Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

101 Penyembuhan Batin: Penyembuhan Luka-Luka Emosional

Ini adalah salah satu area yang paling vital dan penting dari pelayanan pelepasan yang tidak boleh kita abaikan. Meskipun mengusir setan itu penting, sama pentingnya, atau bahkan lebih penting, untuk melayani luka-luka emosional.

Luka-luka emosional adalah salah satu alasan yang paling umum yang menyebabkan gagalnya pelepasan, atau setan tampaknya terus datang kembali dan mendapatkan kembali kediamannya dalam diri seseorang. Saya perlu menjelaskan bahwa jika Anda ingin terlibat dalam pelayanan pelepasan, adalah suatu kebutuhan mutlak bagi Anda untuk mempelajari tentang luka-luka emosional dan bagaimana membawa seseorang ke satu titik, tempat mereka dapat menerima kesembuhan batin dari Roh Kudus.

Tujuan kita bukanlah untuk melupakan sebuah kejadian yang menyakitkan atau trauma, tetapi untuk menerima kesembuhan atas kejadian tersebut, yaitu tempat Roh Kudus menyingkirkan penyengatnya. Ketika kita melihat kembali luka yang sudah sembuh, kita dapat melihatnya dengan cara yang berbeda karena luka itu telah sembuh dan tidak menyakitkan untuk dilihat lagi.

Mengidentifikasi Luka-Luka Emosional

Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah mengidentifikasi masalahnya, dan menyadari kebutuhan akan penyembuhan batin. Di bawah ini adalah sebuah daftar dari gejala-gejala umum yang ditemukan dalam diri seseorang yang memiliki luka emosional:

  • Ketidakmatangan batin: sering kali ada rasa ketidakmatangan batin dan rasa sakit yang tampaknya tidak dapat hilang.

  • Sifat mudah marah: mudah tersinggung dengan orang lain, bahkan ketika mereka tidak melakukan kesalahan apa pun!

  • Kurang toleransi atau tidak ada sama sekali: adanya masalah dengan sedikitnya toleransi dengan orang lain, yang Anda harapkan dan tuntut dari mereka.

  • Selalu merasa "memuncak": rasa marah, benci, dendam, dll. tampaknya "memuncak" di dalam diri Anda hanya karena kesalahan paling sepele dari orang lain.

  • Terlalu sensitif dengan kejadian pada masa lalu Anda: jika ada kejadian-kejadian pada masa lalu Anda yang menyebabkan Anda menjadi sangat sensitif atau marah, atau bahkan menyebabkan Anda mengamuk, hal ini seperti menguak sebuah luka emosional yang mendalam, yang terikat dengan kejadian atau ingatan itu.

  • Sulit mengampuni: akan sangat sulit, atau bahkan tidak mungkin mengasihi, sehingga sulit untuk dapat mengampuni orang lain. Anda mungkin juga sulit mengampuni dan mengasihi diri Anda sendiri. Bahkan, akan sulit mengampuni dan mengasihi Tuhan, walaupun Dia tidak pernah melakukan kesalahan kepada Anda!

  • Sulit merasa dikasihi: sulit untuk melihat dengan jelas dan menyadari kasih orang lain dan Tuhan dalam hidup Anda. Anda mungkin dikelilingi oleh orang-orang yang mengasihi Anda, tetapi mungkin sulit untuk benar-benar merasakan dan menerima kasih itu. Tampaknya ada sebuah dinding yang menghalangi aliran kasih untuk masuk ke dalam hidup Anda.

  • Mengamuk: ketika ada sebuah luka batin yang telah membusuk, seseorang menjadi mudah mengamuk atau secara tiba-tiba meledak-ledak dengan amarah, kebencian, dendam, dll.. Anda mungkin mendapati mudahnya mengamuk kepada orang-orang yang mengasihi Anda, dan tidak pernah menyakiti Anda.

  • Perasaan marah terhadap Tuhan: ketika seseorang terluka, mudah sekali baginya untuk menyalahkan Tuhan atas masalah dan kesulitannya. Inilah hal terakhir yang ingin Anda lakukan saat mencari kesembuhan karena pada hakikatnya hal ini menempatkan sebuah dinding dalam pikiran Anda yang dapat menghalangi kuasa kesembuhan Roh Kudus untuk bekerja. Meskipun Ia sangat ingin menyembuhkan luka Anda, Ia tidak akan mengesampingkan kehendak bebas Anda, dan jika Anda menyimpan kebencian dalam hati Anda kepada-Nya, itu dapat menghalangi usaha-Nya untuk menyembuhkan luka-luka Anda.

  • Membenci diri sendiri: acap kali ketika seseorang terluka dari pelecehan masa lalu, ia akan mulai berpikir bahwa mungkin apa yang dilakukan kepada mereka memang pantas karena apa yang telah mereka lakukan atau bagaimana mereka pada waktu itu. Itu tidak benar. Pelecehan tidak pernah bisa diterima, bahkan jika seorang anak sudah tidak terkontrol. Kasih orang tua mendisiplinkan dan membenarkan, tetapi tidak pernah melecehkan.

  • Mudah frustrasi: karena kekacauan batin yang disebabkan oleh luka batin, mudah sekali bagi seseorang menjadi frustrasi dengan tugas-tugas dan tanggung jawab sehari-hari.

  • Pelarian dari kenyataan: sebagai dampak kekacauan batin, mudah sekali seseorang ingin lari dari kenyataan atau mendiamkannya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara makan berlebihan, minum-minum, merokok, mengonsumsi hal-hal porno, mabuk-mabukan, dll.. Ketika seseorang memuaskan diri dengan lari dari kenyataan, kecanduan dapat muncul, dan membuka pintu menuju roh kecanduan, yang menyebabkan kecanduan-kecanduan itu hampir mustahil dipatahkan.

  • Berkata-kata pedas/menyakitkan hati: seseorang yang berkata-kata pedas biasanya memiliki perubahan di dalam seseorang yang menyimpan banyak rasa sakit, dan perlu melepaskan rasa sakit atau dengan jujur menganggap bahwa memang pantas merasakan sakit (membenci diri sendiri/belenggu agama).

  • Dorongan untuk membalas dendam: karena menumpuknya kebencian dan kemarahan akibat sikap tidak mengampuni, seseorang yang memiliki luka batin yang membusuk akan mendapati dirinya mudah membalas dendam atau balas membentak kepada orang-orang yang menyinggungnya atau mencampuri urusannya.

  • Perilaku tidak bertanggung jawab: rasa sakit batiniah memiliki cara untuk menarik perhatian seseorang, dan pada akhirnya ini dapat mengerjakan pendekatan yang ceroboh dalam hidup. Anda akan sulit merasa nyaman dengan diri sendiri jika Anda memiliki luka batin, dan jika Anda tidak merasa nyaman dengan diri Anda sendiri, hal itu akan tampak dalam gaya hidup Anda.

  • Ekspektasi yang tidak masuk akal terhadap orang lain: seseorang yang terluka mungkin menetapkan ekspektasi yang tinggi kepada orang-orang di sekelilingnya. Mereka merasa bahwa orang lain harus memenuhi standar yang tidak realistis, dan sangat tidak menoleransi kesalahan yang dibuat. Mereka mendapati sulitnya bersabar (menahan diri) satu sama lain sebagaimana yang diperintahkan Alkitab kepada kita (lihat Kolose 3:13).

  • Perfeksionisme: seseorang yang memiliki luka emosional mungkin juga didorong oleh hasil. Mungkin mereka merasa apa pun yang mereka lakukan, mereka tidak pernah mampu menyenangkan orang tua atau orang yang berotoritas, dan di kemudian hari dalam hidupnya, luka penolakan menyebabkan orang tersebut menjadi seorang "pelaksana" sampai di titik yang mana mereka tidak pernah merasa puas dan sangat letih dengan usaha-usaha mereka.

  • Perasaan putus asa: saya percaya hal ini juga akibat umum dari luka batin yang tidak terselesaikan. Karena kasih Tuhan terhalang dalam hidup Anda maka menjadi sulit untuk melihat mengapa Ia mengasihi atau memelihara Anda, dan oleh karenanya Anda menjadi sasaran yang empuk bagi perasaan putus asa.

  • Pengontrolan: ketika Anda menderita luka batin, luka itu dapat menimbulkan perasaan kosong di dalam makna hidup Anda. Dengan demikian, mendorong Anda untuk mencari tahu makna, tujuan, dan kebahagiaan. Hal ini mungkin dalam bentuk gelar sarjana, karier, kesuksesan finansial, dll.. Alih-alih menghargai pribadi yang telah diciptakan Tuhan (yaitu ANDA!), Anda mendapati diri Anda mengejar apa yang Anda pikir akan membawa kebahagiaan dan tujuan sejati bagi hidup Anda.

  • Obsessive Compulsive Disorder (OCD) atau gangguan obsesif kompulsif: keyakinan saya adalah OCD sering kali mencakup luka emosional yang tidak pernah benar-benar sembuh. Hal ini memang benar, khususnya bagi orang-orang yang terikat pada kebencian terhadap diri sendiri, dendam terhadap diri sendiri, sikap tidak mau mengampuni diri sendiri, dll..

  • Permusuhan kepada Allah, diri sendiri, dan orang lain: karena emosi yang terbelenggu, seseorang cenderung memusuhi Allah, orang lain di dalam hidupnya, atau bahkan diri mereka sendiri. Hal ini biasanya berakar pada kepahitan terhadap Allah karena tidak mencegah sesuatu terjadi kepada Anda, kepahitan terhadap seseorang yang telah berbuat salah atau melukai Anda secara emosional, atau kepahitan terhadap diri Anda sendiri karena kegagalan yang Anda sebabkan sendiri.

Jujurlah dengan Diri Anda Sendiri!

Jika Anda merasakan sakit kepala, akankah Anda pergi ke dokter dan mengatakan kepadanya, "Ada sesuatu yang salah dengan saya, tetapi saya tidak ingin memikirkannya cukup lama untuk mengetahui apa masalahnya! Saya tidak tahu apa yang salah dengan saya! Saya tidak tahu apakah itu sakit kepala, sakit perut, hidung meler, atau kuku jempol kaki yang tumbuh ke dalam!" Anda tidak akan pernah melakukannya ketika mencari kesembuhan fisik, bukan? Lalu, mengapa kita sering kali melakukan hal ini ketika kita sedang mencari kesembuhan batin? Kita tahu bahwa ada masalah atau luka, tetapi kita bahkan tidak mau melirik ke masa lalu kita untuk mencari tahu apa masalah yang sebenarnya! Jika Anda ingin menerima kesembuhan untuk luka emosional, terlebih dahulu Anda harus jujur dengan diri Anda sendiri dan apa yang telah terjadi. Mari kita mulai dengan menjawab beberapa pertanyaan dasar:

  1. Siapakah yang Anda benci atau salahkan? Jujurlah kepada diri Anda; adakah seseorang pada masa lalu Anda, atau pribadi lain di dalam diri Anda, yang terhadapnya Anda menyembunyikan sesuatu? Bertindaklah spesifik, dan kembalilah sejauh yang Anda bisa. Jika Anda dapat menemukan kapan luka tersebut muncul, dan siapa yang bertanggung jawab, ini adalah langkah pertama untuk menerima kesembuhan untuk luka tersebut.

  2. Apa yang mereka lakukan kepada Anda? Buatlah daftar untuk semua yang telah mereka lakukan kepada Anda, yang masih Anda simpan terhadap mereka di dalam hati. Apa yang mungkin dapat masuk dalam daftar Anda mengenai hal-hal yang masih Anda simpan di dalam hati Anda? Hal-hal apa yang tampaknya tidak dapat Anda lupakan dengan mudah? Saya tidak merujuk pada daftar orang-orang yang belum Anda maafkan, tetapi daftar orang-orang/kejadian-kejadian yang tampaknya tidak dapat Anda lepaskan dari hati Anda.

Jangan mencoba untuk menutupi kesalahan mereka dan berkata bahwa tidak ada masalah. Jika mereka melakukan kesalahan kepada Anda, jangan menghindari konfrontasi dengan hal itu. Bersikap jujur tentang apa yang telah dilakukan kepada Anda sangat penting.

Hal-hal apa yang telah Anda lakukan, yang Anda sesali secara mendalam? Buatlah daftar dari hal-hal yang masih Anda sesali sampai hari ini. Jika Anda memiliki perasaan benci terhadap diri sendiri, sikap tidak memaafkan diri sendiri, dst., Anda harus jujur dan mencari tahu mengapa Anda membenci diri Anda sendiri.

Adakah sesuatu pada masa lalu Anda yang membuat Anda benar-benar merasa malu atau tersipu-sipu? Itulah alasan umum terhadap rasa benci kepada diri sendiri. Jika ada hal-hal yang membuat Anda belum dapat mengampuni diri Anda sendiri, sekaranglah waktu yang baik untuk membuat daftar dari hal-hal itu sehingga Anda dengan efektif dapat mengampuni dan melepaskan rasa benci yang Anda simpan secara diam-diam di dalam hati terhadap diri Anda sendiri.

Sangat penting bagi kita untuk menelusuri sampai ke akarnya, dan menjabarkan alasan-alasan spesifik mengapa ada luka-luka yang belum sembuh. Infeksi spiritual, seperti infeksi natural, akan membusuk dan semakin parah ketika berada di tempat gelap; penting untuk membawa masalah kepada terang agar luka-luka tersebut tidak lagi membusuk, tetapi menerima cahaya kesembuhan dari Kristus ke dalam area-area pikiran dan emosi. Jika Anda tidak dapat jujur kepada diri Anda sendiri dan mengeluarkan semua hal itu kepada terang, Anda hanya menghalangi kuasa kesembuhan Roh Kudus untuk melayani luka-luka tersebut dan mendatangkan kesembuhan ke dalam pikiran dan emosi Anda.

Kunci untuk Penyembuhan Batin

Hal utama yang ingin Anda selesaikan adalah semua perasaan bersalah dan malu, khususnya perasaan yang entah mengapa membuat Allah kecewa atau marah kepada Anda. Ketika menangani luka fisik, apa yang pertama kali akan Anda lakukan? Membersihkannya dari kuman sehingga luka itu dapat sembuh dengan benar. Ketika menangani luka-luka spiritual atau emosional, membawa beban (rasa bersalah, rasa malu, rasa takut, dll.) menyebabkan proses penyembuhan menjadi jauh lebih sulit. Menempatkan diri Anda sampai pada titik di mana Anda mengetahui bahwa Allah mengasihi, mengampuni, dan menerima Anda, adalah salah satu fondasi untuk menerima penyembuhan batin. Mengetahui bahwa Allah tidak marah atau kecewa kepada Anda menciptakan suatu suasana di mana Anda dapat dengan bebas menyerahkan beban-beban Anda kepada Yesus, dan memercayakan kepada-Nya untuk mengatasi masalah tersebut. Membawa beban rasa malu ke mana-mana adalah cara pasti untuk menghalangi proses penyembuhan batin karena hal itu secara mental memisahkan kita dari karya penyembuhan Yesus. Jika kita mau dengan bebas menerima kesembuhan bagi emosi kita yang rusak, kita perlu menetapkan dalam pikiran kita bahwa Allah tidak marah kepada kita, dan berpijak pada firman Tuhan tentang dosa-dosa kita yang diampuni dan disucikan oleh darah Kristus. Dua pengajaran yang baik yang saya dapatkan dalam hal ini: "Apakah Allah marah kepada saya?" dan "Akankah Allah mengampuni saya?"

Salah satu kunci terbesar untuk menerima kesembuhan bagi emosi yang rusak, bergantung pada persepsi Anda tentang Allah, serta bagaimana pendapat-Nya tentang Anda dan kesembuhan Anda. Anda harus menyadari bahwa Ia adalah Sumber kesembuhan dan kelepasan Anda ... dan BUKAN masalah Anda! Menyalahkan Allah atas permasalahan Anda akan menempatkan sebuah dinding yang tidak terlihat, yang akan menghalangi kuasa penyembuhan-Nya mengalir menuju pikiran dan emosi Anda. Roh Kudus tidak akan mengesampingkan kehendak bebas kita, dan ketika kita menyalahkan-Nya, kehendak bebas kita menampar wajah-Nya. Adalah penting bahwa kehendak kita membiarkan karya-Nya dan tidak menyalahkan-Nya atas hal-hal buruk yang terjadi pada kita. Adalah penting untuk menyadari bahwa Allah hadir untuk Anda, dan bukan melawan Anda. Ia sangat ingin melihat Anda disembuhkan dan dipulihkan hingga sembuh, bahkan lebih daripada yang Anda inginkan!

Bukalah luka-luka itu, dan serahkan rasa sakit kepada Yesus. Yang Anda inginkan adalah membuka luka-luka itu di hadapan Terang (Yesus), sehingga luka-luka tersebut dapat disembuhkan. Selama Anda menahannya dalam kegelapan, luka-luka itu tidak akan benar-benar sembuh. Jika Anda memiliki luka fisik, dan luka itu berubah menjadi infeksi, lalu Anda hanya menaruh plester pada luka itu, akankah itu menyelesaikan masalahnya? Tentu saja tidak! Anda perlu melepas penutup itu, tunjukkan pada terang, dan pakailah cahaya Kristus yang menyembuhkan dan membunuh kuman pada luka Anda sehingga luka itu dapat sembuh.

Firman Tuhan mengatakan kepada kita untuk menyerahkan segala kekhawatiran kita kepada-Nya karena Ia yang memelihara kita (lihat 1 Petrus 5:7). Kita harus menyadari bahwa Kristus telah menanggung rasa sakit kita di atas salib, dan jika kita sudah menyerahkannya kepada-Nya, Ia sedang menunggu untuk menyembuhkan luka-luka kita. Roh Kudus telah menunjukkan kepada saya kunci yang sangat penting untuk penyembuhan batin: Mengapa kita menanggung sesuatu yang telah Kristus tanggung bagi kita di atas kayu salib?

"Sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya , kesengsaraan kitalah yang dipikulnya. Namun, kita mengira bahwa ia terkena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Akan tetapi, ia ditikam karena pelanggaran-pelanggaran kita. Ia diremukkan karena kejahatan-kejahatan kita. Hukuman yang mendatangkan kesejahteraan bagi kita ditimpakan ke atasnya, dan oleh bilur-bilurnya kita disembuhkan." (Yesaya 53:4-5)

Kata "kesengsaraan" dalam ayat ini, sebenarnya diterjemahkan menjadi kesedihan, kesakitan, atau penderitaan. Ketika Yesus menumpahkan darah-Nya, Ia menanggung kesakitan dan luka batin kita sehingga kita tidak perlu menanggungnya! Firman Tuhan berkata bahwa Ia memedulikan kita, dan karena hal ini, kita diberi tahu untuk menyerahkan -- bukan sebagian, tetapi SEMUA -- kekhawatiran kita kepada-Nya (1 Petrus 5:7).

Bersyukur karena Yesus menanggung kesengsaraan kita adalah kunci lain untuk penerobosan. Jika Anda memilih untuk menanggung kesengsaraan Anda sendiri, itu biasanya karena

  • Anda tidak benar-benar menyadari atau percaya bahwa Ia menanggung kesengsaraan Anda
  • Anda belum mengambil waktu untuk berpikir atau mengerti apa yang Yesus lakukan. Kapan pun ketika kita dengan serius melihat apa yang telah Kristus lakukan untuk kita, mustahil untuk tidak bersyukur atas karunia yang telah Ia berikan kepada kita dengan kasih! Bersyukur akan membuat Anda ingin sekali mengambil keuntungan dari apa yang telah Kristus tanggung bagi Anda dengan kasih.

Saya ingin Anda membayangkan Yesus berdiri di samping Anda sambil meneteskan air mata-Nya, serta merasakan sakit dan penderitaan yang sedang Anda alami. Kita diperintahkan untuk menyerahkan kekhawatiran dan perhatian kita kepada-Nya. Mengapa? Sebab Ia PEDULI dengan kita! Membayangkan Yesus berdiri di samping Anda dalam sebuah situasi sambil meneteskan air mata-Nya adalah sangat berkuasa. Yohanes 11:35-36 memberi tahu kita bahwa, "Yesus pun menangis. Maka, orang-orang Yahudi berkata, 'Lihatlah! Betapa Ia sangat mengasihi Lazarus!'"

"Serahkanlah semua kekhawatiranmu kepada Allah karena Ia yang memelihara kamu." (1 Petrus 5:7)

Mengembangkan sikap bersyukur adalah kunci besar lain untuk menerima kesembuhan bagi luka-luka emosional kita. Rasa bersyukur menuntun kita untuk percaya -- jika Anda bersyukur atas apa yang telah Allah berikan untuk Anda, Anda akan mudah memercayai-Nya di area-area tersebut dalam hidup Anda. Rasa bersyukur juga merupakan kunci besar untuk mengatasi masalah penolakan. Bagaimana bisa? Sebab, ketika Anda mulai melihat semua yang telah Kristus lakukan untuk Anda, mustahil untuk merasa ditolak oleh Bapa Surgawi Anda, yang merupakan salah satu dari kunci terbesar untuk menyembuhkan penolakan. Firman Tuhan sebenarnya memerintahkan kita untuk bersyukur, "Biarlah damai sejahtera Kristus mengendalikan hatimu karena memang untuk itu kamu dipanggil menjadi satu tubuh. Dan, bersyukurlah." (Kolose 3:15)

Kita tidak hanya diperintahkan untuk mengucap syukur, tetapi Alkitab juga memberi tahu kita apa yang akan terjadi jika kita tidak bersyukur, "Akan tetapi, sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak menghormati-Nya sebagai Allah atau bersyukur kepada-Nya; sebaliknya, pikiran mereka menjadi tidak berguna dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap." (Roma 1:21)

Hati yang tidak bersyukur cenderung
tidak mengampuni, tidak mengasihi, penuh dendam, dan semua jenis perasaan benci terhadap orang lain. Itu adalah racun bagi kesehatan emosional dan kemampuan kita untuk menerima kesembuhan yang ingin Allah berikan bagi luka dan penyakit kita. Mereka yang tidak bisa mengampuni dan suka menghakimi orang lain telah melupakan apa yang telah Allah lakukan kepada mereka. Siapa pun yang benar-benar bersyukur atas bagaimana Allah telah memperlakukan mereka, akan memperlakukan orang lain dengan cara yang sama seperti Ia memperlakukan mereka.

Mulailah bersyukur untuk hal-hal kecil yang telah Allah ciptakan bagi Anda untuk dinikmati. Hal-hal kecil seperti burung-burung yang berkicauan di pepohonan atau kucing atau anjing peliharaan Anda -- mereka diciptakan untuk kita nikmati! Sulit, atau bahkan mustahil untuk bersyukur dan tidak mengampuni pada waktu yang sama. Ketika kita menyadari apa yang telah Kristus lakukan untuk kita, dan bersyukur untuk karunia mahal yang telah dibeli dengan darah Yesus sendiri untuk kita, kita secara alami akan mengampuni mereka yang bersalah kepada kita -- kasih itu menular dan akan mengalir melalui kita. Kita tidak dapat secara terus terang melihat apa yang telah Kristus lakukan untuk kita, tanpa berlimpah dengan rasa syukur dalam hati kita! Bersyukur merupakan kunci yang sangat besar untuk penerobosan jika Anda bergumul dengan sikap tidak mau mengampuni. Sikap tidak mengampuni atau tidak bersyukur berhubungan erat. Untuk informasi lebih lanjut tentang hati yang bersyukur (yang dibungkus dengan wahyu Roh Kudus!), bacalah seri pengajaran saya, "A Thankful Heart".

Rasa takut sering kali menjadi alat setan karena ketika kita menaruh kepercayaan kita kepada Allah, begitu besar kedamaian dan kesembuhan yang bisa terjadi. Rasa takut akan membuat seseorang mempertahankan sesuatu yang harus diserahkan ke tangan Yesus. Ini adalah alasan lain mengapa kita harus datang untuk mengenal sifat Allah yang baik dan penuh kasih yang sejati kepada anak-anak-Nya. Dengan mengetahui bahwa Allah adalah Allah yang baik dan memikirkan yang terbaik untuk Anda, membuka jalan untuk dapat memercayai-Nya atas segala kekhawatiran dalam hidup Anda. Anda perlu mengetahui bahwa Anda dapat memercayai Tuhan mengenai kebutuhan-kebutuhan Anda, Ia memahaminya, dan ingin menolong Anda!

Kunci lain untuk menerima kesembuhan batin, khususnya dari latar belakang atau akar penolakan, adalah dengan datang ke suatu tempat yang di sana Anda mengetahui bahwa Allah sangat mengasihi Anda dan mengetahui yang terbaik untuk Anda. Jika Anda mengalami kesulitan memercayai bahwa Allah baik kepada Anda dan mengetahui yang terbaik untuk Anda, saya sangat merekomendasikan buku Gloria Copeland yang berjudul, "Blessed Beyond Measure." Setan dan roh jahat selalu ingin membuat seseorang merasa seakan-akan Allah marah kepada mereka. Hal itu menempatkan seseorang di ujung tanduk dan membuat mereka takut akan Allah, yang menyebabkan mereka merasa tidak layak dalam relasi mereka dengan Dia, dan cenderung berhenti menghabiskan waktu bersama-Nya dan mendekat kepada-Nya (sumber kesembuhan mereka!). Tidak mengherankan jika Setan menginginkan kita merasa seakan-akan bagaimanapun juga Allah marah atau kecewa kepada kita! Cobalah ini: jika Anda sudah bergumul dan merasa sepertinya Allah sedang marah kepada Anda, bayangkan bahwa Allah melihat Anda, mengetahui di mana pun Anda berada, dan masih terlihat berkenan kepada Anda. Hal ini akan mengurangi ketegangan pada seluruh sistem Anda seketika setelah Anda mulai melihat segala hal sebagaimana Allah menghendaki Anda melihatnya. Setelah Anda membayangkannya, lalu berpalinglah kepada firman Tuhan, dan ketahuilah seperti apakah sesungguhnya Dia memandang Anda dengan kasih dan pengharapan! Ia selalu memanggil kita kembali untuk bertobat sehingga Dia dapat memulihkan relasi kita dengan-Nya. Saya tidak dapat memberi tahu Anda betapa kuatnya imaginasi-imaginasi tersebut ketika digunakan untuk kemuliaan Allah daripada kemuliaan setan. Ini adalah kunci yang kuat untuk kebebasan dan kesembuhan bagi banyak orang!

Kunci lain untuk kesembuhan batin bukanlah bermeditasi atau terus memikirkan tentang apa yang telah dilakukan kepada Anda. Setelah Anda menyerahkannya kepada Tuhan, jangan terus memikirkan tentang betapa parahnya Anda dilukai. Anda akan membuat luka emosional membusuk ketika Anda memilih untuk terus memikirkan tentang apa yang telah dilakukan kepada Anda. Jangan salah, kita harus menghadapi apa yang telah terjadi atas kita, hadapilah dengan jujur, dan jangan menyangkal apa yang telah terjadi atas kita. Akan tetapi, setelah kita menyerahkan semua rasa sakit dan derita kepada Yesus, kita harus meninggalkannya di sana. Jika Anda memiliki dua ekor anjing, dan Anda memberi makan yang satu dan membiarkan yang lain kelaparan, yang mana yang akan tinggal? Tentu saja anjing yang Anda beri makan! Kita perlu membuat pilihan yang pasti untuk tidak tinggal/"memberi makan" pada apa yang telah dilakukan kepada kita, karena itu akan memperkuat alasan mengapa kita terluka atau marah. Inilah kunci yang sangat penting untuk menerima kesembuhan luka emosional.

Kedengarannya memang aneh, Anda harus mendatangi kembali rasa sakit tersebut! Dengan kembali ke tempat rasa sakit itu terbentuk, dan mendatangi kembali luka dalam jiwa Anda, ini akan membuat Anda benar-benar dan sepenuhnya mengampuni. Dengan demikian, Anda mencabut rasa sakit sampai ke akarnya. Hal ini dapat menjadi setengah selesai jika Anda hanya berkata, "Saya mengampuni mereka" tanpa memikirkan apakah kesalahan mereka yang benar-benar Anda ampuni. Ketika Anda dapat mendatangi kembali rasa sakit itu, dan mengampuni dengan kasih dari dalam hati Anda, kesembuhan Anda akan terjadi secara alami! Mungkin akan membantu juga dengan membayangkan Yesus berdiri di samping Anda sementara Anda disakiti, dan pikirkan tentang bagaimana Ia merasakan apa yang diperbuat kepada Anda. Anda tidak harus terus mengampuni orang yang sama untuk kesalahan serupa yang terjadi 10 tahun yang lalu; kita harus mencapai titik sakitnya, dan mengampuninya pada adegan "mencelakakan" itu. Saya tidak mengatakan bahwa kita harus mendatangi lagi tempat fisik yang sama, tetapi kepada ingatan-ingatan dan tempat di pikiran Anda yang di sana kekerasan dan rasa sakit itu terjadi.

Apakah Anda orang yang berfokus kepada masalah? Atau berfokus pada solusi? Roh Kudus juga memberi saya penyingkapan yang kuat atas hal ini. Mereka yang tetap berfokus pada masalah dibandingkan solusi akan mulai melihat masalah sebagai sesuatu yang lebih besar daripada solusi. Apakah kita lebih memerhatikan masalah daripada solusi? Apakah masalah Anda lebih besar daripada solusi Allah? Yesus datang untuk mendatangkan solusi, dan ketika kita menerima solusi itu, kita membuat karya dan darah-Nya berguna, yang mendatangkan kemuliaan yang lebih besar kepada-Nya. Namun, dengan lebih memerhatikan masalah, kita mengabaikan solusi yang Yesus sediakan dan meremehkan apa yang telah Dia kerjakan bagi kita. Berfokus pada masalah menciptakan suatu suasana yang mana depresi, sikap tidak mengampuni, sifat lekas marah, dan keputusasaan dapat berkembang. Anda tidak dapat mengalami kesembuhan batin selama Anda berfokus pada masalah. Jika Anda ingin mendapatkan kesembuhan, Anda harus berhenti berfokus pada masalah, dan mulai merenungkan solusi. Ada dua pengajaran ampuh yang saya rekomendasikan untuk informasi lebih lanjut tentang masalah ini: "Apa yang Anda pikirkan?" dan "Kekuatan Pikiran Anda."

Berhentilah mendengarkan setan! Setan dan roh-roh jahatnya bekerja dengan rajin untuk memperburuk luka, mencegahnya untuk sembuh. Pekerjaan ini dilakukan dengan tetap membuat seseorang ingat tentang betapa buruknya mereka dipersalahkan atau apa yang dilakukan kepada mereka. Setan berusaha mengingatkan Anda tentang alasan Anda marah atau benci terhadap orang yang telah berbuat salah kepada Anda. Setan-setan akan melakukan hal yang sama ketika berusaha memperkuat belenggu ketakutan dalam diri seseorang; mereka berusaha mengingatkan seseorang tentang alasan mereka takut. Itulah sebabnya, penting bagi kita untuk berhenti mendengarkan suara setan karena tujuan mereka adalah untuk memperburuk luka dan membuatnya membusuk menjadi infeksi yang lebih parah lagi.

Sungguh mudah bagi kita untuk tergoda menginginkan kebencian daripada kesembuhan! Ketika seseorang telah terluka, mereka sering kali akan memilih untuk menahan rasa benci dan dendam daripada untuk disembuhkan dari luka mereka dan melihat Allah membuat semuanya baik-baik saja. Apakah Anda benar-benar ingin disembuhkan? Ataukah Anda lebih suka menyimpan perasaan benci dan dendam di dalam hati Anda terhadap orang-orang yang telah berbuat salah kepada Anda? Apakah Anda lebih suka melihat mereka menderita dan dihukum karena kesalahan mereka, ataukah Anda lebih suka menyembuhkan diri Anda sendiri dan melepaskan kait atas kesalahan-kesalahan yang Anda buat dalam hidup? Ingatlah, Yesus membuatnya menjadi jelas bahwa jika kita ingin diampuni dan melepaskan kait kegagalan-kegagalan kita dalam hidup, kita perlu melepaskan orang lain dari kait tersebut dan memberi mereka apa yang kita inginkan untuk Allah berikan kepada kita -- yaitu, belas kasihan dan pengampunan-Nya!

Berhentilah menyalahkan orang yang berbuat salah kepada Anda karena bukan apa yang telah mereka lakukan atau apa yang sedang mereka lakukan kepada kita, yang membuat kita terbelenggu, reaksi kita sendiri terhadap apa yang dilakukan kepada kitalah yang menahan kita dalam penjara spiritual. Kemarahan, kebencian, dendam, dan sikap tidak mau mengampuni itulah yang akan menahan kita di balik jeruji besi spiritual! Kita harus bertanggung jawab atas kegagalan kita sendiri. Salah satu alasan bahwa kita sulit mengampuni adalah karena kita tidak mempunyai orang lain untuk disalahkan atas masalah kita. Penting bagi kita untuk bertanggung jawab terhadap kegagalan kita sendiri, dan melepaskan hal-hal yang tidak menghormati Tuhan di dalam hati kita. Kita tidak bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan kepada kita, tetapi kita bertanggung jawab pada cara kita memilih, atau memilih untuk menanggapi apa yang terjadi. Sampai kita dapat menyadari kegagalan-kegagalan kita sendiri (bagaimana kita telah menanggapi apa yang telah dilakukan kepada kita) dan bertanggung jawab atas apa yang telah kita izinkan masuk ke dalam pikiran dan hidup kita, hal itu dapat menjadi penghalang untuk kesembuhan emosional kita. Menyalahkan orang lain akan menghalangi kekuatan Roh Kudus dalam hidup kita. Karena itu, hal ini harus ditangani sebelum penyembuhan dapat mengalir dengan bebas ke dalam pikiran dan emosi kita.

Ingatlah, bukanlah apa yang dilakukan kepada kita yang membelenggu kita terus-menerus, tetapi reaksi kita terhadap apa yang telah dilakukan kepada kita itulah yang menciptakan semua belenggu dan penyiksaan spiritual! Ketika seorang wanita diperkosa, bukan pemerkosaan itu yang membuatnya terbelenggu secara spiritual, tetapi lebih kepada bagaimana dia menanggapi hal itu. Kebencian dan dendam yang dirasakan setelahnya adalah yang memberi tempat berpijak kepada setan. Bagaimana jika seseorang yang berbuat salah kepada kita masih melakukannya sampai hari ini dan tidak ada pertobatan di dalam hati mereka? Apa yang sedang mereka lakukan kepada kita tidak dapat membelenggu kita. Akan tetapi, bagaimana kita memilih untuk menanggapi apa yang mereka lakukan dapat menahan kita dalam belenggu dan penyiksaan secara spiritual.

Mungkin rahasia setan yang paling terjaga untuk mencegah jiwa seseorang menjadi sembuh adalah membuat orang-orang merasa bahwa bagaimanapun juga sepertinya Allah kecewa kepada mereka, atau bahkan marah kepada mereka. Jika musuh dapat membuat seseorang merasakan sepertinya Allah tidak ingin mengampuni atau berbelaskasihan kepada mereka, ini adalah hambatan pasti untuk proses kesembuhan seseorang. Hal ini menyebabkan seseorang menjauhkan diri dari Seseorang (Yesus) yang ingin sekali menyembuhkan mereka. Anda tidak dapat menjauhkan diri Anda sendiri dari Allah dan menerima kesembuhan bagi emosi-emosi Anda pada saat yang sama. Mendekat kepada-Nya merupakan kunci yang sangat besar untuk menerima kesembuhan. Suatu hari Roh Kudus berbicara kepada saya (dua kali sebenarnya!) dan berkata, "Pikiran yang sehat datang melalui pengenalan akan Aku." Firman Tuhan memberi tahu kita bahwa Dialah satu-satunya yang memberi kita pikiran sehat yang jelas dengan kasih dan kuasa (lihat 2 Timotius 1:7). Yesus memberi tahu semua orang yang berbeban berat (orang yang menanggung beban emosional dan mental) untuk datang kepada-Nya, dan Ia akan memberi kelegaan kepada mereka (lihat Matius 11:28-29). Salah satu kunci terbesar untuk penyembuhan batin adalah datang kepada Yesus, tetapi cara setan untuk mencegahnya adalah membuat seseorang merasa sepertinya Allah marah kepada mereka. Ada banyak hal yang harus dilakukan dengan persepsi kita tentang relasi kita dengan Allah. Jika kita tidak menganggap diri kita sendiri telah dibenarkan oleh Allah, hal ini akan menyebabkan segala jenis masalah spiritual dan benar-benar mencegah proses penyembuhan batin. Saya memiliki pengajaran kuat untuk masalah ini, yang saya rekomendasikan untuk dibaca oleh setiap orang yang mencari kesembuhan batin. Judulnya, "Will God Forgive Me?" dan buku ini penuh dengan penyingkapan dari Roh Kudus tentang masalah ini. Saya tidak membahasnya dengan detail di sini, jadi pastikan untuk membaca pengajaran lain juga!

Salah satu kunci terbesar lainnya untuk kesembuhan batin adalah meruntuhkan dinding-dinding yang menghalangi kuasa kesembuhan dan cahaya Roh Kudus untuk menyentuh luka dan mendatangkan kesembuhan. Roh Kudus sangat ingin dan siap untuk menyembuhkan emosi kita yang terluka, tetapi Dia juga Seorang yang lemah lembut dan tidak akan mengesampingkan kehendak bebas kita. Ia begitu menghargai kehendak bebas kita sehingga Ia membiarkan kita memilih untuk menolak Yesus dan berakhir di neraka -- bahkan, Ia tidak akan memaksa kita untuk pergi ke surga! Kehendak bebas kita dapat memilih untuk meruntuhkan tembok-tembok emosional kita atau untuk menahannya di tempat. Tembok-tembok apa yang saya maksud? Tembok-tembok itu adalah reaksi kita sendiri terhadap apa yang dilakukan kepada kita. Ketika kita menanggapi dengan amarah, kepahitan, dendam, dan memilih untuk memberi tempat pada setan dalam hati kita, kita sedang menempatkan tembok-tembok di sekeliling luka kita, yang akan menghalangi cahaya Kristus untuk menyembuhkannya. Itulah sebabnya, penting bagi kita untuk bertanggung jawab atas tanggapan kita terhadap apa yang telah dilakukan kepada kita. Kita tidak perlu menghapuskan atau mendiskreditkan apa yang telah dilakukan pada kita, tetapi sekadar tidak mendirikan tembok-tembok yang akan mencegah Roh Kudus menyembuhkan luka-luka kita.

Roh Kudus juga memberi saya firman yang kuat atas keterbukaan kepada-Nya ketika mencari kesembuhan batin dan kebebasan dari rasa takut. Keterbukaan sangat penting ketika mencari kesembuhan untuk luka emosional. Apa yang menyembuhkan luka kita? Cahaya penyembuhan Kristus! Apa yang diperlukan cahaya itu agar dapat menembus? Keterbukaan! Roh Kudus berbicara kepada saya tentang ini, kata-Nya, "Jika engkau menginginkan cahaya penyembuhan-Ku menyembuhkan emosimu yang terluka, engkau harus terbuka kepada-Ku ... karena cahaya memerlukan keterbukaan agar dapat menembus." Kata-katanya tidak persis begitu, tetapi itulah pesan yang Ia sampaikan kepada saya.

Penting untuk memastikan bahwa Anda telah mengampuni diri Anda sendiri dan mengasihi diri Anda sebagaimana Kristus mengasihi Anda. Penting bahwa Anda melihat diri Anda sendiri sebagaimana Allah melihat Anda, sebagai seseorang yang telah disucikan, dicuci dengan Darah, dan kegagalan masa lalu Anda benar-benar tidak diperhitungkan. Jika Anda terus berjalan memutar sambil memukuli diri Anda sendiri seolah-olah Anda belum diampuni, Anda sedang menyangkali karya yang telah Kristus lakukan bagi Anda di atas kayu salib! Banyak kali, mereka yang memiliki luka emosional terbelenggu oleh rasa bersalah dan penghukuman, dan menyadari dosa-dosa mereka telah diampuni, mungkin salah satu kunci yang paling ampuh untuk menerima kesembuhan luka emosional.

Satu hal yang membantu adalah menemukan seseorang untuk diajak bicara tentang masalah Anda, yang akan mengasihi dan mendoakan Anda. Ada kuasa kesembuhan yang luar biasa saat membawa sesuatu keluar ke tempat terbuka dan menceritakannya dengan saudara seiman yang mengasihi Anda dan akan berdoa untuk Anda. Alkitab menceritakan kepada kita bahwa kita harus mengakui kesalahan-kesalahan kita (yang saya percaya juga diterapkan untuk luka-luka dan kelemahan kita) satu sama lain dan berdoa agar kita disembuhkan:

"Karena itu, hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan supaya kamu sembuh. Doa orang benar yang dinaikkan dengan sungguh-sungguh, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16)

Jika Anda mau menerima belas kasihan dalam situasi Anda, Anda harus berbelaskasihan kepada mereka yang telah melakukan kesalahan kepada Anda atau menyakiti Anda. Yesus berkata kepada kita dalam Matius 5:7, "Diberkatilah mereka yang berbelas kasihan sebab mereka akan memperoleh belas kasihan." Apakah Anda mau menerima belas kasihan dalam situasi Anda? Sudahkah Anda memiliki belas kasihan di dalam hati Anda terhadap mereka yang telah melakukan kesalahan kepada Anda atau melukai Anda? Mungkinkah alasan Anda tidak menerima belas kasihan adalah karena Anda tidak berbelaskasihan? Belas kasihan dan pengampunan berawal dari hati seseorang, seperti yang Yesus katakan dalam Matius 18:35, "Bapa-Ku di surga juga akan melakukan hal yang sama kepadamu, jika kamu tidak mengampuni saudaramu dari dalam hatimu."

Menuding atau menyalahkan orang lain adalah manifestasi lahiriah dari akar kepahitan. Hal ini disebut dendam, dan hal ini berhubungan dengan penolakan untuk menerima tanggung jawab pribadi tentang sesuatu. Seseorang yang pernah diperkosa atau dilecehkan biasanya mendapati mudahnya menyalahkan orang yang telah berbuat salah kepada mereka dan bahkan mungkin menyalahkan Allah karena mengizinkannya terjadi, sementara mereka tidak memerhatikan fakta bahwa kebencian, dendam, dan sikap tidak mau mengampuni sedang dibangun di dalam diri mereka sendiri, yang merupakan sesuatu yang mencegah mereka untuk disembuhkan. Yesus memerintahkan kita (kebutuhan, bukan pilihan) dalam Yohanes 15:12, "Inilah perintah-Ku: Kamu harus saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu." Ketika kita mengizinkan dendam dan sikap tidak mau mengampuni berkuasa dalam hati kita, kita sedang tidak menaati perintah yang diberikan Yesus bagi kita. Sebaliknya, kita justru membiarkan kebencian mengisi hati kita. Tidak heran bahwa setan dan roh jahat memanfaatkan emosi-emosi yang negatif semacam itu!

Langkah penting lainnya untuk keseluruhan proses penyembuhan adalah mencari pelepasan dari roh apa pun yang telah masuk melalui luka tersebut. Iblis sering kali akan masuk melalui trauma atau pelecehan, dan harus disingkirkan untuk memastikan penyembuhan dan pemulihan yang lengkap. Luka emosional menciptakan suasana keengganan untuk mengampuni yang dapat membuka seseorang pada roh-roh seperti amarah, kebencian, kegusaran, dendam, kritis, suka menghakimi, atau bahkan pembunuhan! Penting bagi kita agar roh-roh semacam itu disingkirkan karena mereka akan bekerja dengan rajin untuk memperburuk luka dan mencegahnya dari kesembuhan.

Informasi lebih lanjut tentang penyembuhan batin dapat ditemukan di kuliah saya yang lain, yang berjudul "Langkah-Langkah Penyembuhan Batin."

Menjawab beberapa dari pertanyaan Anda ...

Ketika Anda berkata "Bukalah luka-luka tersebut di hadapan terang (Yesus) agar luka-luka tersebut dapat sembuh", apakah Anda bermaksud mengatakan kepada Yesus apa yang terjadi pada Anda?

Hal itu tentu saja sangat baik untuk dilakukan! Walau begitu, yang saya maksudkan adalah, terbuka dengan hati Anda di hadapan Allah. Sering kali, jika kita melakukan dosa contohnya, kita berusaha "menyembunyikan" dosa kita, dan menjauh dari Allah lebih jauh lagi. Terbuka dengan Tuhan tentang perasaan dalam hati kita (entah itu perasaan terluka, dll.) sangatlah penting. Salah satu kesalahan yang saya lakukan dalam hidup saya sendiri tentang penyembuhan batin, adalah ketika saya tidak "melibatkan Allah" dalam proses penyembuhan. Saya takut pada beberapa hal, dan saya tidak ingin "membiarkan cahaya Kristus bersinar" pada area-area tersebut di dalam hidup saya. Saya memikirkan sebuah peribahasa Afrika berbunyi, "Ketika sudah waktunya mandi, jangan menyembunyikan pusar Anda." Terbuka dan jujur kepada Allah tentang luka tersebut, dan "membawanya ke meja-Nya" sangatlah penting. Alkitab berkata kepada kita untuk menyerahkan kekhawatiran kita kepada Tuhan. Kita harus melibatkan Dia dalam pergumulan kita! Yesus sangat familier dengan semua kelemahan yang Anda dan saya hadapi, dan sebenarnya sangat ingin diikutsertakan dalam pertempuran kita. Alkitab berkata kepada kita untuk menyerahkan kekhawatiran kita kepada Tuhan ... mengapa? Karena Dia PEDULI kepada kita .... Ia ingin menjadi bagian dari apa yang sedang kita alami. Ia ingin berada di sana, di samping kita, ketika kita sedang menghadapi kelemahan dan kesukaran! Saya sebenarnya mendapati diri saya sendiri menutupi sebuah luka lama, dan saya mungkin berkata, "Tuhan, tidak masalah, saya dapat mengatasinya!" Terkadang kita cenderung menyembunyikan permasalahan kita daripada membawanya ke hadapan Tuhan.

Anda juga berbicara tentang "keterbukaan", tetapi tidak menjelaskannya .... Apakah Anda bermaksud 100 persen jujur dengan Yesus, tidak menyembunyikan apa pun?

YA, itu sangat tepat! Saya kira sering kali kita cenderung bersifat "sok kuat" tentang berbagai hal, dan ingin berkata kepada Tuhan bahwa kita dapat mengatasinya. Kita tidak dapat membodohi Allah .... Ia tahu bahwa kita sedang bergumul di dalam batin, dan Ia ingin dilibatkan dalam apa yang sedang kita alami. Kita harus jujur kepada-Nya tentang apa yang sedang kita hadapi, dan libatkanlah Dia dalam segala yang sedang kita alami. (t/Odysius)

Diterjemahkan dari:

Nama situs : Great Bible Study.com
Alamat URL : http://www.greatbiblestudy.com/inner_healing_101.php
Judul asli artikel : Inner Healing 101: Healing Emotional Wounds
Penulis artikel : Robert L.
Tanggal akses : 5 Februari 2015

Komentar