Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Bila Nilai-nilai Moral Saling Bertentangan
Edisi C3I: e-Konsel 088 - Moralitas
Sebagai orang Kristen, kita berjuang agar tetap bebas dari dosa dan perbuatan dursila. Adakalanya, khususnya sebagai petobat baru, hal ini berarti menjauhi kawan-kawan yang mempengaruhi kita untuk berbuat dosa. Namun, kita tidak akan bisa mempengaruhi dunia jikalau kita tidak berteman dengan orang yang belum percaya walaupun mereka hidup dursila.
Paulus menghadapi soal ini ketika berurusan dengan jemaat di Korintus:
"Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul dengan orang-orang cabul. Yang aku maksudkan bukanlah dengan semua orang cabul pada umumnya dari dunia ini atau dengan semua orang kikir dan penipu atau dengan semua penyembah berhala, karena jika demikian kamu harus meninggalkan dunia ini. Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama. Sebab dengan wewenang apakah aku menghakimi mereka, yang berada di luar jemaat? Bukankah kamu hanya menghakimi mereka yang berada di dalam jemaat? Mereka yang berada di luar jemaat akan dihakimi Allah. Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah- tengah kamu."(1Korintus 5:9-13)
Di sini Paulus dengan jelas membedakan antara perilaku kita terhadap orang dursila di luar gereja dan di dalam gereja. Kita harus bergaul dengan mereka yang di luar gereja. Kristus memanggil kita untuk mengasihi orang berdosa, bukan untuk menghakimi mereka.
Mereka yang di luar gereja
Bertahun-tahun setelah perceraian orangtua saya, seorang perempuan datang dan hidup bersama dengan ayah saya. Saya tetap mempunyai hubungan yang dekat dengan ayah saya dan mulai berteman dengan pacar ayah saya itu. Ibu saya mengeluh, "Bukankah kunjunganmu itu dapat diartikan sebagai menyetujui hubungan mereka berdua?" Saya terangkan bahwa ayah mengerti betul kalau saya tidak menyetujui dosanya. Namun, jikalau saya putuskan hubungan kami, saya tidak lagi memiliki kesempatan untuk menunjukkan kasih Kristus.
Coba bayangkan keadaan diri Anda sebelum percaya kepada Kristus. Mungkin, Anda tidak terlibat dalam kebejatan moral apa pun. Tetapi, apa yang akan terjadi bila tidak ada seorang Kristen pun yang menaruh perhatian karena beberapa kesalahan Anda? Bagaimana Anda akan bisa mendengarkan berita tentang Kristus?
Misalnya, Anda mempunyai seorang rekan yang homoseks. Kita sebut saja dengan nama si Polan. Bila Anda menunjukkan sikap yang menghukum homoseksnya itu, maka si Polan takkan pernah mau mendengarkan kesaksian Anda. Tetapi bila Anda mengasihinya sebagai seorang pribadi sebagaimana Allah mengasihinya, mungkin saja Anda bisa membawanya kepada Kristus. Anda mungkin mempunyai kesempatan untuk mengutarakan bahwa homoseks itu dursila, tetapi pastikan agar nasihat Anda itu tetap dalam kondisi persahabatan, dan kemungkinan nasihat ini didengar.
Kita tidak bisa mengharapkan orang di luar Kristus untuk hidup sesuai dengan moral Alkitab. Banyak orang kelihatannya bisa hidup demikian, tetapi tanpa Roh Kudus, prinsip-prinsip Alkitab terbukti sulit untuk diikuti. Yang harus kita perhatikan ialah agar sahabat kita yang belum seiman itu menerima Kristus, kemudian hidup moral yang baik akan menyusul. Berusaha untuk mengubah kebiasaan seseorang dalam homoseks, obat bius, minuman keras atau perubahan hidup drastis lainnya, acapkali memerlukan campur tangan Kristus yang mengerjakan penebusan. Jangan mengharapkan perubahan terjadi sebelum orang itu bertobat.
Paulus mengingatkan orang Korintus untuk tetap bergaul dengan orang dunia yang dursila. Tuhan Yesus memberi contoh ini ketika Ia bergaul dengan orang-orang yang pekerjaannya buruk pada zaman-Nya, seperti pemungut cukai dan pelacur. Kita harus berteman dengan orang-orang yang ada di sekeliling kita yang belum mengenal Kristus.
Banyak orang yang hidup, bekerja, dan berteman dengan Anda, barangkali melakukan hal-hal yang Anda tentang sebagai seorang Kristen. Hal ini mungkin membatasi persahabatan Anda sebab Anda harus menolak untuk minum-minuman keras, berjudi, atau menipu bersama mereka. Sudah tentu Anda tidak boleh membahayakan nilai- nilai yang Anda anut demi persahabatan itu.
Dalam hal ini Anda dapat memusatkan diri pada kegiatan-kegiatan yang menjauhi pertentangan nilai-nilai, seperti makan siang bersama, bermain golf, atau berbelanja bersama. Carilah kegiatan-kegiatan yang dapat dinikmati bersama-sama yang tidak melibatkan kompromi. Galanglah persahabatan Anda atas pengalaman yang positif. Selama saat-saat seperti itu, mungkin saja Anda mendapatkan kesempatan untuk membicarakan kepercayaan Anda. Jika satu persoalan timbul, jangan lupa mengutarakan pendapat Anda tanpa menghakimi sahabat Anda. Katakan saja apa yang Anda anggap benar sesuai dengan Alkitab. Jadikan Alkitab sebagai otoritasnya, bukan Anda.
Terlebih pula, berdoalah agar ada kesempatan untuk menyampaikan iman Anda di dalam Kristus. Ingatlah, memberitakan Kristus itu lebih menguntungkan bagi sahabat Anda daripada jika Anda mengutarakan nilai-nilai hidup. Bersama Kristus akan datang nilai-nilai hidup. Tanya saja diri sendiri, apakah Anda mempunyai sahabat non-Kristen yang dengannya Anda dapat menggalang persahabatan? Apakah Anda terbuka bagi kesempatan untuk menyatakan iman Anda? Apakah Anda mengutarakan nilai-nilai hidup Anda bila ditanya?
Mereka yang di dalam gereja
Di pihak lain, Paulus memberikan pengarahan yang berbeda sekali mengenai orang-orang yang ada di dalam gereja. Orang-orang yang telah menyatakan diri sebagai orang Kristen harus menjauhkan diri dari perbuatan dursila. Paulus meminta orang Korintus untuk mengucilkan seorang saudara seiman yang telah diperingatkan sebelumnya mengenai perbuatan dosanya. Kemudian, Paulus memerintahkan agar gereja menerimanya kembali setelah ia bertobat.
Orang-orang Kristen harus menunjukkan kejujuran. Kita harus
bertingkah laku sesuai dengan pernyataan kepercayaan kita. Sebagai
anggota gereja, kita harus dapat dimintai tanggung jawab satu sama
lain. Jika satu anggota hidup dalam dosa, gereja harus
memperingatkan orang itu. Yesus mengajarkan hal ini dalam
Baik teguran maupun pengampunan membawa kita dalam kesulitan. Kita
lebih suka menceritakannya kepada orang lain, mengeluh, dan
bergunjing. Yesus menerangkan dalam
Oleh sebab itu, bila seorang lelaki di dalam gereja hidup bersama dengan pacarnya, maka kita bertanggung jawab untuk mengingatkan dia bahwa perbuatan itu melanggar norma susila. Bila seorang perempuan menipu suaminya, maka wajiblah kita mengingatkan dia. Besar harapannya bahwa nasihat yang penuh kasih itu akan membawanya kepada pertobatan.
Yang menyedihkan adalah bahwa setelah orang itu bertobat, sering lebih sulit bagi kita untuk mengampuninya. Rupanya, kita tidak bisa melupakan bahwa orang itu pernah berbuat zinah atau mencuri uang gereja. Walaupun kita mengatakan telah mengampuninya, pikiran kita masih menuduh perbuatan itu. Seorang yang baru menjadi Kristen mengaku bahwa ia masih bergumul melawan homoseksualitas, lalu kita tidak pernah mempercayai dia lagi. Sahabat kita yang telah cerai ternoda karena kegagalannya itu.
Hakikat kekristenan adalah kemurahan. Allah mengampuni, melupakan, dan membaharui segalanya. Bahkan, dosa-dosa yang dilakukan setelah pertobatan pun dapat diampuni, dan tidak ada dosa yang harus dinilai lebih buruk dari yang lainnya. Jikalau Allah bisa mengampuni sifat egois saya, maka Ia pun bisa mengampuni perceraian sahabat saya. Jika saudara kita bergelimang dalam dosa, kita wajib menegur, tetapi setelah ia bertobat kita harus mengampuni dan memperbaharuinya.
Pertimbangkanlah bagaimana Anda dapat memasuki pelayanan pengampunan. Lihat di sekeliling jemaat Anda. Apakah ada orang-orang yang tidak diikutsertakan oleh karena pada masa silam mereka bercerai, terlibat homoseksualitas, perzinahan, atau oleh karena mereka tidak memiliki sifat yang dikehendaki gereja? Pikirkan cara- cara Anda agar dapat mengikutsertakan mereka dalam hidup Anda dan menolong mereka merasa diterima dalam jemaat.
Mereka yang mencari
Antara mereka yang di luar gereja dan mereka yang di dalam gereja ada kelompok ketiga, yaitu mereka yang sedang mencari Kristus. Mereka terkatung-katung antara permulaan kebangkitan hidup rohani dan penyerahan sepenuhnya kepada Kristus. Selama proses ini diperlukan banyak kesabaran terhadap mereka.
Beberapa orang mengalami pertobatan dengan segera, sedangkan orang lain secara berangsur-angsur menjadi orang Kristen. Di dalam kedua kelompok ini ada orang-orang yang mengalami perubahan hidup secara total, berhenti melakukan perbuatan dursila dan di depan umum hidup sungguh-sungguh sebagai orang Kristen baru. Tetapi beberapa orang masih bergumul dalam perubahan kehidupan mereka.
Perjalanan hidup setiap orang berbeda-beda. Kita tidak bisa mengharapkan setiap orang untuk berubah secara mendadak. Kita harus bersabar dan memohon kepada Tuhan agar membimbing orang itu mengadakan perubahan yang perlu.
Dalam kelompok penelaahan Alkitab saya, ada seorang lelaki dan perempuan yang hidup serumah. Mereka saling mencintai; malahan lelaki ini telah meninggalkan pekerjaannya untuk ikut pindah ketika si wanita ditugaskan di kota lain. Masing-masing orang ini pernah menikah sebelumnya dan sekarang mereka memutuskan untuk tidak kawin resmi lagi.
Sewaktu mereka terus mengikuti penelaahan Alkitab ini, Allah mulai mengerjakan suatu perubahan dalam hidup mereka. Saya berdoa agar Allah menggerakkan mereka untuk menikah secara resmi, dan tidak lama kemudian mereka mengumumkan rencana pernikahan mereka. Tuhan yang menginsafkan mereka; saya tidak mengatakan apa-apa.
Seringkali kita harus bersabar saja dan mengizinkan Roh Kudus untuk mengubah hidup seseorang. Walaupun demikian, kadang-kadang orang perlu menerima tuntunan dari orang Kristen lainnya. Satu kesempatan yang baik sekali timbul jikalau mereka memutuskan untuk bergabung dengan gereja setempat. Banyak gereja memberikan sedikit pelajaran dan penyuluhan sebelum menerima anggota baru. Waktu seperti itu memberi keleluasaan kepada pendeta untuk bertanya mengenai beberapa bagian kehidupan mereka yang mungkin perlu diperbaiki.
Jikalau seseorang terus berkanjang di dalam dosa mereka selama beberapa waktu, maka mereka bisa dikategorikan sebagai "mereka yang di dalam gereja" dan perlu ditegur. Walaupun demikian, kita perlu bersabar dengan para petobat baru. Allah lebih mengetahui dari kita sejauh mana mereka dapat berubah dengan segera. Jika mereka terbuka terhadap Roh-Nya, maka Ia yang akan memperingatkan mereka. Kita wajib berdoa agar mereka terbuka dan taat kepada Roh Allah.
Penghargaan terhadap nilai. Akhirnya, kadang-kadang ketika nilai- nilai kita bertentangan, maka kita harus mempertimbangkan apa nilai itu. Alkitab memberikan pernyataan yang jelas tentang kedursilaan. Akan tetapi, ada nilai-nilai kehidupan tertentu yang tetap tidak terlalu penting, seperti kebiasaan pribadi dalam berpakaian atau mencari hiburan. Televisi mungkin saja dihindari oleh beberapa orang, sedang orang lain memujinya. Beberapa orang, karena profesinya, perlu berdandan, sedangkan yang lain menghindari cara berpakaian seperti itu karena menghendaki kesederhanaan.
Beberapa nilai hidup bersifat pribadi dan tidak disebutkan dengan jelas di dalam Alkitab. Masalah-masalah ini mungkin dapat dibicarakan secara terbuka, namun jangan sampai menyebabkan perselisihan satu dengan yang lain, baik di dalam maupun di luar gereja.
Bila nilai hidup seseorang bertentangan dengan yang dimiliki orang lain, kita harus melihat beratnya perselisihan itu. Jika masalahnya amat penting, maka kita perlu mengingatkan keadaan rohani orang yang bersangkutan. Kita harus terus mengasihi orang lain sekalipun ada faktor-faktor lain. Jikalau kita mau berdoa bagi mereka daripada mengeluh saja, maka kita akan bisa menyelesaikan masalah itu, itu semua bila terjadi di dalam gereja.