Kehidupan itu berselang-seling antara masa tenang, masa stres, dan
masa krisis. Sebagian besar orang berpikir bahwa kehidupan merupakan
suatu irama yang berkesinambungan dari badai krisis menuju
ketenangan dan kembali lagi kepada krisis yang lain. Saudara telah
mengetahui ciri-ciri krisis yang perlu dipecahkan dalam suatu waktu
tertentu. Tetapi stres adalah suatu keadaan yang berbeda dengan
krisis. Stres dapat dilihat pada diri seorang ahli bedah yang sedang
melakukan pembedahan otak atau pada seorang ibu yang sedang
mempersiapkan tiga anaknya untuk ke sekolah. Tingkat stres yang
wajar diperlukan untuk mendorong kita maju dalam hidup dan untuk
menyelesaikan berbagai hal. Banyak orang memperoleh prestasi terbaik
ketika mereka berada dalam keadaan stres, tetapi itu stres yang
dapat mereka tangani. Mereka memanfaatkannya dan menjaga agar stres
itu tetap dalam batas-batas tertentu.
Stres adalah suatu tipe tindakan atau situasi yang membebani
seseorang dengan tuntutan-tuntutan yang berat atau yang
bertentangan. Tuntutan itu seringkali mengacaukan keseimbangan
tubuh. Stres adalah suatu situasi yang secara kronis mengganggu atau
mengacaukan seseorang. Yang merupakan indikator adalah penantian
penuh kecemasan atas kejadian-kejadian yang akan datang yang tidak
dapat dihindari, dan kemudian perhatian dan pikirannya tersita oleh
peristiwa-peristiwa itu selama suatu jangka waktu sesudah peristiwa-
peristiwa itu terjadi.
Reaksi manusia berbeda-beda dalam menghadapi tekanan-tekanan di
dalam kehidupan. Apa yang bagi seseorang dapat menimbulkan stres,
bagi orang lain tidak. Jika terlalu banyak kejadian mendadak terjadi
sekaligus, penangggulangan tekanan menjadi lebih sukar. Latar
belakang seseorang, struktur neurologinya, dan pengalaman-
pengalamannya yang terdahulu dalam menghadapi tekanan, mempengaruhi
cara dia memberi tanggapan. Seorang yang kehilangan pekerjaan dapat
merasa hancur, tetapi sebaliknya ada orang lain yang kehilangan
pekerjaan tetapi ia melihat hal itu sebagai suatu kesempatan untuk
maju karena ia dapat menemukan kedudukan baru yang kemungkinan lebih
baik.
Bagaimana hubungan stres dengan krisis? Seseorang yang mengalami
sejumlah gangguan terus-menerus atau sejumlah gangguan kecil lebih
sulit menanggulangi suatu pengalaman krisis yang serius. Sebaliknya
jika seseorang dapat belajar bagaimana menanggulangi beberapa
situasi khas setiap hari yang berpotensi untuk menimbulkan stres, ia
akan diperlengkapi secara lebih baik untuk menangani krisis di dalam
kehidupan ini. Di sinilah pengajaran di gereja dapat menjadi suatu
pelayanan pencegahan stres. Sudah menjadi tugas kita untuk menolong
anggota gereja dalam menanggulangi stres dengan suatu cara yang
positif, yaitu dengan mengenal hal-hal yang dapat menyebabkan stres
di dalam kehidupan mereka. Kemudian mempersiapkan diri untuk
menghadapi beberapa hal yang biasanya menyebabkan stres dengan
mengembangkan pandangan alkitabiah dalam hidup.
Apakah sebenarnya yang menyebabkan stres? Ada beberapa faktor. Saya
menganjurkan Anda untuk melihat gejala-gejala ini dalam orang-orang
yang Anda beri konseling dan yang Anda ajak bicara di gereja Anda.
Pokok-pokok di bawah ini dapat dijelaskan dan disampaikan waktu Anda
mengajar atau berkhotbah. Sumber-sumber tambahan akan ditunjukkan
demi studi lanjutan Anda dalam bidang ini.
Apakah yang Dapat Menimbulkan Stres di dalam Kehidupan Seseorang?
Rasa bosan atau merasa semua yang dilakukan tidak berarti, dapat
menyebabkan stres. Mungkin ini kedengarannya aneh, tetapi banyak
orang yang tidak menemukan suatu tantangan dan arti dalam
kehidupan. Ini merupakan kesempatan untuk menolong seseorang
menemukan arti hidup yang Kristus berikan. Menolong seseorang
melihat kehidupan melalui perspektif Allah dapat mendatangkan
arti, tidak peduli di bidang apa ia sedang bekerja atau tidak
peduli apa yang sedang ia alami.
Tekanan-tekanan waktu dan batas waktu yang harus dipenuhi dapat
menciptakan stres. Sering kali hal ini ditimbulkan oleh kita
sendiri.
Beban kerja yang berlebihan dapat menciptakan tekanan pada hidup
seseorang dan sekali lagi hal ini sering ditimbulkan oleh diri
kita sendiri.
Kadang-kadang hal ini terjadi karena seseorang merasa tidak dapat
mengharapkan orang lain untuk mengerjakan tugas itu, atau ia
merasa bahwa orang lain akan mengerjakannya dengan cara yang
berbeda dan dengan lebih lambat atau mungkin bahkan lebih baik
daripada kalau dia yang mengerjakannya.
Harapan-harapan yang tidak realistis terhadap diri sendiri atau
terhadap orang lain dapat menimbulkan ketidakpuasan dan
ketegangan. Sarankan kepada orang-orang yang Anda layani supaya
mereka merinci tiap-tiap harapan mereka dan mengenali asal-usul
setiap harapan itu, mengapa harapan itu penting, dan bagaimana
pengaruhnya terhadap hidup mereka jika harapan-harapan itu tidak
tercapai.
Konflik sehubungan dengan peranan kita dapat menyebabkan
ketegangan. Saya telah bertemu dengan banyak pendeta dalam
kedudukan yang tidak cocok dengan kemampuan dan karunia-karunia
pribadi mereka. Mereka merasa seperti sebuah balok segi empat
yang menyumbat sebuah lubang yang bulat. Pasangan yang menikah
juga dapat merasakan tekanan karena konflik peranan yang mereka
temui dan perasaan bahwa tidak ada kemungkinan untuk berubah.
Masalah keuangan dan ketidakpastian pekerjaan dapat menjadi
peyebab utama stres. Banyak dari antara kita pernah merasakan
hal ini.
Terhalangnya pengungkapan emosi dan macetnya komunikasi yang
terbuka dalam suatu hubungan tidak hanya mengakibatkan stres,
tetapi juga dapat membawa kepada depresi dalam hidup seseorang
yang sudah merasa harga dirinya rendah.
Orang-orang yang membangun rasa jati diri dan rasa harga diri
mereka di atas dasar yang tidak mantap, misalnya dalam
pekerjaan, akan mengalami stres dan ketegangan.
Kurangnya pengertian tentang tahap-tahap perkembangan orang
dewasa yang normal dapat menyebabkan tekanan pribadi maupun
tekanan dalam pernikahan.
Inilah daftar yang saya pakai untuk orang-orang yang saya layani
mengenai penyebab stres. Sebagian dari penyebab yang disebutkan di
sini dapat Anda perbanyak dan silakan memakainya untuk melayani
orang-orang yang Anda beri konseling atau memakainya waktu Anda
mengajar.
Berbagai Penyebab Stres
Hubungan yang tak pasti.
Jika seseorang mengalami ketidakpastian tentang suatu hubungan
seperti persahabatan atau pernikahan, stres dapat timbul. Jika
seseorang memikirkan apakah pasangannya tidak bahagia atau apakah
pasangannya berniat hendak meninggalkan pernikahan, tidak hanya
stres yang timbul, tetapi ini mudah menjadi suatu kritis. Beban
jenis ini dapat mewarnai sikap seseorang terhadap seluruh bidang
hidupnya. [Baca dan terapkan Filipi 4:6-9]
Lingkungan sekitar.
Keadaan lingkungan sekitar seseorang dapat menyebabkan stres.
Keadaan lingkungan yang monoton dan tidak berubah dapat merupakan
masalah, sama saja seperti suatu suasana bersaing yang penuh
tekanan dan yang berjalan dengan cepat. [Baca Yohanes 16:33]
Perfeksionisme.
Mempunyai standar yang terlalu tinggi merupakan jalan utama yang
menyebabkan kegagalan dan penolakan diri. Sulit hidup dengan
orang yang perfeksionis. Perfeksionisme biasanya berarti
ketidakmantapan. Orang-orang yang mantap bersifat luwes dan
bersedia mengambil resiko serta membuat perubahan-perubahan yang
positif. Ketika seseorang mempunyai harapan-harapan yang tidak
realistis dan ia tidak dapat mencapainya maka ia akan mulai
membenci dirinya, dan ini membawanya kepada depresi.
[Baca 1Yohanes 4:7 dan buku "Making Peace with Your Past"
(oleh H. Norman Wright) untuk mendapat informasi tambahan.]
Ketidaksabaran.
Jika orang sangat tidak sabar terhadap orang lain, berarti ia
tidak sabar terhadap dirinya sendiri. Tidak dapat menyelesaikan
berbagai hal sesuai dengan rencana membuat batin orang kacau.
Kata sabar berarti "dapat menahan nafsu, tidak terburu-buru atau
menurutkan kata hati, tabah, sanggup menanggung".
[Baca Galatia 5:22-23]
Kekakuan.
Ketidakluwesan hampir sama dengan perfeksionisme dan
ketidaksabaran. Orang yang kaku menghabiskan waktu mereka untuk
menyelidiki sesuatu yang mengganggu pikiran mereka. Mengakui
kesalahan sendiri dan menerima pendapat orang lain adalah
tanggapan yang matang dan dapat mengurangi stres. Efesus 4:2
menganjurkan, "Pertimbangkanlah berbagai keadaan dan keterbatasan
karena kamu saling mengasihi" (terjemahan dari the Amplified
Bible).
Ketidakmampuan untuk rileks.
Banyak orang merasa sukar untuk duduk di kursi selama sepuluh
menit dengan rileks. Pikiran mereka tetap jalan dan mereka
memaksa diri. Kegiatan mereka disebut momentum stres.
[Baca Yesaya 32:17]
Mudah meledak dan marah.
Jika hidup seseorang ditandai dengan bom-bom penyebar amarah pada
orang lain, stres tidak hanya mempengaruhi orang itu tetapi juga
orang lain. [Baca Amsal 29:22]
Kurangnya humor dan kecilnya semangat hidup.
Orang-orang yang suka membanggakan diri, suka menyalahkan diri,
dan karenanya mereka mengalami stres, barangkali juga merasa
sedih. [Baca Filipi 4:13]
Terlalu banyak bersaing.
Membandingkan diri dengan orang lain dalam hal apa yang mereka
perbuat dan apa yang mereka miliki akan menyebabkan tekanan yang
tidak perlu pada diri seseorang. Kita tidak perlu membiarkan apa
yang diperbuat dan dimiliki orang lain mempengaruhi hidup kita.
Persaingan dalam hal-hal tertentu dapat mendatangkan kesenangan
tersendiri, tetapi apabila hal ini berjalan terus-menerus maka
tidak menyenangkan lagi. [Baca Mazmur 37:3]
Kurangnya harga diri.
Konsepsi diri yang rendah adalah dasar dari banyaknya kesulitan
dalam hidup. Depresi dan stres dapat terjadi. [Sebagai sumber
tambahan untuk menolong orang yang Anda beri konseling, baca buku
"Now I Know Why I'm Depressed" dan "Improving Your Self-Image"
(Harvest House; bahasa Inggris).]
Menanggulangi Stres
Bagaimana kita dapat menghilangkan stres? Ada 3 cara:
Kita dapat mencoba mengubah keadaan lingkungan sekitar untuk
mencegah hal-hal yang mungkin menyebabkan stres. Seseorang dapat
berganti pekerjaan, berpindah dari lingkungan tempat tinggal,
atau tidak berkunjung kepada kerabatnya sesering dulu. Sayangnya,
tidak banyak orang menyadari berapa banyak perubahan tambahan
yang harus dibuat dan ini dapat menimbulkan lebih banyak lagi
stres.
Cara kedua untuk menanggulangi stres adalah memperhatikan gejala-
gejalanya. Kita dapat berusaha mengubah tanggapan emosional dan
tanggapan psikologis kita terhadap stres melalui penggunaan obat
penenang, teknik-teknik relaks, meditasi, atau imajinasi. [Untuk
informasi tambahan baca "The Healing of Fears" (Harvest House)
dan "Making Peace with Your Past" (Revell), karangan penulis.]
Langkah yang ketiga ini adalah cara terbaik. Langkah ini meliputi
tindakan mengubah berbagai keyakinan, anggapan dan cara berpikir
negatif, yang membuat kita lebih mudah terserang stres. Persepsi
dan evaluasi kita tentang dunia ini sebenarnya dapat menyebabkan
stres. Mengubah sikap kita mungkin sulit, tetapi hal ini mungkin
juga merupakan jalan yang paling berguna untuk mengurangi stres,
tekanan dan kegelisahan.