Ini ada artikel bagus dari Focus on the Family oleh Dr. James Dobson,
mengenai hal-hal yang bisa mengakibatkan kehancuran dalam rumah tangga.
Tidak bisa saya salin total, karena ada copy right. Saya summary saja.
Question : Would you identify some of the major "marriage killers " that are most
responsible for the high divorce rate that plaques today's families?
Dr. Dobson : Any one of the following "dragons" can rip a relationship to shreds if
given an opportunity to do so.
Overcommitment and physical exhaustion.
Terutama untuk pasangan muda yang baru mulai kerja atau masih di
sekolah. Banyak pasangan muda yang sekolah, kerja penuh, punya bayi,
anak yang baru jalan, betulin rumah dan memulai usaha sekaligus. Hal2
seperti ini banyak terjadi dan mereka heran pada waktu perkawinan mereka
berantakan. Satu-satunya waktu mereka saling bertemu adalah pada waktu
mereka kecapean.
Kredit yang berlebihan dan konflik masalah bagaimana keuangan rumah
tangga.
Bayarlah dengan tunai untuk barang sehari2 atau jangan beli sama sekali.
Atur keuangan dengan bijaksana.
Selfishness.
Ada 2 jenis orang di dunia: pemberi dan penerima. Perkawinan antara 2
orang yang pemberi bisa bagus. Kalau yang satu pemberi dan yang satunya
lagi penerima, konflik tidak dapat dihindari. Tapi untuk pasangan yang
dua-duanya penerima, dalam waktu beberapa minggu saja akan saling
menghacurkan.
Hubungan yang tidak sehat dengan "in-laws" (ayah/ibu mertua).
Kalau salah satu dari suami atau istri masih belum benar2 'berdikari'
dari orangtua, sebaiknya tidak tinggal dekat mertua. Banyak orang tua
yang sulit untuk memberikan otonomi kepada anaknya.
Harapan yang tidak realistik.
Banyak orang yang menikah dengan harapan2 yang indah dan sangat muluk.
Tidak mungkin perkawinan antara dua manusia yang tidak sempurna bisa
memenuhi harapan seperti itu. Menurut the late counselor Jean Lush,
pemikiran indah semacam ini adalah salah satu karakteristik wanita
Amerika, yang seringkali mengharapkan dari suaminya lebih dari apa yang
suami nya bisa berikan.
Space invaders.
Terutama untuk mereka yang tidak memberikan "breathing room" yang
diperlukan pasangannya. Akhirnya dapat menghancurkan kemesraan antara
mereka. Salah satunya adalah cemburu. Lain nya adalah kepercayaan diri
sendiri yang rendah. Love must be free and it must be confident.
Sexual frustration and its partner, the greener grass of infidelity --
a deadly combination!
Kehancuran usaha.
Kegagalan dalam bidang usaha seringkali berakibat buruk terutama untuk
pria. Emosi mereka seringkali dilampiaskan dalam bentuk amarah kepada
keluarganya.
Kesuksesan usaha.
Usaha yang sukses sekali sama resikonya seperti usaha yang hancur. Raja
Salomon di Amsal 30:8 menulis: "Give me neither poverty nor riches, but
give me only my daily bread."
Menikah dalam usia terlalu muda.
Gadis yang menikah usia 14-17 tahun adalah dua kali lebih tinggi
kemungkinannya untuk cerai dibandingkan usia 18-19 tahun. Dan mereka
yang nikah 18-19 tahun adalah 1.5 kali lebih mudah cerai daripada mereka
yang umur 20 tahun.