Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Pemuda dan Tantangannya

Edisi C3I: e-Konsel 73 - Pemuda dan Masalah-Masalahnya

Memang ada ungkapan yang mengatakan bahwa masa muda adalah masa yang paling indah, tapi kita juga tahu jika pada masa muda itu kita membuat keputusan yang salah maka akibatnya bisa fatal. Jadi, masa muda adalah masa yang paling menentukan dalam hidup seseorang. Pada masa ini pemuda banyak mengalami pergumulan hidup dan tantangan. Seperti apakah pergumulan dan tantangan itu? Simak ringkasan tanya jawab di bawah ini bersama Pdt. Dr. Paul Gunadi, Ph.D.

PEMUDA DAN TANTANGANNYA

T: Hidup sebagai pemuda memang banyak tantangannya. Pemuda harus bergumul menentukan karier dan pasangan hidupnya. Ini merupakan bagian yang cukup sulit yang harus dihadapi oleh pemuda. Bagaimana dengan semua itu?

J: Kita akan coba melihat dahulu tahapan sebelum masuk ke usia pemuda, yakni usia remaja. Apa yang terjadi di masa pemuda sebetulnya sudah mulai terjadi di masa remaja, dan di masa remajalah kita meletakkan fondasinya. Pada masa remaja itulah seseorang berkesempatan untuk membangun jati dirinya. Kalau dia berhasil menemukan dan membangun jati dirinya, dia menjadi seseorang yang mantap. Dia tahu kekurangannya, kelebihannya, kebisaannya, keterbatasannya, dan dia bisa merangkul semuanya itu dengan luwes. Kalau dia bisa menemukan ini semua, dia akan memasuki usia dewasa dan membangun keintiman. Sebaliknya, kalau dia tidak menemukan jati dirinya dan dia bingung terus dengan siapa dirinya waktu memasuki usia dewasa, bukannya keintiman yang dia bangun tetapi dia malah menarik diri, mengisolasi diri dari orang-orang yang sebetulnya mau dekat dengan dia karena tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup. Ada orang yang mengisolasi dirinya secara blak-blakan dengan menyendiri, tidak mau bertemu dengan orang, dan teman-teman pun tidak punya. Tapi ada sebagian orang yang mengisolasi dirinya secara kamuflase, tidak terlihat, yaitu dengan menjadi orang yang sebetulnya sosial, banyak teman, bergaul, namun semua pertemanannya itu sangat dangkal. Dia menutup pintu, sehingga teman-temannya tidak bisa masuk dan mengenal siapa dia. Dia memisahkan diri dari lingkungannya sehingga tidak bisa menjalin keintiman. Faktor ini yang akan berpengaruh besar nantinya dalam hal kesiapan seseorang untuk berkeluarga. Sebab berkeluarga menuntut satu syarat, yaitu kemampuan kita untuk membagi hidup, untuk dekat dengan orang dan membiarkan orang dekat dengan kita.

T: Menyinggung masalah karakter seseorang, khususnya pemuda, ini bagaimana?

J: Setia dan bertanggung jawab adalah dua karakter yang menjadi tantangan terbesar pemuda. Sebab pada masa inilah seorang pemuda itu diuji kesetiaannya. Misalnya, pada pacarnya bisa atau tidak dia itu setia. Setia ini juga berkaitan dengan pekerjaannya, jika dia sudah menekuni satu bidang yang dia memang cocok, apakah dia akan terlalu mudah tergiur dengan tawaran-tawaran yang lain. Di sinilah kesetiaan itu diuji. Selain kesetiaan, faktor bertanggung jawab juga akan menjadi ujian bagi pemuda. Apakah kita dengan mudah melepaskan tanggung jawab, berkelit dari tuntutan, pokoknya yang penting kita selamat, semua itu akan diuji pada masa pemuda ini. Kalau kita menaruh fondasi berkelit terus-menerus, cuci tangan terus-menerus, kita akan membawa kebiasaan ini untuk masa-masa selanjutnya. Tapi kalau dari masa pemuda kita sudah menetapkan kita mau bertanggung jawab, apa yang kita katakan kita pegang dan apa yang kita janjikan kita coba penuhi. Maka kita akan membawa fondasi ini masuk ke dalam karier kita nantinya.

T: Apakah ada contoh konkret di dalam Alkitab tentang orang-orang yang setia dan bertanggung jawab itu?

J: Salah satu contoh yang menarik adalah kehidupan Yusuf. Yusuf adalah seseorang yang mengalami perubahan hidup cukup besar. Dan dapat dikatakan, kariernya juga tukar-menukar dengan cukup drastis. Waktu dia disuruh oleh ayahnya untuk menemui kakak- kakaknya yang sedang menjaga hewan, sebetulnya dia bisa langsung pulang setelah menemukan bahwa kakaknya tidak ada di tempat itu. Namun, waktu ia tanya-tanya di mana kakaknya berada, dia mengambil waktu berjalan begitu jauh untuk menemui kakaknya, membawa makanan untuk mereka. Dengan kata lain, dari kecil kita melihat bahwa Yusuf itu setia dan bertanggung jawab. Waktu dia dibuang sebagai seorang budak bekerja di rumah Potifar, dia menjadi orang yang dipercaya karena dia setia dan bertanggung jawab. Kesetiaannya terbukti waktu istri Potifar menggodanya. Dia berkata: "Semua hal di rumah ini dipercayakan pada saya oleh suamimu. Hanya satu yang tidak, yaitu engkau, karena engkau miliknya. Masakan aku berbuat hal yang seperti ini kepada suamimu dan (ini yang ditekankan) masakan aku berdosa atau berbuat jahat kepada Tuhan." Waktu dia di penjara menjadi tahanan, dia tetap menjadi orang yang baik. Dia mencoba mendoakan dan mencoba mencari jawaban mimpi temannya. Jadi kita melihat di dalam posisi ataupun karier apapun Yusuf tetap setia dan bertanggung jawab.

T: Bagaimana relasi dia dengan sesamanya?

J: Dari sudut relasi, Yusuf tetap menjadi bagian dari keluarganya meskipun dia disakiti oleh kakak-kakaknya. Dia tetap menerima keluarganya, tidak marah kepada mereka, tetap memeluk mereka sebagai bagian dari dirinya. Di Alkitab Perjanjian Lama, Yusuf juga dikenal sebagai salah satu orang yang beristrikan satu. Yusuf memang tidak dikenal sebagai orang yang mempunyai lebih dari satu istri, dia setia pada satu istrinya. Jadi, dalam hal berelasi, Yusuf pun menunjukkan kesetiaan dan tanggung jawabnya. Waktu kakak-kakaknya datang setelah ayahnya meninggal, mereka takut Yusuf akan marah kepada mereka tetapi Yusuf berkata tidak. Bahkan Yusuf berjanji akan mencukupi dan bertanggung jawab atas kebutuhan mereka. Jadi, dalam setiap relasi sifat atau karakter setia dan bertanggung jawab diperlihatkan oleh Yusuf.

T: Karakter setia dan bertanggung jawab ini apakah terbentuk sejak kecil atau sejak lahir?

J: Saya percaya bahwa karakter ini bentukan dari keluarganya, dari ayahnya dan dari kecil, Yusuf memang sudah menunjukkan satu sikap takut akan Tuhan. Jadi takut akan Tuhan akhirnya membentuk seseorang untuk bertangung jawab dan setia. Kalau kita sudah tidak takut akan Tuhan, kita tidak lagi mempedulikan kesetiaan atau sikap bertanggung jawab. Jadi, Yusuf sudah memperlihatkan sikap takut akan Tuhan dari awalnya.

T: Tentu kita berharap agar banyak pemuda-pemuda bisa menjadi Yusuf pada zaman ini, apakah ada Firman Tuhan dalam konteks itu yang bisa menguatkan kita?

J: Kejadian 50:19-20, "Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar."

Pemuda harus melewati masa yang penuh kebingungan, tantangan, dan banyak keputusan yang harus diambil pada masa pemuda, termasuk dalam karier dan berkeluarga. Jangan sampai tantangan-tantangan itu melumpuhkan kerohanian kita, jangan sampai tantangan itu akhirnya membuat kita kehilangan kesetiaan dan tanggung jawab. Untuk bisa terus mempertahankannya, kita harus hidup takut akan Tuhan. Yusuf selalu takut akan Tuhan dan itulah yang telah menyelamatkan dia melewati perubahan karier dan perubahan hidup yang begitu drastis. Dia tetap setia kepada keluarganya, istrinya dan terakhir kepada Tuhan.

Sumber:

[[Sajian di atas, kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. #143B yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan. -- Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini, lewat email, silakan kirim surat ke: < TELAGA@sabda.org > atau mengunjungi Situs TELAGA di alamat: ==> http://www.telaga.org/transkrip.php?pemuda_dan_tantangannya.htm ]]

Sumber
Judul Artikel: 
TELAGA - kaset No.T143B (e-Konsel Edisi 073)

Komentar