Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Bagian D: Rumah Tangga (Pertentangan Antara Orang Tua dan Remaja)

Dalam zaman elektronik serba cepat ini, anak-anak tumbuh lebih cepat dan ingin bebas lebih awal dibandingkan yang dulu dialami oleh orang tua mereka. Banyak orang tua yang merasa sulit mengikuti perubahan-perubahan kilat yang dialami anak-anak mereka, dan sebagai akibatnya, terjadilah pertentangan.

Rasanya, tadinya si anak masih dalam pelukan orang tuanya, kemudian mulai sekolah, mengajak teman-temannya main di rumah, membantu urusan rumah tangga, masuk Pramuka -- pokoknya, anak yang manis! Kemudian, tiba-tiba, semuanya berubah! Dia mulai membantah, melawan dan melanggar peraturan, kadang-kadang merengut dan tidak komunikatif. Masa remaja sudah tiba, situasi tak lagi dapat dikendalikan oleh orang tua.

Ada banyak wilayah pertentangan; teman-teman mereka (banyak yang tak dapat kita setujui), cara berhias, kencan, tugas-tugas rumah, uang saku, penggunaan kendaraan, sekolah dan pekerjaan rumah, disiplin; adalah sebagian kecil saja dari tumpukan masalah yang timbul.

Muncullah rintangan komunikasi. Orang tua merasa sulit berbicara dengan anak-anak mereka. Mereka menunda penjelasan tentang perubahan-perubahan mental dan jasmani yang menentukan, terutama dalam wilayah seks dan reproduksi. Orang tua memperketat kontrol, remaja meningkatkan pula perlawanan mereka untuk mendapat kebebasan. Jurang melebar, mereka bersikap bermusuhan -- mulailah perang.

Pemberontakan, ketidakpatuhan, kurang disiplin, kebingungan dan pertentangan, menghalangi hubungan-hubungan bahagia dalam rumah tangga. (Tetapi) Allah menaruh perhatian pada keluarga anda, pernikahan dan anak-anak anda. Dia menyatakan kepada kita, idaman dan sasaran bagi suatu keluarga. Dia bersedia membantu kita... Pernahkah anda mencari kehendak Allah? Pernahkah anda bertelut dan menyerahkan anak-anak anda kepada Tuhan? Apakah anda mengumpulkan mereka untuk beribadah bersama dalam keluarga? Jawabannya terletak pada penyerahan an hati dan hidup anda kepada Yesus Kristus, sehingga setiap anggota rumah tangga anda mengenal Yesus Kristus dan mengasihi Firman Allah."

Waktu membimbing orang tua yang konflik dengan anak-anak mereka, anjurkan mereka untuk mengatur rumah tangga mereka secara rohani. Jelaskan uraian dalam Latar Belakang, kemudian:

Nasihatkan mereka bahwa untuk mendapat damai Allah dalam rumah tangga, mereka harus memiliki damai sejahtera Allah dalam hati mereka.

Ini terjadi melalui hubungan pribadi dengan Yesus Kristus. Jelaskan "Damai dengan Allah".

Anjurkan orang tua untuk bersikap mantap mengikut Kristus, seperti contoh Yosua, "pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah... tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!" (Yos 24:15). Mereka harus berketetapan hati memuliakan Kristus dalam rumah tangganya.

Nasihatkan dia untuk mengandalkan sumber-sumber bantuan dari Allah yang dapat diperolehnya melalui doa. Mintalah hikmat yang Allah janjikan (Yak 1:5) dan tuntut pertolongan-Nya bagi perkembangan rohani anak-anak mereka. (Fili 4:6). Mereka harus berdoa bukan saja untuk, tetapi juga bersama anak-anak mereka.

Anjurkan orang tua untuk membangun kehidupan keluarga mereka di sekitar Firman Allah, membantu setiap anggota keluarga untuk mengerti masalah-masalah kehidupan dari sudut pandangnya. Nasihatkan mereka untuk: Mengusahakan pertobatan masing-masing kepada Kristus.

Pusatkan kegiatan-kegiatan keluarga, terutama di sekitar kehidupan gerejani yang mementingkan Firman Tuhan.

Hadapilah keragu-raguan anak-anak, secara sabar.

Orang tua harus membuat peraturan-peraturan rumah tangga yang wajar, beralasan dan dapat dilaksanakan. Sikap hormat dipelajari anak sementara dia memberi tanggapan positif terhadap wibawa. Berusahalah bersikap seluas mungkin, terutama terhadap hal-hal yang menyangkut identitas, kebebasan dan harga diri mereka. Para remaja membutuhkan banyak dukungan dan dorongan. Pertentangan tidak pernah dapat diselesaikan dengan argumen atau pertengkaran.

Teladan dan kemantapan orang tua sangat mempengaruhi anak-anak mereka. Pernikahan yang baik dan bahagia, jauh lebih membantu anak-anak muda untuk siap menghadapi kehidupan, daripada peraturan-peraturan dan pengawasan. Ciri-ciri Kristen seperti kasih, kesabaran, pengertian, dukungan dan kepercayaan, yang diungkapkan secara tetap, akan menjadi dasar kekuatan yang dibutuhkan para remaja dalam menghadapi tekanan dan masa-masa perubahan. Kepercayaan orang tua tidak boleh dipisahkan dari pengalaman dan tindakan nyata, terutama dalam keluarga.

Komunikasi yang erat dengan remaja, akan banyak membantu kita menghindarkan konflik. Itu berarti, bukan saja kita perlu bercakap secara bermakna, tetapi juga meluangkan waktu yang bermutu bersamanya. Perhatian pribadi ini akan menciptakan citra diri yang positif serta menggalang persaudaraan dalam keluarga. Jangan takut mengungkapkan kasih sayang secara fisik. Pelukan bapak dan ciuman ibu, sangat membantu pembentukan kesan bahwa anak diterima dan dikasihi.

"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." (Ams 22:6)

"Hai bapak-bapak, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya." (Kol 3:21)

"Dengarkanlah baik-baik segala yang kuperintahkan kepadamu, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian untuk selama-lamanya, apabila engkau melakukan apa yang baik dan benar di mata Tuhan Allahmu." (Ul 12:28)

"Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. Dan kamu, bapak-bapak, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan." (Ef 6:14)

"Orang yang bersih kelakuannya berbahagialah keturunannya." (Ams 20:7)

Komentar