Jika sekarang ini semakin banyak pasangan bekerja, barangkali menarik untuk mengetahui bahwa jam kerja istri yang panjang ikut mempengaruhi kesehatan suami. Di mana apabila istri bekerja lebih dari 40 jam seminggu, maka kemungkinan derajat kesehatan suami turun 25% dalam masa tiga tahun. Hal ini menurut studi dari University of Chicago, yang menunjukkan bahwa dalam masalah kesehatan, para suami ternyata lebih tergantung pada istri dibandingkan sebaliknya.
Studi-studi sebelumnya selalu menunjukkan bahwa pria beristri lebih sehat daripada pria yang masih lajang. Studi baru ini merupakan yang pertama mengkaji sejauh mana pengaruh jam kerja terhadap kesehatan pada pasangan-pasangan yang menikah. Data diambil dari riset tiga tahun di University of Michigan terhadap 2867 pria dan wanita menikah, tentang masalah kesehatan mereka. Wanita lebih besar kecenderungannya untuk mengingatkan pasangannya agar tidur cukup, berolah raga, ataupun minum obat.
Peran tradisional dari perawatan kesehatan istri terhadap suami sepertinya masih tertanam kuat, barangkali karena sejak dini wanita cenderung disosialisasikan dan dilatih untuk melakukan tugas-tugas wanita tradisional, menyangkut masalah kesehatan, emosi dan hubungan sosial. Sebaliknya, pria cenderung tidak terbiasa mengatur kesehatan ataupun emosi untuk siapapun, bahkan untuk diri mereka sendiri.
Jika sang istri bekerja dengan jam kerja yang panjang sehingga mau tidak mau waktunya berkurang untuk urusan rumah tangga, maka masuk akal jika kesehatan sang suami pun ikut dipengaruhi. Kenyataan lain adalah bahwa jam kerja suami hanya memiliki sedikit pengaruh terhadap kesehatan istri. Namun jika sang suami yang tidak bekerja alias pengangguran, ini akan berpengaruh negatif terhadap keduanya, dan jika sang istri yang tidak bekerja, efeknya kecil atau bahkan tidak ada pengaruh terhadap istri maupun suami. Jadi, untuk kepentingan berdua, aturlah waktu kerja Anda dengan pasangan Anda.(klinikpria.com)