Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Pemilik Penginapan yang Menolak Mesias
Edisi C3I: e-Konsel 006 - Natal
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan keputusan untuk menyelenggarakan sensus di seluruh Kerajaan Romawi. Sudah ditentukan bahwa sensus penduduk akan diadakan di kota asal masing- masing. Sebagai akibatnya penginapan-penginapan di berbagai kota menjadi penuh dengan tamu-tamu, sebab orang-orang datang berbondong- bondong pada waktu yang bersamaan. Tak terkecuali kota kecil Betlehem.
[[Inilah yang menjadi latar belakang peristiwa kelahiran Kristus yang dicatat oleh Lukas. Kejadian selanjutnya kita ketahui bahwa kota Betlehem yang kecil itu disibukkan dengan para pendatang yang mencari tempat untuk menginap. Di antara para pendatang itu adalah Yusuf dan Maria, yang akhirnya terpaksa menginap di sebuah kandang karena sudah tidak ada lagi tempat bagi mereka di rumah penginapan.]]
Orang-orang Yahudi sebenarnya mempunyai hukum yang mengatur dan mewajibkan orang Yahudi untuk menyediakan tempat bagi seorang wanita yang hendak melahirkan, namun pemilik penginapan di Betlehem ternyata tidak memberikan kamar bagi Yusuf dan Maria yang akan melahirkan bayinya. Di sisi lain kita melihat orang Majus yang bersedia menempuh perjalanan yang jauh sekali untuk mencari kesempatan bertemu dan menyembah bayi Yesus. Alangkah berbedanya dengan pemilik penginapan yang sebenarnya sudah memiliki kesempatan untuk menerima kedatangan Yesus, tapi sekarang justru dibuang. Raja segala raja dan Tuhan segala Tuhan telah berada tepat di depan pintu rumahnya, namun demikian dia gagal untuk menerima-Nya. Dia tidak memiliki belas kasih di dalam hatinya untuk memperhatikan mereka yang lemah dan membutuhkan bantuan. Dia terlalu sibuk melayani tamu-tamu demi mendapatkan uang. Dia tenggelam ditengah- tengah kebutuhan duniawinya sehingga dia melupakan kebutuhan rohaninya yang lebih utama.
Ketika kita menjadi begitu sibuk dengan segala permasalahan di dunia ini, kita sering hidup tanpa persekutuan dengan Tuhan dan menjadi mengabaikan sesama, seperti halnya dengan pemilik penginapan yang hanya melihat kepentingannya sendiri. Marilah kita merefleksikan pelajaran dari kisah ini. Apakah anda menjadi sangat terikat dengan keluarga, pekerjaan dan kesibukan-kesibukan lain sehingga anda tidak lagi memperhatikan kehadiran Tuhan di dalam hidup anda? Siap siagalah! Jangan terhanyut oleh permasalahan kebutuhan rutin sehari-hari... biarpun masalah-masalah tersebut mungkin sangat menekan ... karena anda dapat kehilangan hal yang terpenting dalam hidup anda, yaitu hadirat-Nya.
Ketika Yesus datang ke dunia 2000 tahun yang lalu, orang-orang tidak menerima Dia. Yohanes menuliskan Firman Tuhan yang seharusnya menjadi peringatan bagi kita,
"Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya,tetapi orang-orang kepunyaan- Nya itu tidak menerima Dia."(
Oleh karena itu hiduplah hari demi hari dengan penuh kesadaran akan kehadiran-Nya, khususnya pada hari Natal ini. Hiduplah untuk menyenangkan Tuhan yang tinggal di dalam hati anda. Sharingkanlah dengan anggota keluarga dan teman-teman anda bagaimana anda mengerti makna kelahiran-Nya. Luangkanlah waktu Natal ini untuk mencari dan menyembah Dia, seperti para Majus. Marilah kita menyambut dan menikmati kehadiran-Nya di malam Natal ini.