XI.8 Iman: Memerlukan tindakan, doa dan permohonan
Jika anda memasuki ruang yang gelap, maka yang perlu anda cari pertama-tama adalah kontak untuk menyalakan lampu. Lampu tidak akan menyala sebelum anda menemukan titik kontak dan bertindak menekan tombol tersebut. Aliran listrik tidak akan mengalir sebelum anda menekan titik kontak (point of contact) tersebut. Tindakan iman yang dimaksud di sini adalah tindakan mencari titik kontak.
Doa terus menerus dilakukan dengan tujuan mengerjakan apa yang didoakan. Ada perkembangan dalam permohonan doa. Tidak usah mengulang-ulang doa yang sama.
Dalam majalah Neu leven dari Johan Maasbach, seringkali dicetak gambar telapak tangan dari Johan Maasbach sendiri. Di bawah gambar ini tertera tulisan "Jika anda percaya dan memerlukan kesembuhan, mari berdoa sambil meletakkan tangan anda di atas gambar telapak tangan saya, katakankah ..." Ternyata banyak orang yang sembuh. Di sini gambar pada majalah tersebut (yang didoakan dulu sebelum diedarkan) merupakan titik kontak. Kebenaran firman Allah yang kita terima, penumpangan tangan yang biasa dilakukan juga merupakan titik kontak.
XI.9 Iman: Hubungan antara kehendak kita dan kehendakNya
Kehendak Allah amat luas, menampung seluruh keinginan kita. Allah ingin kita melakukan perbuatan-perbuatan yang besar.
(Yoh 14:12)
Sejauh mana hubungan antara kehendak Allah dan kehendak kita dalam iman? Perhatikan Roma 12:1-2.
Manusia :
Tubuh: Persembahkanlah kepada Allah.
Kehendak Allah:
Ketika Adam belum jatuh dalam dosa, ia berada di pusat kehendak Allah. Kehendak Allah melakukan apa yang sempurna, sesuai dengan kehendakNya. Setelah Adam jatuh, maka Adam dan manusia sebagai keturunan Adam hanya dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat. Allah ingin agar orang-orang yang sudah dilahirkan baru kembali berada pada pusat kehendak Allah yang sempurna.
Karena keinginan pribadi, seseorang rela berada di daerah yang berkenan. Contoh: Dalam soal jodoh, orang Kristen sering memaksakan kehendaknya untuk mendapatkan teman hidup yang disukainya dan karenanya meminta agar Tuhan mengizinkan/memperkenankan kehendaknya terlaksana. Tentang keadaan berkenan ini dituliskan dalam beberapa contoh Alkitab sbb:
Matius 19:4-9 menjelaskan bahwa karena manusia tegar hati, maka Musa mengizinkan bangsa Israel...membuat surat cerai. Tetapi pada mulanya (dalam rencana Allah) tidak demikian. Ketika bangsa Israel ingin memilih raja dan mendesak Samuel, Allah mengizinkan itu, walaupun sebenarnya semula Allah tidak menginginkan hal itu. Perhatikan bahwa secara keseluruhan, raja-raja Israel membawa bangsa Israel ke arah penyembahan berhala.
Miliki prinsip seperti Yesus ketika di taman Getsemani yang dapat berkata: "... dalam pada itu kehendakMu saja yang jadi ... walaupun kalau dapat cawan itu tidak Kuminum ..." Sebagai orang Kristen, seharusnya kita mencari kehendak Allah yang sempurna untuk hidup kita.
Bimbing konsele untuk mulai mencari kehendak Allah yang sempurna untuk hidupnya. Kebanyakan orang Kristen memang tidak lagi hidup dengan yang baik, tetapi berada pada daerah yang berkenan. Allah ingin agar setiap anakNya hidup dalam kehendakNya yang sempurna, sesuai dengan rencana Allah mengenai pribadi seseorang. Seringkali halangan penyerahan kepada kehendak yang sempurna itu disebabkan pemikiran bahwa dengan menyerahkan dirinya, ia akan hidup dalam daerah yang sempit, pasif dan menggentarkan. Kehendak Allah yang sempurna menampung seluruh keinginan kita. Seringkali manusia dikurung oleh pemikiran bahwa Allah tidak mengabulkan keinginannya.