Mungkin kita tidak selalu bisa mencegah proses penuaan, tapi kita
bisa membantu orang untuk secara efektif menanggulangi dan
meghindari perilaku negatif yang sering mempercepat kemerosotan
fisik dan kejiwaan. Dorongan terhadap manusia di empat bidang
diperlukan dalam pencegahan masalah di usia lanjut.
Mendorong Perencanaan yang Realistis.
Menurut seorang konsultan keuangan, tidaklah terlalu cepat untuk
merencanakan pensiun. Kebanyakan konsultan pasti setuju. Masalah
usia lanjut kadang timbul dengan intensitas yang hebat karena
masalah tersebut datang tidak terduga dan tanpa persiapan dini.
Di dalam gereja, kita bisa mendorong orang untuk mengevaluasi
perilaku mereka dalam menghadapi penuaan, membicarakan cara
menggunakan waktu luang, mempertimbangkan hubungan dengan orang
tua yang lanjut usia dan anak-anak yang bertumbuh, membicarakan
kematian, dan merencanakan pensiun. Pembicaraan seperti itu bukan
sesuatu yang tidak wajar. Malahan topik pembicaraan tersebut bisa
menjadi latihan yang positif, menyenangkan, sehat, dan berguna.
Perencanaan untuk masa depan ini bisa terjadi dalam konsultasi
muka dengan muka atau mungkin lebih baik jika perencanaan itu
dilakukan secara berkelompok, seperti lokakarya, retret, atau
kelas Minggu. Beberapa kelompok diskusi bisa berperan sebagai
vaksin pencegah trauma kejiwaan terhadap penuaan.
Contoh perencanaan yang realistis adalah dengan memikirkan
bagaimana orang bisa terbantu dalam merencanakan pensiun. Paling
baik jika kita mulai dengan mereka yang berumur 40-an atau 50-an.
Cobalah menghilangkan kesalahpahaman tentang pensiun dan
mendorong orang untuk memikirkan masa depan, walaupun mereka
masih sehat secara fisik dan tidak menyadari perubahan yang
berangsur-angsur akan terjadi seiring dengan bertambahnya umur.
Saat merencanakan untuk pensiun, beberapa pertanyaan berikut
harus dipertimbangkan.
Kapan kita akan pensiun?
Apa yang Tuhan ingin kita lakukan setelah pensiun?
Di mana kita tinggal setelah pensiun?
Di mana kita akan tinggal dalam masa pensiun?
Bagaimana kita menghabiskan waktu setelah pensiun?
Bagaimana agar kita tetap sehat setelah pensiun?
Apa yang harus kita lakukan agar pikiran kita tetap tajam
dan aktif?
Berapa banyak uang dan sumber keuangan yang kita punya?
Kebutuhan keuangan apa yang kita perlukan dalam masa
pensiun?
Bagaimana kita membayar kebutuhan kesehatan di masa pensiun?
Apakah kita punya asuransi yang cukup?
Apakah keinginan kita lengkap dan tak ketinggalan zaman?
Secara spesifik, apa yang bisa kita lakukan sekarang dalam
menyiapkan diri untuk pensiun?
Diskusi atas pertanyaan-pertanyaan di atas dapat mencegah
masalah masa mendatang dan membantu untuk lebih memerhatikan
kehidupan di masa tua. Kadang orang akan mencari bantuan dari
buku-buku yang ditulis untuk menyiapkan diri menghadapi masa
tua mereka.
Medorong Perilaku yang Realistis.
Dari mimbar sampai kelompok kecil dan dalam pertemuan gereja
lain, prasangka dan mitos mengenai penuaan harus dilawan. Alkitab
secara gamblang menghormati yang lebih tua dan pengikut Kristus
diharapkan melakukan hal yang sama. Jika seluruh gereja bisa
merawat orang tua dengan kasih sayang dan mengembangkan perilaku
positif terhadap para tetua, orang yang lebih tua akan membalas
dengan cara yang sama.
Satu cara mengembangkan perilaku yang baik terhadap orang tua
adalah membuat jemaat dan para orang tua berkomunikasi dan saling
membantu. Gray dan Moberg sudah mendaftarkan beberapa hal yang
dapat dilakukan gereja bagi para orang tua. Mereka berkata,
gereja bisa melakukan hal-hal di bawah ini.
Merencanakan program yang spesifik untuk jemaat senior. (Coba
buat rencana yang menarik, bukan rencana seperti "Menjaga dan
menghibur anak-anak yang dalam hal ini adalah orang-orang
tua".)
Membicarakan kebutuhan rohani para tetua, termasuk rasa tidak
aman, disepelekan, menjauh dari Tuhan, penyesalan terhadap
kegagalan masa lalu, dan ketakutan akan kematian.
Mendidik orang agar mereka bisa menanggulangi masalah hidup
dengan lebih baik.
Mendorong komunikasi sosial, spiritual, dan rekreasional dengan
teman sebaya dan yang lebih muda.
Membantu memecahkan masalah pribadi sebelum makin buruk.
Membantu memenuhi kebutuhan fisik dam material.
Bertemu orang-orang di panti jompo.
Memengaruhi masalah rakyat dan program pemerintah untuk para
tetua.
Menyediakan fasilitas fisik sehingga orang tua dapat datang
ke gereja tanpa mengalami kesulitan.
Menciptakan kesempatan bagi orang tua untuk terlibat dalam
pelayanan -- mengajar, mengunjungi, berdoa atau mengetik,
pemeliharaan gedung gereja, atau kegiatan pelayanan yang
bermanfaat lainnya.
Program tersebut menunjukkan kepada semua orang bahwa orang tua
itu berguna. Hal ini bisa mengurangi ketakutan dan memberi
penyesuaian terhadap masa tua yang lebih mudah untuk dilakukan.
Mendorong Pendidikan dan Kegiatan.
Orang bisa menghindari masalah penuaan jika mereka bisa didorong
untuk menggunakan pikiran mereka, melatih tubuh mereka,
merencanakan menu makan, membuat waktu senggang mereka
bermanfaat, dan untuk mencari cara kreatif dalam melayani sesama.
Kesimpulan ini berdasar asumsi bahwa kegiatan mental dan fisik
berpengaruh besar dalam menjaga seseorang untuk tidak lesu,
malas-malasan, dan pikun.
Mendorong Pertumbuhan Rohani.
Tidak ada orang yang terlalu tua untuk datang kepada Kristus dan
dewasa secara rohani. Hubungan yang bertumbuh dengan Kristus
tidak mencegah masalah hidup, tapi orang yang benar-benar percaya
harus dapat menghadapi stres dengan lebih efektif karena mereka
memercayai Tuhan yang Mahabesar dan Mahakuasa. Selama hidup,
bahkan orang yang telah lama menjadi Kristen bisa belajar lebih
banyak tentang seseorang yang dengan-Nya kita akan hidup abadi.
Orang-orang dengan segala umur butuh dorongan untuk berdoa,
membaca Alkitab, menyembah secara rutin, persahabatan dengan
saudara seiman, dan terlibat sejauh mungkin dalam pelayanan.
Orang percaya yang bisa bersukacita di masa muda juga akan
bersukacita di masa tua mereka, tentu saja dengan bantuan Tuhan.
(T/Dian)