Jenis Bahan Indo Lead: Artikel [1]
Dalam dunia kita yang berputar penuh dengan karunia dan keindahan, ada pula kehilangan dan rasa sakit. Kita hanya perlu menyalakan televisi, meregangkan otot-otot yang pegal, atau melangkah keluar rumah untuk menemukannya. Bagi sebagian orang, rasa pedih karena kehilangan tidak terlihat oleh orang lain, tetapi ada di dalam diri; kesedihan batin karena kehilangan kehidupan, hubungan, atau kesempatan.
Kehilangan seseorang atau sesuatu yang penting bagi kita bisa menjadi beban yang sangat berat. Ketika hal ini terjadi, kata-kata tidak dapat benar-benar menggambarkan kesedihan yang menyayat hati kita. Akan tetapi, ada tempat yang aman untuk kita ketika mengalami kesengsaraan yang tidak mau beranjak dari hati kita.
Ayat-ayat Alkitab dapat memberikan penghiburan pada saat-saat kehilangan. Ayat-ayat tersebut memberi kita hikmat saat berada di lembah, maupun puncak gunung kehidupan ini. Demikian pula, ayat-ayat di bawah ini dapat memberi kita harapan ketika sulit untuk mengingat seperti apa harapan itu.
Ayat-ayat untuk Kehilangan
- Allah mengirimkan pertolongan pada saat-saat yang menghancurkan (Kejadian 47 [2]).
- Allah tidak akan meninggalkan kita untuk menjalani hidup sendirian (Yohanes 14:16-20 [3]).
- Allah tidak akan membiarkan masa-masa sulit menjadi sia-sia (1 Petrus 4:12-13 [4]).
- Allah hadir dalam kesedihan kita (Mazmur 22:24, Mazmur 34:18 [5]).
- Allah sedang mempersiapkan rumah yang tidak dapat disentuh oleh dukacita bagi kita (1 Petrus 1:4, Wahyu 21:4 [6]).
- Allah ingin kita bersikap lemah lembut dan bersimpati satu sama lain (1 Petrus 3:8 [7]).
- Tuhan bekerja melalui orang lain untuk mengangkat beban dan membawa sukacita (Filipi 2, 2 Korintus 1 [8]).
Pada masa-masa yang sulit, memandang jauh melampaui masalah kita adalah sebuah perjuangan, tetapi membaca hasil akhir dari sebuah kisah Alkitab dapat menghibur kita karena menunjukkan gambaran besar dari kehidupan ini.
Salah satu kisah yang memberi penghiburan semacam itu terdapat dalam kitab Rut [9]. Dalam Rut 1:21 (AYT) [10]
Naomi berkata, "Aku pergi dengan penuh, tetapi TUHAN memulangkan aku dengan kosong ... TUHAN telah bersaksi melawanku dan Yang Maha Kuasa telah menindasku." Ratapan Naomi yang jujur di hadapan menantunya, Rut, berisi kepahitan karena pergumulannya dengan kematian suami dan anak-anaknya -- tetapi dukacita yang sebenarnya memang seharusnya demikian.
Kisah Naomi tidak berhenti sampai di situ. Satu pasal kemudian (Rut 2:20, AYT) [11], Naomi sudah mengatakan hal yang sangat berbeda, "TUHAN, yang tidak menahan kebaikan-Nya kepada orang yang hidup dan kepada orang yang mati." Apa yang mustahil untuk kita atasi, tidak mustahil bagi Tuhan.
Jika Anda pernah mengalami kehilangan orang yang Anda cintai, kitab Ayub juga bisa menjadi penghiburan. Ada baiknya kita melihat kedua sisi dari segala sesuatu; tidak hanya lembah dan puncak gunungnya saja. Kita diingatkan bahwa Allah menyertai kita dalam kedua masa itu, dan bahwa berkabung itu sehat dan perlu.
Kita membaca dalam Ayub 6:2-3 (AYT) [12], "Oh, seandainya kesusahanku ditimbang, dan semua kesengsaraanku diletakkan di atas timbangan! Sebab, beratnya akan melebihi pasir di laut."
Pada awal kitab ini, Ayub mengalami masalah yang bertubi-tubi; suatu bencana yang besar terjadi dalam hidupnya. Dalam satu waktu, dia kehilangan hewan dan harta benda, anggota keluarga, kemudian kesehatannya sendiri. Setelah semua ini terjadi, istrinya bahkan mengoceh tentang kesetiaannya kepada Tuhan. Namun, saya bertanya-tanya apakah istrinya berada di dekat Ayub ketika dia mengucapkan apa yang akan menjadi pasal 6 dan 7. Tangisannya terdengar seperti halaman-halaman yang dirobek dari sebuah jurnal; jurnal tentang seseorang yang terluka dan tidak takut untuk mengungkapkannya.
Dalam pasal 29 dan 30, Ayub terus berduka. Dia berkata, "Suara sukacita dan kegirangan telah berubah menjadi perkabungan."
Ayub 42:12 (AYT) [13] berkata, "TUHAN memberkati hari-hari Ayub selanjutnya lebih dari yang semula." Kita tidak selalu mengetahui alasan mengapa sesuatu terjadi pada kita atau orang yang kita kenal, tetapi bagi Ayub, kisahnya tidak berakhir pada titik terendah dalam hidupnya. Meski demikian, dia tidak dapat melewatkan bagian-bagian yang tersulit. Pada masa-masa itu, Tuhan tidak pernah meninggalkannya, meskipun terkadang terasa demikian. Tuhan selalu ada di dekat Ayub untuk mendengarkan rasa frustrasi Ayub. Dia benar-benar sahabat terbaik yang bisa kita miliki.
Namun, bagaimana jika salah satu teman duniawi kita menyakiti kita? Ini juga bisa menjadi suatu bentuk kehilangan. Dalam Mazmur 55:21 (AYT) [14], Daud tampaknya mengungkapkan kesedihannya karena kehilangan seorang sahabat. "Dia mengacungkan tangannya melawan orang yang hidup damai dengannya; dia mencemari perjanjiannya. Ucapannya lebih lembut dari mentega, tetapi hatinya berperang. Kata-katanya lebih lembut dari minyak, tetapi tajam seperti pedang yang terhunus."
Dalam ayat 22 (AYT), Daud berkata kepada dirinya sendiri, "Lemparlah bebanmu kepada Tuhan, dan Dia akan memeliharamu." Kemudian, seolah-olah melihat ke atas setelah berbicara kepada diri sendiri, dia berkata dalam ayat 23, "Namun aku memercayaiMu."
Kehilangan dapat membuat kita lelah dan merasa terpukul, tetapi kesedihan kita terlihat. Tidak memendam rasa sakit sama pentingnya dengan mengingatkan diri kita sendiri bahwa Allah akan selalu ada untuk kita, dan dapat dipercaya untuk menolong kita saat kita merasa tidak mampu menolong diri kita sendiri. Ketika kita kehilangan sebuah persahabatan, bahkan mungkin persahabatan yang biasanya menjadi tempat kita bersandar pada masa-masa sulit, Tuhan juga ada di sana.
Surat 2 Timotius 2:13 (AYT) [15] berkata, "Jika kita tidak setia, Ia tetap setia, karena Ia tidak dapat menyangkal diri-Nya sendiri."
Bersikap jujur tentang rasa sakit kita dan membiarkan firman Tuhan masuk ke dalam pikiran kita selama masa-masa ini adalah batu loncatan kecil menuju kesembuhan. Bahkan ketika harapan tampak seperti kerikil, kemampuan mendengar Tuhan cukup kuat dan penuh kasih untuk menahan beban kita.
Dia adalah Bapa yang penuh kasih, yang siap menghibur kita ketika rasa kehilangan membuat kita merasa sedih. Kita dapat menceritakan apa yang telah kita alami (meskipun Dia sudah mengetahuinya). Menceritakan perasaan Anda kepada Allah akan sangat menolong mengurangi beban dalam hati kita.
Ayat-ayat untuk Menghibur pada Saat Kehilangan
Ayat-ayat di bawah ini adalah penghiburan yang luar biasa. Kita dapat membacanya dan mengetahui bahwa kehidupan saat ini bukanlah segalanya. Namun, Tuhan tidak meminta kita untuk mengabaikan kehilangan atau terburu-buru dalam penyembuhan batin kita. Dia sabar dan panjang sabar. Pemeliharaan-Nya untuk menguatkan dan membangkitkan semangat kita tidak terbatas. Dia selalu bersedia menanggung beban kita ketika orang yang paling kita percayai pun tidak memiliki kemampuan itu.
Roma 8:18-26 (AYT) [16] mengatakan
"Sebab, aku menganggap bahwa penderitaan-penderitaan yang kita alami sekarang tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab, semua ciptaan dengan rindu menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Sebab, semua ciptaan menjadi sasaran kesia-siaan, bukan karena diingininya, tetapi karena Dia yang menaklukkannya, dengan pengharapan, supaya ciptaan itu sendiri akan dibebaskan dari ikatan kebinasaan kepada kemerdekaan mulia dari anak-anak Allah. Sebab, kita tahu bahwa seluruh ciptaan sama-sama mengeluh dalam kesakitan bersalin sampai sekarang ini. Bukan hanya itu, kita pun yang memiliki buah sulung Roh mengeluh dalam hati, sementara menantikan dengan penuh harap pengangkatan sebagai anak, yaitu penebusan tubuh kita. Sebab, dalam pengharapan kita diselamatkan. Akan tetapi, pengharapan yang dilihat bukan pengharapan, sebab siapakah yang berharap pada sesuatu yang sudah dilihatnya? Namun, jika kita berharap akan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun. Demikianlah, Roh menolong kita dalam kelemahan kita. Sebab, kita tidak tahu apa yang seharusnya kita doakan, tetapi Roh sendiri yang bersyafaat demi kita dengan keluhan-keluhan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata."
Setelah mengalami kehilangan, kita mungkin merasa bahwa kita perlu diselamatkan. Penyelamatan dari situasi kita, penyelamatan dari rasa sakit, atau penyelamatan dari diri kita sendiri. Kita tidak perlu berada di tempat tertentu secara mental atau spiritual agar Tuhan dapat menyelamatkan kita. Kita sekarang tahu bahwa dengan membaca firman, Tuhan dekat dengan mereka yang sedang menderita; bahwa Dia mau dan mampu menjadi kekuatan kita (Mazmur 46:1-3 [17]).
Teruslah membaca Alkitab [18] untuk memberikan penghiburan pada saat-saat kehilangan. Bertindaklah seperti Daud, dia menulis dan bernyanyi dari rasa sakit yang menjadi pujian. Hal itu adalah seperti obat bagi jiwa.
Terkadang pujian kita akan datang belakangan, tetapi tidak apa-apa, Tuhan mengetahui hati kita (1 Yohanes 3:20 [19]).
Mari bersandar kepada-Nya. Dia tidak akan membiarkan kita berduka sendirian.
(t/Jing-jing)
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | Los Angeles Christian Counseling |
Alamat artikel | : | https://lachristiancounseling.com/articles/comforting-bible-verses-in-times-of-loss [20] |
Judul asli artikel | : | Comforting Bible Verses in Times of Loss |
Penulis artikel | : | Tim Los Angeles Christian Counseling |