Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Pengampunan Bukan Melupakan

Terlalu sering orang-orang berkata bahwa bukti jika kita benar-benar telah mengampuni seseorang adalah melupakan apa yang telah dia lakukan kepada Anda.

Ayat yang sering dikutip adalah Yeremia 31:34, di mana Allah berkata, "... sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka." Ayat ini mengatakan sesuatu, yaitu bagaimana kita seharusnya mengampuni.

Paling tidak, ada dua masalah yang berkaitan dengan pengertian mengenai pengampunan ini. Pertama, pengertian ini tidak realistis. Pikiran kita tidak berfungsi seperti ini, dan kemampuan kita untuk mengingat begitu berkuasa. Mencoba melupakan sebuah dosa yang diperbuat seseorang terhadap Anda hanya akan mendorong Anda mengingatnya. Seperti memberi tahu Anda untuk tidak berpikir mengenai seekor gajah berwarna merah jambu. Apa yang Anda lakukan pada saat Anda membaca kalimat tersebut? Menghapuskan sepenuhnya sebuah luka dari ingatan Anda tidaklah realistis. Kedua, itu tidak alkitabiah. Ayat di dalam Yeremia tidak berkata bahwa Allah menderita amnesia ketika Dia melihat Anda. Allah kita yang Mahatahu tidak melukan apa pun! Kata mengingat bukan sebuah kata "ingatan", tetapi sebuah kata "janji", sebuah kata perjanjian. Allah sedang berjanji bahwa ketika kita mengaku dosa-dosa kita, "Saya tidak akan memperlakukanmu selayaknya dosamu diterima. Sebaliknya, saya akan mengampunimu."

Inilah mengapa pengampunan merupakan sebuah kejadian masa lampau dan sebuah proses yang sedang berjalan ke masa depan. Pengampunan merupakan sebuah janji masa lalu yang Anda pegang untuk masa depan. Ketika ini dilakukan, ingatan akan luka-luka kecil memudar. Luka-luka yang lebih besar mungkin tidak. Grace tidak akan pernah melupakan perselingkuhan John. Heather tidak akan pernah melupakan pelecehannya. Melissa dan Andy akan selalu sadar bahwa mereka telah berdosa terhadap masing-masing. Michael akan mengingat saat-saat ayahnya marah secara berdosa. Akan tetapi, setiap orang masih dapat membuat sebuah janji dan tetap setia kepada janji tersebut.

Sangat penting mengerti dua dimensi pengampunan. Jika Anda tidak mengerti, Anda akan menyimpang ke dalam salah satu dari dua arah yang berlawanan tetapi salah:

  1. Anda akan dihinggapi keraguan mengenai apakah Anda sudah mengampuni seseorang karena Anda berpikir bahwa mengampuni sama dengan melupakan.

  2. Anda akan menyerah kepada kepahitan tanpa menyadarinya karena Anda berpikir, karena Anda telah mengampuni seseorang pada masa lalu, Anda boleh memegang bekas luka itu pada masa sekarang. Grace, misalnya, mungkin dihinggapi keraguan jika dia berpikir bahwa mengampuni John berarti dia harus melupakan apa yang John lakukan. Atau dia mungkin menjadi dingin, berpikir bahwa dia melakukan semua yang dia harus lakukan ketika dia diberikan pengampunan pada masa lalu. Tidak satu pun cara tersebut yang mencerminkan cara Allah mengampuni kita.

Diambil dan disunting seperlunya dari:

Judul asli buku : Relationship: A Mess Worth Making
Judul buku terjemahan : Relasi: Kekusutan yang Layak Dihadapi
Judul bab : Pengampunan
Penulis : Tim Lane dan Paul David Tripp
Penerjemah : Junedy Lee
Penerbit : Penerbit Momentum, Surabaya 2008
Halaman : 116 -- 118

pengampunan

Ada sedikit tambahan yang saya sering alami tentang esensi dari pengampunan.
Pengampunan harus kita berikan secara total yang artinya kita harus mengampuni baik itu dalam bentuk SIFAT maupun dalam bentuk PEMIKIRAN/KARAKTER baik dari kita sendiri maupun dari orang yang akan kita beri pengampunan.

Re: Pengampunan

@ Pak Rudy,

Admin setuju dengan pendapat Bapak. Pengampunan harus diberikan secara total. Kita tidak bisa melupakan kesalahan orang, tetapi kita bisa berusaha untuk tidak mengingat-ingatnya lagi.

Kita mengampuni orang yang bersalah, tetapi tidak berarti kita sepakat dengan kesalahannya. Yang kita benci adalah tindakan salah orang tersebut.

Dengan pertolongan Tuhan, kita pasti bisa mengampuni orang yang bersalah kepada kita karena kita pun orang-orang yang bersalah dan telah beroleh pengampunan dari Tuhan Yesus.

Komentar