TANYA:                                                      
Saya seorang ibu dari seorang anak perempuan Ina (3 tahun). Beberapa bulan ini, Ina masuk pre-school. Hampir setiap kali bangun pagi atau mau berangkat sekolah ia selalu menangis, ngambek dan minta saya untuk menemani. Apakah hal ini wajar? Bukankah pendidikan dini itu penting?
Jawab:
  Popularitas dari pre-school memang meningkat lima tahun terakhir 
  ini. Banyak alasan dari orang tua untuk mengirim anak-anak mereka ke 
  pre-school. Mungkin maksudnya supaya mereka dapat bersosialisasi, 
  tidak egois bahkan bisa berbahasa Inggris, Matematika, dan 
  sebagainya. Naiknya keinginan orang tua juga dipicu dengan spirit 
  rela membayar harga begitu mahal untuk ambisi tersebut, termasuk 
  menghilangkan kesempatan bermain bagi anak-anak mereka. Tentunya 
  wajar, jikalau orang tua ingin anaknya tidak ketinggalan dari anak-
  anak sebayanya. Meskipun demikian, untuk menanggapi pertanyaan Anda 
  yang pertama, wajar bila anak Anda belum merasa kerasan walaupun 
  sudah beberapa bulan sekolah, terutama bagi anak-anak yang 
  sebelumnya memang "ada keterikatan" (attached) dengan orang tua. Perlu 
  diingat bahwa pre-school bukan alat pengganti (replacement) dari 
  perhatian dan kasih sayang orang tua yang seharusnya diberikan pada 
  anak Anda. Dr. David Elkind mengatakan bahwa seorang anak yang lahir 
  dari keluarga yang baik dan hangat "tidak akan rapuh hanya oleh karena 
  mereka tidak sekolah pre-school," (will not be deprived because he 
  or she did not go to pre-school) karena memang belum waktunya. Jadi kalau 
  anak tidak tahu atau belum siap untuk sekolah, seharusnya ia tidak 
  perlu dipaksa untuk sekolah. 
Pendidikan dini, memang mengundang banyak pertentangan, terutama bagi orang tua yang bekerja. Mereka menganggap daripada membiarkan anak-anak diasuh oleh pembantu atau pengasuh (babysitter), lebih baik kalau mereka juga mengikuti program perkembangan secara menyeluruh di sekolah di mana aspek-aspek sosial, emosional, dan intelektual digarap benar-benar. Bahkan ada sekolah pre-school yang berani memberikan program akademis (seperti membaca, menulis, dan menghitung) yang seharusnya baru diajarkan pada anak seusia sekolah dasar. Setiap anak sebenarnya membutuhkan pertumbuhan yang wajar. Yang sering kali orang tua lupakan adalah bahwa perkembangan anak tidak terbatas pada pengenalan ABC atau kemampuan menghitung saja, tapi juga kemampuan-kemampuan sosial dan emosional di samping tentunya pengembangan kreativitas untuk mengenali dunia di sekitarnya.
Anak usia 2-5 tahun memunyai potensi yang luar biasa untuk berkembang, sehingga sering kali dikatakan bahwa masa ini disebutkan sebagai "magic years". Pada usia ini anak berkembang dan berubah dengan sangat cepat. Di sini peranan dari orang tua sangat besar untuk menciptakan suasana yang pas bagi perkembangan alami tersebut. Orang tua "yang sehat dan baik" sebenarnya tak perlu memaksakan perkembangan anaknya dengan mengirim mereka ke sekolah pre-school, karena yang dibutuhkan adalah kehadiran, kerelaan berinteraksi secara utuh, perlindungan, dan kehangatan kasih sayang yang dapat dirasakan. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar (basic needs) inilah yang dengan sendirinya akan mempersiapkan anak masuk dalam dunia sekolah pada usia 5 tahun. Jadi sebenarnya merupakan suatu anugerah dan kebahagiaan tersendiri bagi orang tua jikalau mereka dapat menikmati setiap fase perkembangan anak. Semoga Tuhan memberikan Anda kebijaksanaan yang berlimpah.
- Log in to post comments