Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Delapan Cara Luar Biasa untuk Mendukung Seseorang yang Sedang Berjuang Melawan Kecemasan
1. Izinkan Iman Anda Menumbuhkan Pemahaman
Artikel ini berfokus pada bantuan praktis dan spiritual bagi mereka yang bergumul dengan kecemasan. Ini mencakup dukungan saleh dari keluarga dan teman-teman, seperti mendengarkan dengan saksama, berdoa, membaca Alkitab bersama, dan mendorong perubahan gaya hidup jika diperlukan. Sebagai tubuh Kristus, kita dipanggil untuk saling memikul beban. Terkadang, ini juga mencakup bantuan dari konselor dan pendeta Kristen.
Ketika pikiran cemas mendominasi sebagian besar dari 70.000 pikiran yang kita miliki setiap hari, mencari janji-janji Allah dapat mengusir kegelapan. Pikiran yang dipenuhi dengan Firman Tuhan akan membawa ketenangan. Yesaya 26:3 menegaskan, "Yang hatinya teguh Engkau jagai dengan kedamaian yang sempurna, karena dia percaya kepada-Mu." (AYT). Pada hari-hari penuh tekanan, kesembuhan dapat terjadi pada anak-anak Allah.
Membacakan ayat-ayat Alkitab, menyanyikan lagu-lagu pujian, dan dikelilingi oleh orang-orang percaya yang berpikiran sama dapat memperkuat pemikiran yang sehat dan mengembangkan hati yang damai. Allah menjamin pikiran yang sehat (2 Timotius 1:7). Firman Tuhan menawarkan karunia berupa pikiran yang sehat dan pikiran yang diperbarui.
Banyak referensi tentang "Jangan takut" dalam Alkitab meyakinkan kita bahwa merenungkan dan menghayati Firman Tuhan dapat membantu mengubah rasa takut menjadi percaya. Roh Kudus, Sang Penghibur dan Penuntun, akan membantu dan mengarahkan kita dalam proses pelayanan untuk menolong teman atau anggota keluarga yang menghadapi kecemasan.
2. Pilihlah untuk Menanggapi dengan Kelembutan
Kecemasan adalah kondisi kompleks yang dapat muncul dalam berbagai tingkat dan jenis. Kecemasan yang ringan, seperti kekhawatiran yang masih dapat ditangani atau perasaan gugup, bisa menjadi pendorong untuk kinerja yang lebih baik. Namun, kecemasan yang sedang dapat mengganggu rutinitas normal dan menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, ketidaknyamanan perut, atau ketegangan yang nyata. Kecemasan yang parah, dengan gejala seperti pusing, nyeri dada, sesak napas, dan perasaan akan datangnya malapetaka, sering kali memerlukan intervensi profesional.
Gangguan kecemasan dapat bermanifestasi dalam berbagai cara, termasuk:
- Kekhawatiran yang terus-menerus dan berlebihan (Gangguan Kecemasan Umum)
- Serangan panik yang tiba-tiba dan intens (Gangguan Panik)
- Ketakutan ekstrem pada situasi sosial (Gangguan Kecemasan Sosial)
- Ketakutan ekstrem yang dipicu oleh objek atau situasi tertentu (Fobia Spesifik)
- Pikiran berulang dan tidak diinginkan serta perilaku berulang (Gangguan Obsesif-Kompulsif)
- Mengalami kembali trauma dengan kilas balik dan mimpi buruk (Gangguan Stres Pascatrauma)
- Rasa takut berlebihan akan perpisahan dengan figur lekat (Gangguan Kecemasan Perpisahan).
- Gejala umum pada gangguan ini meliputi kegelisahan, kelelahan, sulit berkonsentrasi, mudah tersinggung, ketegangan otot, gangguan tidur, detak jantung yang cepat, berkeringat, gemetar, sesak napas, dan perilaku menghindar.
Bagi orang percaya, percaya kepada Allah adalah cara yang ampuh untuk mendamaikan masalah yang menimbulkan kegelisahan. Dalam menolong seorang teman, belas kasihan dan dukungan yang bijaksana menunjukkan kepedulian yang tulus, mempertimbangkan kepentingan orang lain di atas kepentingan kita (Filipi 2:4). Namun, tergantung pada tingkat kecemasan, dukungan terbaik sering kali adalah dengan mengarahkan orang tersebut kepada seorang konselor Kristen yang profesional, di luar keahlian orang awam.
3. Tawarkan Dukungan yang Saleh
Dasar untuk memberikan dukungan kepada seseorang yang mengalami kecemasan dimulai dengan doa, yang menguatkan orang yang mengalami kecemasan, serta kitab suci, yang menekankan kepedulian Allah dan kemampuan-Nya untuk menolong. Banyak ayat Alkitab yang menanamkan pikiran positif yang dapat meredakan kecemasan. Misalnya, 1 Petrus 5:7 menegaskan, "Serahkanlah semua kekhawatiranmu kepada-Nya, karena Dia yang memelihara kamu." (AYT). Matius 6:34 juga mengingatkan kita untuk fokus pada saat ini dan tidak membiarkan kekhawatiran di masa depan membebani kita: "Jangan khawatir tentang hari esok."
Ayat-ayat ini memberikan kepastian dan panduan, membantu meredakan pikiran yang cemas. Amsal 3:5-6 mengingatkan kita: "Percayalah kepada TUHAN dengan sepenuh hatimu, dan jangan bersandar pada pengertianmu sendiri." (AYT). Ini menekankan pengetahuan Allah yang lebih besar dan jaminan bahwa Dia akan mengerjakan segala sesuatu untuk kebaikan kita (Roma 8:28).
Yesus menghibur murid-murid-Nya dengan berkata: "Damai sejahtera Kutinggalkan bersamamu; damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, bukan seperti yang dunia berikan yang Aku berikan kepadamu. Jangan biarkan hatimu gelisah ataupun gentar." (Yohanes 14:27, AYT).
Firman dan doa dapat menggantikan pikiran yang cemas dengan kedamaian dan kepastian. Penolong dapat berdoa dan membaca ayat-ayat Alkitab bersama-sama, baik secara langsung maupun melalui telepon. Selain itu, mengirimkan ayat yang membesarkan hati sebelum tidur, seperti Mazmur 91, Matius 6:34, atau Filipi 4:6-7, dapat memberikan semangat dan pikiran positif untuk mengakhiri hari.
4. Berdoa untuk Kesabaran dan Perspektif untuk Mendengarkan dan Memahami
Memberikan perhatian penuh kepada orang yang sedang berbicara kepada Anda adalah sebuah anugerah. Mendengarkan dengan hati yang seperti Kristus akan membantu orang yang sedang cemas merasa diterima dan diteguhkan. Daud, yang merasa cemas dan terbebani, bercerita kepada seorang teman dekatnya, Markus, yang mendengarkan dengan penuh perhatian tanpa menyela.
Yakobus 1:19 mengingatkan kita, "Hendaklah tiap-tiap orang cepat untuk mendengar," menggambarkan pendekatan Markus yang tidak menghakimi dan mendukung. Mengatakan, "Saya di sini untuk Anda, dan saya mendengarkan" membuat Daud merasa dimengerti dan tidak sendirian.
Mendengarkan tanpa gangguan dan memikul beban orang lain menunjukkan kasih dan kepedulian. Ini mewujudkan kebenaran bahwa "dua orang lebih baik daripada satu orang" (Pengkhotbah 4:9-10). Dengan empati dan belas kasihan, kita dapat "saling menolong dalam menanggung beban supaya kamu menaati hukum Kristus" (Galatia 6:2, AYT). Menaati hukum Kristus, perintah terbesar kedua untuk "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri," mengajarkan sikap tidak mementingkan diri sendiri, kerendahan hati, dan ketergantungan pada kekuatan dan arahan Allah.
Kasih Allah dalam tindakan adalah membantu orang lain dengan beban mereka, berkontribusi pada pertumbuhan rohani orang yang cemas, dan menjadi pendengar. Mendengarkan, yang diakhiri dengan doa, menyatukan hadirat Allah. Seperti yang dinyatakan dalam Matius 18:20, "Di tempat dua atau tiga orang berkumpul bersama dalam nama-Ku, Aku ada di tengah-tengah mereka" (AYT).
Tullian Tchividjian, cucu dari Billy Graham, berkata, "Kita tidak membutuhkan jawaban dan penjelasan sebanyak kita membutuhkan hadirat Allah di dalam dan melalui penderitaan." Memang, kehadiran Allah mengubah keadaan dan membawa penghiburan di tengah-tengah kegelisahan.
5. Menganjurkan Bantuan Profesional dan Bimbingan Rohani
Ketika saya dan suami menggembalakan sebuah gereja yang penuh tantangan, kami mencari bantuan seorang konselor Kristen untuk memastikan bahwa kami tetap kuat secara emosional dan berpikiran jernih. Kami mengalami kecemasan, kekacauan, dan gangguan tidur selama waktu itu. Kata-kata konselor yang menghibur dan menyembuhkan memberikan jaminan bahwa kami perlu menghadapi tantangan, tetap stabil, dan menyelesaikan tugas-tugas kami dengan bantuan dan arahan Allah.
Konseling terkadang dianggap sebagai tanda lemahnya iman di kalangan orang Kristen. Namun, mencari bantuan profesional adalah cara untuk memanfaatkan sumber daya yang telah Allah sediakan dengan bijaksana. Kondisi kecemasan yang berkepanjangan atau parah dapat memperoleh manfaat dari pendekatan holistik yang mencakup doa, Alkitab, teman yang mendukung, konselor, dan pendeta. Menghadiri kebaktian dan menerima bimbingan rohani melalui khotbah akan menambah lapisan dukungan lain dalam perjuangan melawan kecemasan yang sedang berlangsung.
Kesaksian yang luar biasa dari seorang wanita di gereja kami yang menderita kecemasan dan dirawat di rumah sakit jiwa menyoroti kuasa penyembuhan dari membaca Alkitab setiap hari. Kami memberikan sebuah Alkitab kepadanya dan memotivasinya untuk membacanya setiap hari sebagai langkah penyembuhannya. Allah berbicara melalui Alkitab kepada hati dan pikirannya yang gelisah, sehingga mengurangi masa perawatan yang awalnya diperkirakan berlangsung selama dua tahun menjadi enam bulan. Pengalaman yang mengubah hidup ini menunjukkan kuasa Firman Tuhan yang hidup dan aktif untuk membangun iman dan kepercayaan diri, yang mengarah pada kehidupan yang diubahkan.
6. Tetap Mendukung Melewati Perubahan dan Tantangan
Memprioritaskan waktu untuk mendengarkan dan memberikan dukungan, terlibat dalam kegiatan fisik seperti berolahraga bersama, berpartisipasi dalam kelompok kecil studi Alkitab, atau berbagi makanan menunjukkan kasih sayang yang memperkuat ikatan persahabatan.
Menyendiri dan menyepi dapat membuat seseorang rentan terhadap keputusasaan dan pikiran negatif yang berlebihan. Tetap aktif membantu memfokuskan kembali pikiran yang cemas. Terlibat dalam kegiatan seperti makan malam bersama, menghadiri konser, atau berjalan-jalan di tempat umum dapat membantu mengarahkan pikiran ke arah pengalaman positif dan menjauhi pikiran negatif yang terus-menerus.
Berada di luar ruangan dapat sangat bermanfaat bagi kesehatan mental. Seperti yang dikatakan oleh dokter Yunani, Hippocrates, "Alam itu sendiri adalah dokter yang terbaik." Menurut sebuah artikel di PNAS (Prosiding National Academy of Sciences), partisipan yang berjalan kaki selama 90 menit di lingkungan alam melaporkan tingkat ruminasi yang lebih rendah dan berkurangnya aktivitas saraf di daerah otak yang terkait dengan risiko penyakit mental.
Tindakan pelayanan, seperti mengunjungi tetangga yang sakit atau membantu pasangan lansia mengecat teras rumah mereka, bersama dengan membaca kitab suci secara teratur, berdoa setiap hari, dan tetap terhubung secara sosial, dapat secara efektif mengubah pola pikir negatif. Menelepon seorang teman saat merasa sedih dan berpartisipasi dalam kegiatan gereja memberikan dukungan tambahan. Tindakan-tindakan kecil yang konsisten ini memulai perjalanan transformatif untuk memusatkan kembali perhatian pada orang lain dan menemukan tujuan dalam melayani mereka.
7. Tawarkan Kesabaran dan Doa
Dalam masyarakat kita yang serba cepat, di mana jawaban langsung dan perbaikan cepat sering dicari, kesabaran -- buah Roh -- adalah suatu kebajikan yang mendorong kesembuhan dan keutuhan. Seperti kata pepatah, "Segala sesuatu yang baik datang kepada mereka yang menanti," terutama ketika seseorang menantikan pertolongan dan waktu Tuhan (Yesaya 40:31). Allah menawarkan pemulihan. 1 Petrus 5:10 menjelaskan tentang kelegaan dari kecemasan:
"Dan, setelah kamu menderita untuk sementara waktu, Allah sumber segala anugerah yang telah memanggil kamu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya yang kekal dalam Kristus akan memulihkan, meneguhkan, menguatkan, dan membangun kamu." (AYT)
Kesembuhan akan terjadi seiring berjalannya waktu melalui doa yang terus menerus, yang "sangat besar kuasanya" (Yakobus 5:16, AYT). Menanggung kehilangan pasangan atau anak dapat terasa tak tertahankan, yang menyebabkan sulit tidur, penyakit fisik, dan stres yang luar biasa. Namun, dengan berlalunya waktu berminggu-minggu dan berbulan-bulan, luka emosional mulai menemukan penghiburan dan menjauhkan diri dari rasa sakit dan trauma yang paling dalam. Kuasa Firman Tuhan diibaratkan sebagai obat:
"Hati yang bersukacita adalah obat yang baik, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang-tulang." - Amsal 17:22 (AYT)
Membenamkan diri dalam Firman Tuhan dan janji-janji-Nya akan kesembuhan, pemulihan, dan pembebasan secara bertahap akan menghilangkan kegelapan kegelisahan, kenangan buruk, dan tekanan emosional. Sama seperti kuasa Allah yang membangkitkan orang mati, kuasa-Nya juga membawa kesembuhan bagi yang hidup.
8. Ingatlah, Semua Rasa Sakit di Dunia Ini Bersifat Sementara
Bagaimana kita membantu seseorang yang mengalami kecemasan? Menurut penelitian, pikiran manusia menghasilkan hingga 70.000 pikiran setiap hari, dengan sekitar 80% di antaranya bersifat negatif. Siklus yang terus menerus ini dapat menyebabkan kondisi pikiran yang putus asa dan cemas. Ketika rasa bersalah dan malu ditambahkan, tekanan mental semakin meningkat. Kabar baiknya adalah bahwa pikiran kita dapat beradaptasi dan dapat "diperbarui" (Roma 12:1-2), "dipulihkan" (Yesaya 61:7), dan "dilatih kembali" (2 Timotius 3:16).
Kecemasan tidak harus berlangsung selamanya. Bukti medis, psikologis, pribadi, spiritual, dan profesional mendukung hal ini. Pikiran kita luar biasa dan mampu belajar, membentuk kembali, dan membentuk pola pikir yang baru. Memenuhi pikiran dengan Firman Tuhan yang kekal akan membuat pikiran menjadi lebih sehat dan lebih selaras dengan pikiran-pikiran yang positif dan sehat, mendapatkan ketabahan yang mengarah pada damai sejahtera.
"Akhirnya, Saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang indah, semua yang terpuji, semua yang sempurna, semua yang patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu" (Filipi 4:8-9, AYT).
Kesimpulannya, mengenali tanda-tanda, menunjukkan belas kasih, mendengarkan tanpa menghakimi, dan menganjurkan bimbingan rohani dan bantuan profesional penting untuk mendukung seseorang dengan kecemasan secara efektif. Mendorong perubahan gaya hidup, menggabungkan praktik spiritual, bersabar, dan menawarkan doa yang berkelanjutan sangat penting untuk mendapatkan dukungan yang holistik. Sebagai orang percaya, kita tidak boleh meremehkan kuasa Allah untuk menyembuhkan dan memulihkan pikiran dan hati yang cemas.
"Ketika kegelisahan melanda diriku, penghiburan-Mu membuat jiwaku bersukacita" (Mazmur 94:19).
(t/Jing-jing)
Diambil dari: | ||
Nama situs | : | Christianity.com |
Alamat situs | : | https://www.christianity.com/wiki/slideshows/8-incredible-ways-to-embrace-someone-fighting-anxiety.html |
Judul asli artikel | : | 8 Incredible Ways to Embrace Someone Fighting Anxiety |
Penulis artikel | : | JUDY MCEACHRAN |