Konseling Kristen bertitik tolak dari inisiatif Allah yang oleh
kasih-Nya mencari manusia berdosa. Sejak awal, Allah telah
menyatakan bahwa Ia sendirilah yang berinisiatif -- diawali dengan
penciptaan alam raya dan manusia (
Inisiatif mencari menggarisbawahi bahwa konseling Kristen harus bersifat dinamis dan proaktif. Di sini konseling Kristen perlu menolak sikap menunggu dengan gaya pasif serta pesimistik. Konseling Kristen yang berinisiatif mencari -- menekankan -- bahwa ada kuasa (Roh Kudus sebagai dinamika) yang menjamin bahwa ada saja jalan (sikap positif) untuk mengatasi (dan memenangkan) masalah dalam proses konseling.
Inisiatif mencari didasarkan dan didorong oleh "kasih" (yang
menghendaki kebaikan bagi konseli), seperti yang terbukti
pada sikap Tuhan Yesus Kristus bahwa kasihlah yang
menggerakkan Dia untuk mencari/melayani mereka yang lelah dan
terlantar seperti domba yang tidak bergembala (
Inisiatif mencari adalah suatu komitmen (wajib) untuk
melayani. Komitmen ini disikapi seperti kata Tuhan Yesus pada
saat Ia menegaskan hal ini dengan mengatakan, "...kami hanya
melakukan apa yang kami harus lakukan" (
d. Inisiatif mencari didasarkan atas keinginan kuat untuk
"melayani bukan dilayani" (
Titik tolak konseling Kristen beranjak dari motif dan upaya
"mengangkat" dan "meneguhkan" (Tuhanlah yang mengampuni dan
membebaskan orang yang bertobat dari dosanya dan orang Kristen
(konselor) bertanggung jawab untuk bersedia mengangkat orang
tersebut (konseli) dengan memberikan dukungan/dorongan positif
(dari Firman Tuhan) yang ditopang oleh perjanjian berkat Allah.
Motif mengangkat/meneguhkan ini harus menjadi sikap batin dari
setiap konselor Kristen -- yang menggerakkan upaya/tindakan
pelayanan konseling yang dilaksanakannya. Dasar bertolak
konseling Kristen ini ditegaskan oleh Yehezkiel bahwa "Allah
mencari, membawa pulang, merawat, menguatkan, memelihara" --
sebagai gembala yang melayani (
Titik tolak konseling Kristen terfokus kepada "pemulihan" --
"peneguhan" (yang menghasilkan keteguhan). Pemulihan ini diawali
dengan "pertobatan" (yang didasarkan atas kesadaran bahwa akar
dari semua masalah dapat ditelusuri sampai kepada DOSA/adalah
DOSA) yang membawa "pembaruan/restorasi" (
Links:
[1] https://c3i.sabda.org/edisi_c3i/e_konsel_074_kerohanian_seorang_konselor
[2] http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/074/
[3] https://c3i.sabda.org/epublish/2
[4] https://c3i.sabda.org/epublish/2/448
[5] https://c3i.sabda.org/01/nov/2004/konseling_selamat_pagi
[6] https://c3i.sabda.org/stop_press_24
[7] https://c3i.sabda.org/jenis_bahan_c3i/materi_konseling
[8] https://c3i.sabda.org/kategori_bahan_c3i/konseling/pendidikan_konseling