Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Panggilan Melayani
Edisi C3I: e-Konsel 035 - Panggilan Melayani Tuhan
Pertanyaan:
Apakah setiap orang Kristen dipanggil untuk melayani? Bagaimana mengetahui panggilan Tuhan?
Jawaban:
"Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang 'terpanggil' sesuai dengan rencana Allah." (Rom. 8:28)
Ayat tersebut di atas memberitahu kita tentang dua hal:
- Orang-orang yang mengasihi Tuhan adalah mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya.
- Tuhan berjanji bahwa Dia turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka.
Dalam Perjanjian Baru, istilah "dipanggil" (kletos) dan "panggilan" (klesis) muncul 22 kali. Semuanya menyatakan panggilan Tuhan kepada umat-Nya untuk sesuatu maksud yang rohani. Panggilan- panggilan ini tidak melulu panggilan untuk menjadi seorang pendeta atau missionari, melainkan seluruh jemaat dipanggil oleh Tuhan di mana kletos + kata depan ek = ekklesia. Istilah ekklesia muncul dalam Perjanjian Baru sebanyak 115 kali, yang berarti the called-out ones dan diterjemahkan sebagai "gereja".
Suatu gereja yang didirikan oleh Tuhan pasti terdiri atas individu-individu yang dipanggil oleh Tuhan. Mereka dipanggil keluar dari keduniawian dan masuk ke dalam Kristus. Segala aktivitas dan cara hidup dalam gereja seharusnya tidak "serupa dengan dunia" (Rom. 12:2), melainkan "berpadanan dengan panggilan itu" (Ef. 4:1).
Paulus mengatakan bahwa dia "dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah" (Rom. 1:1). Ini adalah panggilan khusus sebagai Pelayan Tuhan secara full-time.
Dengan istilah-istilah yang sama Paulus mengatakan bahwa anggota- anggota di jemaat Roma dan Korintus juga dipanggil oleh Kristus dalam pelayanan-Nya (Rom. 1:6; 1Kor. 7:22). Ini adalah pelayanan umum yang harus dilakukan setiap orang Kristen. Tiada seorang pun yang boleh berdalih bahwa dia tidak dipanggil oleh Tuhan dalam pelayanan. Semua anak Tuhan adalah pelayan Tuhan.
Secara praktis, banyak orang Kristen mempunyai alasan yang masuk akal untuk tidak terjun ke dalam pelayanan. Misalnya: "Aku tidak mempunyai talenta: Aku tidak berpendidikan tinggi; Aku lemah dan bodoh"; dan lain-lain. Saya anjurkan orang-orang yang demikian membaca 1Kor. 1:26-28. Di sana dikatakan bahwa:
"... ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. Namun, apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, ...."
Ayat-ayat ini bukan berarti semua orang yang dipakai oleh Tuhan adalah orang yang bodoh-bodoh, melainkan berarti bahwa sekalipun kita bodoh, Tuhan tetap dapat memakai kita. Bahkan Tuhan berjanji akan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia (Rom. 8:28).
Dalam masyarakat modern yang berkompetisi tinggi, perusahaan- perusahaan dan organisasi-organisasi dunia hanya mau memakai orang- orang yang "pandai, cakap, kuat dan mulia." Namun, Tuhan memanggil segala macam orang yang "mengasihi Dia" (Rom. 8:28) dan "yang kudus" (Ef. 4:12), untuk diperlengkapi bagi pekerjaan pelayanan. Istilah "diperlengkapi" (katartismos, Ef. 4:12), boleh diterjemahkan "dipersenjatai" atau "disempurnakan. "Syukur kepada Tuhan bahwa karena kerelaan melayani Tuhan, maka kita yang lemah dan bodoh "diperlengkapi" menjadi orang-orang yang pandai dan kuat. Seorang tokoh iman yang bernama A.W. Tozer mengatakan: "Tuhan hanya dapat memakai orang yang selalu bersukacita dan tidak menolak didikan atau ajaran Tuhan."
Ada banyak orang yang melayani Tuhan secara temporary (sementara). Artinya, kalau dia "senang hati, lancar, banyak berkat, dipuji" maka dia mau melayani Tuhan. Namun, kalau keadaan memburuk, dia tidak lagi berminat untuk melayani. Ini adalah sifat manusia yang egois. Ingatlah bahwa "Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya" (Rom. 11:29). Panggilan Tuhan bersifat "permanen", bukan "sementara".
Yang terakhir, bagaimana kita mengetahui panggilan Tuhan atas diri kita masing-masing?
- "Berusahalah sungguh-sungguh" (2Pet. 1:10a) untuk mengetahui panggilan Tuhan.
- "Jikalau kamu melakukannya (taat), kamu tidak akan pernah tersandung" (2Pet. 1:10b).
- Mintalah (berdoa) ... supaya Dia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apa yang terkandung dalam panggilan-Nya (Ef. 1:17-18).
- Semakin kita mengasihi Tuhan, semakin kita meyakini panggilan Tuhan. Menurut Rom. 8:28, "mereka yang mengasihi Dia" identik dengan "mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." Maka ketaatan terhadap perintah Tuhan dan dorongan kasih kepada-Nya itulah yang mendasari pelayanan kita.
Setelah kita mengerti panggilan Tuhan, marilah kita siap untuk terjun ke dalam pelayanan dengan segenap hati dan pengucapan syukur. Sebagaimana ada sebuah poster rekruitmen dari pemerintah/tentara USA yang mengatakan: your country needs you demikian pula we (our church) need you -- gereja membutuhkan orang Kristen yang mengasihi Tuhan dan rela melayani-Nya.
Diambil dan disunting seperlunya dari: | ||
Judul asli artikel | : | Menjawab Pertanyaan-pertanyaan Kontemporer |
Penulis artikel | : | Dr. David Pan Purnomo |
Penerbit | : | Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang, 1994 |
Halaman | : | 57 - 59 |
Sumber: e-Konsel 035 |