Refleksi : Anak Tidak akan Mengganggu

(Dasar Alkitab: Efesus 5:16) "Dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat"

Untuk para ibu yang sedang menantikan kelahiran seorang bayi.

Ada waktu untuk menantikan kedatangan seorang bayi,
ada waktu untuk minta nasihat seorang dokter.
Ada waktu untuk merencanakan diit dan untuk senam,
ada waktu untuk mengumpulkan perlengkapan bayi.
Ada waktu untuk mengagumi jalan-jalan Allah,
ada waktu untuk mengetahui bahwa inilah yang ditentukan bagiku.
Ada waktu untuk membayangkan kelak anak ini akan menjadi apa,
ada waktu untuk berdoa agar Allah mengajarkan bagaimana mendidiknya.
Ada waktu untuk mempersiapkan diri agar dapat memelihara jiwa anak ini,
Tetapi segera akan datang saat untuk melahirkan,
Karena bayi-bayi tidak akan menunggu.

Masa tiga bulan pertama terasa begitu lama. Perut mual, kepala pening, badan yang lemas, dan kejenuhan seringkali membuat anda ingin segera melalui masa-masa tersebut. Tapi tanpa terasa waktu itu akan segera lewat. Tidak lama kemudian anda akan merasakan gerakan lembut di dalam perut, dan semakin lama semakin keras. Tidak lama kemudian anda mulai disibukkan dengan bermacam kesibukan persiapan kelahiran bayi anda, dan andapun akan segera melahirkan. Karena itu, nikmatilah 9 (sembilan) bulan lebih masa kehamilan dengan cara yang positif? Rasakanlah sentuhan tangan Tuhan yang membentuk seorang manusia di dalam tubuh anda dan senantiasalah bersyukur untuk segala perubahan yang terjadi dalam tubuh anda. Menuliskan isi hati anda dalam diary untuk anak anda akan banyak menolong. Anda akan lebih menghayati keberadaan seorang manusia yang Tuhan titipkan ke dalam tangan anda. Kadang-kadang kehamilan mengakibatkan perubahan dalam kontrol emosi, hubungan dengan suami, dsb. Kehadiran dan doa rekan yang seiman dan mengerti keadaan anda sangatlah menolong. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah melibatkan suami dalam suka dan duka masa kehamilan anda. Mintalah suami anda untuk mendoakan janin tiap-tiap hari. Tempatkan tangan suami anda pada perut anda, sehingga ia dapat merasakan gerakan-gerakan ajaib dari si janin. Berbicara kepada janin bersama-sama dengan suami akan menambah keindahan masa penantian anda.

Untuk para ibu yang baru melahirkan.

Ada waktu untuk menyusui pada malam hari,
ada waktu untuk membuatkan susu dari dalam kaleng.
Ada waktu untuk menimangnya, ada waktu untuk menuntunnya.
Ada waktu untuk bersabar,
ada waktu untuk mengorbankan diri sendiri.
Ada waktu untuk menunjukkan kepadanya bahwa dunianya yang baru adalah dunia kasih dan kebaikan dan saling tolong-menolong,
ada waktu untuk merenungkan apakah dia itu sebenarnya bukan binatang kesayangan atau mainan, melainkan seorang manusia, satu pribadi - satu jiwa yang dibuat menurut gambar Allah.
Dia bukan milik saya, saya hanya dipilih untuk merawatnya, mengasihinya, menyenanginya, membinanya dan untuk mempertanggung jawabkannya kepada Allah.
Saya bertekad untuk melakukan yang terbaik baginya.
Karena bayi-bayi tidak akan menunggu.

Untuk para ibu yang mempunyai anak Batita.

Ada waktu untuk memeluknya dan menceritakan kepadanya cerita yang paling indah;
ada waktu untuk menunjukkan kepadanya Allah yang menjadikan bumi, langit dan bunga-bunga, dan mengajarkan kepadanya agar mengagumi dan menghormati Allah.

Ada waktu untuk meninggalkan urusan dapur dan menemaninya bermain ayunan di taman,
ada waktu untuk bersukacita berlomba, menggambar, dan menangkap kupu-kupu.
Ada waktu untuk menunjukkan jalan dan mengajar mulutnya yang kecil untuk berdoa,
ada waktu untuk mengajar hatinya mengasihi Firman Allah, dan mengasihi hari Tuhan.
Karena bayi-bayi tidak akan menunggu.

Ketika saya mendoakan bayi saya akan akan segera lahir, saya diingatkan satu hal yang penting: Bagaimana saya bisa dengan sungguh-sungguh memprioritaskan hidup saya untuk anak ini. Saya menyadari bahwa anak ini adalah milik Tuhan sepenuhnya, Tuhan telah memilih saya dan suami untuk menjadi tempat pendidikan intensif bagi anak ini. Dengan menyadari hal itu, saya sangat bersyukur karena kepercayaan yang Tuhan berikan. Anak ini akan berada di dekat saya setiap hari, jam, dan menit. Bukan hanya 2 jam seperti anak-anak sekolah minggu yang sering saya layani. Saya merenungkan mengapa dari sekian ribu anak yang pernah saya layani, anak inilah yang Tuhan tempatkan secara intensif di dalam rumah saya. Saya yakin Tuhan mempunyai maksud istimewa untuk anak ini dan saya harus lebih bersungguh-sungguh di dalam melayaninya: memelihara dan mendidiknya. Anak ini tidak akan menunggu, ia akan segera lahir dan semakin hari semakin besar.

Untuk para ibu yang mempunyai anak Balita.

Ada waktu untuk menyanyi dan bukan menggerutu, untuk tersenyum dan bukan cemberut,
ada waktu untuk menghapus air mata dan tertawa karena piring yang pecah.
Ada waktu untuk menunjukkan kepadanya sikap saya yang terbaik - kasih akan kehidupan, akan Allah dan akan keluarga.
Ada waktu untuk menjawab pertanyaannya, ....segala pertanyaannya. Sebab mungkin kelak akan tiba waktunya apabila ia tidak menghendaki jawaban saya.
Ada waktu untuk dengan sabar mengajarkan kepadanya agar ia taat dan membereskan mainannya.
Ada waktu untuk mengajarkan kepadanya tentang indahnya kewajiban, kebiasaan untuk memperlajari Alkitab, kesukaan untuk berbakti di rumah dan damainya doa.
Karena bayi-bayi tidak akan menunggu.

Tanpa terasa, waktu cepat berlalu. Anak-anak yang tadinya begitu penurut, sekarang seringkali mengajak orang tuanya berargumentasi. Pertanyaan-pertanyaan sederhana tapi sulit seringkali dilontarkan dan membuat orang tua kewalahan. Mereka terus bertumbuh tanpa bisa menanti orang tuanya sungguh-sungguh siap dengan segala jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan sulit dari profesor kecil.

Untuk para ibu yang mempunyai anak usia sekolah.

Ada waktu untuk memperhatikan dia dengan berani pergi ke sekolah dan merasa kehilangan dia,
ada waktu untuk menyambutnya sepulang sekolah dan mendengarkan kisahnya pada hari itu dengan sungguh-sungguh.
Ada waktu untuk mengajarkannya agar ia berdikari, bertanggung jawab,dan percaya kepada usaha dan kemampuannya sendiri.
ada waktu untuk tegas tetapi ramah,
ada waktu untuk mendisiplinnya tetapi dengan kasih.
Karena segera, dalam waktu yang singkat sekali, akan ada waktu untuk melepaskan dia, tugas untuk memeliharnya sudah selesai;
Karena bayi-bayi tidak akan menunggu.

Selesai mengantar kedua anaknya ke airport untuk melanjutkan studinya di Amerika, sang ayah mengucapkan kalimat yang menyentuh saya: "Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Kedua anak saya akan pergi dan mungkin segera mendapat jodoh dan menikah. Kesempatan untuk mendidik dan membentuk jiwanya sudah selesai. Saya bersyukur karena bekal terutama sudah diberikan, yaitu: kedewasaan rohani. Sekalipun hati sedih kehilangan mereka, tapi saya lega karena mereka sudah berada di dalam pemeliharaan Allah."

Menemani anak membuat pekerjaan rumah memang melelahkan, menolongnya mempersiapkan ulangan juga memusingkan. Apalagi menariknya dari daya tarik "Power Ranger" ataupun "pasukan Turbo" yang ditayangkan dengan seru di TV. Masa usia sekolah merupakan saat-saat penting untuk mempersiapkan anak anda berdikari, bertanggung jawab, dan siap menghadapi perjuangan dalam realita dunia yang sesungguhnya. Orangtua adalah orang terpenting dalam masa ini, bukannya guru les ataupun guru bimbingan belajar.

Untuk semua orangtua anak-anak.

Ada waktu untuk menghargai setiap menit daripada masa anak-anak yang berlalu.
Hanya dalam waktu delapan belas tahun yang berharga, waktu untuk membimbing dan mendidiknya.
Saya tidak akan menukarkan hak kesulungan dengan sayur campur yang disebut kedudukan sosial atau nama baik di lingkungan bisnis atau profesi ataupun dengan uang.
Satu jam perhatian baginya sekarang akan dapat meniadakan sakit hati yang bertahun-tahun di kemudian hari.
Rumah dapat menunggu, piring kotor dapat menunggu, ruang baru dapat menunggu.
Karena bayi-bayi tidak akan menunggu.

Ada waktu apabila tidak ada pintu yang dibanting, tidak ada mainan yang berserakan, tidak ada pertengkaran anak-anak dan tidak ada coretan atau bekas tangan di dinding.
Pada waktu itu saya akan dapat memandang ke belakang dengan sukacita dan bukan dengan penyesalan.
Akan ada waktu untuk memusatkan perhatian saya pada pelayanan di luar rumah; Mengunjungi yang sakit, yang berdukacita, yang tawar hati dan yang perlu diajar; Untuk membaktikan diri saya kepada "yang paling hina ini".
Akan ada waktu untuk memandang ke belakang dan mengetahui bahwa tahun-tahun saya menjadi ibu tidaklah sia-sia.
Saya berdoa agar kelak akan ada waktu bagi saya melihat dia menjadi seorang yang benar dan jujur, mengasihi Allah dan melayani semua.

Ya Allah, berilah saya kebijaksanaan untuk dapat melihat bahwa hari ini adalah hari saya untuk berada bersama anak-anak saya. Bahwa di dalam kehidupan mereka tidak ada satu saatpun yang tidak penting. Biarlah saya mengetahui bahwa tidak ada karier lain yang sedemikian berharga, tidak ada pekerjaan lain yang begitu besar pahalanya, tidak ada tugas lain yang begitu penting. Biarlah saya tidak meninggalkannya atau mengabaikannya, melainkan dengan Roh Kudus dapat menerimanya dengan senang hati, dengan sukacita dan dengan anugerahMu saya dapat menyadari ... Bahwa waktunya singkat dan waktu saya ialah sekarang.
Karena anak-anak tidak akan menunggu!

(Kiriman Ny. Ev. Ayny L. Susanto, Jakarta)

Selesai mengantar kedua anaknya ke airport untuk melanjutkan studinya di Amerika, sang ayah mengucapkan kalimat yang menyentuh saya: "Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Kedua anak saya akan pergi dan mungkin segera mendapat jodoh dan menikah. Kesempatan untuk mendidik dan membentuk jiwanya sudah selesai. Saya bersyukur karena bekal terutama sudah diberikan, yaitu: kedewasaan rohani. Sekalipun hati sedih kehilangan mereka, tapi saya lega karena mereka sudah berada di dalam pemeliharaan Allah."

Menemani anak membuat pekerjaan rumah memang melelahkan, menolongnya mempersiapkan ulangan juga memusingkan. Apalagi menariknya dari daya tarik "Power Ranger" ataupun "pasukan Turbo" yang ditayangkan dengan seru di TV. Masa usia sekolah merupakan saat-saat penting untuk mempersiapkan anak anda berdikari, bertanggung jawab, dan siap menghadapi perjuangan dalam realita dunia yang sesungguhnya. Orangtua adalah orang terpenting dalam masa ini, bukannya guru les ataupun guru bimbingan belajar.

Dari puisi di atas kita melihat bahwa memberikan waktu kepada anak merupakan hal yang sangat penting. Anak memang membutuhkan mainan, pakaian, makanan, dan kebutuhan materi lain. Akan tetapi yang paling diperlukan anak adalah waktu kita. Khususnya bagi anak Balita.

Miskonsepsi

Banyak orang mengajarkan untuk mendidik anak berdikari sejak bayi: "Jangan biasakan anak mengganggu anda di waktu malam. Biarkan saja dia menangis di waktu malam, nanti dia akan terbiasa..." Pemikiran ini salah total. Kebutuhan dasar anak di usia dini adalah rasa nyaman dan aman. Rasa nyaman hanya bisa dia peroleh dari perut yang selalu terisi dan popok yang selalu kering. Rasa aman hanya bisa dia peroleh jika ia tahu bahwa ada seseorang yang selalu memberikan respon ketika ia lapar dan popoknya basah. Menangis bagi seorang bayi bukanlah ekspresi kemanjaan akan tetapi satu-satunya sarana komunikasi untuk memberitahukan kita apa yang ia butuhkan saat itu.

Menyusui anak setiap kali ia lapar dan menggendongnya setiap kali ia gelisah, bukanlah memanjakan anak. Anda memanjakan anak, jika anda terlalu sering menggendong bahkan pada saat dia tidak perlu.

Para ahli perkembangan dan pendidikan anak menemukan bahwa kehadiran ibu atau pengasuh tetap secara konsisten pada usia dini anak, akan menumbuhkan rasa percaya diri anak di usia selanjutnya. Anak yang diasuh oleh ibu atau pengasuh tetap yang responsif akan menjadi anak yang mudah bergaul, ramah, dan percaya diri. Mereka lebih mempunyai banyak kesempatan untuk mengembangkan diri karena tidak perlu banyak waktu untuk bergumul dengan rasa takut atau curiganya. Dia selalu percaya bahwa dalam setiap petualangan baru, ada seseorang yang siap menolong dan melindunginya. Dia tidak perlu menarik perhatian orang lain dengan hal-hal yang aneh, karena dia tahu bahwa ada seseorang yang selalu memperhatikan dan siap untuk memberikan pujian pada saat ia berhasil.

Dunia kita

Suasana pendidikan dalam dunia dan zaman kita sudah sangatlah tidak sehat. Persaingan dan tuntutan hidup seringkali membuat anak-anak kehilangan kebutuhan dasarnya. Secara eksternal mereka bertumbuh secara wajar dan sehat, akan tetapi secara internal mereka telah banyak kehilangan kesempatan berkembang secara maksimal. Banyak anak-anak orang sederhana yang secara fisik kelihatan tidak istimewa, akan tetapi secara kerohanian mereka bertumbuh baik. Akan tetapi banyak anak orang kaya yang secara fisik kelihatan kuat dan sehat, akan tetapi secara kerohanian mereka kering sekali. Mengapa? Karena kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi. Ibu lebih sibuk dengan karir dan pekerjaannya, pengasuh selalu berganti-ganti. Peraturan di rumah tidak konsisten, membuat mereka bingung dan akhirnya acuh. Dunia terasa tidak ramah dan sunyi. Hanya malam hari, waktu dambaan mereka untuk bermain dengan orang tua, ... tapi waktu itupun sedikit. Orang tua lelah dan mengantuk. Lagi-lagi orang asing yang menemani mereka tiap hari. Mainan begitu banyak, tapi tidak satupun yang bisa memeluk atau menghapus air matanya dengan kasih. Hanya malam hari dambaannya, tapi pada saat itu tidak ada air mata yang deras untuk dihapus, tidak ada alasan untuk mendapat pelukan penghiburan, kecuali jika .... dibuat-buat sendiri.

Ashley Montague, seorang ahli perkembangan anak, menemukan bahwa anak yang mendapat cukup perhatian, menjadi anak yang ramah dan percaya diri; anak yang mendapat sedikit perhatian, menjadi anak yang rewel dan banyak menarik perhatian; anak yang tidak mendapat perhatian, menjadi anak yang acuh dan dingin.

Figur kita

Ny. Nina Sutisna adalah seorang arsitek dan meraih gelar MBA dari Amerika. Setelah meniti karir di sebuah perusahaan yang terkenal, ia dikaruniakan seorang anak perempuan yang cantik, cerdas, dan aktif. Selama bekerja, bayi ini dititipkan kepada saudara-saudaranya, secara bergantian. Semakin besar, bayi ini semakin aktif dan butuh lebih banyak perhatian. Suaminya, seorang insinyur sipil sangat menghargai anugerah Tuhan ini. Mereka sadar bahwa bayi ini sangat membutuhkan kehadiran ibu. Akan tetapi, keluar dari perusahaan itu bukanlah keputusan mudah. Kebutuhan keuangan untuk sang bayi, usaha suami, dan hidup sehari-hari akan semakin sulit, jika sang ibu keluar dari pekerjaannya. Ny. Nina terus menerus ditawarkan posisi dan gaji lebih baik, setiap kali ia mengajukan permohonan untuk keluar. Dengan pertolongan Tuhan, akhirnya mereka bisa mengambil keputusan untuk berdagang di rumah. Gaya hidup ibu ini tentu berubah, bukan lagi sebagai wanita kantoran. Ketakutan untuk menjadi jenuh di dalam menjaga anak, ternyata tidak terjadi. Ny. Nina lebih menikmati perannya sebagai ibu dan sebagai pendidik. Hubungan dengan anaknya semakin akrab, dan anak ini bertumbuh lebih ceria dan dinamis. Ketika ditanyakan perubahan yang paling dirasakan sebelum dan sesudah mengasuh sendiri anaknya, beliau mengatakan: "Yang paling terasa adalah keakraban si bayi dengan saya. Dia nampak lebih aman di dekat saya, sekalipun belum bisa berbicara, dia seringkali mengoceh seolah-olah mengadu. Sikapnya seolah-olah mengatakan kepada saya bahwa dia merasa terlindung di dekat saya. Saya tidak pernah takut memanjakan dia, karena justru semakin saya dekat dengan dia, saya semakin tahu kapan harus bersikap keras dan tegas kepadanya dan kapan saya harus bersikap lembut. Saya lebih percaya diri dalam mendidiknya karena saya lebih mengenalnya. Saya juga merasa senang karena sekarang saya bisa menyaksikan sendiri perkembangan anak ini. Pada saat dia mulai bisa duduk, berdiri. Saya tidak perlu orang lain menceritakan peristiwa berharga itu, mata kepala saya menyaksikan sendiri moment-moment penting itu."

Ny. Rosmani Cahyono (salah satu anggota KTB Eunike) mengatakan satu hal yang sangat penting: "Kualitas dalam pendidikan anak tidak mungkin terjadi tanpa kuantitas kehadiran orang tua. Waktu yang kita berikan untuk hadir pada setiap saat mereka membutuhkan kita, merupakan kualitas yang besar bagi mereka. Akan tetapi, sekalipun kita sudah memberikan diri kita full-time berada di rumah, kita seringkali menyia-nyiakan waktu untuk kepentingan diri kita (menelpon terlalu lama, melakukan hal yang kita sukai dan mengacuhkan pertanyaan anak, dsb.). Dengan anak saya yang mempunyai sifat flegmatik, saya seringkali lupa akan kewajiban saya. Dia begitu tenang, bisa bermain sendiri, sehingga membuat saya malas untuk bermain dengannya untuk merangsang pertumbuhannya. Saya membutuhkan pertolongan Tuhan untuk memakai waktu dengan baik demi kualitas pendidikan untuk anak-anak saya."

Kedua ibu ini adalah contoh ibu yang sangat berhati-hati dalam mengisi hidup ini. Mereka bersungguh-sungguh mencari kehendak Allah di dalam perannya sebagai ibu, supaya tidak menyesal di masa yang akan datang.

Penyesalan yang besar akan kita alami bukan karena kita menghadapi kesulitan dan kelemahan dalam perjuangan mengasuh dan mendidik anak. Penyesalan yang besar itu akan kita alami jika kita menyadari bahwa kesempatan lampau dimana kita bisa mencoba sebaik-baiknya memberi diri dan waktu untuk mendidik anak, telah lewat dan kita tidak bisa membuat anak itu menjadi kecil lagi.

Setiap anak diciptakan secara unik. Ada anak dilahirkan begitu tenang, pendiam, dan penurut. Ada anak diciptakan begitu sulit, aktif dan tidak bisa diam. Kedua-duanya harus dididik dengan sungguh-sungguh. Jikalau anda sudah mencurahkan usaha dan kesungguhan maksimal, akan tetapi anak anda seolah tidak berubah, percayalah bahwa usaha anda tidak sia-sia. Seperti Ny. Rosmani, janganlah anda merasa puas jika anak Balita anda sekedar sehat dan bisa bermain sendiri. Mereka tetap membutuhkan anda, sebab anda tidak tahu apa yang masuk ke dalam pikiran dan hati mereka ketika anda tidak berada di sisi mereka.

Puisi Karangan: Hellen M. Young
Refleksi: Anne Kartawijaya


 
 
Sumber
Halaman: 
--
Judul Artikel: 
Buletin Eunike (Edisi 01 - 05)
Penerbit: 
--