Obat bius adalah zat-zat kimia tertentu yang menghasilkan perubahan-perubahan jasmani, mental dan psikologis pada pemakainya. Sejak dulu kala, manusia telah melakukan berbagai percobaan dengan obat-obat, dalam usahanya melarikan diri dari kenyataan. Kini, ratusan juta manusia terlibat dalam penyalahgunaan obat, khususnya obat bius, dari taraf kecanduan ringan seperti dengan kafein, sampai pada kecanduan berat dan ilegal dengan heroin dan kokain.
Siapa pun dapat mengalami kecanduan baik fisik maupun jiwa pada obat macam apa pun, jika digunakan dalam dosis tinggi dalam jangka waktu cukup lama.
Pecandu obat bisa berasal dari segala lapangan hidup. Kebanyakan akar penyebab ketergantungan berpangkal pada kegelisahan, ketakutan, rasa bersalah, kekecewaan, pelanggaran susila, penyimpangan kehidupan seks, frustrasi, stress, tekanan kelompok dan persaingan sengit seperti dalam olah raga profesional, dan sebagainya. Tambahkan pada urutan tadi, kekosongan rohani besar yang mengakibatkan tumbangnya patokan-patokan moral, kehancuran rumah tangga, peperangan-peperangan besar sepanjang 50 tahun terakhir ini, dan banjir obat yang memungkinkan orang dari segala lapisan usia, termasuk anak-anak kecil, mempergunakannya.
Ketergantungan pada obat adalah masalah pribadi seutuhnya -- rohani, jasmani, emosi dan sosial. Sekali kecanduan, orang bersangkutan hidup dalam alam khayal, ditandai oleh lumpuhnya perasaan dan tanggapan emosional, penolakan mental dan berkhayal, pengasingan sosial dan hampa rohani. Untuk sebagian orang, keadaan ini tanpa harapan dan pertolongan, suatu keadaan tanpa kemungkinan untuk kembali.
Bagi mereka yang mencari kelepasan, penarikan diri dari masyarakat dapat berakibat pedih, baik jasmani maupun jiwani. Penarikan diri ini, bila tidak diikuti perkembangannya, bisa berbahaya! Kelepasan dari ketergantungan dan kemudian pemulihannya, biasanya merupakan suatu proses panjang. Suatu sistem pertolongan yang kuat yang melibatkan unsur rohani, emosional, mental dan jasmani, diperlukan.
Untuk memperoleh pertolongan rohani, pecandu obat harus memiliki keinginan untuk ditolong dan harus mengambil langkah mencari bantuan itu. Di sinilah peran pembimbing Kristen mulai. Kita harus mengusahakan agar dia menyerahkan diri kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhannya. Langkah awal ini seharusnya membawa dia pada sudut pandang dan motivasi hidup baru yang kemudian, mudah-mudahan, membawanya pada pemulihan hidup seutuhnya.
Bahkan sesudah penyerahan diri pada Kristus pun, seringkali dibutuhkan penyorotan terhadap masalah-masalah pribadinya, seperti citra diri rendah, kegelisahan, hubungan seks dengan sesama anggota keluarga, homoseks, pelanggaran susila, takut, rasa bersalah, dan sebagainya.
InfoCATATAN: Pembimbing seringkali harus memprakarsai orang yang kecanduan untuk mendapatkan lembaga pertolongan, mendaftarkan diri, atau menganjurkan pihak keluarganya melakukan itu. Orang yang kecanduan itu sendiri, tidak bisa diandalkan untuk melakukan itu. Janjinya, biasanya tak akan ditepati.
Selama dan sesudah pengobatan, pembimbing harus terus mendukungnya. Kunjungi sering-sering, bantu dia memulai penelaahan Firman dan doa. Jika mungkin tolong dia mendapatkan kontak dengan kelompok Kristen eks pecandu untuk mendukungnya. Libatkan dia dalam kehidupan suatu gereja yang mementingkan Firman dan memperhatikan dia. Mungkinkan dia berhubungan dengan ahli bimbingan Kristen atau kelompok yang berpengalaman menangani kasus kecanduan. Dia masih harus ditolong dalam masalah-masalah pribadi yang menjadi pangkal sebab keterlibatannya dalam kecanduan.
PERINGATAN: Jangan janjikan bahwa anda pasti mampu menolong. Katakan bahwa anda akan berusaha menolong sedapat mungkin.
"Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka ."
(
"Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi
dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. Sebab itu
hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya
kamu jangan lagi menuruti keinginannya." (
"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk
menyampaikan kabar baik pada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku
. . . Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: 'Pada hari ini genaplah
nas ini sewaktu kamu mendengarnya.' Dan semua orang takjub, lalu berkata
seorang kepada yang lain, katanya: 'Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab
dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan
mereka pun keluar.'" (
"Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak
orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa
hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan
penyembahan berhala yang terlarang." (
"Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia
diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia
melahirkan dosa: dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut."
(