Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Membuat Resolusi Tahun Baru Berhasil
Edisi C3I: e-konsel 392-Resolusi Tahun Baru
RENUNGAN
Membuat Resolusi Tahun Baru Berhasil
Ditulis oleh: N. Risanti
Tahun baru menjadi momen yang digunakan oleh banyak orang percaya untuk membuat resolusi tahun baru demi mencapai tujuan hidup atau menjadi pribadi yang lebih baik. Melakukan disiplin rohani secara lebih teratur, membaca lebih banyak, mengurangi gula, mengurangi berat badan, berhenti merokok, berolahraga, mengurangi kebiasaan, sifat, sikap, dan perilaku yang buruk, belajar lebih banyak, bersikap lebih bijaksana, dan sebagainya.
Semua hal yang lebih baik, lebih membangun, lebih bermanfaat, dan lebih sehat biasanya akan menjadi isi resolusi tahun baru bagi kebanyakan orang. Namun, sudah menjadi rahasia umum pula bahwa sebelum menginjak bulan Februari, hal-hal tersebut akan mulai memudar dan malah menjadi hal-hal yang naif dan tidak menyentuh realita saat menginjak bulan Juni.
Lalu, mengapa begitu sulit untuk menjalani komitmen dalam melakukan resolusi tahun baru? Ada banyak jawaban untuk itu, dan salah satunya adalah karena kita mengandalkan kekuatan dan rencana-rencana kita sendiri dibanding mengandalkan kekuatan Tuhan. Seringnya, kita tidak mengindahkan Tuhan ketika membuat rencana bagi kehidupan kita, seolah-olah segala sesuatu dapat berjalan sendiri hanya karena kita menghendakinya. Kita menjadi seperti orang bodoh dalam Yakobus 4:13-14 yang merencanakan segala sesuatu berdasarkan hikmatnya sendiri, tetapi yang lupa bahwa Tuhanlah pemegang kedaulatan dalam hidup ini. Sementara, Amsal 16:3 mengatakan, "Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu". Sebagai seorang manusia yang mengetahui keterbatasan dan kerapuhan diri, sudah selayaknya jika kita membuat rencana, lalu menyerahkannya kepada Tuhan yang berdaulat atas kehidupan ini. Biarkan Dia mengoreksi segala rencana kita karena toh hidup kita sebagai manusia yang sudah ditebus ini, bukan lagi milik kita sendiri. Yang terlebih penting lagi, biarlah kita senantiasa bersandar dan menaruh harapan kepada pertolongan Tuhan dalam melaksanakan rencana-rencana tersebut sehingga seperti dikatakan dalam Yeremia 17:7, kita akan diberkati.
Nah, membuat resolusi tahun baru adalah baik, karena "hanya dengan perencanaan kita dapat berperang ..." (Amsal 24:6). Seperti yang sering dikatakan "Failed to plan, means plan to failed" atau gagal merencanakan berarti berencana untuk gagal. Jangan pula kita terjebak pada prinsip hidup yang "mengalir" dengan alasan untuk menghindari kegagalan dalam menjalani komitmen untuk melakukan resolusi tahun baru. Bersedia menyediakan hidup kita untuk dipakai Allah menjadi hal yang paling penting dalam merencanakan resolusi tahun baru, sebab itulah yang menjadi panggilan hidup orang-orang percaya. Karena itu, mari kita membuat resolusi tahun baru yang berfokus kepada Tuhan, baik pada isi, kemampuan untuk melakukan, dan pada tujuan-Nya. Setelah itu, mari kita menantikan pertolongan Tuhan yang akan menyertai kita di sepanjang tahun 2017 ini.
Soli Deo Gloria.
Sumber referensi: | ||
1. _____. Alkitab SABDA. Dalam http://alkitab.sabda.org/article.php?book=42&id=240 2. Holcomb, Justin. "Mengapa Resolusi Tahun Baru Tidak Berhasil". Dalam http://c3i.sabda.org/mengapa_resolusi_tahun_baru_tidak_berhasil_0 |