Pernikahan adalah ikatan hidup panjang yang paling serius yang dapat dilakukan oleh sepasang kekasih sepanjang hidup mereka. Tetapi banyak pasangan memasukinya dalam keadaan kurang dewasa dan tidak cukup pengertian. Semakin meningkatnya jumlah perceraian, menunjukkan betapa penting mempersiapkan kaum muda memasuki pernikahan mereka.
Berikut adalah prinsip-prinsip pernikahan yang akan membantu mereka yang sedang menyongsong saat pengucapan janji nikah mereka:Citra diri buruk yang diwarisi dari Latar Belakang keluarga penuh tekanan atau tidak dewasa, dapat membawa pengalaman penuh badai. Hubungan yang kokoh dengan Yesus Kristus disertai pengenalan diri yang benar akibat hubungan tadi, sangat berarti.
Pengenalan diri yang miskin pada masing-masing pasangan, dapat pula
menimbulkan kesalah mengertian dan ketegangan. Tanpa perlu terlalu
banyak pengamatan, sudah jelas bahwa pria dan wanita berbeda secara
jasmani: Namun berapa banyak yang siap menghadapi kenyataan bahwa
calon teman hidupnya memiliki perbedaan-perbedaan emosional dan mental
yang berarti? Masing-masing pasangan harus menyadari ini dan bersiap
melakukan kelonggaran dan penyesuaian diri yang diperlukan. "Laki-laki
dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Ia memberkati mereka . . . "
(
Kesamaan Latar Belakang agama.
Sama Latar Belakang budaya dan sosial.
Tingkat ekonomi sebanding.
Kesempatan pendidikan yang setaraf.
Situasi rumah tangga yang mantap.
"Suatu rumah tangga hanya akan mewujudkan maksudnya yang sejati, bila ia dikontrol oleh Allah. Singkirkanlah Yesus Kristus dari rumah tangga anda, maka rumah tangga anda akan kehilangan maknanya. Tetapi tempatkanlah Yesus Kristus dalam hati anda dan dalam kehidupan keluarga anda, maka Dia akan merubah rumah tangga anda."
Tuhan Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri
saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
(
"Siapa mendapat istri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenal
Tuhan." (
Bacalah buku-buku yang ditulis oleh para pembimbing dan pendeta Kristen.
Bahan-bahan sedemikian dapat diperoleh dari toko buku Kristen terdekat.
Banyak pula gereja yang memiliki perpustakaan dengan cukup banyak buku tentang rumah tangga dan pernikahan Kristen.
Manfaatkan berbagai seminar, kursus, film yang membahas tentang pokok ini.
Mintalah bimbingan dari pendeta, penyuluh tentang pernikahan atau psikolog Kristen yang berbobot. Bimbingan tentang nikah seharusnya meliputi sudut cakupan yang luas, termasuk masalah kepribadian, kerohanian, keuangan dan masalah-masalah seksual.
Kembangkan diri dalam suatu gereja yang mementingkan Firman Tuhan yang di dalamnya pernikahan dapat bertumbuh secara rohani dan di mana seisi rumah tangga kelak, dapat diterima dan dipupuk oleh hal-hal kekal.
Tetapkah hati untuk berkomunikasi secara bebas dan tulus dengan pasangannya, tentang segala aspek kehidupan: mental, emosional dan jasmani. Kebiasaan ini kelak akan sangat membantu menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dalam pernikahan.
"Rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.
Hai istri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan."
(
"Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan istrimu,
sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris
dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang."
(
"Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu ditegakkan, dan
dengan pengertian kamar-kamar diisi dengan bermacam-macam harta benda yang
berharga dan menarik." (
"Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?"
(