Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Beban Berat di Saat Natal
Edisi C3I: e-Konsel 076 - Menyambut Natal
Bacaan:
Dalam perjalanan menuju Museum Seni Metropolitan di New York pada bulan Desember, saya berhenti sejenak untuk mengagumi pohon Natal yang menakjubkan. Pohon itu dihiasi boneka malaikat dan dasarnya dikelilingi oleh patung-patung dari abad ke-18 yang menggambarkan kelahiran Kristus. Jumlahnya hampir 200 patung. Di antaranya terdapat para gembala, orang majus, dan penduduk kota. Mereka memandangi palungan dengan penuh harap atau menatap para malaikat dengan takjub.
Namun, ada satu patung yang tampak berbeda dari yang lainnya, yaitu patung pria tanpa alas kaki, yang membawa beban berat di punggungnya dan menundukkan kepala. Hati saya tersentak. Pria ini seperti kebanyakan orang saat ini, yang sangat berbeban berat sehingga tidak dapat melihat Sang Mesias.
Natal dapat menjadi saat yang tidak menyenangkan bagi mereka yang
menderita karena beban kerja yang berat, ketegangan dalam keluarga,
dan kehilangan. Namun, patut diingat bahwa Kristus datang ke dunia
ini untuk mengangkat kepala orang yang tertunduk karena beban berat.
Yesus mengutip perkataan Yesaya untuk memberitahukan misi yang
diberikan Allah kepada-Nya bagi dunia: "Untuk menyampaikan kabar
baik kepada orang-orang miskin; ... untuk memberitakan pembebasan
kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta,
untuk membebaskan orang-orang yang tertindas." (
David McCasland