Bagian C: Perzinahan
Perzinahan
Latar Belakang
Firman Allah bersikap jelas bahwa pernikahan adalah persatuan hidup
dengan seseorang yang dijadikan teman hidup seumur hidup. Persatuan ini
mengakibatkan masing-masing pihak harus "meninggalkan segala sesuatu".
"Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan
istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging." (Mat 19:5).
Dalam masyarakat masa kini, rupa-rupanya ketidaksetiaan dalam hubungan
seks sudah menjangkiti baik para suami maupun para istri. Perzinahan
dilarang dan disalahkan Allah dalam Firman-Nya yang jelas mengatakan;
bahwa murka-Nya ditimpakan ke atas mereka yang melakukan hal-hal itu.
"Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu
mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan
dihakimi Allah." (Ibr 13:4).
"Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci,
orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak
akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." (1Kor 6:9,10).
"Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan
manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan
berdosa terhadap dirinya sendiri." (1Kor 6:18).
Pikirkanlah beberapa akibat buruk berikut:
- Emosional: rasa bersalah, takut, kuatir, hilang harga diri,
kepribadian berantakan, depresi, dan lain sebagainya.
- Jasmani: kehamilan dan kelahiran di luar hukum, penyakit kelamin,
abortus.
- Rohani: Kehilangan hidup ini dan hidup yang akan datang.
"Betapa banyak rumah tangga jadi berantakan disebabkan para suami dan
istri tidak setia! Betapa ngeri, dosa yang dilakukan dalam bidang ini,
setiap harinya. Allah tak akan melepas anda tanpa salah! Akan datang hari
perhitungan. Kamu akan mengalami bahwa dosamu itu akan menimpa kamu.
(Bil 32:93). Anda akan ditimpanya, baik dalam hubungan anda dengan
teman hidup anda sendiri; dalam keluarga anda; dan dalam kehidupan yang
akan datang."
_Selesai
Perzinahan adalah dosa, namun ia hanyalah gejala ketidakberesan dalam
kehidupan pernikahan yang bersangkutan. Ada banyak penyebab perzinahan.
Beberapa di antaranya ialah:
- Sifat dosa dan keinginan-keinginan dosa kita sendiri. "Tetapi
tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia
diseret dan dipikat olehnya." (Yak 1:14).
- Ketidakdewasaan. Kebanyakan pernikahan usia muda, berantakan dalam
lima tahun pertama sesudah pernikahan. Namun demikian, bukan usia
saja satu-satunya faktor penyebab. Ciri lain dari ketidakdewasaan
ialah ketidaksediaan memikul tanggungjawab satu keluarga.
- Suami atau istri yang banyak menuntut, menggerutu dan mengomel.
- Ketidakpuasan seksual pada salah satu pihak.
- Pengalihan sikap bermusuhan terhadap orang tua, kepada pihak teman
hidup sendiri.
- Pihak mertua yang terlalu mencampuri urusan dan menghujani mereka
dengan banyak kritik atau nasihat.
- Kekurangan pendidikan seks yang memadai.
Anda tidak dapat mengharapkan jalan keluar yang mudah bagi masalah
perzinahan. Namun demikian, Allah bisa mengerjakan mujizat kelahiran baru
bagi yang bukan Kristen dan memberikan pembaruan rohani bagi milik-Nya
yang terjatuh. Jika saja anda berhasil membimbing orang untuk menyerahkan
diri kepada Kristus, anda boleh yakin bahwa ia akan mendapat sudut
pandang baru, yang memudahkan dia membereskan kehidupan dan meraih Jalan
keluar yang permanen.
Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
Untuk pasangan yang terlibat dalam perzinahan:
- Berusahalah menunjukkan sikap memperhatikan, tanpa meremehkan
orang itu. Anda senang dapat membantu, dan berharap jalan keluarnya
dapat dicapai.
- Jangan menghakimi atau menunjukkan sikap lebih suci. Jangan mulai
dengan ayat-ayat yang mempersalahkan. Itu akan keluar dengan
sendirinya sesudah anda menyaksikan Kristus.
- Anjurkan dia untuk mengutarakan situasinya, agar anda memperoleh
gambaran yang lebih lengkap. Sementara itu, jangan terlalu mendesak,
meminta rinci peristiwa.
- Bila anda merasa sudah mendapat cukup informasi, katakan bahwa anda
akan mencari jalan keluarnya. Mulailah dengan menanyakan apakah dia
sudah menerima Yesus Kristus, sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya.
Jika belum, jelaskan "Damai dengan Allah",17750.
Jika dia seorang Kristen yang mengalami kejatuhan, jelaskan "Pemulihan",
17753. Berdoalah untuk tindak penyerahan diri ulangnya ini,
kemudian teruskan.
- Sesudah berdoa, tanyakan pandangannya tentang langkah pemecahan yang
akan diambilnya.
- Beralihlah ke Alkitab. Tunjukkan bahwa Allah bukan saja ingin agar kita
mengakui bahwa perzinahan adalah dosa, tetapi juga ingin membuangnya
keluar dari kehidupan kita.
"Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa
mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi." (Ams 28:13).
- Minta dia menyelidik diri, apa sebab terjadi ketidaksetiaan itu, dan
menceritakannya kepada anda. Anda bisa menyebut beberapa penyebab
seperti yang dibahas dalam Latar Belakang, untuk membuka pikirannya.
Anjurkan dia untuk menceritakannya juga kepada teman hidupnya. Usaha
untuk berkomunikasi secara tulus, adalah satu-satunya jalan untuk
mengeluarkan masalah-masalah terpendam dan menciptakan suasana yang
membuka jalan keluar. Mulailah dengan mengutarakan penyesalan dan
memohon maaf.
- Anjurkan dia untuk mulai membaca dan mempelajari Firman Allah bersama
istri atau suaminya. Melalui ini, mereka akan mengerti tentang
tanggung jawab mereka dan melindungi mereka dari pencobaan dan dosa.
Juga, anjurkan mereka berdoa bersama.
- Anjurkan mereka untuk melibatkan diri dalam suatu gereja yang
mementingkan Firman Tuhan. Sambil bersekutu, menyembah dan menelaah
Alkitab bersama, mereka akan dikuatkan. Mereka harus berusaha menjadi
Kristen yang sungguh. Ketiadaan hubungan mantap dengan Kristus adalah
faktor utama penyebab masalah ini.
- Nasihatkan dia untuk meminta bimbingan dan kekuatan rohani dari
pendeta. Jika tidak berhasil, dia bisa menghubungi psikolog atau
psikiater Kristen.
Untuk Istri atau Suami dari yang berzinah:
Dia kerap merasa dikhianati, dibuang dan terluka. Walau hanya satu orang
yang berzinah, tetapi kemungkinan besar, keduanya menanam andil untuk
peristiwa itu.
- Anjurkan orang itu untuk bertanya pada diri sendiri:
- Apa andilku dalam ketidaksetiaan suami atau istriku? Adakah aku
terlalu sering mengritik? Adakah aku bersikap mendukung?
- Situasi apakah dalam pernikahan kami yang menyumbangkan andil dalam
masalah ini?
Orang tua?
Kekurangtahuan?
Jadwal kerja, atau ketidakhadiran di rumah?
Apa yang dapat kulakukan untuk memperbaiki dan menyelamatkan
hubungan kami?
- Bantu orang itu untuk menentukan langkah terbaik:
- Pengampunan. Masalah tak akan beres, kecuali ada pengampunan. Walau
sulit, tetapi ia akan membuka jalan. Perlu meminta anugerah
dan hikmat Allah untuk menghadapi masalah ini. Kasih dan perhatian
anda harus dinyatakan dalam hal ini. Suami atau istri yang bersalah
pun harus meminta pengampunan Allah dan pengampunan teman hidupnya.
- Komunikasi. Suami istri tersebut harus mengambil tindakan yang telah
disepakati, yaitu untuk berkomunikasi mendiskusikan semua segi
masalah mereka secara terbuka. Kurang komunikasi sering menambah
andil pada masalah ini. Inilah saat untuk memperbaikinya.
- Doa. Pasangan itu harus berdoa bersama dan mempercayai Allah untuk
menyelamatkan pernikahan mereka dan mengokohkannya kembali.
- Penyuluhan. Mereka perlu mempertimbangkan pentingnya mendapatkan
penyuluhan serius dari pendeta yang terlatih untuk itu, atau dari
psikolog atau psikiater Kristen. Tindakan ini akan sangat membantu.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab
"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia
akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala
kejahatan." (1Yoh 1:9)
(Yesus sedang berbicara dengan seorang wanita yang dituduh berzinah) "Aku
pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai
dari sekarang." (Yoh 8:11)
"Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu
mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan
dihakimi Allah." (Ibr 13:4)
"Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap istrinya, demikian pula
istri terhadap suaminya. Istri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri,
tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya
sendiri, tetapi istrinya." (1Kor 7:3,4)
"Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang
jahat dari depan-mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat
baik; Usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak
anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda! Marilah, baiklah
kita berperkara! -- firman Tuhan -- Sekalipun dosamu merah seperti
kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah
seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba."
(Yes 1:16-18)
1Korintus 6:15-20