Konseling -- sebuah tren yang baru-baru ini muncul dalam lingkungan
Kristen -- meliputi segala sesuatu, mulai dari sebuah percakapan
beberapa menit sampai pertemuan mingguan selama berbulan-bulan untuk
menolong seorang pria atau wanita dalam mengatasi masalah pribadi
yang sulit. Sayangnya, tujuan dan sasaran konseling pun telah
menjadi lebih luas. Banyak konselor hanya sekadar menolong para
konseli untuk menyesuaikan diri dalam masyarakat tanpa memberi
pemecahan terhadap masalah-masalah yang lebih dalam.
Definisi Konseling
Saya percaya bahwa definisi konseling yang baik adalah "suatu proses
untuk saling memperlengkapi seorang akan yang lain dalam:
mendefinisikan dan menganalisis masalah-masalah pribadi sesuai
Alkitab;
menemukan prinsip-prinsip Alkitab yang berlaku untuk masalah
tersebut; dan
membeberkan sebuah perencanaan untuk memberlakukan prinsip-
prinsip ini."
Sasaran konseling Kristen adalah untuk "memperkenalkan setiap orang
agar dilengkapi di dalam Kristus" (Kolose 1:28). Itu berarti kita
menolong konseli menjadi semakin serupa dengan Kristus baik di dalam
pikiran, perkataan, dan perbuatan -- yang artinya menjadi kudus.
Kurang dari itu berarti kita merugikan konseli yang datang untuk
memperoleh bimbingan.
Filsafat Pelayanan
Empat prinsip berikut sebaiknya membentuk filsafat dalam pelayanan
kepada kaum lajang.
Nasihat Anda haruslah alkitabiah -- kebenaran yang Anda ajarkan
harus terdapat dalam Alkitab.
Nasihat Anda haruslah bersifat praktis. Referensi Alkitab
sebaiknya disertai dengan penerapan praktis. Setiap tugas
haruslah memiliki tindakan objektif yang dapat diukur.
Anda harus "menghentikan" konseli dari ketergantungannya pada
Anda; latihlah mereka untuk memecahkan persoalan mereka sendiri.
Hubungan Anda sendiri dengan Tuhan harus bertumbuh.
Memulai Konseling
Anda mungkin memiliki sebuah filsafat pelayanan dan sasaran-sasaran
alkitabiah yang baik, tetapi bagaimana cara memulai pelayanan
konseling Anda dengan kaum lajang? Di bawah ini ada beberapa saran.
Mendapat pelatihan.
Menjadi seorang konselor yang efektif memerlukan usaha. Mencari
bahan-bahan dan pusat pelatihan untuk menjadi konselor akan
menolong Anda untuk lebih diperlengkapi. Jika Anda membutuhkan
lebih banyak praktik atau supervisi/pengawasan, tetapkan konselor
yang berpengalaman untuk menolong Anda. Mulailah melakukan
konseling hanya dengan beberapa orang saja.
Berikanlah nasihat melalui kelompok pengajaran Alkitab.
Jika Anda mengajar sebuah kelas kaum lajang setiap minggu,
ajarkan lebih banyak firman Tuhan daripada pengetahuan-
pengetahuan yang biasa. Pusatkan perhatian Anda pada masalah,
pemikiran, dan ketakutan yang dihadapi kaum lajang, dan tawarkan
pemecahan masalah secara khusus. Dengan demikian murid-murid Anda
akan menyadari bahwa Anda memiliki jawaban-jawaban yang benar-
benar tepat. (Catatan: jangan menggunakan ilustrasi yang
menjelaskan masalah para konseli di dalam kelompok Anda. Hal ini
akan menghilangkan kepercayaan dan membuat mereka tidak berani
untuk mengemukakan masalah-masalah mereka secara terbuka kepada
Anda.)
Kembangkan sumber-sumber konseling Anda.
Sumber-sumber yang dimaksud seperti:
membuat perpustakaan buku-buku, video, dan kaset audio;
mengadakan hubungan dengan konselor profesional yang menjadi
acuan/dimana Anda mengirim konseli kaum lajang yang Anda
tangani;
seorang sekretaris yang mampu mendengarkan dan berdoa dengan
para konseli dan menetapkan (paling sedikit sebagai
pendahuluan) kebutuhan konseling mereka; dan
kelompok pelayanan kecil yang menyediakan persekutuan,
dukungan, dan kesempatan bagi para kaum lajang untuk saling
menolong.
Latihlah orang awam untuk menolong Anda.
Setelah pelayanan konseling Anda mantap, latihlah konselor awam
untuk membantu menanggung beban pelayanan. Seorang konselor awam
sebaiknya menggunakan prinsip-prinsip firman Allah di dalam
kehidupannya; menunjukkan ketergantungannya pada Roh Kudus, bukan
orang yang baru lahir baru dalam iman Kristen; serta memiliki
belas kasihan, rendah hati, dan memiliki wawasan.
Hal-hal yang perlu diingat oleh para konselor.
Ketika mengonseling para lajang, tetaplah mengingat pokok-pokok
berikut.
Bergeraklah lebih jauh dari keadaan yang mendasari sikap dan
kepercayaan.
Adalah mudah untuk terlibat dalam kesulitan yang dihadapi oleh
seorang lajang, tetapi ingatlah bahwa setiap orang, lajang
atau menikah, mempunyai kecenderungan yang sama untuk jatuh
dalam dosa. Tentu saja setiap keadaan berbeda, tetapi jangan
terfokus hanya pada keadaan. Fokuskan pada sikap dan tanggapan
dari individu tersebut.
Pelajari masalah-masalah umum yang dihadapi kaum lajang.
Masalah-masalah di dalamnya termasuk perasaan kesepian,
masalah orang tua tunggal, berkencan, godaan seksual,
penyalahgunaan obat-obatan, atau alkohol, penyesuaian diri
dengan keadaan di sekitarnya, dan citra diri.
Temukan keseimbangan antara pertimbangan dan kompromi.
Anda tidak boleh menghakimi konseli, tetapi Anda juga tidak
dapat mengompromikan prinsip-prinsip firman Tuhan.
Sampaikanlah standar-standar Alkitab sebagai yang absolut,
tapi lakukanlah dengan cara yang menunjukkan belas kasih
kepada konseli.
Waspadalah terhadap bahaya-bahaya dalam konseling.
Jangan mengizinkan seorang pun dari konseli Anda, terutama
sekali yang berlawanan jenis, untuk menjadi tergantung kepada
diri Anda. Cegahlah "pemujaan pahlawan" karena hal ini dapat
menciptakan masalah-masalah yang sangat rumit. Kita semua
memiliki sebuah kebutuhan yang dalam untuk dihargai,
dihormati, dan didengarkan. Kenalilah kebutuhan-kebutuhan ini
dalam diri para konseli Anda (dan di dalam diri Anda sendiri),
tetaplah berusaha untuk menjaga agar hubungan Anda dengan
konseli Anda tetap sehat.
Berikut ini diberikan beberapa judul buku yang saya anjurkan bagi
Anda. Sumber-sumber ini akan melengkapi Anda agar pelayanan Anda
dengan kaum dewasa lajang lebih efektif.
"Inside Out", Larry Crabb
"Encouragement", Larry Crabb
"Competent to Counsel", Jay Adams
"Christian Counselor`s Manual", Jay Adams.
"Meeting Counseling Needs Through the Local Church", Larry Crab
(Texbook for The Institute of Biblical Counseling)
(Bahan di atas diterjemahkan dari buku "Single Adult Ministry",
Jones J, Navpress, 1991.)