkin tidak terlalu menarik baginya, tetapi pengalaman menunjukkan bahwa cara inilah yang terbaik, bahkan satu-satunya cara yang benar untuk bersaksi dalam keluarga.

Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. Bertekunlah dalam membaca kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang. Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau." (1Tim 4:12-16)

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Fili 4:6,7)

"Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kis 1:8)

"Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hati yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu." (Ef 6:13)

Bagian D: Sakit Jiwa

Sakit Jiwa
Latar Belakang

"Sakit jiwa" umum dipakai untuk mencakup segala jenis gangguan jiwa dan syaraf. Dari mereka yang benar-benar sakit jiwa, ada yang disebabkan oleh gangguan fungsi karena kerusakan otak, penyakit turunan, ketidakseimbangan kelenjar atau kimia, dan sebagainya. Semuanya ini harus diatasi oleh ilmu kedokteran.

Banyak pula yang digolongkan sakit jiwa yang sebenarnya adalah akibat dari sikap-sikap dan tindakan berdosa yang tidak dibereskan. Akibatnya orang bersangkutan dapat memperlihatkan gejala-gejala sakit, tetapi banyak kali gejala-gejala ini disebabkan oleh tekanan masalah-masalah rohani. Kadang-kadang orang sedemikian lebih suka berpura-pura sakit, dari pada menghadapi kenyataan situasi mereka. Mereka akan menyalahkan orang lain dan keadaan sebagai penyebab masalah mereka, untuk membelokkan perhatian dari diri mereka sendiri. "Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan istrinya itu terhadap Tuhan Allah . . . Manusia itu menjawab: "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." . . . Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."" (Kej 3:8,12,13).

Jika kita hanya memperhatikan gejala-gejalanya saja atau memaafkan orang tersebut dengan menganggap bahwa "memang sudah demikianlah keadaannya", kita membuat suatu tindakan yang sangat merugikan. Sebenarnya, dia tidak akan pernah merasa baik, sampai dia memperbaiki masalahnya. Tindakan pertama untuk mengalami pemulihan adalah kesediaan memikul tanggung jawab pribadi atas sikap-sikap dan tindakan-tindakannya. "Sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibr 4:13). "Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah." (Rom 14:12).

Perubahan dapat terjadi, jika orang bersangkutan mau menghadapi kenyataan: membuka kehidupannya di hadapan Allah, bertobat atas sikap dan tindakan yang salah dan mengakuinya kepada Allah, bertekad untuk membuangnya dan menerima pembaharuan hidup dalam Kristus Yesus.

Banyak kehidupan telah diarahkan ulang dengan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Bila kuasa Firman Allah dan pelayanan Roh Kudus, masuk dalam suatu kehidupan, akan terjadi akibat-akibat yang positif.

"Sangat banyak orang telah dipulihkan menjadi pribadi-pribadi yang utuh melalui Firman Allah. Rasul Paulus menulis pada Timotius: "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2Tim 1:7).

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Berikan semangat dalam dirinya dengan mengatakan bahwa dia menghubungi tempat yang tepat dan bahwa anda senang dapat melayani dia.
  2. Bersiaplah untuk mendengar, bila orang itu ingin berbicara. Bertanyalah seperlunya untuk merangsang percakapan, sambil berharap bahwa akan muncul sesuatu yang akan memberi anda kesempatan untuk mengusulkan suatu jalan keluar rohani.
  3. Jika anda merasa tepat, tanyakan apakah dia sudah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Jelaskan "Damai dengan Allah", . Penyerahan dirinya akan mengawali suatu kepekaan dan pengertian baru yang akan menimbulkan keinginan dan dorongan untuk menghadapi "sakit jiwanya" sesuai keadaan sebenarnya dan secara mantap.
  4. Dorong dia untuk mulai membaca dan mempelajari Alkitab. Tawarkan Hidup dalam Kristus untuk menolong dia memulai penelaahan Alkitab. Kebiasaan ini akan mengarahkan pikirannya kepada Tuhan, dan akan menciptakan damai sejahtera dalam hatinya (lihat Yes 26:3).
  5. Anjurkan dia untuk belajar berdoa setiap hari.
  6. Bimbing dia untuk melibatkan diri dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan, yang di dalamnya dia dapat turut menyembah, bersekutu dan melayani Kristus. Suatu gereja yang baik adalah tempat yang ideal untuk mengajarkan kepadanya dasar-dasar Alkitab dan cara berdoa serta kesempatan untuk melayani.
  7. Berdoalah secara pribadi dengannya, agar penyerahan dirinya kepada Kristus dapat memberi arah baru pada sikap dan tindakannya, sehingga hidupnya menyukakan Allah. Jelaskan Roma 12:1,2, sambil menegaskan bahwa dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, dia akan menjadi orang yang berpribadi Utuh.
  8. Anjurkan dia untuk mengupayakan bimbingan lanjut dari seorang pendeta atau psikolog Kristen, supaya masalahnya dapat terus ditangani dalam terang Alkitab.

Jika dia seorang Kristen yang masalah-masalah pribadinya belum dibereskan, jelaskan "Pemulihan", dan kemudian langkah-langkah di atas sebagai lanjutannya.


Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya." (Yes 26:3)

"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." (Luk 4:18,19)

"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Rom 12:1,2)

"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus." (Fili 2:5)

Bagian D: Seks: Incest (Hubungan Seksual dengan Sesama Anggota Keluarga)

Seks: Incest (Hubungan Seksual dengan Sesama Anggota Keluarga)
Latar Belakang

Incest adalah hubungan seksual antara orang-orang dari keluarga yang sama. Yang paling sering kita dengar, atau harus kita hadapi dalam pelayanan ialah para pemudi yang mengaku telah mengalami kontak seksual (tidak selalu berbentuk persetubuhan) dengan ayahnya, ayah tirinya, dan sebagainya. Tetapi pemuda pun bisa menjadi korban incest.

Berita-berita tentang terjadinya incest, baru belakangan ini kita dengar melalui surat kabar dan majalah. Kita hampir-hampir tidak percaya bahwa tindakan keji seperti itu, bisa terjadi dalam masyarakat Timur kita yang lebih kuat memegang norma-norma kesopanan. Tetapi fakta adalah fakta. Bahkan mungkin dalam masyarakat kita yang masih agak tertutup ini, ada lebih banyak incest terjadi, hanya saja sebagian besar sangat ditutupi.

Incest sangat menghancurkan diri anak, bahkan sering tak mungkin lagi diperbaiki. Anak yang diperlakukan demikian, mengalami luka-luka jasmani dan rohani tak terkatakan. Karena rasa malu, takut atau perasaan bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang jahat dan harus dihukum, korban incest jarang sekali melaporkan pengalaman mereka. Mereka seolah terjebak oleh situasi kusut yang membuat mereka bingung dan putus asa.

Anak-anak yang menderita paksaan seksual, memiliki citra diri yang rendah, merasa tertekan dan sering menyimpan angan-angan untuk menghancurkan diri sendiri. Banyak yang lari dari rumah dan seringkali terlibat dalam obat bius, alkohol dan berbagai pelanggaran seksual lain, seperti pelacuran dan homoseksualitas. Karena kurang mampu berkonsentrasi, hasil pelajaran mereka di sekolah pun buruk. Kesempatan untuk melewati masa dewasa yang berhasil sangat kecil, karena sebagian besar dari mereka tidak akan pulih dari akibat-akibat hubungan buruk tersebut dan sebagian akan berusaha membunuh diri. Orang sedemikian sangat memerlukan simpati khusus dan sikap lembut. Berusahalah untuk menunjukkan seluruh kasih anda kepadanya.

Sedikit sekali harapan untuk melepaskan korban dari situasi yang membuatnya tak berdaya itu, kecuali si pelaku dihentikan. Pelaku incest tak mungkin akan berubah, kecuali dipertentangkan dengan akibat-akibat hukum atas tindakan kejahatannya. Mungkin hanya tindakan berdasarkan hukum yang dapat menghentikan perbuatan tersebut, terutama bila korban dipisahkan dari pelaku incest. Sesudah itu, keduanya membutuhkan bimbingan, baik terpisah maupun bersama, agar tercapai jalan keluar. Gereja perlu memikirkan sumbangannya dalam bidang pelayanan ini dalam masyarakat kita.


Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Nyatakan pada orang yang anda layani, bahwa tindakannya menceritakan masalahnya adalah tepat. Kita adalah sahabatnya dan ingin menolong dia.
  2. Tegaskan bahwa walaupun dia sudah ternoda, tetapi dia tidak jahat atau hina. Dia dipaksa atau ditipu melakukan sesuatu yang merendahkan dirinya, dan mengalami kebingungan, tetapi tidak gila. Kejadian tersebut sangat salah, tetapi bukan tanggung jawabnya. Walaupun dia sudah diperlakukan salah, dia tidak perlu terus diancam dan tenggelam dalam perasaan-perasaan tak berdaya, kasihan diri dan ragu. Kita ingin menolongnya menemukan jalan keluar.
  3. Yakinkan dia bahwa Tuhan mengasihinya. Untuk Tuhan, dia mempunyai arti khusus, sama layaknya seperti orang lain. Allah sedemikian mengasihi dia sehingga Dia mengutus Anak-Nya, Yesus Kristus, untuk mati bagi dosa-dosanya. Jelaskan "Damai dengan Allah", .
  4. Anjurkan dia untuk mulai membaca Alkitab. Tawarkan Hidup dalam Kristus 17453 yang akan mengantar dia masuk dalam penelaahan Alkitab.
  5. Adakah pendeta yang dikenalnya dan dapat dihubunginya? Anjurkan dia untuk segera menceritakan masalahnya pada pendeta. Dia akan membantu. Dia perlu pula menceritakan masalahnya pada pembimbingnya di sekolah. Mungkin sulit dan membuat malu, tetapi penting untuk dilakukan.
  6. Berdoalah bersamanya, menyerahkan masalahnya kepada Tuhan. Sesudah berdoa, tegaskan ulang tentang perhatian dan kasih serta doa anda.

Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." (Ams 3:5,6)

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Fili 4:6,7)

"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1Pet 5:7)

"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan." (Mat 11:28,29)

"Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga."" (Mat 19:14)

"Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya. Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal." (Yes 26:3,4)

Bagian D: Sebelum dan Sesudah Menikah

Seks: Sebelum dan Sesudah Menikah
Latar Belakang
"Hubungan-hubungan seksual sebelum atau di luar nikah, selalu tidak benar . . . Alkitab menyalahkan segala macam hubungan seks di luar ikatan pernikahan. Kenyataan bahwa norma-norma seks dalam masyarakat makin kendor dan sikap terhadap kehidupan seks makin bebas, tidak berarti bahwa tindakan itu benar!"
_Selesai

Zaman kita ini bisa dijuluki sebagai zaman revolusi seks. Semangat yang tadinya ditandai oleh perlawanan terhadap norma Alkitab dan adat Timur, kini telah berubah menjadi genderang perang para penganjur kebebasan nafsu: "Lakukan apa saja yang kau anggap benar, sejauh itu tidak merugikan orang lain!" Gaya hidup ini dihias pula oleh penampilan menawan, seolah hidup demikianlah yang benar-benar bebas, dewasa, nikmat bahkan sehat.

Tetapi bila kita selidiki baik-baik, akan terlihat betapa ngeri dan jahat akibat-akibat yang ditimbulkannya. Kelahiran anak-anak di luar hukum, kepribadian yang hancur, perceraian, pengguguran kandungan dan berbagai penyakit kelamin yang sebagiannya tak akan mungkin lagi diperbaiki atau disembuhkan.

Secara jelas Allah melarang kelakuan seksual yang tak bertanggungjawab, untuk menghindarkan kita dari akibat-akibat yang membawa bencana. "Tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh ... Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya." (1Kor 6:13,18).

Allah menghakimi pelanggaran susila, tetapi Dia menawarkan kelepasan. Dalam 1Korintus 6:9-11, rasul Paulus menekankan bahwa tak seorang pelanggar susila pun yang akan mewarisi Kerajaan Allah. Tetapi dia juga menambahkan, "beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita." (1Kor 6:1,12).

Seperti halnya dengan dosa-dosa lain, Allah membereskan masalah pelanggaran susila melalui Salib.


Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Nyatakan kepadanya bahwa anda senang dapat melayani dia. Berusahalah menunjukkan bahwa anda memperhatikan dia dan tidak meremehkannya. Jangan menghakimi.
  2. Berusahalah mengerti masalahnya. Dengarkan dengan peka dan bertanyalah hanya untuk lebih mengerti masalahnya. Jangan menarik kesimpulan atau menyodorkan jalan keluar rohani apa pun, sebelum anda memperoleh gambaran yang lengkap.
  3. Tanyakan sikapnya terhadap seks. Perasaan-perasaannya itu akan menjelaskan mengapa dia demikian. Apa sebab-sebab dia terlibat dalam masalah tersebut? Merasa bersalahkah dia atas keterlibatan tersebut? Dosakah itu menurut anggapannya?
  4. Tanyakan apakah anda boleh membacakan bagian-bagian Firman Tuhan tentang seks sebelum atau di luar nikah; Tegaskan bahwa Alkitab adalah dasar yang layak dipercayai untuk masalah-masalah moral. Bacakan sebagian atau semua bagian Alkitab berikut: 1Korintus 6:13,15-20; Kisah 15:20; Efesus 5:3; Kolose 3:5 dan Keluaran 20:14.
  5. Dalam terang Firman Tuhan, tindakan immoralnya jelas tidak memperkenan Allah. Supaya berkenan kepada Dia. Dia harus bertobat dan membuang tindakan-tindakan tak bermoralnya. (Baca 1Korintus 6:9-11). Allah menghukum kelakuan tak bermoral, tetapi Dia mengasihi dan mau mengampuni kita, jika kita mengakui dosa kita dan dengan iman menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

    Jelaskan "Damai dengan Allah", .

  6. Tegaskan bahwa dia harus memutuskan hubungan-hubungan yang mendorongnya terlibat dalam pelanggaran moral. "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1Kor 15:33). Cara terbaik untuk memperoleh persahabatan yang akan menguatkan dia melawan pencobaan, adalah melibatkan diri dalam kehidupan gereja yang mementingkan Firman Tuhan. Dia harus berusaha menjadi seorang Kristen yang sungguh. Tidak adanya hubungan yang baik dengan Kristuslah, penyebab utama masalahnya ini.
  7. Anjurkan dia untuk menghubungi pendeta untuk mendapatkan kekuatan dan bimbingan. Untuk jangka waktu cukup lama, dia perlu bersedia dibimbing terus, agar benar-benar mengalami kebebasan dari pencobaan dan mulai berjalan dalam Tuhan.
  8. Berdoalah dengannya, agar dia mengalami cara bersikap baru dan menjalani kehidupan yang mempermuliakan Allah.

Jika dia seorang Kristen, jelaskan "Pemulihan", . Kemudian, sambil mengikuti langkah-langkah yang sudah dijelaskan di atas, anjurkan dia untuk membaca dan menelaah Firman Tuhan, agar sikap dan kehidupannya dibentuk sesuai Firman Tuhan. Sebagai seorang Kristen, dia harus terlibat penuh dalam gerejanya, dan mencari hubungan-hubungan yang akan menguatkan dia untuk melayani Kristus.


Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga la akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan . . . jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil." (1Yoh 1:9 dan 1Yoh 2:1)

"Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh." (1Kor 6:13)

"Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada Tuhan, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya." (Yes 55:7)

"Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat . . . Marilah, baiklah kita berperkara! -- firman Tuhan -- Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba." (Yes 1:16,18)

Bagian D: Surga

surga
Latar Belakang

Surga adalah suatu tempat yang disiapkan Allah untuk orang-orang yang ditebus-Nya (Yoh 14:1-6). Sebagaimana neraka adalah tempat kediaman akhir dari mereka yang hidup dan mati dalam dosa-dosa mereka, demikian juga surga adalah tempat kediaman akhir semua mereka yang telah ditebus oleh darah Kristus dan diperbaharui oleh Roh Kudus. Surga bukan "Negeri antah berantah nun di sana", tetapi adalah suatu tempat yang jelas ada dan tetap. Alkitab tidak menunjuk pada lokasinya, tetapi beberapa hal disebut:

Tempat Allah berdiam.
"Engkau juga mendengarnya di tempat kediaman-Mu di surga." (1Raj 8:30).

Kota Allah.
"Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem surgawi . . . " (Ibr 12:22).

Rumah Bapa-Ku.
"Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal." (Yoh 14:2).

Tempat Kristus ada dalam hadirat Allah.
"Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam surga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita." (Ibr 9:24).

Tempat kediaman para malaikat dan orang-orang kudus.
"Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di surga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga." (Mat 18:10). "Aku berkata kepadamu Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat." (Luk 15:10). "Dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang." (Kol 1:12).

Orang Kristen akan memasuki tempat penuh berkat ini pada saat kematiannya.
"Tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan." (2Kor 5:8).

Mereka yang ketika Tuhan datang kembali masih hidup, akan diangkat untuk bertemu Dia di angkasa.
"Sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan." (1Tes 4:17).

Surga adalah suatu "keadaan" kasih dan damai sempurna. Surga tidak lagi ditandai oleh noda-noda dan ketidaksempurnaan dunia serta tipu daya dan penyimpangannya. Surga adalah tempat penyembahan, pujian dan pelayanan, di mana umat tebusan Allah dibebaskan sempurna dari dosa oleh Dia yang akan menjadi sukacita mereka tanpa akhir.

"Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu." (Wahy 21:27, lihat juga Wahy 5:9-13).

"Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kamu tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia. sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya." (1Yoh 3:2).

"Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah." (1Kor 15:51,52).

Kita akan mengenali orang-orang yang kita kasihi, orang-orang kudus, yang sudah mati di dalam Kristus, dan akan bersekutu dengan tokoh-tokoh Alkitab. "Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." (Mat 17:3,4).

Kesempurnaan dan kemuliaan Surga, tak terlukiskan. "Tetapi yang kami beritakan ialah hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan telah disediakan Allah bagi kemuliaan kita . . . Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."" (1Kor 2:7,9).

"Surga adalah suatu tempat yang penghuninya bebas dari ketakutan dan ketidakamanan yang mewabahi dan menghantui kita dalam hidup masa kini. Di sana . . . tak kan ada lagi krisis energi . . . Kita akan bebas dari tekanan-tekanan ekonomi dan finansial yang membebani kita di sini, bebas dari bencana pribadi dan jasmani . . . Tidak akan ada lagi kegagalan . . . Hubungan kita dengan-Nya akan sedemikian akrab dan langsung. Datanglah segera hari mulia, ketika kita akan memasuki surga mulia itu."
_Selesai

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Untuk orang Kristen yang mencari keyakinan tentang surga dan kehidupan yang akan datang, jelaskan bahasan dalam Latar Belakang kepadanya. Mungkin dia ditinggal mati oleh orang yang dikasihinya; berusahalah simpatik dan pekalah pada Roh Kudus, saat anda berusaha menghibur dan menguatkan dia. "Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini." (1Tes 4:18). Pastikan bahwa dia sungguh seorang Kristen sejati yang siap masuk surga. Jelaskan "Damai dengan Allah", .
  2. Bagi yang bukan Kristen yang bertanya-tanya tentang hal-hal masa depan dan surga, jelaskan bahasan dalam Latar Belakang, sambil menambahkan dengan penjelasan tentang Kedatangan Yesus kedua kali. Jelaskan "Damai dengan Allah", .

Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu." (Wahy 21:4)

"Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus itu memang lebih baik." (Fili 1:21-23).

(Yohanes 14:14).

Bagian D: Takut

Takut
Latar Belakang

Pada umumnya, mengalami sedikit rasa takut, dapat dianggap wajar bahkan sehat. Perasaan itu timbul sebagai bukti adanya kesadaran atau kepekaan terhadap bahaya yang mengancam -- kepekaan itu adalah suatu mekanisme pertahanan diri. Mungkin ia akan muncul dalam bentuk debar jantung lebih keras, wajah memerah, telapak tangan berkeringat, ketika seseorang dipanggil ke muka kelas atau menjelang saat menyampaikan kata sambutan dalam suatu pertemuan. Takut bisa timbul sebagai reaksi atas keadaan yang sungguh terjadi atau yang hanya dibayangkan. Takut bisa muncul hebat secara mendadak, atau bisa juga mengganggu secara terus-menerus. Kebanyakan orang yang mengalami ketakutan, mempengaruhi orang lain dengan kekuatiran dan ketegangan mereka.

Pembimbing harus menunjukkan kasih dan berusaha menemukan akar ketakutannya, sambil menawarkan pertolongan yang Alkitabiah. Mungkin untuk menyelesaikan seluruh masalahnya, tidak bisa diselesaikan secara mudah dan cepat, tetapi kita bisa mengusulkan hubungan yang baik dengan Yesus Kristus, ketergantungan kepada Roh Kudus dan pemusatan kehidupan an di dalam Firman Allah sebagai langkah-langkah penting bagi penyelesaian masalah tersebut.

Bila Alkitab bicara tentang "takut akan Allah", atau "takutlah kepada Allah", tidak berarti bahwa Allah ingin agar kita mengkerut ngeri di hadapan-Nya karena takut dihukum, tetapi menunjukkan bahwa kita harus menunjukkan sikap hormat yang kudus dan percaya kepada-Nya. Salomo berkata, "Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian." (Ams 9:10). Takut akan Allah adalah takut (sikap percaya, menyembah dan menaklukkan diri) yang menyingkirkan segala jenis takut lainnya!

"Aku mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku." (Mazm 34:4).

"Menurut Yesus, kita tidak perlu takut, kita tidak boleh kuatir, kita tidak usah cemas, kita tidak usah gelisah. Alkitab menyatakan bahwa semua jenis takut tadi adalah dosa. "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu ... Janganlah gelisah dan gentar hatimu." (Yoh 14:27).
_Selesai

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
Untuk yang Bukan Kristen:

Jika orang yang anda layani adalah seorang bukan Kristen yang mengungkapkan rasa takut tak sehat pada Allah, disebabkan oleh rasa bersalah atau takut dihukum (hukuman kekal), mungkin anda sedang berhadapan dengan dosa yang belum dibereskan. Jalan keluarnya adalah "Damai dengan Allah", . Tegaskan:

  1. Allah mensucikan nurani kita. "Betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup?" (Ibr 9:14).
  2. Allah membebaskan dari takut akan hukuman kekal. "Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus." (Rom 8:1).

    Jelaskan "Kepastian"

    .
Untuk yang Kristen:
Jika orang tersebut Kristen yang takutnya disebabkan oleh kurang percaya diri atau merasa tidak mampu memenuhi standard hidup, jelaskan yang berikut:
  1. Allah tidak menuntut anda berhasil, tetapi menuntut anda menyukakan Dia! "Bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu." (Mazm 37:4).
  2. Belajarlah menerima kenyataan diri anda, tanpa membebani diri dengan tuntutan yang melebihi kemampuan. Paulus berkata: "Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia." (1Kor 15:10). "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahan kuasa-Ku menjadi sempurna." (2Kor 12:9).
  3. Jangan membandingkan diri anda dengan orang lain. Jadilah diri anda sendiri. "Memang kami tidak berani menggolongkan diri kepada atau membandingkan diri dengan orang-orang tertentu yang memujikan diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri dan membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah bodohnya mereka!" (2Kor 10:12).
  4. Allah telah memberikan segala hal yang perlu untuk membuat kita yakin. "Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." (2Tim 1:7).
  5. Gantungkanlah semua cita-cita tentang diri dan apa yang ingin anda lakukan, pada Allah. "Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." (Ams 3:5,6).
  6. Doakan secara jelas semua masalah ketakutan anda. "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Fili 4:6,7).

Jika orang yang anda layani adalah seorang Kristen yang merasa gelisah atau cemas terhadap ketidakpastian hidup dan masa depan, kuatkan hatinya dengan yang berikut:

  1. Tuhan memperhatikan kita.
    "Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku." (Yoh 10:14).

    "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yer 29:11).

  2. Dia menjanjikan:
    Penyertaan-Nya. "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibr 13:51) Pemeliharaan-Nya. "Dahulu Aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti." (Mazm 37:25).

    Perlindungan-Nya. "Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?" (Mazm 27:1).

  3. Tunjukkan bahwa kasih adalah lawan dari takut. "Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih." (1Yoh 4:18).
Jika yang anda layani adalah seorang Kristen yang takut bersaksi, kuatkan hatinya agar:
  1. Yakin sepenuhnya akan hubungannya dengan Kristus. "Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan." (2Tim 1:12).
  2. Mengambil tindakan moral penyerahan diri secara sadar, kepada Allah. "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati." (Rom 12:1).
  3. Percaya penuh bahwa Allah akan menyertai dia dan bekerja melaluinya. "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." (2Kor 12:9). "Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman Tuhan." (Yer 1:8).
  4. Setialah bersaksi melalui hal-hal kecil. Hayati hidup Kekristenan melalui perbuatan baik, memberi perhatian, doa syukur sebelum makan di tempat umum, dan sebagainya.
  5. Cari persahabatan yang membangun dari seorang Kristen dewasa, agar dapat bersaksi bersama. Keyakinan justru didapat jika seseorang ikut ambil bagian dalam kesaksian. "Rancangan terlaksana oleh pertimbangan." (Ams 20:18).
  6. Ikuti latihan penginjilan pribadi yang diadakan gereja atau badan-badan Kristen lainnya.
  7. Berdoalah agar Tuhan memberi belas kasihan yang besar pada orang-orang yang belum berKristus. "Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil." (1Kor 9:16).

Jika yang anda layani takut akan kematian, lihat uraian tentang Kematian


Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Janganlah takut sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau." (Yes 43:1,2)

"Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku." (Mazm 34:5)

"Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini adalah Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau: Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan." (Yes 41:10)

"Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak (Rom 8:15,16)

"Tetapi siapa mendengarkan aku, ia akan tinggal dengan aman, terlindung dari pada kedahsyatan malapetaka." (Ams 1:33)

Bagian D: Tritunggal

Tritunggal
Latar Belakang

Umat Kristen percaya akan Tritunggal Kudus, yaitu Allah yang Esa yang menyatakan diri dalam tiga Pribadi berbeda: Bapa, Putra dan Roh Kudus. Masing-masing berdiri sendiri, tetapi tidak bertindak sendiri-sendiri. Masing-masing memiliki Pribadi sendiri, tetapi selalu satu dalam tujuan, hakekat dan sifat. Akal manusia yang terbatas sulit menangkap misteri Allah; sesungguhnya itu harus diterima dengan iman. "Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia." (Ibr 11:6).

Pengakuan Iman Rasuli yang sudah berabad-abad diterima oleh Gereja segala abad menyatakan: "Aku percaya kepada Allah, Bapa yang Mahakuasa, Pencipta langit dan bumi; dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita, yang dikandung oleh Roh Kudus."

Demikianlah ada tiga Pribadi dalam KeAllahan; Bapa, Putra dan Roh Kudus; dan ketiganya ini adalah Allah yang Esa, satu Hakekat, setara dalam kuasa dan kemuliaan.

Karya Penebusan Allah tidak dapat dimengerti terpisah dari Tritunggal. Bapa mengutus Anak (Yoh 3:16); Anak memberi Diri-Nya sendiri (Gal 2:20); Bapa memberi Roh Kudus yang melahirkan kembali (Yoh 3:8).

Tidak ada satu pun ajaran-ajaran sesat seperti Saksi Yehovah, Ilmu Pengetahuan Kristen, Mormon, Spiritis, atau agama-agama lain yang menerima Tritunggal.


Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Hargai usahanya mencari kebenaran. Katakan bahwa anda senang bisa melayani dia, sebab Alkitab, Firman Allah, bicara jelas tentang fakta Tritunggal. Jelaskan bahasan dalam Latar Belakang tadi.
  2. Tantang dia untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Katakan kepadanya bahwa cara terbaik untuk mengerti Tritunggal adalah menerima dulu kehidupan kekal melalui Yesus Kristus. Jelaskan "Damai dengan Allah", 17750. Ayat Firman lainnya yang bisa membantu ialah: "Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia." (1Tim 2:5,6).
    Juga Titus 3:5; Yohanes 1:12 dan Yohanes 3:36.
  3. Jika orang tadi mengundang Kristus masuk ke dalam hidupnya, jelaskan "Kepastian", 17752 dan 17619, dan anjurkan dia melakukan hal-hal berikut:
    1. Tetapkan hati mengikut Kristus dengan sungguh-sungguh.
    2. Mulailah membaca dan mempelajari Firman Tuhan. Tawarkan Hidup dalam
    3. Libatkan diri dalam suatu gereja yang mementingkan Firman, yang di dalamnya dia dapat bersekutu, menyembah Tuhan, berdoa, bersaksi dan sebagainya. (lihat 2Tim 2:13).
  4. Berdoalah bersamanya agar dia setia mengiring Kristus dan memiliki pengertian jelas tentang Firman Tuhan.

Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

Alkitab membuat dukungan jelas terhadap keesaan dan keberbagaian dalam diri Pribadi Allah Tritunggal. Berikut ini adalah contoh, yang walaupun tidak lengkap, tetapi jelas menyatakan fakta ini.

Bapa:
Satu Allah dan Bapa 1Kor 8:6
Bapa dan Yesus Kristus, Tuhan kita Ef 1:3
Mahakuasa Ef 4:6
Tidak berubah Yak 1:17
Perencana penebusita Gal 1:3,4
Bapa orang benar 2Kor 6:17,18
Yesus Kristus Sang Putra:
Kekal sejak mulanya Yoh 1:1
Menjelma menjadi manusia Yoh 1:14
Perancang kasih karunia dan kebenaran Yoh 1:17
Putra Allah, Juruselamat kita Yoh 3:16
Bapa mengasihi Anak Yoh 3:35
Anak mengasihi Bapa Yoh 14:31
Anak dan Bapa, Satu adanya Yoh 10:30
Roh Kudus:
Allah adalah Roh Yoh 4:24
Penulis utama Alkitab 2Pet 1:21
Pemimpin ke dalam segala kebenaran Yoh 16:13
Diutus Bapa ke dalam dunia Yoh 14:26
Mendiami hati orang beriman Yoh 14:17
Meneguhkan bahwa kita adalah milik Allah Rom 8:16
Orang beriman dapat dipenuhi-Nya Kis 4:31
Tritunggal bersama-sama:
Yesus dibaptis; Roh Kudus turun ke atas-Nya; Bapa bersabda Mat 3:16,17
Orang-orang beriman, harus dibaptis dan dimuridkan di dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus Mat 28:18,19
Pelayanan unik Tritunggal dalam Penebusan:
Bagian karya BapaEf 1:3-6
Bagian karya AnakEf 1:6-12
Bagian karya Roh Kudus Ef 1:13,14

Bagian D: Yesus Kristus

Yesus Kristus
Latar Belakang

Yesus Kristus diakui sebagai pemimpin agama terbesar yang pernah hidup, manusia paling berpengaruh yang pernah ada di planet kita ini, dan memiliki keberadaan yang unik yang tak seorang pun dapat menyetarai-Nya.

Tetapi menganggap Kristus sekedar sebagai teladan hidup dan penganjur moral utama, tidak akan menyingkirkan perintang yang dibangkitkan oleh dunia yang tak percaya ini terhadap Kekristenan. Yang terutama harus dipertanyakan tentang sikap orang kepada-Nya ialah apa pendapat mereka tentang Diri-Nya dan Missi-Nya sepanjang masa kehidupan-Nya yang singkat di bumi ini. Kesimpulan kita ialah, tanpa Kristus tak ada Kekristenan; segala sesuatu berpusat pada Diri-Nya.

Tema utama Alkitab ialah Pribadi dan karya Yesus Kristus. Dia adalah Allah. Dia menjadi manusia, mati disalib, dan dikuburkan. Dia bangkit kembali dari antara orang mati. Dialah satu-satunya Juruselamat yang berkuasa untuk dunia ini. Dia akan datang kembali ke bumi ini. Jika hal-hal tadi kita singkirkan dari Alkitab, hilanglah seluruh kerangka pemersatu dan pelestari Kekristenan.

YESUS KRISTUS ADALAH ALLAH:
KeAllahan adalah satu-satunya penjelasan atas keadaan Diri-Nya dan semua kelakuan-Nya.
  1. Dia praada bersama Bapa. "Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan." (Yoh 1:2,3) (Lihat juga Yoh 17:5 dan Kol 1:17).
  2. Dia adalah Putra Allah.
    1. Musuh-musuh-Nya mengakui: "Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah." (Yoh 5:18).
    2. Petrus mengakui: "Kami telah percaya dan tahu bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah." (Yoh 6:69).
    3. Yesus menandaskan: "Aku dan Bapa adalah satu." (Yoh 10:30).
  3. Dia, seperti hanya Allah saja, tidak berdosa.
    1. Yesus menantang musuh-musuh-Nya: "Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa?" (Yoh 8:46).
    2. Petrus menyaksikan: " . . . karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya." (1Pet 2:21,22).
    3. Paulus menegaskan: "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." (2Kor 5:21).
  4. Dia, seperti hanya Allah saja, dapat mengampuni dosa.
    1. Ahli Taurat berkata: "Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" (Mr 2:7).
    2. Yesus berkata: "Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa . . . " (Mat 9:6, juga Yoh 8:11).
    3. Petrus menulis: "Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran." (1Pet 2:24).
  5. Dia membuat banyak perbuatan ajaib.
    1. Dia menyembuhkan orang sakit: Mat 8:9-13; Luk 4:31-44; 5:12-15; Yoh 4:43-5:16 dan lain-lain.
    2. Dia memberi makan orang yang lapar: Yoh 6:1-15,25-59; Mr 8:1-13, dsb.
    3. Dia membangkitkan orang mati: Luk 7:11-18; Yoh 11:1-46.
YESUS KRISTUS MENJADI MANUSIA:

"Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, . . . penuh kasih karunia dan kebenaran." (Yoh 1:14 juga Fili 2:7,8).

  1. Kelahiran-Nya yang ajaib sudah dinubuatkan 800 tahun sebelum kedatangan-Nya: "Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel." (Yes 7:14).
  2. Secara terinci nubuat tadi digenapi: "Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai dia Yesus."" (Luk 1:30,31).
  3. Yesus menunjukkan ciri-ciri hidup manusia:
    Dia menjadi letih (Yoh 4:6).
    Dia haus (Yoh 19:28),
    Dia makan (Luk 24:40-43),
    Dia memiliki perasaan (Mr 6:34),
    Dia menangis (Yoh 11:35),
    Dia dicobai (Ibr 4:15),
    dan Dia mati (Yoh 19:30).
YESUS KRISTUS MELAKSANAKAN PEKERJAAN-PEKERJAAN BAPA-NYA:
  1. Dia mati di Salib. Ini adalah tema dasar dalam Injil.
    1. Fakta kematian-Nya -- Seperempat isi Injil ditujukan pada Penderitaan dan Kebangkitan-Nya.
      1. Dia datang ke dunia untuk maksud tersebut (Yoh 12:27).
      2. Kematian-Nya telah dinubuatkan ratusan tahun sebelum Dia datang (Yes 53:3-8).
    2. Makna kematian-Nya.
      1. Korban tebusan bagi dosa (Mat 20:28; Rom 3:24; 1Pet 1:18).
      2. Untuk membayar upah dosa kita (Rom 3:24; 1Yoh 2:2; 4:10). Manusia adalah sasaran murka Allah, karena pemberontakan dan dosa, tetapi Allah mengambil prakarsa mencurahkan murka-Nya dengan mengutus Anak-Nya ke Golgota.
      3. Inilah pendamaian. Permusuhan antara kita dan Allah telah diakhiri (Rom 5:10), dan kita dipulihkan kepada Allah (2Kor 5:18,19).
      4. Inilah penggantian: Dia mati di tempat kita (1Pet 3:18; 2Kor 5:21).
      5. Ringkasnya, masalah dosa sudah dibereskan sempurna oleh-Nya (1Pet 2:24; Ibr 9:26; 10:12).
  2. Dia bangkit dari kematian: Ini merupakan hal yang unik dan mendasar dalam Kekristenan.
    1. Kenyataan kebangkitan (Yoh 20:1-10; 1Kor 15:4).
    2. Kebangkitan dapat dipercaya, karena:
      1. Yesus sudah menubuatkannya: Mat 13:39-41; Luk 24:1-7.
      2. Kubur-Nya kosong: Yoh 20:11-13.
      3. Banyak saksi menyaksikan Dia hidup kembali: para wanita (Luk 23:55,56), Maria Magdalena (Yoh 20:1,2,11-18); Petrus dan murid-murid lain (Yoh 20:3-9,19,20,24-31; 21:1-14).
HASIL-HASIL PEKERJAAN-NYA:
  1. Dia kembali kepada Bapa (Luk 24:49-53; Kis 1:6-11).
  2. Dia menjadi Pengantara kekal kita (1Tim 2:5; Ibr 8:6; 1Yoh 2:1).
  3. Dia adalah Juruselamat kita: "Engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." (Mat 1:21). "Dialah yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima pengampunan dosa." (Kis 5:31).
    1. Dialah satu-satunya Juruselamat. "Keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang oleh-Nya kita dapat diselamatkan." (Kis 4:12).
    2. Dia Juruselamat yang sempurna. "Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka." (Ibr. 7:25).
    3. Dia adalah Juruselamat pribadi. "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan." "Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan." (Rom 10:9,10).
PUNCAK PEKERJAAN-NYA:
  1. Dia akan datang kembali ke bumi ini (Kis 1:11; Ibr 10:37; Yoh 14:3).
  2. Orang beriman dalam Kristus, akan menerima kebangkitan tubuh untuk memulai suatu kehidupan yang baru dan tak berakhir (1Tes 4:17-18; 1Kor 15:51-58).
  3. Dia akan memerintah sebagai Raja atas segala raja, Tuhan atas segala yang dipertuan atas ciptaan baru-Nya (2Pet 3:10-13; Wahy 22:3-5).

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
Respon terpenting yang dapat kita buat terhadap Yesus Kristus dan pernyataan-pernyataan-Nya ialah:
  1. Menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat . . . Tanyakan apakah dia sudah melakukan hal ini. Jelaskan "Damai dengan Allah", .
  2. Nobatkan Dia menjadi Tuhan hidup kita. "Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku." (Mat 15:8). "Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Rom 12:1,2).
  3. Bersaksilah bagi-Nya sesuai perintah-Nya. "Apa yang telah kami lihat dan kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus." (1Yoh 1:3). "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." (Kis 1:8).
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
KeAllahan-Nya:
Yoh 1:1-3; Yoh 17:5; Yoh 8:56-59; Yoh 10:30-33;
Kol 1:15-19; Kol 2:8,9; Fili 2:6-11; Wahy 5:12-14.
Kemanusiaan-Nya:
Yoh 1:14; Fili 2:5-8; Yoh 10:30; 1Yoh 1:1-4; Luk 1:30-33;
Mat 1:18; Ibr 4:5; Mr 6:34; Yoh 11:35; Yoh 19:28; Luk 24:40-43.
Kematian-Nya:
Mat 27:32-56; Mr 20:47; Luk 23:26-49; Yoh 19:1-42; 2Kor 5:21;
1Pet 1:18-19; 2:22-24; Yes 53:1-12; 1Yoh 3:5-8; 1Kor 15:24.
Kebangkitan-Nya:
Mat 28:1-20; Mr 16:1-20; Luk 24:1-53;
Yoh 20:1-31 dan Yoh 21:1-25;
Kis 2:24-36; 1Kor 15:1-58; Gal 2:20; Rom 10:9,10;
1Tes 1:10; 1Pet 1:19-21.
Kedatangan-Nya kedua kali:
1Tes 4:13-18; 2Tes 2:1-11; 1Kor 15:51-57; Yoh 14:1-6;
Kis 1:11; Mat 24:30; Wahy 1:7; Yoh 21:23; Mat 24:42-44;
1Yoh 3:2,3.

Alat Bantu Pelayanan: Damai dengan Allah

Damai dengan Allah (Traktat)

Pegangan:
DAMAI DENGAN ALLAH
(dalam Empat Langkah)

CATATAN: Jika orang yang Anda layani sudah siap untuk menerima Kristus, lewati saja keempat penjelasan di bawah ini, langsung ke bagian yang ditandai dengan bintang.

1. RENCANA ALLAH -- DAMAI SEJAHTERA DAN HIDUP
Allah mengasihi Anda dan ingin Anda mengalami damai dan kehidupan-Nya.
Alkitab berkata . . . "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yoh 3:16)
 2. MASALAH MANUSIA -- KETERPISAHAN
 Damai dengan Allah tidak terjadi              
 dengan sendirinya, karena sifat Anda          
 telah membuat Anda terpisah dari Allah.       
                                               
    Alkitab berkata . . . "Karena semua   
    orang telah berbuat dosa dan               
    telah kehilangan kemuliaan Allah."    
                      (Rom 3:23)  
 
             |perbuatan| 
      -----------baik---     ---------
               |        .    | 
       MANUSIA | AGAMA   .   | ALLAH
      (berdosa)| FILSAFAT .  |(Kudus)
               | MORAL     . | 
               |            .| 


                                               

 3. JALAN KELUAR DARI ALLAH -- SALIB 
 Kasih Allah menjembatani jurang yang       
 memisahkan Allah dan Anda. Ketika          
 Yesus Kristus mati di Salib dan bangkit    
 kembali dari kubur, Dia telah              
 membayar hukuman atas dosa-dosa Anda.      
                                            
    Alkitab berkata . . . "Ia sendiri  
    telah memikul dosa kita di dalam        
    tubuh-Nya di kayu salib . . . "    
                      (1Pet 2:24)

               .---.      
               |   |             
  --------..---'   '---..------- 
          ||  KRISTUS  ||        
  MANUSIA |'---.   .---'| ALLAH  
 (berdosa)|    |   |    |(Kudus) 
          |    |   |    |        
          |    |   |    |   
          |    |   |    |        
          |    '---'    |   
                     
 4. TANGGAPAN MANUSIA -- MENERIMA KRISTUS
 Anda menyeberang masuk ke              
 dalam keluarga Allah ketika            
 Anda menerima Kristus dengan           
 mengundang Dia secara pribadi.         
 
                                        
    Alkitab berkata... "Tetapi     
    semua orang yang menerima-Nya       
    diberi-Nya kuasa supaya menjadi     
    anak-anak Allah, yaitu mereka       
    yang percaya dalam nama-Nya."  
              (1Yoh 1:12)  

            .--> ----------->--.        
            |      .---.       |        
            |      |   |       |        
   ----->----------'   '----------->---                                      
      MANUSIA  |  KRISTUS  |  ALLAH     
          Dosa |---.   .---| Pengampunan
  Keterpisahan |   |   |   | Damai      
     Frustrasi |   |   |   | Hidup ber- 
 Rasa bersalah |   |   |   | kelimpahan 
  Tiada tujuan |   |   |   | Hidup kekal
               |   '---'   |         

**

Untuk menerima Kristus, Anda perlu melakukan empat hal:

  1. MENGAKUI -kebutuhan rohani Anda, "Aku seorang berdosa".
  2. BERTOBAT -dan sedia meninggalkan dosa-dosa Anda.
  3. PERCAYA -bahwa Yesus Kristus telah mati untuk Anda di salib.
  4. MENERIMA -Yesus Kristus masuk dalam hati dan hidup Anda, melalui doa.

Alkitab berkata (ucapan Kristus sendiri)... "Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu. Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku."

(Wahy 3:20)

"... barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan."

(Rom 10:13)

BAGAIMANA BERDOA:
Tuhan Yesus,
Aku sadar aku seorang berdosa. Aku percaya Engkau telah mati bagi dosa-dosaku. Sekarang juga, aku berpaling dari dosa-dosaku dan membuka pintu hati dan kehidupanku. Aku menerima-Mu sebagai Tuhan dan Juruselamatku pribadi. Terima kasih atas penyelamatan-Mu ini.
Amin.

** Sesudah membimbing orang yang Anda layani dengan doa di atas, teguhkan dirinya dengan menjelaskan 17751 berikut ini.

**

[Juga; untuk keterangan/tambahan tentang bagimana memakai bahan ini, "DAMAI DENGAN ALLAH", silahkan baca tentang Menyaksikan Kristus dan Lihat illustrasi "Jembatan Menuju Hidup" . --YLSA

Alat Bantu Pelayanan: Meneguhkan Keputusan untuk Menerima Kristus

Pegangan:
Meneguhkan Keputusan untuk Menerima Kristus

Anda telah berdoa, menyerahkan hidup pada Kristus. Menurut Alkitab, apa yang terjadi?

1. ANDA SELAMAT:

Yesus berkata . . . "Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku; ia akan selamat . . . "

(Yoh 10:9)

Apa yang Yesus katakan tentang Diri-Nya? Akulah __________ (ke hidup kekal).

Apa yang akan terjadi bila seseorang masuk (menerima) Kristus? Dia akan ________ ______________.

Alkitab berkata . . . "Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan akan makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. "

(Wahy 3:20).

Alkitab berkata . . . "Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. "

(Rom 10:13)

2. ANDA MENJADI ANAK ALLAH:

Alkitab berkata . . . "Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya."
(Yoh 1:12)

Apa yang terjadi ketika Anda menerima Dia? Aku menjadi _________________________.

3. ANDA MEMILIKI HIDUP KEKAL:
Alkitab berkata . . . "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal ." (Yoh 3:16)

Kini, sesudah Anda percaya akan Yesus Kristus, keyakinan apa yang Anda miliki?
Aku memiliki ____________________________

Sebagai kesimpulan, tegaskan pertanyaan dan jawaban berikut:

Bagaimana Anda tahu... Aku tahu karena...
Anda selamat? => Allah mengatakannya... dalam Firman-Nya
Anda menjadi anak Allah? => Aku mempercayainya... dalam hatiku
Anda memiliki hidup kekal? => maka yakinlah aku.

Sesudah Anda melayani soal keyakinan tadi, tunjukkan langkah-langkah tindak lanjut berikut:

  1. Teguhkan sikap iman Anda dalam Yesus Kristus. Saksikan tentang keputusan Anda itu pada orang lain.
  2. Baca dan pelajarilah Alkitab.
  3. Berdoalah setiap hari.
  4. Libatkan diri Anda ke dalam ibadah, persekutuan dan pelayanan di salah satu gereja yang mementingkan Firman Tuhan.
  5. Bacalah buku "Hidup dalam Kristus" .

Alat Bantu Pelayanan: Mendapatkan Kepastian Keselamatan

Pegangan:
Mendapatkan Keselamatan

(Untuk orang yang telah menerima Kristus, namun mengalami keraguan)

PEGANG JANJI-JANJI BERIKUT

1. Alkitab berkata... "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal . "
(Yoh 3:16)

Apa yang Anda berikan agar hidup kekal dapat kita terima? ______________

Apa yang harus Anda lakukan untuk memiliki hidup kekal? ________________________________

Apa yang Allah janjikan untuk Anda? ____________________________

2. Alkitab berkata . . . "Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal ."

(1Yoh 5:12,13)

Jika Anda percaya akan Kristus, apa yang pasti Anda dapat ketahui? Aku memiliki ____________________________

3. Alkitab berkata... "Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku . Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa ."
(Yoh 10:27-29)

Anda dijanjikan apa?
  1. Aku memberikan ____________________________ kepada mereka.
  2. Dan mereka pasti ______________________________.
  3. Dan seorangpun __________________ mereka dari ________________.
  4. Dan seorangpun ___________________ mereka dari ________________.

Sebagai kesimpulan, tegaskan pertanyaan dan jawaban berikut:

Bagaimana Anda tahu... Aku tahu karena...
Anda memiliki hidup kekal? => Allah mengatakannya... dalam Firman-Nya
Anda tidak akan binasa? => Aku mempercayainya... dalam hatiku
Anda aman dalam tangan Allah?=> maka yakinlah aku.

Sesudah menjelaskan soal kepastian keselamatan tadi, tunjukkan langkah-langkah tindak lanjut berikut:

  1. Mantapkan posisi Anda dalam Yesus Kristus; jadikan hidup Anda berharga. Ceritakan tentang keputusan Anda itu pada orang lain.
  2. Baca dan pelajarilah Alkitab Anda.
  3. Berdoalah setiap hari.
  4. Libatkan diri Anda dalam ibadah, persekutuan dan pelayanan di salah satu gereja yang mementingkan Alkitab.
  5. Baca buku "Hidup dalam Kristus" .

Alat Bantu Pelayanan: Mencari Keampunan dan Pemulihan

Pegangan:
Mencari Keampunan dan Pemulihan

(Bagi orang yang sudah menerima Kristus, namun undur dari-Nya dan kini mencari keampunan.)

1. BERTOBATLAH DAN AKUI DOSA KEPADA ALLAH

Alkitab berkata . . . "Jika kita mengaku dosakita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan."
(1Yoh 1:9)

Apa yang harus kita lakukan agar dapat diampuni? ____________________________.

Menurut Allah, apa yang akan Dia lakukan, bila kita mengakui dosa kita? ______________________________________________.

Mengakui berarti "setuju" dengan Allah bahwa... Aku berdusta, aku menipu, aku tidak ramah, aku kehilangan kontrol. Sekarang juga berterus-teranglah pada Allah... Akui dosa-dosa Anda kepada-Nya.

                                                          .-----------
                          --------------------------------' DAMAI
                           - -> Jalan ALLAH - - > - -.- - ->KESUKAAN
                          -----------. ^ .---------. . .--. KEPENUHAN
 CATATAN:                            | | |  JALAN  | . |  | HIDUP
 Dosa membuat kita menyimpang        | | `Pemulihan' . |  `-----------
 dari JALAN Allah dan menyebabkan    | `-<- - -<- - -. `--------------
 kita tersesat. Pengakuan membawa  | Pengakuan     . JALAN Manusia
 kita balik ke JALAN Allah menuju    `------------.  `-> Frustrasi..
 damai sejahtera dan sukacita.                    |   Keterasingan..
                                                  | Rasa bersalah...
                                                  `------------------- 
2. KETETAPAN MEMBUANG DOSA YANG DISADARI

Alkitab berkata, "Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi."
(Ams 28:13)

Apa yang terjadi jika kita mengakui dosa-dosa kita?
Kita ___________________________________.

Sesudah mengakui, kita harus ________________________ dosa-dosa kita.

3. PERBAIKI KESALAHAN

Bukan saja kita harus mengakui dan meninggalkan dosa-dosa kita, tetapi penting sekali kita memperbaiki segala hal dengan mereka yang kepada siapa kita telah bersalah.

Alkitab berkata . . . "Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia." (Kis 24:16)
4. PEMBAHARUAN PERSEKUTUAN MERUPAKAN AKIBATNYA

Alkitab berkata . . . "Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa."
(1Yoh 1:7)

"Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus."
(1Yoh 1:3)

Sebagai kesimpulan, tegaskan pertanyaan dan jawaban berikut:

Bagaimana Anda tahu . . . Aku tahu karena . . .
Anda telah diampuni? =>Allah mengatakannya. . . dalam Firman-Nya
Anda telah disucikan? => Aku mempercayainya . . . dalam hatiku
Anda telah dipulihkan? => maka yakinlah aku.

Sesudah membimbing orang yang Anda layani mengalami pemulihan rohani, tunjukkan langkah-langkah tindak lanjut berikut:

  1. Kini sesudah persekutuan Anda dengan Kristus dipulihkan, mantapkanlah keputusan tersebut. Ceritakan keputusan Anda itu kepada seseorang.
  2. Baca dan pelajari Firman Tuhan dengan setia.
  3. Berdoalah setiap hari.
  4. Libatkan diri dalam ibadah, persekutuan dan pelayanan di salah satu gereja yang mementingkan Alkitab.
  5. Bacalah buku "Hidup dalam Kristus" .

Alat Bantu Pelayanan: Orang yang Tidak Jelas Hubungannya dengan Kristus

Pegangan:
Orang yang Tidak Jelas Hubungannya dengan Kristus

Mulailah dengan pertanyaan dasar:
"Sudah pernahkah, sekali dalam hidup Anda, Anda mempercayakan diri pada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi?"

  1. Jika jawabannya YA, minta dia mengisahkannya supaya Anda dapat menentukan di mana sebenarnya dia berada.
    1. Jika Anda merasa dia telah mengambil keputusan tersebut, namun tidak pasti, kembalilah ke pokok "Kepastian Keselamatan"
    2. Jika nampak keputusannya memang sudah mantap, mungkin dia membutuhkan bantuan dalam kerohaniannya. Kembalilah ke pokok "Keampunan dan Pemulihan"
  2. Jika jawabannya BELUM, jelaskan "Damai dengan Allah" kepadanya.
  3. Jika jawabannya Tidak Jelas: "Aku ragu-ragu", "Aku tidak pasti," tanyakan:

    "Jika sebentar malam Anda meninggal dunia, akan ke surgakah Anda?"

    1. Jika dia tidak tahu, jelaskan "Damai dengan Allah"
    2. Jika dia percaya bahwa dia akan ke surga, jelaskan "Kepastian Keselamatan"
    3. Jika dia masih juga ragu, misalnya dengan berkata "Aku masih rajin ke gereja," atau "Aku berusaha sekuat mungkin," atau "Aku ingin menjadi orang baik," katakanlah kepadanya:
      1. Akan kujelaskan pada Anda, bagaimana Anda dapat yakin bahwa Anda akan masuk surga jika Anda meninggal malam ini.
      2. Lalu jelaskan padanya "Damai dengan Allah"
  4. Akhiri selalu pembicaraan Anda dengan DOA. Jangan lupa, tawarkan padanya buku "Hidup dalam Kristus" : yang akan membantu kehidupan Kristen dan kesaksiannya.

Lampiran: Tujuh Pertanyaan Dasar (7 bagian)

Tujuh Pertanyaan dasar
oleh: Paul Little
1. Bagaimana dengan orang di luar Kristus?
2. Apakah Kristus satu-satunya jalan kepada Allah?
3. Mengapa orang yang tak bersalah menderita?
4. Mungkinkah terjadi mujizat?
5. Bukankah Alkitab banyak mengandung kesalahan?
6. Bukankah pengalaman Kristen hanya soal kejiwaan?
7. Bukankah hidup yang bermoral dapat membawa saya ke Surga?

Pegangan:
1. Bagaimana dengan orang di luar Kristus?

"Bagaimana dengan orang-orang yang belum pernah mendengar tentang Yesus Kristus? Apakah akan dihukum ke neraka?" Hal-hal tertentu hanya diketahui oleh Allah saja (Ulangan 29:29). Dalam hal-hal tertentu Allah tidak mengungkapkan seluruh rencana-Nya. Walau demikian, tentang pertanyaan tadi, Firman Tuhan memberikan beberapa petunjuk yang perlu kita ingat.

  1. Allah adalah adil. Apa pun yang akan Ia lakukan terhadap orang yang belum pernah mendengar Yesus Kristus adalah adil.
  2. Tidak seorang pun akan dihukum karena menolak Yesus Kristus yang belum pernah didengarnya; sebaliknya ia akan dihukum karena melanggar pengertian moralnya sendiri, baik tinggi ataupun rendah. Seluruh dunia -- setiap orang, entah ia sudah mendengar tentang 10 hukum atau belum, ada di dalam dosa. Roma 2 (Roma 2:1-29) menjelaskan bahwa setiap orang mempunyai semacam pedoman, dan dalam setiap kebudayaan, secara sadar orang melanggar pedoman yang mereka punya. (Roma 2:12-16).
  3. Firman Tuhan menunjukkan bahwa setiap manusia mempunyai cukup petunjuk tentang adanya Allah melalui ciptaan (Roma 1:19,20 "sehingga mereka tidak dapat berdalih"). Mazmur 19:1-14 mendukung fakta ini. Matius 7:7-11 dan Yeremia 29:13 sama menyatakan bahwa jika seseorang bertindak sesuai dengan kebenaran yang diketahuinya dan mencari Allah, Allah akan memberinya kesempatan untuk mendengar kebenaran tentang Yesus Kristus.
  4. Tidak ada petunjuk Alkitab bahwa manusia dapat diselamatkan di luar Yesus Kristus (Yohanes 14:6). Hanya Dia yang menebus dosadosa kita. Dialah satu-satunya jembatan yang menjembatani jurang yang memisahkan kemungkinan tertinggi usaha manusia dari ukuran kekudusan Allah yang tidak terbatas (Kisah 4:12). Kita, yang menyebut diri Kristen, harus berusaha supaya yang belum mendengar Injil boleh mendengarnya.
  5. Alkitab berbicara sangat jelas tentang penghakiman bagi mereka yang sudah mendengar Injil. Di hadapan Allah, bukan tentang kekafirannya, tetapi pertanggungan jawab atas sikapnya pribadi terhadap Yesus Kristus yang akan dihakimi. Biasanya seseorang bertanya tentang masalah ini sebagai jalan untuk mengelak dari tanggung jawabnya pribadi. Kita perlu menjawab pertanyaan ini. Tetapi menjelang akhir percakapan itu, kita harus soroti dirinya dan tanggung jawabnya. Sikap apa yang akan dia ambil terhadap Yesus Kristus?

Pegangan:
2. Apakah Kristus satu-satunya jalan kepada Allah?

Baik kejujuran maupun kesungguhan beriman tak dapat menciptakan kebenaran. Iman tidak lebih sah daripada obyek yang kepadanya iman disandarkan. Masalah utamanya adalah masalah kebenaran. Misalnya ada agama yang bidang moral dan etikanya sangat mirip dengan Kristen, tetapi keduanya sangat bertentangan tentang satu masalah penting. "Siapakah Yesus Kristus?" Ada yang menyangkal bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah. Kedua paham iman ini tak dapat sekaligus bersama-sama benar. Pasti yang satu benar; yang lain tidak benar. Jika pokok dasar Kekristenan salah, iman kita tidak berarti.

Masalah tadi mengandung beberapa aspek emosional. Orang-orang Kristen tidak fanatik, picik atau tekebur waktu mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan kepada Allah. Orang-orang Kristen tidak punya pilihan lain karena Yesus Kristus sendiri yang berkata demikian. Kita berhadapan dengan kebenaran yang sampai kepada kita lewat penyataan, melalui campur tangan Allah di dalam Kristus, ke dalam sejarah umat manusia.

Beberapa peraturan dan hukumnya ditetapkan melalui persetujuan bersama. Misalnya melanggar lalu lintas terkena tilang. Tetapi dalam beberapa aspek hidup lainnya, seperti hukum alam, tidak terjadi karena penetapan bersama. Hukum gaya tarik bumi adalah salah satu hukum yang demikian. Dalam wilayah moral, seperti halnya alam, ada hukum-hukum yang tidak ditetapkan bersama. Kita mengetahui adanya hukum-hukum ini dari yang Allah nyatakan yaitu fakta-fakta yang memang berlaku di dalam hukum alam semesta ini. Bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan kepada Allah adalah fakta yang Allah nyatakan berlaku dalam hukum rohani.

Pegangan:
3. Mengapa orang yang tak bersalah menderita?

Jika Allah Maha Baik dan Maha Kuasa, mengapa orang yang tak bersalah menderita? Di sini kita harus mengakui ketidaktahuan kita. Kita tidak mempunyai penjelasan lengkap tentang asal dan masalah kejahatan, karena Allah hanya menyatakan sebagian kepada kita. Allah menciptakan alam semesta yang sempurna; manusia, melalui kehendak bebasnya, memilih untuk tidak taat. Kejahatan masuk ke dunia melalui ketidaktaatan manusia. Karena manusia tidak taat dan melanggar hukum Allah, kejahatan masuk ke dunia.

Kita seharusnya tidak meringankan hadirnya kejahatan dalam setiap kita. Jika Allah menghakimi kita, tak seorang pun dari kita akan terluput dari hukuman. Seandainya Allah menetapkan, "Tengah malam ini semua kejahatan akan dilenyapkan dari dunia ini." Siapakah di antara kita yang masih ada pada pukul 01.00 pagi harinya?

Setelah melihat masalah pribadi manusia dengan kejahatan, perlu kita tahu bahwa Allah sudah melakukan segala yang diperlukan untuk menyelesaikan persoalan itu. Ia datang ke dalam sejarah manusia dalam Tuhan Yesus Kristus, dan Kristus mati untuk menyelesaikan masalah ini. Setiap pribadi yang mau menyambut-Nya, menerima kasih-Nya, anugerah dan pengampunan dalam Yesus Kristus. Tak ada gunanya kita berspekulasi tentang masalah kejahatan. Masalah yang kita hadapi adalah fakta kejahatan itu. Pemecahan satu-satunya bagi fakta ini adalah Anak Allah, Yesus Kristus.


Pegangan:
4. Mungkinkah terjadi mujizat?

"Mungkinkah terjadi mujizat? Dalam zaman kemajuan ini, bagaimana seorang pandai yang mengerti tentang keteraturan alam ini dapat mempercayai adanya mujizat?" Masalah sesungguhnya di sini ialah adakah Allah atau tidak. Kalau Allah ada, maka mujizat adalah logis dan tidak bertentangan dengan akal. Allah adalah Allah yang Maha Kuasa. Ia dapat dan sedang terlibat dalam dunia yang diciptakan-Nya.

"Bagaimana saya tahu bahwa Allah ada?" Sejarah mencatat banyak usaha untuk membuktikan keberadaan Allah. Tentu saja, ada pula bukti-bukti yang dapat dipakai untuk menyanggahnya. Jadi "bukti-bukti" tadi paling banyak hanya dianggap sebagai petunjuk, bukan sebagai kesimpulan akhir.

Petunjuk terbesar keberadaan Allah adalah kedatangan-Nya masuk ke dalam sejarah manusia. Saya tahu Allah ada, bukan karena semua argumen filsafat, tetapi karena Ia datang dalam sejarah manusia dalam Yesus Kristus dan saya sudah bertemu dengan-Nya secara pribadi. Jawaban kita mulai dengan Dia. Pernyataan-pernyataan-Nya dapat dipercaya. Dukungan paling kuat adalah fakta bahwa Ia bangkit dari kematian. Cara terbaik untuk mempertahankan iman Kristen ketika kita membimbing orang untuk mengerti dasar logis Kekristenan, adalah dengan mengajak dia memikirkan pilihan-pilihan yang ada. Satu cara untuk merangsang pemikirannya adalah menanyakan, "Yang mana dari 3 kemungkinan tentang Yesus Kristus yang anda yakini, jika anda tidak percaya bahwa Ia adalah kebenaran?" Hanya ada 4 kemungkinan kesimpulan tentang Yesus Kristus dan penyataan-Nya. Entah Dia pembohong, gila, dongeng atau kebenaran itu sendiri.

Pembohong. Kebanyakan orang menerima Yesus sebagai Guru dan filsuf moral yang agung. Mengatakan Ia seorang pembohong berarti bertentangan dengan pendapat di atas.

Orang gila. Dikira-Nya tindakan-Nya benar, padahal sebenarnya ia mengidap sakit jiwa yang membuatnya berkhayal bahwa diri-Nya besar. Menganggap Dia menderita paranoia, tidak sesuai dengan ciri kepribadian Yesus Kristus. Keseimbangan dan ketenangan yang ditunjukkan-Nya, tidak sesuai dengan ciri orang yang menderita gangguan paranoia.

. Legenda. Ia tidak pernah menyatakan pernyataan-pernyataan yang dianggap berasal dari Dia. Itu dilakukan oleh pengikut-pengikut yang fanatik. Arkheologi modern, membuat teori ini sulit dipertahankan. Penemuan-penemuan terakhir meneguhkan bahwa dokumen-dokumen Perjanjian Baru ditulis oleh orang yang hidup sezaman dengan Yesus Kristus. Untuk mengembangkan sebuah legenda perlu waktu yang lebih lama.

Pokok-pokok pikiran tadi perlu kita ajukan kepada orang yang mengambil posisi pertimbangan materialis, yang berdasarkan pra-anggapan rasionalis yang tidak mempercayai hal-hal adhi-kodrati, menolak mujizat keluar dari kemungkinan. Bila seseorang mulai dengan pra-anggapan ini, bukti sebanyak apa pun tak akan meyakinkan dia tentang kebenaran. Jika anda mulai dengan menyangkal kemungkinan adanya mujizat, bukti apa lagi akan meyakinkan anda bahwa sebuah mujizat sudah terjadi? Kristus berhadapan dengan masalah ini dalam Lukas 16:28-31. Prinsip tersebut masih berlaku. Data yang kita miliki mengenai kunjungan Allah ke bumi ini adalah dasar yang cukup bagi kita untuk percaya. Kalau bukti ini ditolak, tidak ada bukti lain yang bisa meyakinkannya.

Pegangan:
5. Bukankah Alkitab banyak mengandung kesalahan?

"Bagaimana anda menyelaraskan iman dengan fakta bahwa Alkitab begitu penuh dengan kesalahan?" Kelayakan Alkitab dipertanyakan di sini. Pertama, tanyakan kesalahan khusus mana yang dipikirkannya. Sebagian besar penanya tidak punya contoh yang jelas. Jika seseorang punya masalah khusus dan anda tidak dapat menjawab, jangan panik. Sebaliknya senyumlah dan katakan padanya, "saya belum dapat menjawab pertanyaan itu; tetapi saya senang mencarikannya untuk anda." Jika seseorang belum pernah membaca Alkitab, ini satu petunjuk nyata dari ketidakjujurannya mengajukan pertanyaan itu. Tetapi jangan menekankan hal ini kepadanya jangan pula mentertawakan atau mempermainkan seseorang, dengan membuatnya menjadi bahan lelucon. Ini hanya akan menanamkan kesan buruk tentang Injil.

Alkitab nampaknya berisi hal-hal yang bertentangan. Tetapi, berulang kali terjadi, yang nampaknya kontradiksi dibuktikan kebenarannya oleh penemuan arkeologi modern. Dr. Nelson Glueck, seorang ahli purbakala Yahudi yang ternama, membuat pernyataan yang perlu kita perhatikan, "Tak ada penemuan purbakala yang bertentangan dengan keterangan Alkitab."

Evolusi mungkin dapat menjadi masalah jika ia mendorong seseorang pada kesimpulan yang ateistis. Masalah sebenarnya bukan evolusi tetapi sikap terhadap Kristus. Tanyakanlah, "Kesimpulan apa yang anda ambil dari posisi evolusioner anda - bahwa dunia terjadi secara kebetulan? Atau apakah anda mengatakan bahwa Allah menciptakan dunia dengan memakai proses evolusi tertentu? Walau saya tidak yakin akan pandangan tersebut, tetapi mari kita andaikan bahwa itu benar. Kesimpulan apa yang anda ambil?" Dari sini, arahkan perhatiannya pada apa yang Tuhan Yesus katakan dan lakukan. Bagaimana Allah menciptakan dunia ini tidak sepenting fakta bahwa memang Dia menciptakannya. Seringkali kesimpulan seseorang lebih ditentukan oleh pra-anggapannya daripada oleh bukti nyata. Suatu sanggahan kuat dari posisi naturalistis dapat dibuat dengan menyingkirkan bukti-bukti tentang Yesus Kristus. Tetapi jika seseorang ingin jujur secara intelek, ia harus berhadapan dengan Tuhan Yesus. Betapa banyak pemikir bukan Kristen yang tak pernah sungguh-sunggull mempertimbangkan bukti nyata tentang Yesus Kristus.

Pegangan:
6. Bukankah pengalaman Kristen hanya soal kejiwaan?

Sementara orang berpendapat bahwa kita beriman hanya karena kita sudah dipengaruhi sejak masa kecil. Kasarnya, kita dibesarkan seperti anjing dalam percobaan Pavlov. Banyak orang dari berbagai macam Latar Belakang kehidupan telah bertobat menjadi Kristen. Ribuan orang Kristen tidak mempunyai masa kecil yang berhubungan dengan Kekristenan. Tetapi masing-masing akan menyaksikan suatu perjumpaan pribadi dengan Yesus Kristus yang mengubah hidupnya. Tuhan sendirilah satu-satunya faktor yang tak berubah.

Ada pula yang menganggap bahwa pikiran-pikiran rohani pada dasarnya adalah pemenuhan kebutuhan yang diangankan. Bila diusut, sumbernya terletak pada kebutuhan seseorang akan Allah, merekamkannya dalam konsep pikirannya, dan menyembah proyeksi mental itu. Kenyataan obyektifnya sendiri, tidak ada. Orang-orang beragama adalah orang yang menghipnotis diri sendiri.

Apakah bukti obyektif bagi pengalaman-pengalaman subyektif kita? Kekristenan berbeda dari autohipnotis, proyeksi angan-angan, dan dari semua gejala psikologis lainnya, karena pengalaman subyektif seorang Kristen didasarkan atas suatu fakta historis, obyektif, yaitu kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati.

Jika kebangkitan benar, itulah yang menyebabkannya berbeda dari semua hal di dunia ini. Itulah peneguhan tentang penyataan Allah dalam Yesus Kristus, suatu kebenaran mutlak, suatu fakta historis di luar diri kita, suatu fakta obyektif yang menghasilkan pengalaman subyektif kita. Kita perlu mempertautkan yang obyektif dengan yang subyektif, dalam sudut pandang yang benar. Kita perlu mengetahui dengan jelas bahwa pengalaman Kristen kita beralaskan dasar kokoh fakta obyektif dalam sejarah.


Pegangan:
7. Bukankah hidup yang bermoral dapat membawa saya ke Surga?

Seorang mahasiswa berkata, "Jika Allah memberi penilaian, pasti aku lulus." Kebanyakan orang menganut paham bahwa nasib kekal kita tergantung pada perbuatan baik kita. Usaha keras kita setidaknya akan membuat kita lolos. Optimisme yang tak masuk akal ini didasarkan atas keyakinan berlebihan tentang kebenaran manusia dan ketidaktahuan tentang Kemahasucian Allah. Allah punya tolok ukur yang mutlak, Yesus Kristus. Terang menghancurkan kegelapan. Terang kekudusan Allah akan menghanguskan semua kejahatan. Di hadapan Allah, kita akan binasa karena kejahatan hidup kita. Kebenaran sempurna Tuhan Yesus adalah satu-satunya dasar yang melalui-Nya kita dapat bersekutu dengan Allah yang hidup.

Moralitas bukanlah jawabannya. Dari orang yang bejad, ke golongan berpendidikan, sampai ke orang yang sangat bermoral, semua sia-sia. Tak ada pelajaran renang yang dapat menolong orang menyeberang dari pulau Jawa ke Irian. Kita memerlukan seseorang yang dapat membawa kita ke sana. Itulah yang Kristus buat.

Jika anda hidup sempurna, anda dapat masuk Surga dengan perbuatan anda sendiri. Tetapi tak seorang pun berhasil dan tak akan pernah ada yang berhasil. Semua yang dianut orang di dunia pada dasarnya seumpama "pelajaran renang" memberikan perangkat etika untuk pola hidup yang indah. Tetapi yang kurang pada manusia bukanlah pengertian tentang bagaimana harus hidup, tetapi kuasa untuk hidup sebagaimana seharusnya. Kabar baik dibawa oleh Yesus Kristus yang campur tangan dalam sejarah manusia, melakukan apa yang tak mungkin dapat kita lakukan sendiri. Melalui Dia kita dapat diperdamaikan dengan Allah, memperoleh kebenaran-Nya dan dipersekutukan dengan-Nya dalam hadirat-Nya.

Dikutip dari Buku : "How to Give Away Your Faith"
Karangan : Paul Little
Hak Cipta : (C) 1966.
Dengan Izin dari : Inter Varsity Press

Lampiran: Perbandingan Posisi Kristen dengan Beberapa Pandangan Lain (7 bagian)

Pegangan:
Perbandingan Posisi Kristen dengan Beberapa Pandangan Lain

Apa perbedaannya?
KRISTEN ... BUDDHA
KRISTEN ... CHRISTIAN SCIENCE
KRISTEN ... HINDU
KRISTEN ... ISLAM
KRISTEN ... MORMON KRISTEN ... SAKSI YEHOVAH
KRISTEN ... UNITARIAN

Pegangan:
APA PERBEDAANNYA?;.
KRISTEN.. ..BUDDHA
..tentang..
ALLAH
Percaya Allah Mahatahu, Mahakuasa Menyangkal keberadaan Allah yang berpribadi.
(Ayub 42:2; Mazm 115:3; Mat 19:26).
YESUS KRISTUS
Anak tunggal Allah yang mati bagi dosa manusia Seorang guru yang baik, kurang penting dibandingkan Buddha.
(Mat 14:33; 16:16;
Yoh 1:34; 9:35-37; 1Kor 15:3
Rom 5:6-8).
DOSA
Pikiran atau perbuatan yang bertentangan dengan kehendak Allah. Manusia secara rohani mati di dalam dosa (Rom 3:10,23; 5:12; Ef 2:1). Sesuatu yang menghalangi kemajuan manusia. Manusia bertanggung-jawab atas dosanya sendiri.
KESELAMATAN
Hanya melalui karya Kristus Hanya dengan usaha diri sendiri
(Kis 4:12; Tit 3:5; Ef 2:8-10).
Pegangan:
APA PERBEDAANNYA?
KRISTEN.. ..CHRISTIAN SCIENCE
..tentang..
ALLAH
... bahwa Allah adalah Pribadi. Ia menciptakan dunia, dan mencipta- kan manusia sebagai citra-Nya (Kej 1:1,26). Pribadi, melihat, mendengar, berbicara, mengingat, mengetahui (Kej 6:5; Kel 2:24; Bil 11:1; Mazm 79:8; 2Tim 2:19). ... bahwa Allah adalah suatu Prinsip yang tidak berpribadi. Mrs. Eddy menulis: "Allah adalah semua ... Allah, sebagai yaitu jiwa, atau akal budi dari manusia rohani adalah Allah, Prinsip Ilahi dari semua keberadaan."
YESUS KRISTUS
... bahwa Kristus adalah satu dengan Allah. Yesus berkata: "Aku dan BapaKu adalah satu." (Yoh 10:30). Orang Kristen menemukan dalam Alkitab banyak bukti KeAllahan Kristus: Yoh 1:1; Fili 2:5-8; 1Yoh 2:22,23. ... bahwa Yesus bukan Allah. "Ilmu dan Kesehatan" menyatakan: "Yesus Kristus bukan Allah ... " (h. 361). Penganut Christian Science menganggap Kristus seorang terkemuka, guru agung, tetapi menyangkal keilahian-Nya.
MATERI
... bahwa apa yang manusia lihat, raba, rasa, cium dan dengar adalah nyata. Yesus memperlihatkan kenyataan dari materi. Ia menjadi daging (Yoh 1:14). Ia lapar (Mat 4:2). Ia memberi orang makanan (Mat 14:16). ... bahwa hanya Prinsip (Allah) yang ada dan yang lain adalah suatu 'khayalan'. Tidak ada materi; hal yang bersifat materi (badan dsb.) bukanlah kenyataan.
DOSA
... bahwa dosa adalah nyata. Dosa berasal dari hati dan pikiran manusia, dan memisahkan manusia dari Allah. Akibat akhir dosa adalah maut (Yes 59:2; Mr 7:21-23; Rom 5:12; 6:23). ... bahwa dosa, kejahatan dan kematian tidak ada. "Ilmu dan Kesehatan" menyatakan: Karena Allah adalah Semua, tidak ada ruang untuk yang berlawanan ... karenaa itu kejahatan sebagai lawan kebaikan, bukanlah kenyataan ... (h. 234).
PENEBUSAN DAN KEBANGKITAN
... bahwa darah penebusan Kristus menanggung dosa manusia (1Pet 1:24) dan Kristus mati dan bangkit dengan tubuh kebangkitan (Yoh 20:16; 17:20,27). ... bahwa pencurahan darah Kristus di atas kayu salib bukan menghapuskan dosa manusia, dan bahwa murid- murid dibodohi karena mengira Ia mati padahal hidup di dalam kubur (h. 330 & 349, Ilmu dan Kesehatan).
Pegangan:
APA PERBEDAANNYA?
KRISTEN.. ..HINDU
..tentang..
ALLAH
Kekal, berpribadi, keberadaan rohani dalam tiga pribadi, sebagai Bapa, Anak, Roh Kudus (Mat 3:13-17; Mat 28:19; 2Kor 13:14). Brahman tidak berbentuk, abstrak, keberadaan kekal tanpa sifat. Mengambil bentuk suatu trimurti juga jutaan dewa-dewa yang lebih kecil.
YESUS KRISTUS
Orang Kristen percaya Kristuslah Anak Tunggal Allah Bapa. Ia adalah Allah dan juga manusia, tanpa dosa dan Ia mati untuk penebusan kita (Yoh 1:13,14; 10:30; 8:46; Ibr 4:15; Mr 10:45; 1Pet 2:24). Kristus hanyalah salah satu dari banyak inkarnasi, atau anak-anak Allah. Kristus bukan Anak Allah yang unik. Ia tidak lebih ilahi dari manusia lainnya dan Ia tidak mati untuk dosa-dosa manusia.
DOSA
Dosa pemberontakan, sombong dan keinginan bebas yang memisah manusia dari Allah. Dosa berarti gagal memenuhi ukuran yang telah ditetapkan dalam Firman-Nya kepada manusia. Dosa harus dihukum, dan akibatnya adalah maut dan terpisah dari Allah selama-lamanya (Rom 3:23; 6:23). Baik dan jahat saling berhubungan. Apa pun yang membantu adalah baik; apa pun yang menghalangi adalah jahat. Manusia pasti tersandung pada halangan-halangan tersebut, waktu ia berusaha mengenal dirinya sendiri. Jika ia tidak berhasil dalam hidup ini, ia boleh mencobanya lagi dalam penjelmaannya kembali.
KESELAMATAN
Manusia dibenarkan melalui kurban kematian dan kebangkitan Yesus Kristus yang mati menggantikan kita (Rom 3:24; 1Kor 15:3). Manusia dibenarkan melalui ibadah, meditasi, perbuatan baik dan pengendalian diri.

Pegangan:
APA PERBEDAANNYA?
KRISTEN.. ..ISLAM
..tentang..
ALLAH
Allah yang esa dinyatakan dalam Alkitab sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Dalam satu "hakekat" KeAllahan ada tiga pribadi yang sama derajat dan sama kekal (Mat 3:13-17; 28:19; 2Kor 13:14). Tidak ada Tuhan selain Allah.
YESUS KRISTUS
Yesus adalah Kristus, Anak Allah, satu dengan Bapa, penebus tanpa dosa dari orang berdosa, melalui kematian penggantian-Nya bagi kita di atas kayu salib dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati (Yoh 1:13,14; Ibr 4:15; 1Pet 3:18; 1Kor 15:3). Yesus Kristus hanyalah seorang manusia, seorang nabi seperti Adam, Nuh, Abraham dan Musa yang semuanya kalah penting dibandingkan Muhammad. Kristus tidak mati untuk dosa-dosa manusia, sebenarnya Yudas, bukan Yesus, yang mati di salib.
DOSA
Dosa adalah sikap sombong ingin bebas, berontak melawan Allah baik dalam bentuk aktif ataupun pasif (Rom 1:18-23; 3:10,23). Dosa adalah kegagalan melakukan kehendak Allah, kegagalan menunaikan kewajiban agama seperti yang tertulis dalam Lima Rukun Islam.
KESELAMATAN
Kristus -- Anak Allah -- mati bagi dosa-dosa kita (di kayu salib) sesuai penyataan Firman Allah (1Kor 15:3,4). Manusia berusaha memperoleh keselamatannya sendiri, menebus dosanya sendiri.
Pegangan: APA PERBEDAANNYA?
KRISTEN.. ..MORMON
..tentang..
ALLAH
... bahwa Allah secara unik kekal dan Mahakuasa, Allah yang Esa dan Ia adalah Roh (Mazm 145:13; Yoh 4:24; 1Tim 1:17). ... bahwa Allah adalah makhluk yang juga bersifat materi dan tadinya adalah manusia seperti kita sekarang. Manusia akhirnya dapat menjadi Allah, maka ada banyak Allah.
ALKITAB
... bahwa Alkitab diberikan oleh Roh Allah, lengkap pada dirinya dan tak perlu tambahan. Sesungguhnya tambahan kepada Alkitab dilarang (Ul 4:2; 12:32; Ams 30:5,6; Gal 1:8; Ibr 1:1,2; Wahy 22:18,19). ... bahwa mereka mempunyai "Alkitab baru" dan tulisan Joseph Smith adalah wahyu ilahi terilham -- wahyu -- Alkitab tambahan abad sembilan belas dari Allah.
DOSA
... bahwa manusia tidak seperti Allah, tetapi berdosa dan terpisah dari Allah. Manusia hanya dapat mempunyai persekutuan dengan Allah melalui iman dalam Kristus. Manusia, di luar Kristus, binasa (Rom 5:12-19; 6:23; Ef 2:1,3; Yoh 1:29; Gal 3:13). ... bahwa manusia semakin maju menjadi Allah. Mormon mengajarkan bahwa dosa Adam di taman Eden perlu untuk mempersiapkannya menjadi orangtua bagi anak-anak rohani Allah yang siap memasuki pengalaman hidup di bumi.
KESELAMATAN
... bahwa keselamatan adalah suatu pemberian cuma-cuma diberikan oleh kasih karunia Allah bagi yang percaya dan menerima rencana-Nya (Ef 2:8,9; Yoh 12:26; 14:1-3,6; 1Yoh 3:1,2). ... bahwa keselamatan diperoleh dengan perbuatan dan semua orang akan mengalami kekekalan pada suatu tingkat tertentu dari surga yang bertingkat-tingkat. Tingkat itu ditetapkan oleh perbuatan baik masing-masing orang.
Pegangan: APA PERBEDAANNYA?
KRISTEN.. ..SAKSI YEHOVAH
..tentang..
ALLAH
>... bahwa Allah adalah kekal, berpribadi, keberadaan rohani dalam tiga pribadi Tunggal: Bapa, Anak dan Roh Kudus (Mat 3:13-17; 8:19; 2Kor 13:14). ... bahwa ada satu keberadaan tersendiri dari segenap kekekalan, Allah Yehovah, Pencipta dan Pemelihara Semesta dan segala sesuatu. Mereka menyangkal ajaran Tritunggal.
AKHIRAT
... bahwa Alkitab mengajarkan manusia mempunyai jiwa yang kekal, tak dapat lenyap ( Kej 1:26; 5:1; Ayub 32:8; Kis 7:59; 1Kor 11:7). ... bahwa manusia tidak mempunyai jiwa yang kekal. Mereka mengajarkan bahwa jiwa tidak terpisah dari badan.
YESUS KRISTUS
... bahwa Kristus adalah Allah, salah satu Pribadi Tunggal, Allah sendiri (Yoh 1:1; Kol 1:15-19; Kol 2:9; 1Yoh 5:7,8). ... bahwa Kristus bukan Allah tetapi makhluk ciptaan pertama. Mereka menyangkal Ketuhanan Kristus.
PENEBUSAN
... bahwa kematian Kristus membayar lunas hukuman dosa manusia (Rom 3:24,25; Kol 1:20; 1Pet 2:24; 2Kor 5:20). ... bahwa kematian Kristus memberikan kesempatan bagi manusia untuk melakukan sesuatu demi keselamatannya: kehidupan manusia sempurna kekal di suatu bumi seperti Firdaus.
KEBANGKITAN KRISTUS
... bahwa Kristus secara jasmani bangkit dari kubur (Yoh 2:21; 20:24-29; Luk 24:43). ... bahwa Kristus bangkit sebagai "roh ilahi". Mereka menyangkal kebangkitan tubuh Kristus.
KEDATANGAN KEMBALI KRISTUS
... bahwa Kristus akan datang kembali ke bumi secara jasmani (1Tes 4:16,17; Mat 24:30; Za 12:10; Wahy 1:7). ... bahwa Kristus datang kembali ke bumi -- tidak kelihatan -- pada tahun 1914 dan sekarang memerintah bumi dari surga.
NERAKA
... ada hukuman kekal terhadap dosa (Mat 5:22; 8:11-12; 13:42,50; 22:13; Luk 13:24-28; 2Pet 2:17; Yud 1:13; Wahy 14:9-11). ... bahwa neraka dan hukuman kekal tidak ada. Mereka yang tidak memenuhi ukuran Yehovah akan musnah, artinya mereka akan dilenyapkan.

Pegangan:
APA PERBEDAANNYA?
KRISTEN.. ..UNITARIAN
..tentang..
ALLAH
... bahwa Allah dinyatakan dalam Alkitab sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus -- Sang Tritunggal (Mat 3:13-17; 28:19; 2Kor 13:14). ... bahwa "Allah adalah Esa". Mereka menyangkal ajaran Tritunggal. Mereka juga menyangkal bahwa Allah adalah Tuhan yang berpribadi dan memakai istilah "Allah" untuk proses hidup alam dan hati nurani yang ada dalam umat manusia.
ALKITAB
... bahwa Alkitab diilhamkan Allah dan satu-satunya otoritas dan pedoman iman Kristen (2Tim 2:15-17; 2Pet 1:19-21; 1Tes 2:13). ... bahwa Alkitab adalah kumpulan "mitos dan legenda" dan tulisan filosofis. Mereka menyangkal otoritas dan ketepatan Alkitab.
YESUS KRISTUS
... bahwa Kristus adalah Allah, satu dari Tritunggal-Allah sendiri. Kristus sendiri sering menyatakan diri-Nya sebagai Allah (Yoh 8:58; 8:12-30). ... bahwa Ke-Allahan Yesus sama dengan setiap orang. Mereka menyangkal ajaran Tritunggal dan Ketuhanan Yesus.
DOSA
... bahwa manusia membawa sifat dosa dan hanya ada satu jalan melepaskan diri dari sifat dosa yaitu iman oleh kasih karunia Allah (Ef 2:8,9; 4:20-24). ... bahwa manusia pada dasarnya baik dan dapat menyelamatkan dirinya sendiri dengan memperbaiki diri -- "penebusan watak".

Dikutip dari Buku : "So What's the Difference?" (Regal Book)
Karangan : Fritz Ridenour
Hak Cipta : (C) 1967
Dengan Izin dari : Gospel Light Publication, Glendale, CA 91209


Source URL: https://c3i.sabda.org/buku_pegangan_pelayanan_kristen

Links:
[1] https://c3i.sabda.org/edisi_c3i/ekonsel_370_keterampilan_penting_bagi_konselor