Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Anak Tunggal dan Lingkungan Sosialnya

Edisi C3I: e-Konsel 188 - Anak Tunggal

Memiliki anak tunggal adalah suatu pilihan yang diambil oleh banyak orang tua untuk menghadapi meningkatnya biaya pendidikan dan biaya hidup. Orang tua yang lainnya merasa bahwa kondisi mereka berubah dan mereka tidak lagi dapat memiliki anak lebih banyak karena berbagai alasan lainnya. Sebagai orang tua dari anak tunggal, saya terus-menerus ditanya kapan saya akan punya anak lagi, dan respons standar saya adalah "ketika saya ingin". Kami merasa ditekan oleh masyarakat untuk terus menghasilkan keturunan, karena bila tidak demikian anak kami akan kesepian atau antisosial.

Ini adalah anggapan yang tidak berdasar, karena beberapa orang berhasil yang tidak punya masalah, baik emosional atau pun sosial, adalah anak tunggal itu sendiri, dan hal ini tidak pernah menghentikan keberhasilan mereka. Untuk bisa menyatu dengan dunia, anak-anak perlu belajar berinteraksi dengan orang lain, dan juga menyatukan diri mereka sendiri ke dalam kelompok-kelompok. Namun, terkadang kita perlu sedikit bantuan untuk bisa menolong anak-anak kita berhasil dalam berinteraksi dengan anak-anak lain dan ada banyak cara untuk melakukan hal ini.

Tempat yang tepat untuk mulai mengajak anak Anda bersosialisasi adalah di dalam keluarga. Memberikan tanggung jawab kepadanya (membersihkan kamarnya, menggantung pakaiannya) adalah cara yang tepat untuk memulai proses menyiapkan diri menghadapi dunia dan membuat perbedaan positif. Nampaknya Anda harus melakukan banyak hal untuk membuatnya merapikan kamar secara rutin, tetapi ini bisa memberi dia rasa puas dan juga membuatnya sadar bahwa ia bertanggung jawab terhadap Anda, tanggung jawab bahwa ia harus menjaga kamarnya tetap rapi. Bila anak Anda memiliki saudara sepupu atau teman sebaya, maka baik juga untuk saling menjalin relasi. Hal ini tidak hanya akan membantu anak Anda untuk terbiasa bersama anak-anak lain di sekeliling mereka, namun juga akan memberikan rasa aman bahwa mereka berada di rumah, di mana dia tidak asing dengan lingkungan sekitarnya. Ini juga akan membantu dia belajar lebih dalam lagi tentang keluarga dan ikatan yang menyatukan.

Mengundang teman-teman di lingkungan sekitar bersama anak-anak mereka secara rutin juga akan membantu anak Anda belajar tentang norma-norma dan nilai-nilai sosial. Ini akan membantu dia menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang perilaku yang bagaimanakah yang dapat diterima (bermain bersama, membuat permainan, berlari-lari) dan perilaku yang bagaimanakah yang tidak dapat diterima (memukul, meninju, egois). Langkah berikutnya tentu saja mengajak anak Anda mengunjungi teman-teman, baik teman-teman Anda maupun teman-temannya. Membiasakan dia berperilaku baik ketika berada di luar lingkungannya dan mendapatkan pengalaman baru, akan membantu dia menghadapi tantangan sehari-hari pada masa yang akan datang.

Tentu saja, tempat di mana anak Anda paling banyak belajar tentang interaksi dan membaur bersama anak-anak lain adalah sekolah. Sekolah dirancang untuk menjadi "masyarakat mini" di mana ada pemerintah kelas (guru) dan masyarakat umum (murid-murid). Peraturan diberlakukan dan pelanggaran atas peraturan ini akan mengakibatkan adanya hukuman. Penghargaan diberikan atas perilaku yang baik dan diberikan pula kebebasan tertentu untuk memilih. Semuanya ini akan membantu anak Anda mempelajari dunia dan harapan-harapannya sendiri di dunia.

Pesta adalah situasi yang sangat baik bagi anak Anda untuk berinteraksi di lingkungan tidak resmi. Penting bagi anak Anda untuk belajar kemampuan dasar dalam bersosialisasi, seperti bagaimana bergaul secara tidak resmi atau berbicara dengan lawan jenis. Tidak ada seorang politikus yang bisa bertahan tanpa pernah berpesta dan tahu bagaimana bisa menarik hati orang lain. Hal ini sebagian besar dipelajari pada masa kanak-kanak dan remaja.

Kegiatan-kegiatan dan klub-klub olahraga adalah penting bagi hidup anak tunggal. Kegiatan dan klub olah raga itu bisa jadi sepak bola, bola voli, pacuan kuda, paduan suara, atau catur. Semua kegiatan itu memerlukan waktu bersama-sama dengan anak-anak lain dan akan membantu membangun kekuatan tim. Menjadi pemimpin dalam hal-hal tertentu atau menjadi pengikut akan membantu anak Anda meletakkan dasar untuk masa dewasanya. Anak Anda juga akan belajar bahwa dia mungkin tidak selalu menjadi yang pertama, dan pada kenyataannya kadang-kadang pemimpin tim akan menuntut kemajuan dari kemampuan tertentunya. Dalam beberapa kasus, ini adalah pengalaman baru bagi anak tunggal yang pada umumnya menjadi pusat perhatian di rumah mereka dan oleh sebab itu dia mengharapkan dunia pun juga melakukan hal yang sama. Sering kali, anak tunggal adalah anak yang sangat manja dan mengeluarkan amarah yang luar biasa ketika keinginannya tidak terpenuhi. Ini adalah hal yang paling perlu diperhatikan oleh sebagian besar orang tua, namun jangan dicegah. Mengajari anak Anda untuk berbagi mainan, permen, dan waktu yang dimiliki orang tuanya adalah sesuatu yang harus dilakukan sejak kecil sehingga tidak menjadi sebuah kejutan besar ketika dia harus melakukannya saat dewasa. (t/Ratri)

Diterjemahkan dan disesuaikan dari:

Sumber
Judul Artikel: 
Raising an Only Child and Socialization

Komentar