Konselor, Jangan Lupa Menangis

Air Mata Seorang Konselor

Bertahun-tahun yang lalu, ketika saya dilatih untuk menjadi seorang konselor alkitabiah, seorang konselor berpengalaman memperingatkan saya tentang menunjukkan terlalu banyak emosi ketika melakukan konseling kepada seseorang. Saya ingat berpikir, "ini tidak akan menjadi masalah bagi saya, saya jarang menanggapi cerita seseorang dengan menangis, dan tidak sulit bagi saya untuk menghentikan air mata saya ketika saya merasa akan menangis." Ringkasnya, setelah bertahun-tahun melakukan konseling kepada wanita dan remaja, saya belajar bahwa ada tempat untuk air mata seorang konselor dalam sesi konseling. Saya tidak lagi selalu menahan air mata saya. Air mata adalah respons alami terhadap beban yang dipikul konseli dengan saya. Ketika seorang siswa konseling sangat khawatir tentang menunjukkan emosi dalam sesi konseling mereka, saya memberikan dorongan berikut kepada mereka sehingga mereka tidak perlu khawatir menangis di depan konseli.

Saya tidak berbicara tentang menghabiskan seluruh sesi konseling dengan menangis, tentu saja, dan ada kalanya Anda mungkin perlu meredam emosi Anda sendiri dalam hubungan konseling (kebijaksanaan berperan di sini). Sering kali, reaksi alami Anda adalah merasakan perasaan yang mendalam untuk seseorang pada saat itu, dan Anda mungkin merasa air mata mengalir selama percakapan. Anda dapat membiarkan air mata mengalir secara alami pada saat-saat itu. Sering kali, baik bagi konselor untuk jujur dengan reaksi emosional mereka, dan baik bagi konseli untuk merasakan empati, perhatian, kesedihan, dan perhatian Anda yang mendalam.

Gambar: konselor

Konseling alkitabiah adalah hubungan yang dekat dan bersifat pribadi. Semakin alami hubungan itu, semakin konseli bisa merasa aman untuk membagikan kisah dan pergumulannya. Dalam suatu hubungan, terkadang menangis bersama adalah hal yang wajar. (Jika Anda sama sekali bukan orang yang suka menangis, seperti beberapa orang lainnya, ekspresi wajah dan bahasa tubuh Anda sering kali menyampaikan tujuan yang sama.)

Pencobaan dalam beberapa tahun terakhir ini telah mengubah banyak hubungan kita. Itu muncul dengan kesedihan, kedukaan, ratapan, kehilangan, ketakutan, dan banyak hal yang mungkin membuat kita menangis. Konseli kita mungkin merasa semua ini terkait dengan masalah lain apa pun yang mungkin membawa mereka ke konselor. Mungkin rumit untuk mengurai emosi akhir-akhir ini, dan dibutuhkan waktu dan empati.

Ketika saya berbicara dengan seorang konseli, dia mengungkapkan bahwa dia terkena Covid pada waktu itu dan takut pada dampak jangka panjang dalam kesehatannya yang menurun. Dia bekerja untuk sebuah departemen yang kehilangan pendapatan sejak Covid dimulai. Dia memiliki pergumulan relasional atas masalah vaksin dan masker yang memecah belah, dan dia telah kehilangan persahabatan. Dia telah mengalami kehilangan pendapatan karena departemennya tidak dapat mempertahankan jam kerja staf mereka. Saat dia berbicara, saya berempati mengenai banyak hal. Itu bisa menjadi cerita saya sendiri dalam banyak hal! Saya merasakan air mata yang tidak seperti biasanya (bagi saya) mengalir. Naluri saya adalah untuk menahannya, tetapi sebaliknya, itu mengalir begitu saja, dan begitu juga air matanya. Kami menangis bersama selama beberapa bagian dari sesi itu. Ini adalah konteks yang tepat untuk air mata seorang konselor dalam sesi konseling.

Dengan kami menangis bersama karena pengalaman yang diceritakan, dia lebih memercayai saya. Dia membuka diri selama sesi itu dengan cara yang bahkan belum pernah dia lakukan sebelumnya. Itu adalah sesi yang tidak akan pernah saya lupakan, dan saya belajar dan mendapatkan kenyamanan sebanyak yang diperolehnya, tidak diragukan lagi.

Proses Air Mata Anda Bersama

Ketika air mata mengalir dalam konseling, itu bisa menjadi momen yang terbuka untuk pengajaran. Alkitab membahas air mata kita. Yesus sepenuhnya berempati ketika Dia mengalami kesedihan dan air mata. Melihat Dia menangis dan menggambarkan emosi yang sama yang sering kita rasakan saat kita konseling membawa pengharapan dan penghiburan bagi konseli dan konselor.

"Yesus bertanya, 'Di mana Lazarus kamu kuburkan?' Mereka menjawab Dia, 'Tuhan, mari ikut dan lihatlah.' Yesus pun menangis." (Yohanes 11:34-35, AYT)

Air mata kita bukan tidak penting dalam sesi konseling. Sebaliknya, Allah menghargai air mata kita, karena Dia peduli dan mengingat penderitaan kita.

"Engkau telah menghitung sengsaraku-sengsaraku. Taruhlah air mataku di dalam kantong-kantong kulit-Mu. Bukankah itu ada dalam kitab-Mu?" (Mazmur 56:8, AYT)

Menangis bersama dalam sesi konseling tidak membuang-buang waktu. Ini sering kali merupakan pengalaman pemulihan, dan itu adalah tujuan dalam konseling, bukan? Konselor sering mengatakan bahwa mereka memperoleh sebanyak mungkin melalui apa yang mereka ajarkan atau nasihatkan pada seorang individu seperti halnya konseli. Ini juga berlaku saat menangis bersama. Ini adalah cara yang mendalam untuk menanggung beban satu sama lain.

"Saling menolonglah dalam menanggung beban supaya kamu menaati hukum Kristus." (Gal. 6:2, AYT)

Dilihat

Dalam satu pelayanan lain, masuk akal jika kita menangis bersama. Adalah manusiawi dan normal untuk menangis tentang hal-hal menyedihkan seperti kehilangan, rasa sakit, dan penderitaan. Konselor yang tabah dan tampak tidak berperasaan kurang menghibur bagi sebagian konseli. Seorang konselor yang rela meneteskan air mata tampak terlibat dalam ayat-ayat tentang satu sama lain yang ada di seluruh Alkitab. Jika Anda bukan orang yang menangis secara alami, itu juga tidak apa-apa, karena Anda masih dapat menunjukkan respons emosional dengan cara yang alami seperti postur, ekspresi wajah, kata-kata, dll. Akan tetapi, jika Anda merasa air mata mengalir, wajar saja jika Anda membiarkannya keluar. Anggap mereka sebagai salah satu dari banyak alat di sabuk alat konseling Anda.

Jika seseorang menanggapi cerita Anda dengan emosi, itu terasa mengonfirmasi. Itu bisa sangat membantu dalam memberikan nasihat dan perhatian yang efektif kepada seseorang. Ini menggambarkan kasih sayang dengan cara yang sering tidak dilakukan oleh kata-kata saja. Bagian dari perjalanan konseling adalah agar konseli merasa dipahami dan dilihat. Air mata Anda dan respons emosional lainnya dapat menawarkan itu.

Ketika air mata mengalir dalam konseling, itu bisa menjadi momen yang terbuka untuk pengajaran. Alkitab membahas air mata kita. Yesus sepenuhnya berempati ketika Dia mengalami kesedihan dan air mata.


Facebook Twitter WhatsApp Telegram

Seorang konselor atau penolong berusaha menjadi seperti Kristus, yang mencakup masuk ke dalam penderitaan konseli. Konseling bukan hanya tentang memberi nasihat dan mengajar seseorang bagaimana berpikir secara alkitabiah dan menerapkan Injil (walaupun ini sangat banyak tentang hal-hal itu pada waktu yang tepat). Ini adalah pertama-tama hubungan sebagai konselor menggunakan dirinya untuk menanggung beban orang lain. Memikul beban adalah hak istimewa yang emosional dan rohani. Sebagai seseorang yang tidak sering menangis, kebenaran itu membuat saya menangis. Konselor, jangan lupa menangis.

Jangan ada lagi kesedihan

Air mata dari kesedihan dan rasa sakit yang mendalam adalah berat, tetapi tidak akan selalu seperti ini. Anda dan konseli Anda dapat memperoleh penghiburan dari Firman Allah ketika Dia memberi tahu kita bahwa suatu hari tangisan kita yang menyedihkan dan menyakitkan akan berakhir. Akan tetapi, untuk saat ini, menangis bersama adalah hal yang baik dan alkitabiah.

"Ia akan menghapus setiap air mata dari mata mereka dan maut tidak akan ada lagi, tidak akan ada lagi perkabungan, tangisan, atau rasa sakit karena yang lama sudah berlalu." (Wahyu 21:4, AYT)

"Tangisan akan berakhir malam ini, tetapi sukacita datang pada pagi hari." (Mazmur 30:5b, AYT)

Pertanyaan untuk Refleksi

  1. Apakah sulit bagi Anda untuk menahan emosi Anda sebagai konselor selama sesi, atau sulit untuk menunjukkan reaksi emosional Anda selama sesi?
  2. Apakah Anda dapat membedakan apakah boleh atau tidak menanggapi konseli dengan emosi Anda sendiri? Jika tidak, bagaimana Anda bisa bertumbuh dalam kebijaksanaan ini?

(t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Biblical Counseling Coalition
Alamat situs : https://biblicalcounselingcoalition.org/2022/03/02/counselor-dont-forget-to-cry
Judul asli artikel : Counselor, Don't Forget to Cry
Penulis artikel : Ellen Castillo