Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Bagian B: Kepahitan Hati dan Kebencian

Kepahitan Hati Dan Kebencian
Latar Belakang

Kepahitan hati adalah hasil dari kebencian yang mendalam, ditandai oleh sikap sinis dan sakit hati. Kebencian adalah ketidaksenangan, kejengkelan dan sakit hati sebagai reaksi karena merasa dihina atau disakiti, entah sungguh terjadi, atau sangkaan atau tak disengaja. Keduanya sering muncul bersama dan merupakan akibat rasa marah yang tak terselesaikan.

"Alkitab tidak melarang kita merasa tidak senang, namun memberi dua pembatas. Pertama, marah harus bebas dari kepahitan hati, dendam dan benci. Kedua, menguji diri tiap hari agar diri anda tidak dikuasai oleh rasa dengki. Sebuah pepatah Latin berkata: "Orang yang tidur menyimpan rasa marah, tidur dengan iblis." Tentu hidup kita banyak gangguan. Hal-hal itu dapat dimanfaatkan Iblis untuk membangkitkan nafsu jahat kita."
Selesai

Berdasarkan pengalaman para pembimbing profesional, sebagian kasus yang dilayani ialah marah, pahit hati dan benci. Perasaan-perasaan terpendam memakan habis diri orang, sampai emosinya lumpuh dan tubuhnya sakit. Daya berfungsinya terganggu, kegunaannya merosot. Mereka sering sukar tidur, dan hubungan-hubungannya di dalam dan di luar keluarga, terkikis. Sebagian orang sedemikian dikuasai oleh keinginan membalas, sampai membunuh orang. Orang yang menyimpan endapan rasa marah tak terselesaikan, bukan orang yang sehat.

Kisah klasik tentang gejala balas dendam ini terdapat dalam kisah Kain dan Habil (Kej 4:1-16). Kain marah, karena persembahannya tidak diterima seperti saudaranya. Masalahnya bukan antara Kain dan Habil tetapi antara Kain dan Tuhan. Allah yang menolak persembahannya. Tetapi Kain mendendam dan muram. Bukan dia bertobat dan memohon ampun kepada Tuhan, dia malah membunuh adiknya.

Banyak kali orang akan mengungkapkan masalah ini, karena ingin memperoleh simpati dan dorongan untuk melampiaskan yang dirasakannya. Mereka akan menceritakan betapa mereka disalah mengerti, difitnah, diperlakukan salah, tanpa menyadari hakekat dosa di balik kelakuan mereka sendiri. Sementara kisah itu diungkapkannya dan anda menemukan adanya kepahitan dan kebencian, perlakukan itu sebagai dosa.

Firman Tuhan berkata, "Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu." (Kol 3:8).

Latar Belakang
Ayat Alkitab
Strategi Bimbingan
  1. Sementara dia membeberkan masalahnya, bersikaplah netral. Yakinkan dia bahwa Firman Tuhan memiliki jalan keluar bagi segala masalah.
  2. Teliti apakah anda bicara dengan seseorang yang sungguh sudah menerima Kristus. Jika belum, jelaskan "Damai dengan Allah", .
  3. Jika dia tidak menyadari bahwa dia memiliki masalah hati yang pahit dan membenci, atau jika dia sadar dan dengan tulus menginginkan suatu pemecahan, jelaskan padanya bahwa dia berhadapan dengan masalah dosa. Melupakan ini akan merintangi pemecahan masalah.
  4. Pertobatan dan pengakuan akan mengakibatkan keampunan dan pemulihan hubungan dengan Allah. Jelaskan "Pemulihan" , tegaskan 1Yoh 1:9. Berdoalah bersama dia, minta dia mengakui kepahitan dan kebenciannya.
  5. Jika hal tadi sudah dilakukan, maka langkah pemberesan harus diambil, terutama jika terdapat dakwaan, tuduh-menuduh, kritik dan putus hubungan. Kemenangan akan didapat, bila hubungan vertikal maupun horizontal dibereskan. Resikonya ialah: "Hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia." (Kis 24:16).

    Tidak perlu membuka masalah secara publik, tetapi Yesus berkata, "pergilah berdamai dulu dengan saudaramu." (Mat 5:24). Paulus menasihatkan: "Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Tetapi jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah ia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan ban api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!" (Rom 12:18,20-21). Jika perdamaian terjadi, Allah akan disukakan dan kedua pihak akan dipulihkan kerohaniannya. Tetapi jika tidak ada akibat positif terjadi karena tindakannya itu, paling tidak dia sudah mentaati Allah dan memiliki hati nurani yang bersih.

  6. Bimbing dia untuk berdoa, meminta Tuhan memenuhi dia dengan kasih pada orang lain, entah pemulihan hubungan dengan pihak lain terjadi atau tidak. "Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran." (1Kor 13:5,6).

  7. Jika kepahitan dan dendamnya sudah lama berlangsung dan dia berkeras mempertahankan kebenaran posisinya, tunjukkan teguran Paulus: "Segala kepahitan, kegeraman, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu." (Ef 4:31,32). Minta dia merenungkan firman tadi dan mendoakan musuh-musuhnya sesuai petunjuk tadi.
  8. Berdoalah bersamanya.
Latar Belakang
Strategi Bimbingan
Ayat Alkitab

"Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkan-Nya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil." (1Pet 2:23)

"Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Mat 6:14,15)

"Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai! Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan." (Rom 12:14-19)

"Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan. Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang." (Ibr 12:14,15)

Komentar