Sebelum Injil Yesus Kristus menyinari panggung sejarah manusia, "kasih" kebanyakan dimengerti dalam arti kepentingan diri sendiri. Mengasihi yang tidak layak dikasihi, adalah sesuatu yang tak masuk akal. Allah yang penuh kasih datang mencari manusia berdosa, adalah sesuatu yang tak terpikirkan dalam dunia bukan Kristen.
Para penulis Perjanjian Baru harus menciptakan suatu istilah baru untuk
kasih, yaitu agape, untuk mengungkapkan tentang diri-Nya dalam Kristus
dan bagaimana Dia ingin kita bersikap kepada sesama kita. "Demikianlah
kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya
untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk
saudara-saudara kita." (
Ikatan kasih baru ini dinyatakan di Golgota. Orang-orang tebusan, sejak
itu, menghampiri Allah dan sesamanya dalam suatu dimensi yang tak pernah
dikenal dan dialami sebelumnya.Agape kini harus menjadi "jalan yang
lebih utama". (
Namun demikian, bersama dengan berlalunya waktu, pudar pula dorongan
sejati agape. Gereja masa kini berkewajiban untuk menemukan ulang makna
kasih. Agape bukan sekedar perasaan. Kasih yang "tertidur" adalah kasih
yang tak berkekuatan. Ia menjadi dinamis hanya bila secara aktif ia
mengasihi Allah seperti Allah mengasihi kita; dinamis hanya jika ia
menggelora tak tertahankan, mengasihi saudara-saudara seiman, sesama
manusia kita, dunia yang untuknya Kristus sudah mati. (Lihat
Seperti pada Allah, pada manusia pun kasih berkata: "Aku menghormati engkau. Aku memperhatikan engkau. Aku bertanggung jawab atasmu."
Aku menghormati engkau:Aku memperlakukanmu sebagaimana adamu, suatu pribadi yang unik -- Seperti setiap kita memiliki keunikan masing-masing. Aku menerimamu sebagaimana adamu dan mempersilakan kau berkembang seperti kehendak Allah untukmu. Aku tak akan memperalatmu untuk keuntunganku sendiri. Aku akan berusaha mengenalmu sedapat mungkin, sebab aku tahu bahwa komunikasi dan pengenalan yang semakin dalam akan menumbuhkan pula rasa hormatku padamu.
Aku memperhatikan engkau:Apa yang terjadi padamu, penting bagiku. Aku menaruh perhatian tentang diri dan pertumbuhanmu. Aku ingin mendukung apa yang kau minati, bahkan jika itu berarti mengorbankan minatku sendiri.
Aku bertanggung jawab atasmu:Responku terhadapmu tak lahir sebagai kewajiban yang membebaniku, tetapi
sebagai suatu kesukaan. Kebutuhan-kebutuhan rohanimu mendorongku
mendoakanmu. Aku ingin melindungimu, tetapi tanpa bertindak berlebihan.
Aku akan mengoreksimu dalam kasih, tetapi aku tidak akan mencari-cari
kesalahan. Aku tidak akan senang atas kelemahan dan kegagalanmu dan aku
tak akan mengingat-ingatnya pula. Dengan anugerah Allah, aku akan sabar
dan tak akan mengecewakanmu. (Lihat
Kita mengenal kasih Allah hanya karena kita menjawab kasih-Nya dalam Kristus. Saat terpenting dalam hidup seseorang ialah keputusan untuk menerima kasih tanpa syarat ini, yang melaluinya kita belajar mengasihi Dia dan meneruskannya kepada sesama kita.
"... Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di
tengah-tengah kita yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal
ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita
yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah telah mengasihi kita . . . "
(
Jika orang yang anda layani belum pernah mengalami kasih Allah,
jelaskan "Damai dengan Allah", .
Tekankan
Kasih agape adalah motivasi terbesar yang melibatkan seseorang dalam penginjilan dan missi Kita menyaksikan kasih-Nya kepada dunia yang terhilang
."Buah Roh ialah kasih. Aku tidak dapat mengasihi dengan kekuatanku sendiri, aku tidak memiliki sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri karena diriku sendiri. Tak seorangpun memiliki kemampuan mengasihi sesungguh-sungguhnya . . . kecuali dia datang kepada Kristus. Sampai Roh Kudus mengendalikan hidupnya, dia tidak mampu mengasihi."Selesai
Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia
tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan
segala sesuatu, sabar menampung segala sesuatu."
(
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
(
"Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar
yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama
dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita
-- oleh kasih karunia kamu diselamatkan." (
"Lihatlah betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita,
sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak
Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal
Allah." (
"Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling
mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam
kita." (
"Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah
yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling
mendahului dalam memberi hormat." (
"Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan
nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (
Links:
[1] https://c3i.sabda.org/edisi_c3i/ekonsel_370_keterampilan_penting_bagi_konselor