Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Hiburan Pemuas Mata
(Amsal Salomo 27:20)
Dunia hiburan menawarkan banyak pilihan. Berbagai permainan dan tontonan menarik tersaji dalam sekejap bila kita menghendakinya. Penemuan baru dan kreasi menarik terus bermunculan dengan kemungkinan-kemungkinan yang tak terbayangkan pada beberapa tahun silam. Teknologi canggih dan semakin canggih memberikan dukungan penuh atas perkembangan dunia hiburan sekarang dan masa mendatang, mendorong perputaran uang yang luar biasa jumlahnya. Inilah dunia yang menjanjikan keuntungan bisnis yang luar biasa.
Bila diperhatikan, hiburan yang saat ini paling atraktif dan mengalami perkembangan pesat adalah yang berupa tontonan dalam bentuk film, baik yang diputar di televisi maupun yang dikemas dalam bentuk VCD, dan juga permainan interaktif sebagaimana yang kita peroleh dari video game dan computer game. Selain itu internet sebagai bagian dari kemajuan luar biasa dalam teknologi komputer saat ini juga dapat digolongkan sebagai salah satu media hiburan bagi banyak orang. Meskipun tadinya internet terutama dimaksudkan untuk mempercepat dan mempermudah komunikasi.
Baik tontonan dalam bentuk film, video game, maupun internet sangat mengandalkan indera penglihatan. Benarlah apa yang ditulis dalam Kitab Amsal sebagaimana yang dikutip pada awal tulisan ini, bahwa mata manusia tidak akan puas. Namun yang lebih menggoncangkan kita adalah analogi antara "mata manusia" dengan "dunia orang mati dan kebinasaan". Di bagian lain, kita juga melihat adanya kesejajaran antara "keinginan daging" dengan "keinginan mata" sebagaimana yang tertulis dalam I Yohanes 2:16; "Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia".
Pelajaran apakah yang dapat kita petik dari dua kutipan di atas? Kebijakan yang ditulis pada ribuan tahun yang lalu itu terasa begitu hidup berbicara kepada kita yang hidup di abad 21 ini, yaitu bahwa "mata" perlu diawasi dan harus ditundukkan di bawah hukum Roh. Suguhan dan hiburan menarik yang ditawarkan dunia ini ternyata tidak selalu bermanfaat. Bahkan dapat menjerat kita untuk tidak lagi hidup dalam kehendak Allah.
Di masa depan, dapat dipastikan perkembangan yang lebih baru, canggih, dan menawan akan terus bermunculan tanpa henti. Konsumen yang tidak mengenal puas akan membuat pula produsen bekerja keras menciptakan hiburan yang lebih menggairahkan sambil mengeruk untung. Perkembangan seperti apakah yang kita antisipasi? Kita mungkin tidak akan mampu membayangkan secara persis apa bentuk perkembangan dunia hiburan yang menjanjikan pemuasan "keinginan mata" ini. Namun saat ini sedang diusahakan penciptaan alat yang selain membantu kita "melihat", juga sekaligus membuat kita turut "merasakan" secara nyata apa yang sedang kita saksikan itu. Katakanlah misalnya kita ingin mempelajari suatu jenis ikan melalui alat ini. Kita bukan saja dapat melihat gambar ikan tersebut, menyaksikan ikan itu bergerak, memangsa organisme lain, menghindarkan diri dari bahaya, berkembang biak, dan segala macam rincian anatomi tubuhnya. Namun yang lebih spektakuler adalah bahwa kita seolah dapat memegang dan merasakan tubuh ikan itu dan bermain dengannya, tanpa kehadiran fisik ikan tersebut! Alat semacam ini mungkin sudah akan hadir dalam beberapa tahun mendatang.
Sebagai alat bantu pendidikan, penciptaan alat ini akan memberikan manfaat besar bagi siswa, karena memberikan pengalaman langsung yang sulit dilupakan. Sebagai media hiburan, banyak pula yang dapat dilakukan produser untuk menghadirkan "dunia" yang mereka ciptakan. Bayangkan besarnya kemampuan alat ini untuk mempengaruhi kepribadian dan budaya umat manusia. Anak-anak yang masih rentan dan belum mempunyai saringan mental yang memadai adalah korban yang empuk bila pengusaha dunia hiburan bermaksud mempengaruhi mereka secara salah. Orangtua yang saat ini pun telah dipengaruhi beberapa aspek hidupnya oleh film dan televisi akan sangat kelabakan menghadapi serbuan gelombang pengaruh yang lebih besar lagi nantinya.
Kemajuan teknologi tidaklah dapat kita hambat. Kita juga tidak mampu menyaring semua dampak pengaruh buruk lingkungan yang dialami anak-anak kita. Namun kita dapat menyiapkan diri dengan mengisi diri dan anak kita dengan Firman Tuhan. Biarlah Firman Tuhan menjadi benteng kita dan anak-anak kita! Marilah kita panjatkan doa dan melakukan kehendak Tuhan sebagaimana permohonan pemazmur; "Lalukanlah mataku daripada melihat hal yang hampa, hidupkanlah aku dengan jalan-jalan yang Kautunjukkan!" (Mazmur 119:37)
 
 
Rubrik: R e f l e k s i
Heman Elia