Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I

Tips: Melibatkan Anggota Keluarga Konsele

Edisi C3I: e-Konsel 015 - Masalah Keluarga

Alkitab mengajarkan bahwa Allah telah membentuk kita untuk hidup saling berhubungan satu dengan yang lain. Oleh karena itu tidak ada satu masalah pun yang tidak mempengaruhi keluarga dan yang tidak dipengaruhi oleh keluarga. Saat mengetahui bahwa masalah-masalah yang tidak terungkapkan dipengaruhi oleh dinamika keluarga secara serius, maka konselor harus mencoba untuk melibatkan para anggota keluarga dalam proses konseling. Beberapa garis besar untuk melakukan hal tersebut:

* Mempersiapkan konselee

Pertama-tama konselor perlu mempersiapkan orang yang akan dikonseling. Konselee kadang takut jika permasalahannya diketahui oleh keluarganya. Oleh karena itu, sebelum konselor melibatkan orang lain, dia harus terlebih dulu mendapat ijin dari konselee.

* Ciptakan sekutu

Saat mendekati anggota keluarga dari konselee, konselor dapat mencoba menciptakan persekutuan yang konstruktif dengan anggota keluarga yang mungkin menjadi sumber permasalahan konselee. Mintalah pihak ketiga (keluarga konselee) untuk bersama-sama dengan konselor mencari tahu bagaimana memahami konselee. Dengan demikian, anggota keluarga akan menjadi sekutu konselor dan akan memberikan kerjasamanya dengan baik untuk menolong konselee.

* Gunakan rasa takut/ancaman dengan tepat

Bila permasalahan konselee cukup serius dan keluarganya menolak untuk datang mengikuti konseling (menolong), maka konselor perlu membuat ancaman yang masuk akal untuk menegaskan seriusnya permasalahan. Tujuannya adalah supaya keluarga konselee mau memberikan kerjasamanya untuk menolong konselee keluar dari permasalahannya.

TIGA PERINGATAN

Saat mulai terlibat dalam permasalahan keluarga, konselor perlu waspada terhadap tiga bahaya:

* Sabotase

Karena keluarga telah membangun satu pola tertentu dalam meresponi masalah yang dihadapi, maka mereka ragu-ragu untuk mengubah sistem interaksi yang ada, meskipun hal itu menyebabkan salah seorang anggota keluarganya menderita stress berat. Jika konselor terlalu memaksa keluarga itu untuk berubah, maka mereka cenderung akan melakukan sabotase terhadap proses penyembuhan yang sedang dijalaninya. Oleh karena itu jangan terlalu cepat menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang menantang atau terlalu cepat menyarankan perubahan.

* Kolusi

Konselor perlu hati-hati berasumsi tentang keluarga konselee yang selalu sependapat. Jika semua anggota sependapat terhadap masalah yang sedang dihadapi, belum berarti mereka pasti benar. Kadang- kadang keluarga terlalu mudah ditipu dan percaya pada orang-orang sebelumnya telah berusaha menolong masalah konselee.

* Masalah segitiga (triangling)

Hindari masalah "segitiga", yaitu ketika konselor dan konselee bersama mencoba menyelesaikan masalah dari pihak ketiga (misalnya: "Bisakah anda menolong suami saya agar berhenti dari kecanduannya minum minuman keras?"). Jika konselor mencoba menyelesaikan masalah pihak ketiga atas permintaan konselee, tentu saja pihak ketiga akan bereaksi melawan, karena sepertinya konselor membuat gang dengan konselee untuk melawannya. Hal itu biasanya menciptakan konflik yang lebih parah lagi.

Sumber
Halaman: 
315 - 317
Judul Artikel: 
Leadership Handbook of Outreach and Career
Penerbit: 
--

Komentar