Menerima kritik terkadang membuat hati terluka, jika kita tidak siap menerimanya. Namun demikian, tidak bijak juga bila kita tidak mau menerima kritik dari orang lain. Lebih-lebih jika mereka memberikan kritik yang membangun untuk kita. Berbicara tentang kritik, dalam Facebook e-Konsel, redaksi memberikan pertanyaan seperti ini.
e-Konsel: Bagaimana Anda menanggapi kritik dari orang lain?
Komentar:
Irsan Sugiarto: Introspeksi diri.
Masdinar Riang Duha: Kritik yang sifatnya membangun dan mengoreksi akan diterima dengan senang hati, dan berterima kasih kepada pemberi kritik.
Fitri Nurhana: Menganalisa isi dari kritik itu.
Mahardhika Dicky Kurniawan: Ditampung kemudian direnungkan.
e-Konsel:
@ Irsan: Bagus, Anda bisa meredam emosi ya.
@ Riang: Setuju, bagaimana dengan kritik yang tidak membangun/menjatuhkan? Apa yang akan Anda lakukan?
@ Fitri: Setelah itu?
@ Mahardhika: Setelah itu? Pasti melakukan perbaikan ya.
Tatik Wahyuningsih: Kalau kritikan itu memang benar dan membangun, saya tanggapi dengan baik, tetapi kalau tidak benar dan tidak membangun, tidak saya tanggapi dengan baik.
e-Konsel: @ Tatik: Oke deh.
Kami undang Anda untuk ikut berkomentar, silakan bergabung Facebook e-Konsel dengan alamat:
< http://www.facebook.com/sabdakonsel/posts/10150285508703755 [2] >.
Links:
[1] https://c3i.sabda.org/edisi_c3i/ekonsel_261_kritik
[2] http://www.facebook.com/sabdakonsel/posts/10150285508703755
[3] https://c3i.sabda.org/epublish/2
[4] https://c3i.sabda.org/epublish/2/887
[5] https://c3i.sabda.org/pengajaran_alkitab_tentang_menangani_kritik
[6] https://c3i.sabda.org/kelas_diskusi_pesta_natal_2011