Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Menanamkan Rasa Tanggung Jawab pada Anak
Submitted by admin on Thu, 01/11/2007 - 00:00
MENANAMKAN RASA TANGGUNG JAWAB PADA ANAK
Edisi C3I: e-Konsel 146 - Memahami Remaja
Tugas orang tua tidak hanya membesarkan dan mencukupi kebutuhan anak-anak mereka saja. Orang tua juga harus bisa mendidik anak-anak mereka untuk memiliki rasa tanggung jawab. Dengan demikian, ketika anak-anak itu dewasa, mereka dapat membawa diri dengan baik. Dalam tanya-jawab dengan Pdt. Dr. Paul Gunadi Ph.D. berikut ini diuraikan bagaimana orang tua bisa melaksanakan tugas tersebut. Silakan simak!
T | : | Apakah tanggung jawab tidak dengan sendirinya ada dalam diri | setiap anak atau setiap orang? |
J | : | Kenyataannya memang tidak. Anak-anak itu sebetulnya lahir tanpa |
memunyai kesadaran akan tanggung jawabnya. Jadi, tugas orang | ||
tualah menumbuhkan rasa tanggung jawab itu. Anak-anak memang | ||
dilahirkan untuk bergantung pada orang tuanya, dan dalam | ||
kebergantungan itu, anak-anak mengharapkan orang tua melakukan | ||
semuanya bagi si anak. Dalam fase ini, si anak memang belum | ||
mampu untuk mengerjakan semuanya sendiri. Namun perlahan-lahan, | ||
orang tua harus melatih atau menanamkan rasa tanggung jawab pada | ||
si anak sehingga pada akhirnya si anak akan melepaskan diri dari | ||
orang tua dan mulai melakukan apa yang harus ia lakukan bagi | dirinya sendiri. |
T | : | Sejak kapan sebenarnya orang tua sudah mulai bisa menanamkan | rasa tanggung jawab pada anak dan dalam bentuk apa? |
J | : | Sebetulnya, tidak ada patokan usia yang baku. Namun pada |
intinya, kita mulai menanamkan rasa tanggung jawab itu pada anak | ||
sedini mungkin. Usia sedini mungkin ini sudah tentu adalah usia | ||
di mana anak mulai dapat berinteraksi dengan orang tua, | ||
mendengarkan atau menerima instruksi dari orang tua, dan dapat | ||
mengomunikasikan dirinya pada orang tua. Ini adalah sesuatu yang | penting sekali untuk dimiliki oleh si anak. |
T | : | Dalam bentuk apa, orang tua bisa melatih tanggung jawab pada | anak? |
J | : | Misalkan kita ingin menanamkan tanggung jawab agar si anak itu |
mengurus dirinya; ini adalah hal yang sederhana. Salah satu hal | ||
yang penting dalam pertumbuhan seorang anak adalah si anak | ||
memiliki kemampuan atau merawat dirinya secara jasmani. | ||
Misalnya, menggosok gigi; otomatis kita harus mengajar anak | ||
untuk menggosok giginya. Namun setelah menjadi kebiasaan, | ||
kegiatan ini mulai harus diingatkan kepada si anak sehingga pada | ||
akhirnya ialah yang akan memikul tanggung jawab untuk menggosok | ||
giginya. Pada waktu usianya meningkat, misalnya 8, 10 tahun, | ||
orang tua mulai menanamkan tanggung jawab tidak saja merawat | ||
tubuh, tapi juga barang-barang kepunyaan si anak itu. Anak | ||
diajarkan untuk membereskan tempat tidurnya, menaruh sepatunya | ||
di tempat yang seharusnya, meletakkan piring di dapur, dan | ||
sebagainya. Ini berkembang ke usia dewasa sebab kalau anak-anak | ||
sudah menginjak usia remaja, kita juga akan menanamkan tanggung | ||
jawab untuk hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan | emosionalnya dan sebagainya. |
T | : | Kesulitan orang tua adalah tidak memunyai semacam kurikulum atau |
tingkatan-tingkatan sampai di mana mengajarkan tanggung jawab | kepada anak. |
J | : | Betul. Memang betapa indahnya kalau kita memunyai pedoman. |
Namun secara garis besar atau prinsip umumnya, kita ini | ||
melimpahkan tanggung jawab pada si anak dalam hal-hal yang | ||
bersifat alamiah atau natural atau bersifat sehari-hari. Tuhan | ||
akan menumbuhkan pengetahuan itu dalam diri kita, bahwa ada | ||
hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh si anak. Sebagai orang | ||
tua yang memerhatikan anak, dengan sendirinya kita mulai | memiliki kesadaran tersebut. |
T | : | Kalau seorang anak dalam tingkat usianya itu bertanggung jawab, | apa sebenarnya yang terjadi pada dirinya? |
J | : | Waktu ia mulai memikul tanggung jawab, yang akan terjadi adalah |
ia akan lebih bisa memercayai kelebihannya. Sebab akan ada | ||
banyak hal yang mampu ia lakukan, hal-hal kecil yang tadinya | ||
ia pikir tidak berguna, tapi waktu ia mulai lakukan, | ||
sesungguhnya itu akan menumbuhkan rasa keyakinan dirinya. Dengan | ||
kata lain, hal-hal kecil seperti itu akan menjadi suatu proyek | ||
yang sekarang dikuasai oleh si anak, ia mengerti bagaimana | ||
melakukan tugas-tugas kecil seperti itu. Ini berdampak bagi | kepercayaan diri si anak itu. |
T | : | Di samping keyakinan diri, adakah hal lain yang timbul dalam | diri si anak? |
J | : | Yang lainnya lagi adalah kita menyadari bahwa pada akhirnya |
anak-anak itu harus bekerja, ia tidak akan dianggap sebagai | ||
manusia yang berharga kalau ia sama sekali tidak bekerja. | ||
Pekerjaan memunyai satu substansi, satu akar, yakni tanggung | ||
jawab. Jadi, orang tua perlu mengajarkan anak-anak bertanggung | ||
jawab agar nanti si anak menjadi seorang pekerja yang baik. Ini | ||
kita siapkan, pertama dari melakukan sesuatu karena menyadari | ||
kegunaannya, kedua melakukan sesuatu karena memang diwajibkan. | ||
Kedua-duanya harus berimbang dan dimiliki oleh si anak. Ini dua | ||
hal yang menjadi bahan yang sangat penting untuk kesuksesannya | dalam pekerjaannya pada masa mendatang. |
T | : | Kadang-kadang di dalam satu keluarga yang anaknya cukup banyak |
atau kondisi perekonomiannya kurang, biasanya anak yang sulung | ||
mendapatkan beban yang rasanya terlalu berat. Misalnya, | ||
menggendong adiknya di mana ia sendiri masih kecil, atau bahkan | malah bekerja. Apakah dampaknya pada diri anak itu? |
J | : | Anak-anak yang terlalu kecil untuk memikul tanggung jawab yang |
sebesar itu akhirnya akan kehilangan masa kecilnya. Artinya, | ||
mereka yang seharusnya hidup pada tahap usianya terpaksa | ||
dikarbitkan untuk hidup di luar usianya. Hal-hal yang seharusnya | ||
ia dapatkan di usia itu, misalnya bergantung pada orang, bermain | ||
dengan teman-teman sebayanya, akan hilang sebab tugas yang harus | ia lakukan adalah membantu orang tuanya itu. |
T | : | Kalau kita memberikan tanggung jawab itu sedini mungkin, apakah |
tidak ada pengaruh dengan hubungannya atau interaksi dengan | sesamanya, khususnya teman-teman sebayanya? |
J | : | Kalau kita memberikan tugas yang berlebihan pasti mengganggu. |
Secara prinsip, kita harus selalu mengingat bahwa anak-anak itu | ||
memerlukan waktu bermain jauh lebih banyak daripada hal-hal yang | ||
berhubungan dengan tanggung jawabnya. Semakin kecil, semakin | ||
banyak waktu bermain yang ia butuhkan, dan waktu untuk | ||
bertanggung jawab itu sebetulnya masih sangat kecil sekali, jadi | ||
jangan sampai kita salah prioritas. Anak usia 4, 5 tahun, kita | ||
wajibkan ia untuk mengepel, menyapu, dan sebagainya, dan ia | ||
akan kehilangan waktu bermainnya, sedangkan itu adalah | bagian yang sangat penting dalam pertumbuhannya. |
T | : | Apakah teman-temannya itu tidak bisa memengaruhi rasa tanggung | jawab anak? |
J | : | Teman-teman sebetulnya bisa memengaruhi tanggung jawabnya. |
Dalam pengertian, teman-teman bermainnya akan mengajaknya | ||
melakukan sesuatu untuk mengerjakan sesuatu pula. Dalam | ||
kesempatan seperti itu, si anak juga berkesempatan untuk | ||
mengembangkan tanggung jawabnya, misalnya temannya berkata, | ||
"E ..., besok jangan lupa ya, membawa gundu atau kelereng." Ia | ||
besok akan membawa kelereng. Hal yang berkaitan dengan teman | ||
seperti itu juga akan bisa menumbuhkan tanggung jawab. Tapi | ||
biasanya memang tanggung jawab yang menyenangkan, sedangkan kita | ||
juga mau menanamkan tanggung jawab yang multidimensional yang | ||
bukan saja menyenangkan, melainkan juga hal-hal yang tidak | terlalu menyenangkan. |
T | : | Kalau anak itu menghadapi dua hal pilihan untuk tanggung jawab, |
di satu sisi ia sudah berjanji kepada temannya, tapi pada sisi | ||
yang lain, orang tuanya memberikan tanggung jawab. Bukankah ini | bisa jadi membingungkan? Mana yang harus ia prioritaskan? |
J | : | Kalau memang si anak itu sudah berkata pada orang tuanya: "Bu, |
Pak, saya besok sudah berjanji untuk bermain sepak bola setelah | ||
sekolah," orang tua memang harus menimbang apakah sedemikian | ||
perlunya si anak membatalkan janji untuk bermain sepak bola itu. | ||
Kalau orang tua berpikir tugas ini bisa ditangguhkan, silakan | ||
tangguhkan, biarkan si anak main sepak bola dulu, setelah itu | ||
baru katakan, "Saya minta engkau membantu saya setelah sepak | bola." |
T | : | Berkaitan dengan tanggung jawab ini, apa firman Tuhan yang bisa | dijadikan pedoman, khususnya untuk orang tua? |
J | : | Amsal 12:11, "Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan |
makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia tidak berakal | ||
budi." Salah satu ciri orang yang bertanggung jawab adalah ia | ||
akan lebih realistis, anak-anak yang dilatih sejak kecil untuk | ||
belajar bertanggung jawab menjadi anak-anak yang mengerti | ||
realitas kehidupan. Justru anak-anak yang tidak mengerti | ||
tanggung jawab, mengertinya hanya menuntut orang untuk melakukan | ||
semua baginya akan seperti dikatakan di Alkitab tadi, "mengejar | ||
barang yang sia-sia" atau mengejar barang yang tidak ada. Jadi | ||
sekali lagi, firman Tuhan juga mengajarkan anak-anak Tuhan untuk | ||
bertanggung jawab atas dirinya, atas kebutuhannya. Ia perlu | ||
makan, ia perlu bekerja dengan cara mengerjakan tanahnya. |
T | : | Apakah orang lain bisa tahu bahwa seseorang itu memang punya | tanggung jawab atau tidak? |
J | : | Salah satu hal yang akan bisa kita lihat adalah anak-anak yang |
bertanggung jawab berani mengakui perbuatannya; itu salah satu | ||
ciri atau tolok ukur yang penting sekali. Anak-anak yang | ||
seolah-olah rajin, banyak bekerja, dan sebagainya, tapi belum | ||
berani mengakui apa yang telah ia kerjakan, belumlah memiliki | ||
kedewasaan. Jadi, janganlah kita terkecoh oleh kerajinan. Anak | ||
yang bertanggung jawab tahu apa kaitannya dengan dirinya | ||
sehingga waktu ada sesuatu terjadi atau melakukan hal yang | keliru atau salah, ia berani berkata, "Saya yang salah." |