Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Tuhan Tidak Mengharapkan Para Orang Tua Memfavoritkan Anak
Edisi C3I: e-Konsel 194 - Anak Favorit
Ketika saya menikahi istri saya pada tahun 1992, saya katakan kepadanya bahwa dia tidak seharusnya mengharapkan saya mengasihi anak-anaknya seperti saya mengasihi anak-anak saya. Bahkan saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak mengharapkan dia menunjukkan ukuran kasih yang sama untuk anak-anak saya seperti yang ia tunjukkan kepada anak-anaknya. Saya katakan kepadanya, "Itu mungkin akan terjadi berulang kali, kamu tidak bisa berharap saya berubah dalam semalaman."
Semakin saya dewasa, semakin saya menyadari bahwa saya telah menjadi bagian yang lebih besar dari masalah yang dapat saya akui ketika harus berelasi dengan keluarga saya. Tentu saja, ini adalah salah satu bagian dalam hidup saya yang masih perlu diperbaiki.
Ada banyak di antara Anda yang mungkin setuju dengan filosofi saya tentang keluarga campuran. Pada kenyataannya, Anda bahkan bisa menerapkan standar dalam situasi seperti ketika anak adopsi hidup bersama Anda dan anak-anak kandung Anda. Atau mungkin Anda berpikir bahwa tidak ada salahnya memfavoritkan salah satu anak Anda sendiri. Bila Anda bisa melihat diri Anda sendiri dalam berbagai skenario ini, Anda sedang membuat kesalahan besar. Ini bukanlah contoh sifat yang Tuhan ingin anak-anak Anda atau orang lain lihat.
Yang sebenarnya adalah Tuhan tidak mengharapkan para orang tua memfavoritkan anak-anak mereka. Bahkan, hal ini sangat penting bagi-Nya hingga Dia menjelaskan hal ini di kitab pertama firman-Nya. Kitab Kejadian mencatat bahwa Yakub dan Esau, saudara kembar, menjadi korban orang tuanya yang memfavoritkan anak-anak mereka.
Meski hanya terpaut beberapa menit, Esau adalah anak yang lebih tua. Jadi, hukum Yahudi memberikan hak sulung kepada Esau. Itu berarti ketika Ishak mati, Esau akan mendapatkan bagian dua kali lipat dari tanah miliknya dan menjadi kepala keluarga.
Karena Ribka mengasihi Yakub lebih dari Esau, dia bersekongkol dengan Yakub membohongi Ishak untuk merebut hak sulung Esau bagi Yakub. Yakub sendiri tidak setuju dengan persengkongkolan itu sampai ibunya berkata, "Akulah yang menanggung kutuk itu, anakku; dengarkan saja perkataanku." (Kejadian 27:13)
Alkitab mencatat bahwa trik mereka berhasil, dan Yakub, dengan bantuan ibunya sendiri, mencuri hak sulung kakaknya.
Sikap memfavoritkan anak seperti yang Ishak dan Ribka tunjukkan dalam keluarga mereka menyebabkan luka hati dan kepahitan. Esau dan Yakub akhirnya mendamaikan perbedaan-perbedaan mereka, tetapi Alkitab juga menunjukkan bahwa Esau menyimpan dendam selama bertahun-tahun.
Orang tua yang menunjukkan sikap memihak pada satu anak sering kali buta terhadap kebaikan anak yang lain. Tetapi bahaya yang sebenarnya adalah ketika orang tua memperlakukan anak dengan tidak adil. Hal ini tidak hanya dapat membuat anak yang diperlakukan tidak adil ini menjauh dari rumah, tetapi juga menjauh dari Tuhan.
Saya tidak tahu bagaimana dengan Anda, tetapi saya tidak ingin menghadap Yesus dan harus menjelaskan mengapa saya tidak bisa mencoba mengasihi anak tiri saya seperti saya mengasihi anak saya sendiri. Itu adalah kesalahan dan saya telah meminta pengampunan Tuhan karena telah membuat pernyataan bodoh semacam itu dan memperlakukan mereka semau saya.
Tuhan masih tetap mengajar saya bagaimana mengasihi. Ini adalah pelajaran yang sulit, tetapi saya belajar dari Sang Guru. Selain itu, "Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia." (1 Yohanes 4:16) (t/Ratri)
Diterjemahkan dari: