PERTANYAAN:
Kedua anak kami (dua-duanya wanita) sudah di SMU. Tanpa terasa hidup
begitu cepat, dan mereka segera akan meninggalkan kami. Mereka
sedang dalam proses mempersiapkan diri untuk sekolah di Amerika.
Suami saya sibuk dengan usahanya sehingga sulit untuk diajak bicara;
saya sendiri akhir-akhir ini rasanya tegang sekali, dan kadang-
kadang muncul pertanyaan-pertanyaan dan keraguan, apakah saya sudah
memilih jalan yang tepat untuk mereka?
Mengamati tingkah laku anak-anak saya, rasanya mereka tidak atau masih belum siap untuk mandiri. Dalam banyak hal mereka kelihatannya masih sangat kekanak-kanakan. Mengatur kamarnya sendiri saja tidak bisa. Makan, tidur, pemakaian uang, mengisi waktu libur, dll masih harus disupervisi. Juga yang sangat mencemaskan adalah pergaulan dengan teman-temannya. Sulit dinasehati, bahkan seringkali tidak suka kalau saya bertanya darimana atau mau kemana, dengan siapa. Saya juga baru sadar, pengenalan mereka tentang Tuhan minim sekali.
Saya bingung, apa yang saya harus lakukan karena saya sangat mencintai mereka, menunda keberangkatan? ... saya tidak tega, sedangkan melepaskannya saya juga tidak berani?
JAWAB:
Sikap orangtua memang sangat menentukan pembentukan konsep dari
anak tentang dirinya, tentang hidup dan tentunya tentang Tuhan.
Sistem yang sudah terbentuk memang sulit diubah, terutama di sini
Anda kelihatannya mendidik sendiri, suami kurang terlibat dan
mungkin tidak mendapat tempat; hal ini menjadi lebih jelas pada saat
Anda ragu-ragu dan kuatir suami kurang peduli. Ketika Anda gelisah
seperti ini rasanya semua yang kurang terbentang di pelupuk mata
Anda, tanggung jawab, pergaulan bahkan hubungan mereka dengan Tuhan.
Kasih Anda kepada mereka yang begitu besar, sangat nampak dari keluhan Anda sendiri, bahwa sampai hal yang kecil-kecil Anda masih menjadi "otak" bahkan mungkin Anda mengambil alih semua tanggung jawab. Satu pihak mungkin Anda senang dengan apa yang Anda lakukan selama ini yaitu tanpa sadar Anda sudah memanjakan mereka secara berlebihan. Di pihak lain pada saat sekarang mereka ingin menunjukkan kemandirian mereka, Anda merasa tertolak dan usaha Anda tidak lagi mendapatkan respon yang menyenangkan.
Ada beberapa hal yang dapat menjadi bahan pertimbangan:
"Be there Father, in the moment of decision when two paths present themselves to our children. Especially during that time when they are beyond our direct influence, send others who will help them do what is righteous and just"yang artinya adalah:
"Hadirlah ya Tuhan, pada saat-saat anak-anak kami harus memilih. Terutama saat kami jauh; kirimkan orang yang mampu menolong mereka untuk melakukan apa yang benar dan adil di mata-Mu."
Links:
[1] https://c3i.sabda.org/edisi_c3i/e_konsel_045_perpisahan_dengan_anak
[2] http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/045/
[3] https://c3i.sabda.org/epublish/2
[4] https://c3i.sabda.org/epublish/2/419
[5] https://c3i.sabda.org/01/aug/2003/konseling_apa_yang_alkitab_katakan_tentang_loneliness
[6] https://c3i.sabda.org/stop_press_11
[7] https://c3i.sabda.org/kategori_bahan_c3i/parakaleo
[8] https://c3i.sabda.org/kategori_bahan_c3i/anak_parenting
[9] https://c3i.sabda.org/jenis_bahan_c3i/tanya_jawab