4. ALKITAB MERESTUI HUBUNGAN DENGAN ROH?
 
Alasan lain yang dikemukakan demi menunjang hubungan dengan arwah adalah
adanya contoh-contoh dalam Perjanjian Lama mengenai 'Saul di Endor' yang
melakukan hubungan dengan 'roh Samuel' dan 'Tawaran Yesaya pada raja Ahas'
untuk meminta petunjuk dari dunia roh, dan dalam Perjanjian Baru kasus
'Orang Kaya dan Lazarus yang Miskin', dan 'Penampakan Musa dan Elia di atas
bukit' yang dianggap menunjukkan bahwa hubungan dengan roh itu mungkin.
Bagaimana?
Benarkah 'roh' yang dipanggil petenung di Endor adalah 'roh Samuel?'
Kita harus menyadari bahwa dalam perikop 1.Sam.28 tidak ada bukti bahwa ada
yang melihat secara kasat mata bahwa roh itu roh Samuel:
"Sesudah itu bertanyalah perempuan itu: 'Siapakah yang harus kupanggil
supaya muncul kepadamu? Jawabnya: 'Panggillah Samuel supaya muncul
kepadaku.' Ketika perempuan itu melihat Samuel, berteriaklah ia dengan suara
nyaring, lalu perempuan itu berkata kepada Saul, demikian: 'Mengapa engkau
menipu aku? Engkau sendirilah Saul!' maka berbicaralah raja kepadanya:
'Janganlah takut; tetapi apakah yang kau lihat?' Perempuan itu menjawab
Saul: 'Aku melihat sesuatu yang ilahi muncul dari dalam bumi.' Kemudian
bertanyalah ia kepada perempuan itu: 'bagaimana rupanya?' Jawabnya: 'Ada
seorang tua muncul, berselubung jubah.' Maka tahulah Saul, bahwa itulah
Samuel." (1.Sam.28:11-14).
Petenung tidak mengenal Samuel dan hanya melihat seorang 'tua yang ilahi
berjubah keluar dari bumi.' Tidak sukar bagi petenung untuk mengerti
gambaran Samuel mengingat ia adalah nabi populer yang melayani sampai tua.
Saul dan kedua pegawainya juga tidak melihat wajah Samuel, sehingga dalam
suasana ketakutan, terasing, dan frustrasi, kondisi Saul benar-benar takluk
kepada sugesti petenung, itulah sebabnya ia menerima apapun yang disodorkan
oleh petenung apalagi gambaran yang diberikan memenuhi keinginan hati Saul.
Samuel telah melarang orang-orang berhubungan dengan petenung sehingga Saul
membasmi semua petenung. Saul juga sudah ditolak Tuhan sehingga Tuhan tidak
mau menemuinya baik melalui Mimpi, Urim maupun Nabi (1.Sam. 28:6, termasuk
nabi Samuel tentunya), ini diakui oleh Saul sendiri (ay.15). Perkataan 'roh'
yang muncul kontradiktif, sebab disatu segi ia mengaku sebagai samuel nabi
Allah dan mau menemui Saul padahal disegi lain ia mengatakan bahwa 'Tuhan
telah undur dari Saul' (ay.16) dan diingatkan Samuel (ay.17). Perlu
diketahui bahwa dalam praktek Séance pasien tidak ikut melihat dan kita
tidak tahu apakah dukun benar-benar melihat sesuatu atau hanya meraba-rama
pikiran tentang apa yang ingin dilihat pasiennya.
Tuhan sudah tidak mau berbicara kepada Saul dan sampai matipun Samuel sudah
menolak bertemu Saul dan memerintahkan menghukum mati petenung, maka adalah
mustahil kalau sekarang Tuhan menggunakan jasa petenung dan Samuel mau
dipanggil oleh petenung yang disuruhnya untuk dimusnahkan itu. Kita harus
tahu bahwa Samuel adalah nabi yang tegas dan konsisten, ia memarahi Saul
ketika Saul masih berkuasa karena tidak taat kepada Tuhan dan menolaknya
sebagai raja, bahkan ketika Saul tidak membunuh raja Agag, Samuel sendirilah
yang menghunus pedang dan mencincang Agag (1.Sam. 15:33) dan sejak itu
karena marah ia meninggalkan Saul dan tidak pernah bertemu lagi (ay.34).
Maka adalah mustahil kalau kemudian Samuel begitu lunak merasa 'terganggu'
ketika dipanggil Saul.
Membela kehadiran 'roh' sebagai Samuel, buku 'Dunia Orang Mati' mengatakan
mengenai penulis kitab Samuel:
"Tentu bukan Samuel atau Saul atau perempuan En-Dor ini, tetapi jurutulis
Samuel. Mungkin ia adalah seorang murid Samuel atau bisa jadi seorang
penulis sejarah yang diilhami oleh Roh Kudus. Yang jelas ia seorang yang
paham dunia roh, sebab ia tahu betul bedanya antara Roh TUHAN dan roh jahat
yang merasuk Saul. (1.Sam.16:4). Penulis ini adalah pelapor atau reporter
yang berusaha memberi tahu pembacanya bahwa itu adalah roh Samuel." (DOM,
h.28-29). ??
Perlu disadari bahwa memang sebelum 1.Sam.25 kitab ini ditulis oleh Samuel,
kemudian dilanjutkan oleh nabi Nathan dan Gad (1.Taw. 29:29). Jadi, bila
1.Sam.16:4 bisa dibedakan antara Roh TUHAN dan roh jahat yang merasuk Saul
tentu saja hal itu diketahui jelas oleh penulisnya yaitu Samuel sebagai
saksi mata yang membimbing Saul, tetapi setelah itu kepergian ke Endor tidak
dihadiri oleh pengikut Samuel tetapi hanya oleh dua pegawai Saul
(1.Sam.28:8) itupun ketiganya tidak melihat langsung, juga nabi Nathan dan
Gad tidak ada disitu.
Karena itu kitab 1.Sam.28 ditulis bukan oleh saksi mata tetapi oleh nabi
Nathan dan Gad atau editornya berdasarkan laporan yang keluar dari istana
Saul (secara obyektip) tanpa ada usaha untuk menguji apakah itu betul-betul
roh Samuel karena tidak ada yang melihatnya (secara subyektip). Ingat bahwa
apa yang tertulis dalam Alkitab sekalipun dipercaya sebagai 'diilhami Roh
Kudus' tidak bisa begitu saja kita mengerti secara harfiah tetapi harus
dimengerti secara hermeneutis. Setidaknya kita mempunyai dua versi soal
'Sarai' yang tidak diaku oleh Abraham sebagai isterinya, ada dua versi
tentang siapa yang membunuh Goliat, dan juga ada dua versi bagaimana Yudas
meninggal.
Bukti lain yang cukup jelas adalah ayat berikut:
"Demikianlah Saul mati karena perbuatannya yang tidak setia terhadap TUHAN,
oleh karena ia tidak berpegang pada firman TUHAN, dan juga karena ia telah
meminta petunjuk dari arwah, dan tidak meminta petunjuk TUHAN. Sebab itu
TUHAN membunuh dia dan menyerahkan jabatan raja itu kepada Daud bin Isai."
(1.Taw.10:13-14).
Dalam ayat-ayat ini jelas disebutkan bahwa 'Saul tidak setia kepada TUHAN,
oleh karena ia tidak berpegang pada firman TUHAN.' Apakah firman Tuhan yang
dimaksudkan? Tentunya larangan mengunjungi dan berpegang pada firman
petenung! Disebutkan pula bahwa 'Saul telah meminta petunjuk dari arwah.'
Tentu tidak akan disebut sebagai arwah begitu saja kalau itu arwah Samuel
dan tentu tidak akan disalahkan! Selanjutnya disebutkan 'dan tidak meminta
petunjuk TUHAN.' Samuel adalah corong dan perantara firman Tuhan maka
sebutan ini jelas menunjukkan bahwa arwah itu bukan arwah Samuel yang adalah
perantara petunjuk Tuhan itu sendiri!
Memang di kalangan penafsir ada yang berpendapat bahwa roh itu roh Samuel
dengan alasan bahwa 'Tuhan memperkenankan hal itu terjadi bila Tuhan
menghendaki.' Masalah yang perlu direnungkan bukan soal otoritas Allah
apakah Allah bisa atau tidak bisa mengizinkan hal itu terjadi, tetapi kita
perlu melihat dari konteks ayat 1.Taw.10:13-14 di atas, bahwa kalau memang
'Tuhan memperkenankan dan menghendaki' mengapa kemudian Saul disalahkan dan
dihukum mati untuk suatu perbuatan yang dikatakan 'diperkenan dan
dikehendaki Tuhan' itu?
Jadi 'roh' itu jelas bukan roh Samuel dan tidak ada petunjuk dalam Alkitab
di bagian lain yang menunjang bahwa itu roh Samuel, malah banyak bagian
Alkitab memuat berita sebaliknya yaitu agar 'memusnahkan semua petenung
pemanggil arwah.'
 
Apakah kepada Yesaya diberikan kuasa untuk membangkitkan orang mati sehingga
Ahas bisa bertanya sesuatu seperti yang ditulis buku 'Dunia Orang Mati?'
Konteks ayat-ayat itu tidak berkata begitu. Memang firman Tuhan melalui
Yesaya berbunyi:
"Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu, biarlah itu sesuatu dari dunia
orang mati yang paling bawah atau sesuatu yang ditempat tertinggi yang
diatas." (Yes.7:10)
Tanda itu tentu bukan tanda 'membangkitkan orang mati' agar bisa dimintai
petunjuk, sebab Yesaya dalam fasal berikutnya mengatakan juga kepada Ahas:
"dan apabila orang berkata kepada kamu: 'Mintalah petunjuk kepada arwah dan
roh-roh peramal yang berbisik-bisik dan komat-kamit,' maka jawablah:
'Bukankah suatu bangsa patut meminta petunjuk kepada allahnya? Atau haruskah
mereka meminta petunjuk kepada orang-orang mati bagi orang-orang hidup?"
(Yes.8:19)
Yesaya juga mengatakan mengenai Mesir:
"semangat orang Mesir menjadi hilang dan rancangannya akan Kukacaukan; maka
mereka akan meminta berhala-berhala dan kepada tukang-tukang jampi, kepada
arwah dan kepada roh-roh peramal." (Yes.19:3)
Jadi, tanda yang ditawarkan Allah melalui Yesaya dari dunia orang mati tentu
bukan untuk memanggil roh orang mati. Ternyata 'tanda' yang diberikan tidak
ada urusan dengan 'dunia roh orang mati' tetapi 'kelahiran Immanuel' (Yes.7:
13dst.) dan 'Anak Nabi.' (Yes.8: 1dst.), dan tanda yang diminta Hizkia anak
Ahaz juga bukan soal 'dunia orang mati' melainkan tanda mundurnya peredaran
Matahari.
Links:
[1] https://c3i.sabda.org/jenis_bahan_c3i/artikel
[2] https://c3i.sabda.org/kategori_bahan_c3i/masalah_rohani
[3] https://c3i.sabda.org/fokus_c3i/fokus_c3i_november_2005_okultisme