PERTANYAAN ANDA
Sejak pacaran suami saya sudah menunjukkan sikap dingin dan sering kali sepertinya ia terpaksa datang memenuhi kewajiban rutin mengunjungi saya. Saat itu saya sudah ragu-ragu, tetapi karena desakan kedua pihak orangtua, kami akhirnya menikah juga. Setelah menikah, suami saya makin "sibuk ", dan tak ada waktu lagi untuk saya. Selalu saja ada alasan menghabiskan waktu senggangnya dengan teman-teman dekatnya atau berkunjung ke rumah ibunya. Ia selalu menolak pergi berduaan saja. Ia mengatakan bahwa saya egoistis dan selalu mau bersenang-senang. Padahal yang saya butuhkan adalah membangun intimacy atau hubungan yang lebih harmonis penuh pengertian sebagai layaknya suami-istri. Apakah yang harus saya perbuat?
Anda menikah dengan seorang yang mungkin tidak mencintai Anda, atau suami Anda adalah satu pribadi yang mempunyai keunikan yaitu "takut pada intimacy (fear of intimacy)".
Cinta itu self-giving, artinya orang yang mencintai pasti merasa mempunyai sesuatu yang baik (pelayan, kasih, pengabdian, dsb.) yang ingin diberikan demi untuk membahagiakan orang yang dicintainya. Apakah Anda sudah memberikannya pada saat yang tepat dan sesuai dengan proporsi yang dibutuhkan suami Anda? Apakah cinta kasih Anda "dinikmati" oleh suami Anda? Atau sebaliknya suami Anda justru merasa terganggu dan tidak berterima kasih (appreciate) pada kebaikan Anda? Mengapa demikian?
Banyak suami yang suka bergaul dan mempunyai banyak teman di luar. Tetapi di rumah selalu pendiam dan duduk di depan TV atau menyibukkan diri dengan mengutak-atik mesin mobil. Dengan kata lain, ia mau mengatakan, "Aku lagi sibuk, jangan ganggu aku dan jangan ajak aku bicara, karena bicara dengan kamu tidak menyenangkan."
Ada kemungkinan cara Anda berkomunikasi memberikan perasaan tidak aman, menekan dan menyalahkan. Dan ini harus diperbaiki oleh istri. Tetapi sering kali juga tidak demikian. Pribadi dengan fear of intimacy memang pada dirinya merasa takut dan tidak membutuhkan keintiman. Mungkin ia dibesarkan dalam keluarga di mana intimacy tak pernah dilatih atau intimacy selalu berakhir dengan hal yang menyakitkan hatinya. Oleh karena itu setelah dewasa ia mempunyai ketakutan akan keintiman. Setelah mempunyai istri pun ia hanya sanggup berhubungan tanpa melibatkan pribadinya. Untuk tipe ini, saya anjurkan Anda berkonsultasi dengan seorang konselor.
Links:
[1] https://c3i.sabda.org/kategori_bahan_c3i/parakaleo
[2] https://c3i.sabda.org/kategori_bahan_c3i/keluarga
[3] https://c3i.sabda.org/jenis_bahan_c3i/tanya_jawab