Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Seri Karakter Kristiani : KETAATAN
4 Langkah Mengendalikan Tingkah Laku
Kita dapat mengendalikan tingkah laku anak-anak kita dengan empat langkah :
1. Dengan Permintaan"Maukah kamu menolong mama membersihkan meja?" ini adalah cara yang paling positif untuk mengendalikan sikap mereka. Bentuk yang dipakai disini adalah pertanyaan bukan perintah. Saat kita meminta kita memberikan pesan non-verbal yang indah. Kita menyatakan kepada mereka bahwa kita menghargai mereka, bahwa kita menyadari dia memiliki hak sendiri untuk memutuskan. Kedua, kita menyatakan bahwa pendapatnya merupakan hal yang penting bagi kita. Dan yang terbaik adalah kita menyatakan kepada mereka, "Saya mengharapkan engkau bertanggungjawab terhadap tingkah lakumu sendiri." Tetapi kadang kita tidak selalu diindahkan , maka untuk itu langkah kedua dapat dilakukan.
2. Dengan PerintahPerintah memiliki pesan non-verbal yang bersifat negatif. Itulah sebabnya mengapa kita hanya akan menggunakan cara kedua bila cara pertama tidak berhasil. Apabila kita hanya memberikan perintah, maka anak akan terluka. Kita menyatakan kepada mereka, “Saya tidak peduli dengan perasaan, pikiran dan pendapatmu. Karena itu bukan masalahku." Yang terburuk adalah kita menyatakan kepada mereka,"Saya tidak mengharapkan engkau bertanggungjawab atas tingkahlakumu; tanggungjawabmu adalah melakukan apa yang kukatakan."
3. Dengan memimpin merekaKita dapat memimpin anak untuk melakukan apa yang kita ingin dia lakukan. Contohnya, anda dapat meminta,"Maukah kamu datang kemari?" dan anak menjawab tidak, lalu anda perintahkan ,"Kemari" dan dia tetap menjawab tidak, maka dengan lembut anda menarik tangannya dan membawanya ke hadapan anda.
4. Dengan Hukuman.Saat anak bersikap buruk maka hukuman perlu diberikan. Tetapi hukuman yang diberikan harus adil dan sesuai dengan pelanggaran yang mereka lakukan. Anak-anak memiliki kepekaan terhadap hukuman yang diberikan, mereka tahu kapan anda menghukum terlalu lemah dan kapan terlalu keras. Perlu diingat hukuman terhadap satu anak tidak berarti hukuman bagi anak yang lain. Contohnya, saat anda menghukum Rio untuk diam di kamar selama lima jam akan benar-benar merupakan hukuman bagi dia karena dia suka berkumpul bersama orang lain. Tetapi jika Andre dihukum sama ia tidak merasa itu sebagai hukuman karena ia memang suka menyendiri.
Seringkali emosi kita memimpin perbuatan kita karena kita tidak memiliki gambaran di kepala kita apa yang relevan untuk setiap anak. Kita perlu mengetahuinya sebelum memilih hukuman yang akan diberikan karena tiap anak memiliki toleransi yang berbeda.
Terakhir, lebih mudah mendisiplin anak yang dicintai dibanding anak yang tidak dicintai. Anak yang memiliki perasaan dicintai secara alami ingin menyenangkan orangtuanya dibanding anak yang merasa tidak dicintai. Hal ini tidak berarti kita tidak akan memiliki kesulitan untuk mendisiplin anak yang dikasihi, hanya lebih mudah.
 
 
--------------------------------------------------------------------------------
(Parents & Children; Jay Kesler, Ron Beers,LaVonne Neff; hal 460)