Jenis Bahan Indo Lead: Artikel [1]
Kaum dewasa muda benar-benar sedang mengalaminya.
Sebuah laporan baru dari Gallup Institute menemukan bahwa tingkat depresi klinis seumur hidup telah mencapai titik tertinggi, dan orang dewasa muda berusia 18 hingga 29 tahun telah terkena dampak yang paling besar.
Laporan tersebut menemukan bahwa orang dewasa muda memiliki tingkat peningkatan tercepat dalam hal depresi yang terdiagnosis dibandingkan dengan generasi lainnya. Pada tahun 2017, diperkirakan 13 persen orang dewasa muda dirawat karena depresi. Pada tahun 2023, angka tersebut meningkat hampir dua kali lipat menjadi 24,6 persen.
Dengan angka ini, para peneliti yang menulis studi tersebut memperkirakan bahwa sepertiga dari Gen Z [2] dan milenial akan didiagnosis dengan depresi klinis pada suatu saat dalam hidup mereka. Mereka yang berusia 18 hingga 29 tahun (34,3 persen) dan 30 hingga 44 tahun (34,9 persen) memiliki tingkat diagnosis depresi yang jauh lebih besar dalam hidup mereka dibandingkan mereka yang berusia di atas 44 tahun.
Bukan hanya orang dewasa muda yang merasa lebih tertekan. Dua puluh sembilan persen dari semua orang dewasa yang tinggal di Amerika Serikat pernah didiagnosis menderita depresi [3] pada suatu waktu dalam hidup mereka — angka yang hampir 10 persen lebih tinggi daripada angka yang dilaporkan pada tahun 2015. Selain itu, jumlah orang Amerika yang dirawat karena depresi meningkat menjadi 17,8 persen, menurut jajak pendapat terbaru. Kasus di kalangan wanita, orang dewasa kulit hitam dan Hispanik juga meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2017.
[GAMBAR: https://content.gallup.com/origin/gallupinc/GallupSpaces/Production/Cms/POLL/yjjzxejyak6dopzsjndwxw.png [4]]
Depresi klinis telah meningkat secara perlahan selama bertahun-tahun, tetapi pandemi Covid-19 telah meningkatkan angka depresi secara drastis. Virus ini tidak hanya membunuh jutaan orang, tetapi juga memperburuk kesehatan mental masyarakat karena ketakutan akan infeksi, kelelahan psikologis (terutama di antara para responden pertama) dan gangguan dalam layanan kesehatan mental. Ditambah lagi, karantina dan lockdown/penguncian wilayah menyebabkan meningkatnya perasaan terisolasi secara sosial dan kesepian.
Meskipun keadaan telah "kembali normal" sejak pandemi berakhir, para peneliti yang menulis studi ini memperkirakan bahwa kita akan melihat lonjakan tingkat depresi jangka panjang dan kronis pada tahun-tahun mendatang. (t/Jing-jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Relevant Magazine |
Alamat situs | : | https://relevantmagazine.com/life5/wellness/mentalhealth/new-study-details-skyrocketing-depression-among-young-adults [5] |
Judul asli artikel | : | New Study Details Skyrocketing Depression Among Young Adults |
Penulis artikel | : | Redaksi Relevant |