Autis adalah penyakit atau gangguan pada perkembangan otak yang diperkirakan menyerang 1 dari 1.000 orang di Amerika. Orang yang menderita autis biasanya kurang mampu berbahasa dan tidak mampu bergaul dengan lingkungan sosialnya. Sekitar 80% dari jumlah penderita autis adalah laki-laki. Mengapa demikian, alasannya tidak diketahui oleh para peneliti.
Hal yang juga tidak diketahui adalah penyebab autis. Segala sesuatu dari perubahan genetik hingga kontak kandungan ibu dengan penyakit sampai ketidakseimbangan kimia telah dipersalahkan. Namun ternyata, faktor-faktor orangtua bisa diabaikan sebagaimana yang dianjurkan oleh beberapa peneliti.
Walaupun diinformasikan bahwa mereka tidak ada hubungannya dengan penyakit anak mereka ini, beberapa orangtua terus-menerus mengatakan bahwa mereka merasa bersalah karena tidak mampu berinteraksi dengan anak mereka. Berikut ini adalah apa yang diketahui tentang autis.
Kesulitan dengan kemampuan organisasi
Penderita autis lepas dari kemampuan intelektual mereka, ternyata
memiliki kesulitan mengatur diri mereka sendiri. Seorang pelajar
autis mungkin bisa menyebutkan tanggal-tanggal bersejarah setiap
perang yang terjadi, namun selalu lupa membawa pensil mereka ke
kelas. Murid-murid ini bisa jadi seorang yang sangat rapi atau
paling jorok. Orangtua harus selalu ingat untuk tidak memaksakan
kehendaknya pada mereka. Mereka hanya tidak mampu mengatur diri
mereka sendiri tanpa pelatihan yang spesifik. Seorang anak
penderita autis memerlukan pelatihan kemampuan mengatur dengan
menggunakan langkah-langkah kecil yang spesifik supaya berfungsi
dalam situasi sosial dan akademis.
Seorang penderita autis memiliki masalah dengan pemikiran yang
bersifat abstrak dan konseptual
Lepas dari apa yang dikatakan orangtua, beberapa penderita autis
akhirnya memperoleh kemampuan abstrak, namun ada juga yang tidak.
Pertanyaan: "Mengapa kamu tidak mandi?" nampaknya sesuai untuk
dikatakan ketika sedang menghadapi anak yang tidak mau mandi.
Dengan anak autis seringkali lebih baik menghindari kalimat
pertanyaan yang mengundang perdebatan, sebaiknya Anda mengatakan:
"Saya tidak suka kalau kamu tidak mandi. Ayo, masuk ke kamar
mandi dan mandi sekarang. Kalau kamu butuh bantuan, saya akan
menolongmu tapi saya tidak akan memandikan kamu." Hindari
menanyakan pertanyaan yang panjang lebar. Para orangtua ataupun
perawat harus sekonkret mungkin dalam seluruh interaksi mereka.
Peningkatan tingkah laku tak wajar mengindikasikan peningkatan
stres
Dalam banyak situasi, terutama situasi yang tidak akrab, akan
menyebabkan stres sehubungan dengan perasaan atau hilangnya
kontrol. Dalam kebanyakan contoh, stres bisa dikurangi ketika
anak-anak diizinkan untuk keluar dari situasi yang menekan.
Membuat program untuk membantu anak-anak menghadapi stres di
sekolah sangat disarankan.
Perilaku mereka yang berbeda janganlah diambil hati
Penderita autis seharusnya tidak dianggap sebagai seorang yang
selalu berperilaku menyimpang atau ingin menyakiti perasaan orang
lain atau mencoba membuat hidup jadi sulit bagi orang lain.
Seorang penderita autis jarang bisa bersikap manipulatif. Umumnya
perilaku mereka merupakan hasil dari usaha mereka keluar dari
pengalaman yang menakutkan, atau membingungkan. Penderita autis,
secara alami karena ketidakmampuan mereka, memiliki sifat
egosentris. Kebanyakan penderita autis menghadapi masa-masa sulit
untuk bisa memahami reaksi orang lain karena adanya
ketidakmampuan persepsi.
Gunakan kata-kata dengan makna sesungguhnya
Secara sederhana, katakanlah apa yang Anda maksudkan. Jika
pembicara tidak sangat mengenal si penderita autis, sebaiknya
mereka menghindari penggunaan: singkatan/panggilan, ejekan,
kalimat bermakna ganda, idiom, dan sebagainya.
Ekspresi wajah dan isyarat-isyarat lainnya biasanya tidak
berhasil
Umumnya, mayoritas penderita autis memiliki kesulitan membaca
ekspresi wajah dan mentafsirkan bahasa tubuh atau perilaku dengan
kesan-kesan tertentu.
Seorang penderita autis nampak tidak mampu mempelajari sebuah
tugas
Ini merupakan sebuah tanda bahwa tugas atau tugas-tugas itu
terlalu sulit baginya dan perlu disederhanakan. Cara lainnya
adalah menghadirkan tugas-tugas itu dengan cara yang berbeda --
baik secara visual, fisik, maupun verbal. Metode-metode ini
seringkali diabaikan oleh guru-guru dan orangtua di rumah karena
hal ini memerlukan kesabaran, waktu eksperimen, dan kemauan untuk
mengubah metode atau kebiasaan lama.
Hindari terlalu banyak informasi atau kata-kata
Para guru dan orangtua harus jelas, menggunakan kalimat-kalimat
pendek dengan bahasa yang sederhana untuk menyampaikan maksud
mereka. Jika anak-anak tidak punya masalah pendengaran dan bisa
memperhatikan Anda, ia mungkin kesulitan memisah-misahkan apa
yang diajarkan dan informasi lainnya.
Tetaplah konsisten
Persiapkan dan berikan sebuah daftar pendek pelajaran yang akan
Anda ajarkan. Tulislah pada sebuah grafik. Datangi mereka setiap
hari pertama-tama dengan anak yang muda. Jika perubahan terjadi,
katakan padanya dan ulangi informasi tentang perubahan itu.
Aturlah sikapnya
Meskipun rasanya mustahil, adalah mungkin untuk mengatur sikap
anak autis. Kuncinya ialah konsistensi dan pengurangan stres
pada anak. Juga dianjurkan untuk melakukan penambahan sikap
sosial yang positif dilakukan secara rutin.
Hati-hati dengan lingkungan
Dalam banyak contoh, seorang penderita autis bisa sangat sensitif
dengan apa yang ada dalam ruangan. Cat tembok warna cerah atau
dengungan lampu pijar sangat mengganggu bagi para penderita
autis. Untuk membuat perubahan yang berarti, guru dan orangtua
perlu waspada dan berhati-hati terhadap lingkungan dan masalah-
masalah yang ada.
Anak yang memiliki perilaku menyimpang atau terus-menerus
membangkang merupakan sebuah tanda masalah
Sekalipun anak-anak kadang-kadang berperilaku menyimpang atau
membangkang, seorang penderita autis seringkali bersikap demikian
ketika dia kehilangan kendali. Ini bisa menjadi sinyal bahwa
seseorang atau sesuatu di sekitarnya membuatnya marah atau
terganggu. Hal yang sangat menolong ialah keluar dari lingkungan
itu atau jika ia bisa menuliskan apa yang mengganggunya, tetapi
jangan mengharapkan sebuah respon positif misalnya ia melanjutkan
untuk mengerti apa yang sedang terjadi dan apa artinya. Metode
keberhasilan lainnya adalah permainan peran dan mendiskusikan apa
yang membuatnya marah atau berkelakuan buruk. Biarkan ia menjawab
karena ia berpikir Anda akan meresponi tingkah lakunya.
Memanfaatkan aktivitas ini akan menolong untuk mengurangi
kepadatan sebuah situasi sehingga mengubah fokusnya dengan
memperhatikan apa yang mengganggunya.
Jangan menduga apa pun saat mengevaluasi kemampuan atau
keahliannya
Orang-orang yang menangani anak-anak autis melaporkan bahwa
beberapa orang autis sangat pintar matematika, tetapi tidak mampu
menghitung uang kembalian yang sederhana di kasir. Atau, mereka
memiliki kemampuan mengingat setiap kata yang ada dalam sebuah
buku yang dibacanya atau pidato yang ia dengar, tetapi tidak
ingat untuk membawa kertas ke kelas atau dimana ia menaruh sepatu
olahraganya. Perkembangan kemampuan yang tidak seimbang merupakan
sifat autisme. Autisme, sebagaimana disebutkan di atas, tidak
begitu diketahui atau dipahami dengan baik. Ini masih merupakan
masalah yang membingungkan bagi orangtua, guru dan mereka yang
bekerja dan mengobservasi anak-anak semacam ini.
Kunci
Kunci untuk bekerja dengan penderita autis ialah:
BERSABARLAH, BERPIKIRAN POSITIF, KREATIF, FLEKSIBEL, dan
OBJEKTIF.
Tips tambahan bagi para orangtua:
Temuilah dokter
Jika Anda menduga anak Anda menderita autis, temui seorang dokter
ahli dan mintalah diagnosa. Mintalah penjelasan kepada mereka dan
tanyakan sebanyak mungkin pertanyaan yang menurut Anda perlu
ditanyakan. Bersikaplah kritis! Jangan menunggu mereka memberikan
informasi kepada Anda karena Anda akan menunggu begitu lama tanpa
jawaban.
Pelajarilah hak-hak orang cacat
Biasakanlah diri dengan tindakan-tindakan orang cacat. Jangan
takut untuk mengajukan permintaan pada dokter medis, sekolah,
pengurus sekolah atau para guru. Mereka hanya akan melakukan apa
yang diperintahkan atau diminta pada mereka. Dalam hal ini,
kesabaran, kegigihan, pengetahuan, dan sikap menghormati akan
memberikan hasil yang baik.
Carilah bantuan
Banyak anak cacat tidak pernah memperoleh bantuan karena orangtua
mereka merasa takut dan malu. Ingat, tidak ada hal yang telah
Anda lakukan yang menyebabkan kecacatan ini terjadi. Orang lain
juga punya masalah yang serupa. Ada pertolongan untuk anak Anda.
Teruslah mencari informasi.
Bersabarlah
Jangan menyerah. Ingatlah bahwa anak Anda tidak suka bertindak
seperti itu tetapi mereka hanyalah berusaha untuk mendapatkan
perhatian dari dunia dan sekitar mereka.
Jangan berulang-ulang berusaha melatih sebuah tugas kepada anak
Penderita autis biasanya menolak perubahan aktivitas rutin.
Memaksa anak autis melakukan sesuatu justru bisa jadi malapetaka.
Lebih baik jika Anda melihat ia mengalami kesulitan, mundurlah
dan cobalah untuk memecahkan tugas itu menjadi sesuatu yang lebih
sederhana dan mudah dikerjakan. Ini artinya ia telah mencapai
batasnya -- sebagaimana kita semua juga bisa demikian. Cobalah
untuk memberikannya pilihan. Ini akan memberinya indera kontrol
dan stabilitas diri. (T/Sil)
Links:
[1] https://c3i.sabda.org/edisi_c3i/e_konsel_091_awas_autis
[2] http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/091/
[3] https://c3i.sabda.org/epublish/2
[4] https://c3i.sabda.org/epublish/2/465
[5] https://c3i.sabda.org/30/nov/1999/konseling_mengenal_autis
[6] https://c3i.sabda.org/31/jul/2005/konseling_apakah_anak_saya_autis
[7] https://c3i.sabda.org/kategori_bahan_c3i/anak_parenting
[8] https://c3i.sabda.org/jenis_bahan_c3i/tips
[9] https://c3i.sabda.org/fokus_c3i/fokus_c3i_juni_2008_menangani_anak_dengan_kebutuhan_khusus