Tanya Jawab tentang Hidup Kristiani

Apa artinya hidup kekristenan itu ?

Hidup kekristenan adalah hidup dari anugerah Kristus, dari pengampunan dosa-dosa dalam segala aspek hidup kita. Hidup kekristenan adalah hidup yang berpegang pada apa yang Allah berikan pada kita dalam Kristus, dan mengingat perjanjian-perjanjian Allah dan menuruti perintah dan Firman Allah atas segala perkara. Sebab itu hidup kekristenan merupakan hidup dalam imam, pengharapan, dan kasih.

Apa yang dimaksudkan dengan hidup yang beriman itu ?

Hidup yang sungguh-sungguh bersandar pada Allah, dengan keyakinan bahwa Bapa ada beserta kita dan oleh anugerah-Nya maka Allah berkenan menjadikan kita anak-Nya. Jadi pertama-tama kita tidak berharap apa-apa dari manusia, dari keadaan dan kekuatan kita sendiri. Begitu pula kita tidak perlu diganggu oleh kekuatiran, kesusahan, keinginan, dan uang. "Jikalau Allah dipihak kita, siapakah lawan kita?" (Roma 8 : 31).

Bagaimana kita hidup dalam pengharapan ?

Hidup dalam pengharapan artinya hidup yang melihat ke depan, akan kedatangan Kristus dan akan hidup yang kekal. Sebab itu hidup duniawi bukan yang terutama bagi kita dan kita tidak harus bekorban untuk memburu kesenangan atau memanjakan hidup. Harapan adalah kekuatan dikala persoalan dan pergumulan hidup itu muncul dan memandang Allah jauh lebih utama, lebih besar dari segala yang ada di dalam dunia ini.

Bagaimana kita hidup dalam kasih ?

Hidup yang mengasihi Allah yang memberikan anugerah dan terlebih dulu mengasihi kita. Oleh sebab itu kita juga harus mengasihi sesama kita (Matius 22:37-39). Sesama manusia yaitu orang yang membutuhkan pertolongan kita. Seperti Bapa mengasihi kita yang sebenarnya adalah musuh-musuh Allah adanya, begitu pula kita harus mengasihi musuh-musuh kita (Mat 5 : 44). Seperti Allah mengampuni kita, begitu pula kita wajib mengampuni orang yang bersalah terhadap kita (Mat 18 : 21 - 35). Seperti Allah murah hati terhadap kita, begitu pula kita harus bermurah hati pada orang yang berada dalam kesukaran (Luk 6:36)

Apa tujuan hidup manusia ?

Tujuan hidup manusia adalah untuk mempermuliakan Allah (1 Kor lo: 31) serta memperkenankan Dia selama-lamanya (Wahyu 4 : 11; Maz 73: 25,26). "Mempermuliakan"Allah bukan berarti "menjadikan Allah lebih mulia". Ia sudah mulia sejak dari kekekalan, dan tidak satu pun makhluk ciptaanNya yang dapat menjadikan-Nya lebih mulia. Dengan demikian ungkapan "mempermuliakan Allah"hendaknya lebih diartikan sebagai "memanancarkan kemuliaan Allah" (Mazmur 19: 2). Inilah yang dilakukan oleh Tuhan Yesus ketika melayani Allah Bapa semasa di bumi. "Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan keada-Ku untuk melakukannya (Yoh 17: 4). Yesus melakukan apa yang Allah ingin Ia lakukan, karena Ia menginginkannya. Dengan cara demikianlah, Tuhan Yesus mempermuliakan Allah, dan akan senantiasa memperkenankan Dia.

Mengapa Allah tetap menguji Abraham dengan cara mengorbankan Ishak? Bukankah Allah mengetahui seberapa besar iman Abraham?

Allah memang seringkali ingin menguji iman manusia sampai kepada suatu tindakan. Kita tahu bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Allah tentu saja sudah tahu segala sesuatu yang akan terjadi, namun la ingin menggenapinva agar benar-benar terjadi. Dan untuk itu Dia memakai manusia sebagai sarananya. Allah membutuhkan tindakan disamping pengakuan kita, sebab melalui tindakan-tindakan itu Allah dapat lebih dipermuliakan. Jika Allah tidak menguji Abraham, bagaimana kita dapat mengetahui seberapa besar pergumulan dan imannya. Jika pristiwa ini tidak pernah terjadi, Alkitab tentu tidak akan mencatatnya, dan kita yang hidup sekarang tidak pernah belajar dan meneladani imannya.

(RM dari berbagai sumber)