Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Komunitas Konsel: Konseling Anak Putus Sekolah
Edisi C3I: e-Konsel 294 - Bimbingan Konseling dan Pembentukan Karakter Siswa
Permasalahan yang anak-anak hadapi sesungguhnya tidak sederhana seperti yang kita pikir. Terkadang sebagai orang tua, kita tidak menyadari bahwa anak-anak kita menghadapi masalah yang cukup kompleks. Orang tua terkadang menuntut anak untuk mendapatkan nilai baik, bahkan tidak sedikit orang tua yang dengan sengaja memaksa anak-anak mereka untuk bekerja guna memenuhi kebutuhan hidup. Di sisi anak, hal ini mungkin membuat mereka tertekan dan akhirnya memutuskan untuk berhenti sekolah. Apa yang bisa kita lakukan untuk menolong anak-anak yang memiliki masalah seperti ini? Di Facebook e-Konsel, kami membahas masalah tersebut. Silakan simak tanggapan dari para Sahabat e-Konsel.
e-Konsel: Apakah Anda pernah memberi konseling anak-anak putus sekolah? Bagaimana Anda menolong mereka?
Komentar:
Theresia S. Setyawati: Belum pernah sih. Tetapi pernah menjumpai kasus begitu, tetanggaku yang putus sekolah waktu kelas 4 atau 5 SD dan sekarang sudah punya anak.
e-Konsel: @Theresia: Kenapa bisa putus sekolah mbak Theresia?
Fransiskus Krismayandri Ekaristi: Mungkin kalau konseling secara khusus belum, namun pernah sekali dua kali mengajar mereka. Mereka-mereka itu sangat luar biasa dan menyenangkan. Saya berusaha untuk tidak menanyakan kenapa mereka putus sekolah, karena itu dapat membuat mereka sedih sekali. Akan tetapi, saya menanyakan apa yang mereka masih mau pelajari. Mereka sangat senang masih ada yang mau mengajar mereka. Itu sangat menggugah hati saya, mudah-mudahan suatu hari saya bisa mengajar mereka-mereka lagi.
e-Konsel: @Fransiskus Krismayandri Ekaristi: Mulia sekali, saya berdoa ada kesempatan dan kesediaan bagi Fransiskus Krismayandri Ekaristi untuk menjadi berkat bagi mereka. GBU.
Mahardhika Dicky Kurniawan: Belum sih, tapi kita bisa menasihati mereka agar tidak patah arang. Toh belajar tidak harus di sekolah, kan? Masih ada kejar paket, SMP terbuka, sanggar belajar, rumah singgah, dsb..
e-Konsel: @Mahardhika: Betul Mahardhika, terus menyemangati mereka itulah yang seharusnya kita lakukan. Namun, kenyataan yang memprihatinkan adalah banyak dari mereka yang putus sekolah sudah "enggan berpikir" karena mereka merasa nyaman dengan kondisi mereka sekarang, apalagi yang sudah tahu uang. Bagaimana Anda menyikapi hal ini?
@Fransiskus Krismayandri Ekaristi: Sekadar tambahan saja, agak sulit menasihati mereka dengan pengetahuan yang kita miliki karena kalau soal nasihat mereka sudah banyak menerimanya. Kalau ada kesempatan, lebih baik kita memberikan kasih yang kita miliki misalnya melalui pengajaran-pengajaran materi sekolah maupun nonsekolah dan latihan-latihan keterampilan karena itu yang lebih mereka perlukan.
e-Konsel: Tindakan nyata lebih ampuh ya... terima kasih.
Bagaimana dengan pengalaman Anda? Silakan bagikan pengalaman Anda di Facebook e-Konsel di alamat < http://www.facebook.com/sabdakonsel/ >.