LATAR BELAKANG
Dalam zaman elektronik serba cepat ini, anak-anak tumbuh lebih cepat
dan ingin bebas lebih awal dibandingkan yang dulu dialami oleh orang
tua mereka. Banyak orangtua yang merasa sulit mengikuti perubahan-
perubahan kilat yang dialami anak-anak mereka, dan sebagai
akibatnya, terjadilah pertentangan.
Rasanya, tadinya si anak masih dalam pelukan orangtuanya, kemudian
mulai sekolah, mengajak teman-temannya main di rumah, membantu
urusan rumah tangga, masuk Pramuka -- pokoknya, anak yang manis!
Kemudian, tiba-tiba, semuanya berubah! Dia mulai membantah, melawan
dan melanggar peraturan, kadang-kadang merengut dan tidak
komunikatif. Masa remaja sudah tiba, situasi tak lagi dapat
dikendalikan oleh orangtua.
Ada banyak wilayah pertentangan; teman-teman mereka (banyak yang tak
dapat kita setujui), cara berhias, kencan, tugas-tugas rumah, uang
saku, penggunaan kendaraan, sekolah dan pekerjaan rumah, disiplin;
adalah sebagian kecil saja dari tumpukan masalah yang timbul.
Muncullah rintangan komunikasi. Orangtua merasa sulit berbicara
dengan anak-anak mereka. Mereka menunda penjelasan tentang perubahan-
perubahan mental dan jasmani yang menentukan, terutama dalam wilayah
seks dan reproduksi. Orangtua memperketat kontrol, remaja
meningkatkan pula perlawanan mereka untuk mendapat kebebasan. Jurang
melebar, mereka bersikap bermusuhan -- mulailah perang.
STRATEGI BIMBINGAN
Ketika membimbing orangtua yang mengalami konflik dengan anak-anak,
anjurkan mereka untuk mengatur rumah tangga mereka secara rohani.
Jelaskan uraian dalam Latar Belakang, kemudian:
Nasihatkan mereka bahwa untuk mendapat damai Allah dalam rumah
tangga, mereka harus memiliki damai sejahtera Allah dalam hati
mereka. Ini terjadi melalui hubungan pribadi dengan Yesus
Kristus. Jelaskan "Damai dengan Allah", 17750.
Anjurkan orangtua untuk bersikap mantap mengikut Kristus,
seperti contoh Yosua, "pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu
akan beribadah ... tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan
beribadah kepada Tuhan!" (Yosua 24:15). Mereka harus berketetapan
hati memuliakan Kristus dalam rumah tangganya.
Nasihatkan dia untuk mengandalkan sumber-sumber bantuan dari
Allah yang dapat diperolehnya melalui doa. Mintalah hikmat yang
Allah janjikan (Yakobus 1:5) dan tuntut pertolongan-Nya bagi
perkembangan rohani anak-anak mereka (Filipi 4:6). Mereka harus
berdoa bukan saja untuk, tetapi juga bersama anak-anak mereka.
Anjurkan orangtua untuk membangun kehidupan keluarga mereka di
sekitar Firman Allah, membantu setiap anggota keluarga untuk
mengerti masalah-masalah kehidupan dari sudut pandangnya.
Nasihatkan mereka untuk:
Mengusahakan pertobatan masing-masing kepada Kristus.
Pusatkan kegiatan-kegiatan keluarga, terutama di sekitar
kehidupan gerejani yang mementingkan Firman Tuhan.
Hadapilah keragu-raguan anak-anak, secara sabar.
Orangtua harus membuat peraturan-peraturan rumah tangga yang
wajar, beralasan dan dapat dilaksanakan. Sikap hormat dipelajari
anak sementara dia memberi tanggapan positif terhadap wibawa.
Berusahalah bersikap seluas mungkin, terutama terhadap hal-hal
yang menyangkut identitas, kebebasan dan harga diri mereka. Para
remaja membutuhkan banyak dukungan dan dorongan. Pertentangan
tidak pernah dapat diselesaikan dengan argumen atau pertengkaran.
Teladan dan kemantapan orangtua sangat mempengaruhi anak-anak
mereka. Pernikahan yang baik dan bahagia, jauh lebih membantu
anak-anak muda untuk siap menghadapi kehidupan, daripada
peraturan-peraturan dan pengawasan. Ciri-ciri Kristen seperti
kasih, kesabaran, pengertian, dukungan dan kepercayaan, yang
diungkapkan secara tetap, akan menjadi dasar kekuatan yang
dibutuhkan para remaja dalam menghadapi tekanan dan masa-masa
perubahan. Kepercayaan orangtua tidak boleh dipisahkan dari
pengalaman dan tindakan nyata, terutama dalam keluarga.
Komunikasi yang erat dengan remaja, akan banyak membantu kita
menghindarkan konflik. Itu berarti, bukan saja kita perlu bercakap
secara bermakna, tetapi juga meluangkan waktu yang bermutu
bersamanya. Perhatian pribadi ini akan menciptakan citra diri yang
positif serta menggalang persaudaraan dalam keluarga. Jangan takut
mengungkapkan kasih sayang secara fisik. Pelukan bapak dan ciuman
ibu, sangat membantu pembentukan kesan bahwa anak diterima dan
dikasihi.
Kutipan
Menurut Billy Graham:
Pemberontakan, ketidakpatuhan, kurang disiplin, kebingungan dan
pertentangan, menghalangi hubungan-hubungan bahagia dalam rumah
tangga. (Tetapi) Allah menaruh perhatian pada keluarga Anda,
pernikahan dan anak-anak Anda. Dia menyatakan kepada kita, idaman
dan sasaran bagi suatu keluarga. Dia bersedia membantu kita . . .
Pernahkah Anda mencari kehendak Allah? Pernahkah Anda bertelut dan
menyerahkan anak-anak Anda kepada Tuhan? Apakah Anda mengumpulkan
mereka untuk beribadah bersama dalam keluarga? Jawabannya terletak
pada penyerahanan hati dan hidup Anda kepada Yesus Kristus,
sehingga setiap anggota rumah tangga Anda mengenal Yesus Kristus
dan mengasihi Firman Allah."
Kutipan_Selesai