Kemarahan sudah menjadi bagian dari kehidupan kita. Bagaimana caranya supaya kemarahan kita itu tidak membuahkan dosa? Alkitab cukup banyak memberikan pedoman bagi kita untuk mengatasi kemarahan dan juga untuk bisa mengendalikan diri dari kemarahan itu. Simak ringkasan diskusi tentang Kemarahan bersama Pdt. Paul Gunadi berikut ini.
T | : | Kemarahan itu sudah menjadi bagian di dalam kehidupan kita ini dan saya percaya kita pasti pernah marah. Ada yang marahnya disimpan atau diungkapkan secara meledak-ledak tetapi satu hal yang kita tahu dia sedang marah atau kita sedang marah. Di dalam Alkitab sendiri kita juga pernah membaca bagian yang mengatakan Tuhan Yesus juga pernah marah, tetapi kita juga tahu bahwa kemarahan itu bisa menjadi suatu dosa yang Tuhan tidak kehendaki. Nah, bagaimana sebenarnya pandangan kita sebagai orang Kristen tentang kemarahan? |
J | : | Kita perlu menyadari bahwa kemarahan itu sendiri adalah suatu reaksi emosional dan tidak harus identik dengan dosa. Cara kita melampiaskan kemarahan bisa akhirnya membuahkan dosa. Jadi sekali lagi kemarahan itu sendiri belum tentu mengandung unsur dosa, namun pelampiasannya atau pengekspresiannya yang bisa akhirnya membuahkan dosa. |
T | : | Bagaimana contoh ekspresi kemarahan yang bisa disebut dosa dan kemarahan yang tidak disebut dosa? |
J | : | Di |
T | : | Nah, justru yang sering terjadi adalah pada saat marah, kita tidak bisa mengontrol diri. |
J | : | Hal itu betul. Seringkali kemarahan ini diidentikkan dengan tingkat kematangan rohani. Kita seolah-olah beranggapan bahwa orang yang mudah marah adalah orang yang tidak dewasa secara rohani. Namun sebenarnya tidak sesederhana itu. Saya ingin mengajak kita semua untuk melihat masalah marah ini dari berbagai sudut dan melihatnya sebagai suatu fenomena yang kompleks. Kita perlu mengerti alasan mengapa sebagian orang lebih mudah marah dibandingkan yang lainnya atau mengapa sebagian orang lebih susah marah dibandingkan orang yang lainnya. Hal ini tidak selalu ditentukan oleh tingkat kedewasaan rohani seseorang. Alasan-alasannya antara lain:
|
T | : | Apakah ada bagian Alkitab yang mengingatkan kita supaya kita tidak mudah marah? |
J | : | Di |
Sumber :
[[Sajian di atas, kami ambil/edit dari isi kaset TELAGA No. #27A
yang telah diringkas/disajikan dalam bentuk tulisan.
-- Jika Anda ingin mendapatkan transkrip lengkap kaset ini lewat
e-Mail,
silakan kirim surat ke: < owner-i-kan-konsel@xc.org [2] >
atau: < TELAGA@sabda.org [3] > ]]
Links:
[1] https://c3i.sabda.org/edisi_c3i/ekonsel_62_kemarahan
[2] mailto:owner-i-kan-konsel@xc.org
[3] mailto:TELAGA@sabda.org
[4] http://www.sabda.org/publikasi/e-konsel/062/
[5] https://c3i.sabda.org/epublish/2
[6] https://c3i.sabda.org/epublish/2/436
[7] https://c3i.sabda.org/01/may/2004/konseling_sikap_terhadap_kemarahan
[8] https://c3i.sabda.org/01/may/2004/konseling_marah_kemarahan
[9] https://c3i.sabda.org/jenis_bahan_c3i/telaga
[10] https://c3i.sabda.org/kategori_bahan_c3i/masalah_hidup
[11] https://c3i.sabda.org/fokus_c3i/fokus_c3i_juli_2005_apakah_kemarahan_itu