Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs C3I
Bab V Tentang Kehidupan Kristen
- Bagaimana pandangan Alkitab tentang hukuman mati?
- Bagaimana pandangan Kristen terhadap seks?
Apakah seks di luar pernikahan dapat dibenarkan? - Bolehkah orang Kristen bercerai? Bolehkah orang Kristen menikah dengan orang yang pernah bercerai?
- Bolehkah orang Kristen merokok?
- Apakah dalam 1 Timotius 5:23 rasul Paulus menganjurkan umat Kristen untuk minum sedikit anggur?
- Bagaimana memperjuangkan etika Perjanjian Baru dalam konteks abad ke-20?
T/J Kontemporer:
[Ke Atas]
7. Bagaimana pandangan Alkitab tentang hukuman mati?
Hukuman mati (capital punishment) yang kami maksud adalah hukuman mati terhadap narapidana atau kriminal-kriminal. Tentu hal ini menyangkut ilmu pidana, ilmu sosial, hukum dan keadilan suatu negara, juga menyangkut teologi. Di sini yang akan kita bahas adalah: Bagaimana pandangan Alkitab tentang hukuman mati? Apakah Alkitab membenarkan atau menentang legitimasi hukuman mati?
Pandangan yang menentang hukuman mati?
Pada hakekatnya mereka mengatakan bahwa hukuman mati bertentangan dengan kasih dan pengampunan Tuhan. Ada beberapa hal yang mereka tekankan:
- Badan hukum dan undang-undang suatu negara dapat berbuat keliru dan mungkin yang dijatuhi hukuman adalah pihak yang tidak bersalah.
- Orang Kristen percaya bahwa hidup manusia itu pemberian Tuhan.
- Ilmu pidana yang modern lebih menekankan rehabilitasi daripada retribusi.
Pandangan di atas banyak dianut oleh penganut Teologi Liberal, sebab mereka lebih mementingkan penebusan sosial daripada penebusan pribadi.
Pengajaran dalam Alkitab
Sebelum Taurat Musa
Dalam Taurat Musa
Dalam Perjanjian Baru
Motif ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi menanyakan hal itu adalah untuk mencobai Tuhan Yesus. Kalau Yesus mengatakan bahwa perempuan itu harus dihukum mati, maka Yesus akan melanggar hukum pemerintah Romawi, sebab yang berhak menjatuhkan hukuman mati hanyalah pemerintah Romawi. Tetapi kalau Yesus mengatakan bahwa perempuan itu tidak perlu dihukum mati, maka pendapat Tuhan Yesus ini akan bertentangan dengan Taurat Musa.
Jawaban Tuhan Yesus bukan saja melepaskan diri-Nya dari siasat mereka, tetapi juga menunjukkan pentingnya kemampuan saksi-saksi dan pendakwa-pendakwa. Ia mengatakan: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yakin pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."
Dalam kasus ini, ternyata Tuhan Yesus tidak meniadakan hukuman mati yang terdapat dalam Taurat Musa.
Dalam
Taurat Musa juga mencantumkan hukuman mati terhadap kriminal dan pelanggar hukum Taurat: membunuh (
Dalam
Ada 3 hal yang harus kita perhatikan:
Nasihat rasul Paulus yang terdapat dalam
Perdebatan
Hukum yang keenam dalam Sepuluh Hukuman Allah mengatakan: "Jangan membunuh" (
Kel 20:13* ). Apakah hukum ini menentang hukuman mati? Jawabannya adalah: Tidak, sebab kata kerja "membunuh" tersebut muncul 49 kali dalam Perjanjian Lama, yang semuanya relevan dengan arti "to murder." Di dalam Perjanjian Baru hukum yang keenam ini diterjemahkan sebagai "phoneuo" yang juga berarti "to murder." Kemudian kita mengetahui bahwa hukuman untuk pelanggar hukum ini adalah kematian (Kel 21:12; Bil 35:16-21* ).Ada orang mengatakan bahwa dalam Perjanjian Lama, hukuman mati memang diperbolehkan Tuhan. Tetapi dalam Perjanjian Baru, semua hukum dalam Taurat Musa sudah digenapi oleh Tuhan Yesus, sehingga dengan sendirinya hukuman mati pun ditiadakan. Memang Yesus sudah menggenapi Taurat Musa, tetapi tidak berarti bahwa Ia meniadakan hukuman mati yang terdapat dalam
Kejadian 9:6* dan dalam Hukum Taurat, Para rasul pun tidak pernah mengecam hukuman mati yang dijalankan pada waktu Perjanjian Lama.Mereka yang tidak setuju dengan hukuman mati, mengajak kita untuk memberi simpati terhadap keluarga kriminal yang akan dijatuhi hukuman mati. Tetapi kita pun harus lebih bersimpati terhadap keluarga orang yang dibunuh oleh kriminal tersebut.
Memang sampai saat ini perihal hukuman mati masih menjadi bahan perdebatan. Tetapi menurut laporan di pelbagai tempat, dengan berlakunya undang-undang tentang hukuman mati, maka jumlah dan derajat kriminal di tempat-tempat tersebut menjadi berkurang. Misalnya laporan dari Inggris yang mengatakan: "Sejak tahun 1965 dimana undang-undang tentang hukuman mati ditiadakan, maka kasus-kasus kejahatan, pembunuhan dan perampokan di seluruh negara Inggris terus bertambah." Menurut apa yang telah kita bahas, kiranya kita lebih mengetahui mengapa lebih banyak orang yang setuju dengan undang-undang hukuman mati.
[Lanjutkan] [Sebelumnya]
T/J Kontemporer:
[Ke Atas]
8. Bagaimana pandangan Kristen terhadap seks? Apakah seks di luar pernikahan dapat dibenarkan?
Dewasa ini isitlah seks sering kita dengar dan baca, namun banyak orang mempunyai arti pengertian yang salah terhadap seks. Banyak majalah, buku, dan film telah merendahkan nilai seks yang sebenarnya, sehingga dalam penafsiran kita, seks itu najis dan dosa.
Alkitab bukan buku tentang seks, tetapi Alkitab mengandung banyak gagasan yang spesifik mengenai seks. Seks adalah suci dan sesuai dengan rencana ciptaan Allah yang total dan kekal. Dalam kesempatan ini kita akan memperbincangkan interretasi Kristen terhadap seks.
Seks dalam pola ciptaan Allah
Dalam pola ciptaan Allah, seks merupakan suatu kasih karunia. Sebagaimana perkembangan ilmiah membuktikan kebijaksanaan Pencipta, kasih karunia Allah dalam seks juga menyatakan keajaiban-Nya. Seks merupakan suatu bagian yang vital untuk setiap makhluk hidup. Pembuahan pada tumbuh-tumbuhan jenis betina oleh jenis jantan terjadi dalam variasi yang berbeda. Hewan mempunyai struktur seks yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan tumbuh-tumbuhan, tetapi seks dalam bentuk yang paling kompleks dan yang mempunyai nilai paling tinggi terdapat pada manusia.
Seks pada hewan merupakan hal yang bersifat otomatis dan dikendalikan oleh naluri yang gaib. Pada musim ini sangat berbeda, dimana seks tidak menurut siklus yang tertentu, melainkan berjalan terus-menerus setelah menginjak masa pubertas di bawah kontrol individu itu sendiri.
Dalam kitab Kejadian semua ciptaan Allah disebut "baik", tetapi kesepian Adam yang tidak mempunyai pasangan oleh Allah disebut "tidak baik." Maka Allah menciptakan manusia sebagai lelaki dan perempuan. Hawa diciptakan untuk menemani Adam; hubungan heteroseksual antara mereka sangat berarti dan indah dalam pola ciptaan Allah. Manusia pada fase kehidupannya sangat membutuhkan lawan seks baik dalam hal fisik, jiwa, kesyarakatan, maupun kerohanian.
Banyak agama dan kebudayaan Timur yang menyangkal keindahan seks sebagai karya Allah. Mereka menganggap seks adalah najis dan merupakan suatu akibat dosa manusia. Berdasarkan keyakinan ini, mereka mengagungkan keperawanan dan pertapaan serta merendahkan pernikahan. Sedangkan menurut iman kepercayaan kita, kita percaya bahwa ciptaan Allah berlandaskan dua orde, yaitu orde penebusan dan orde pengudusan. Kedua orde ini berlaku atas tubuh dan jiwa. Apa yang telah dikuduskan dan disebut baik oleh Tuhan, hendaknya kita terima dengan pengucapan syukur dan kita hormati sebagai kasih karunia Tuhan (
Seks dalam pernikahan
Selama berabad-abad, dogma Kristen menganggap bahwa tujuan seks hanyalah sebagai perkembangbiakan. Ajaran yang salah ini masih terdapat di kalangan gereja Roma Katolik dewasa ini. Adapun tujuan seks yang lain disebutkan sebagai "penghindar perbuatan dosa." Para dogmatis pada umumnya mengutarakan tiga tujuan pernikahan: persahabatan, hubungan seks, dan perkembangbiakan. Dari ketiga tujuan ini, yang mereka utamakan adalah perkembangbiakan.
Kitab Kejadian dalam pasal pertama menyebutkan hal perkembangbiakan, tetapi seolah-olah tidak menyinggung hal pernikahan. Dalam pasal kedua, hubungan seks disebut "satu tubuh" yang mengikat suami dan istri dalam kasih. Kedua hal yang tersebut di atas telah dipergunakan oleh Tuhan Yesus dalam Kitab
Alkitab selalu memperbincangkan hubungan seksual dengan pendidikan dan pengajaran terhadap anak-anak, dimana anak merupakan pusaka dan berkat dari Tuhan, dan orangtua bertanggung jawab penuh terhadap anak-anak mereka (
Setelah apa yang tercantum dalam
Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, "hati manusia itu jahat adanya sejak kecil" (
Seks di luar pernikahan
Daya tarik seks adalah bahagian pola ciptaan Allah. Tetapi pernyataan seks dalam pengertian yang sempurna, hanya untuk pernikahan. Gilbert Russel dengan ringkas mengatakan: "Seksual seorang pria adalah milik istrinya, jauh sebelum ia berjumpa dengan istrinya. Andaikata ia tidak berjumpa dengan istrinya, maka tiada seorang pun akan memiliki seksualnya."
Pada waktu Tuhan menyusun standar moral untuk manusia, Ia menuntut hubungan seks hanya terjadi antara suami dan istri dalam hidup pernikahan. Di samping itu, Tuhan pun berkenan memimpin kita menuju pernikahan yang bahagia. Melanggar hukum Tuhan berarti merugikan diri sendiri, orang lain, dan masyarakat.
Dalam masyarakat modern dewasa ini, di mana orang bebas berpacaran dan bercumbu-cumbuan, meningkatlah angka hubungan seksual di luar pernikahan, sehingga pemakaian alat-alat atau obat-obatan pencegah kehamilan juga menjadi lebih lazim. Pada hakekatnya, agama Kristen tidak membenarkan hubungan seksual sebelum atau di luar pernikahan. Namun demikian janganlah kita memandang seks adalah dosa yang tidak dapat diampuni. Sebagaimana Kristus telah mengampuni perempuan yang berzinah pada Injil Yohanes, demikian pula Ia mengampuni siapa yang datang kepada-Nya serta bertobat dengan iman.
Kita sering menjumpai pria dan wanita yang tidak mempunyai kesemptan untuk menikah atau yang karena sesuatu hal yangkhusus, tetap tinggal membujang dan perawan. Apakah keinginan mereka dalam hal seks akan demikian terpendam?
Kita tidak dapat menyangkal bahwa seks mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan seseorang. Seks bersifat perseorangan dan sebagian dari hubungan antar perorangan. Tuhan mengaruniakan seks kepada manusia untuk maksud-maksud yang tertentu, maka seks bukan melulu untuk seks. Seks harus disertai dengan kasih. Inilah satu-satunya jalan menuju kehidupan yang bertanggung jawab, dimana banyak cara untuk menyatakan kasih seseorang kepada orang lain. Memang pada umumnya Tuhan berkehendak supaya setiap manusia menikah dan berkeluarga. Namun nafsu seks berbeda dengan kelaparan terhadap makanan. Nafsu seks tetap di bawah penguasaan kita. Kalau hal ini sukar kita kontrol, maka firman Tuhan menganjurkan kita untuk menikah (
Untuk mereka yang tidak menikah, dengan pengabdian kepada Tuhan dan sesama, mereka pun sanggup hidup sehat, suci dan penuh berkat. Pernikahan bukan syarat mutlak untuk menuju kehidupan yang sukses. Seseorang mempunyai pandangan yang betul terhadap seks, bilamana ia mempunyai pandangan hidup yang betul. Kalau ia seorang Kristen, ia akan bersandar kepada Tuhan, pencipta seks, dan menerimanya sebagai karunia Tuhan, serta mempergunakannya sesuai dengan kehendak-Nya "Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan satu pun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur" (
Keinginan seks yang salah
Kita tidak dapat mengatakan bahwa nafsu seks adalah dosa, sebab Tuhan menciptakan pria dan wanita yang saling mempunyai daya tarik satu sama lain, dan akhirnya mereka meninggalkan ayah dan ibu mereka untuk berdampingan sebagai suami istri.
Filsafat Yunani dan Manichacisme berpendapat, bahwa tubuh itu jahat dan roh itu baik, maka segala keinginan tubuh disebut dosa. Kalau demikian, kelaparan dan kehausan terhadap makanan dan minuman juga disebut dosa. Dengan konsep yang salah ini mereka juga mengatakan bahwa nafsu seks berasal dari tubuh, karena itu disebut dosa. Paulus dalam
Tuhan Yesus mengatakan: "Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya" (
Sering orang bertanya, mengapa hubungan seksual sebelum pernikahan tidak dibenarkan? Jawabannya hanya satu, dimana Tuhan mengatur kesemuanya untuk kebakan manusia. Tuhan mendirikan pernikahan bukan persundalan. Keinginan seks harus dipergunakan secara bertanggung jawab dalam ikatan pernikahan dan kesetiaan terhadap suami atau istri serta pengasuhan terhadap anak-anak.
Hubungan antar kasih dan seks
Dalam kebudayaan masa kini, kasih romantik mempunyai peranan yang penting. Meskipun masih ada pernikahan yang ditentukan oleh orangtua, namun kasih dan kesetiaan tidak akan absen, bahkan terus bertumbuh dalam pernikahan.
Dalam Alkitab, kasih antara suami dan istri adalah ideal, dan kasih Allah yang tak terhingga terhadap gereja merupakan suatu teladan (
Hubungan antara kasih dan seks adalah sebagai berikut: Kasih dan seks merupakan dua hal yang berbeda. Adakalanya aktivitas seksual tidak disertai dengan kasih, dan juga mungkin terdapat kasih yang tanpa seksual. Di dalam pernikahan, aktivitas seksual hendaknya merupakan suatu media dimana kasih dapat diwujudkan. Kasih inilah yang mengikat suami dan istri dalam suatu hubungan yang intim. Hubungan ini adalah normal dan wajar (
Sebagaimana kasih dan seks tidak identik, begitu juga kasih dan nafsu berbeda. Nafsu birahi bersifat eksploitatif, mementingkan diri sendiri, dan memuaskan diri sendiri. Nafsu birahi menjatuhkan manusia dalam percabulan, tidak bertanggungjawab, dan kriminal seks. Semuanya ini bertentangan dengan kasih.
Peranan gereja tentang pendidikan seks
Fakta-fakta membuktikan bahwa kriminal seks dan perbuatan kelamin yang tidak wajar semakin bertambah. Homoseksualitas adalah keadaan yang lebih parah, menunjukkan emosi yang tidak seimbang dan membutuhkan pengobatan para ahli. Alkitab menunjukkan bahwa homoseksualitas adalah kemurtadan terhadap ciptaan Tuhan dan salah penggunaan seks yang tidak sesuai dengan pola ciptaan Tuhan.
Kepada mereka yang tersangkut dalam problema-problema tersebut, kita tidak dapat membenarkan perbuatan mereka. Namun mereka membutuhkan pengampunan, simpati, pengertian dan adakalanya membutuhkan pengobatan para ahli. Inilah tugas gereja untuk memberikan suatu jaminan pengampunan yang sempurna di dalam Kristus, memberikan konseling dan pendidikan.
Gereja dewasa ini membutuhkan suatu kesadaran terhadap keadaan moral masyarakat umum, di mana hubungan seks di luar pernikahan dan homoseksualitas semakin bertambah. Gereja hendaklah memperkenalkan proses rehabilitasi dan memanfaatkan tugas psikiater atau dokter penyakit jiwa. Kita harus yakin bahwa hanya Injil penebusan Tuhan yang mempunyai kuasa untuk memperbaharui kehidupan manusia (
Memberikan informasi tentang seks tetapi tidak disertai relasi nilainya, merupakan pengajaran yang tidak bertanggung jawab. Kita memikirkan pentingnya pendidikan seks yang sesuai dengan agama Kristen. Banyak orang berpendapat bahwa faktor sosial dan biologi bekerja kurang efektif kalau tidak disertai nilai kerohanian Kristen. Bahkan pers selalu mengatakan, "Pendidikan seks adalah pekerjaan pendeta".
Ahli-ahli berpendapat bahwa rumah tangga mempunyai peranan yang penting dalam pendidikan seks, tetapi banyak orangtua yang melalaikan hal ini. Tiada seorang pun yang dapat menggantikan kedudukan ayah dan ibu dalam hal ini, sehingga gereja hendaknya dapat memanfaatkan mereka dalam pelaksanaan ini. Kita dapat membantu orangtua atau wali keluarga dalam hal pemberian bahan-bahan, cara-cara dan sikap yang dapat digunakan oleh mereka sebagai alat untuk mendidik anak-anak mereka.
Selain rumah tangga, sekolah juga mempunyai peranan dalam pendidikan seks. Dalam hal ini sekolah Kristen, mempunyai posisi yang terbaik bila dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang lain. Sebab sekolah Kristen mempunyai pengajaran agama yang lebih baik dalam kurikulum untuk setiap murid.
Tentang kesucian dan kesopanan
Kesucian merupakan lencana orang Kristen dan kesaksian kehidupan baru di dalam Kristus. Orang Kristen dipanggil untuk hidup suci (
Kesimpulan
Walaupun seks merupakan karunia Allah, namun setelah manusia jatuh ke dalam dosa, seks sering disalahgunakan. Iblis telah membuat segala aspek seks menjadi perzinahan (
[Lanjutkan] [Sebelumnya]
T/J Kontemporer:
[Ke Atas]
9. Bolehkah orang Kristen bercerai? Bolehkah orang Kristen menikah dengan orang yang pernah bercerai?
Alkitab tidak membenarkan perceraian
Pernikahan itu merupakan institusi yang suci, yang didirikan oleh Allah sendiri di taman Eden. Tuhan mengatakan: "Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia" (
Mengapa kemudian perceraian diizinkan?
Namun karena terlalu banyak kasus perceraian yang terjadi dalam masyarakat, maka Taurat Musa mengizinkan perceraian dengan suatu syarat, bahwa suami yang menceraikan istrinya harus menulis surat cerai, dan menyerahkan kepada istrinya. Sang istri yang diceraikan diperbolehkan menikah lagi (
Perceraian karena terjadi perzinahan
Selanjutnya Tuhan juga mengatakan bahwa perceraian diizinkan kalau salah satu pihak berbuat zinah (
Sesudah perceraian terjadi, kalau pihak yang tidak berzinah menikah lagi, di pandangan Tuhan ia tidak berdosa.
Perceraian yang bukan karena perzinahan
Kalau perceraian tidak disebabkan karena perzinahan, misalnya karena tidak cocok, dan salah satu pihak menikah lagi, maka pihak yang menikah dianggap berzinah. Orang yang menikah dengan dia pun terlibat dalam perzinahan. Sebab walaupun secara resmi menurut hukum sipil mereka sudah bercerai, namun di hadapan Tuhan mereka masih terikat sebagai suami dan istri. Perceraian hanya diperbolehkan kalau terjadi perzinahan, maka kalau salah satu pihak sudah menikah, pihak yang lain baru diperbolehkan menikah lagi tanpa dianggap berdosa, sebab pihak yang menikah terlebih dahulu sudah berbuat zinah di hadapan Tuhan.
Perceraian karena perbedaan iman kepercayaan
Orang-orang Kristen di Korintus mengalami suatu problema tentang istri atau suami yang bukan Kristen. Karena iman yang berbeda, apakah mereka boleh bercerai? Jawaban Paulus adalah tegas: seorang istri tidak boleh menceraikan suaminya, ... dan seorang suami tidak boleh menceraikan istrinya" (
[Lanjutkan] [Sebelumnya]
T/J Kontemporer:
[Ke Atas]
10. Bolehkah orang Kristen merokok?
Sebagai orang Kristen, kita percaya bahwa Alkitab merupakan pedoman bagi kehidupan dan kepercayaan kita. Memang ada sebagian ayat yang memberitahu dengan jelas tentang hal-hal yang boleh kita perbuat, dan hal-hal yang tidak patut kita perbuat. Misalnya Alkitab mengatakan: "Jangan kamu membunuh!", "Jangan kamu mencuri", "Janganlah ada perkataan kotor ke luar dari mulutmu", "Janganlah kamu mabuk anggur". Tetapi karena perkembangan masyarakat, dan perubahan cara hidup manusia, banyak hal yang tidak tercantum dalam Alkitab. Misalnya, "Bolehkah orang Kristen merokok?"
Memang Alkitab tidak mencantumkan setiap perkara yang terjadi dalam kehidupan kita dalam masyarakat yang modern ini. Namun Alkitab memberikan prinsip-prinsip yang boleh menjadi pedoman di dalam kehidupan kita. Dalam dunia yang pancarobah ini, prinsip-prinsip tersebut tetap berlaku bagi kita, bahkan sanggup menjawab segala segi problema yang kita hadapi.
"Bolehkah orang Kristen merokok?" Hal ini tidak terdapat dalam Alkitab, sebab pada masa Alkitab ditulis, manusia belum menemukan rokok, jadi Alkitab tidak mencantumkan perihal rokok. Tetapi kita boleh membahasnya melalui prinsip- prinsip yang digariskan dalam
Jawaban yang spontan adalah: "Boleh". Sebab Paulus mengatakan: "Segala sesuatu halal bagiku" (2x) (1Kor 6:12). Segala sesuatu diperbolehkan" (2x) (
1Kor 10:23 ).Tetapi selanjutnya Paulus mengatakan: "Tetapi bukan semuanya berguna". Apakah faedahnya merokok? Mungkin penggemar rokok sanggup memberikan satu daftar tentang kebaikan merokok. Tetapi para ahli telah membuktikan bahwa merokok sangat membahayakan kesehatan seseorang. Di Amerika semua iklan rokok diharuskan memberi peringatan kepada pembeli rokoknya, bahwa rokok itu membahayakan kesehatan mereka. Misalnya: "Smoking by pregnant women may result in fatal injury, premature, and low birth weight". "Quitting smoking now greatly reduces serious risks to your health". "The surgeon general has determined that cigarette smoking is dangerous to your health". "Cigarette smoke contains carbo monoxide". Kalau merokok itu membahayakan kesehatan kita, apakah selaku orang Kristen kita tetap merokok? Jawabannya adalah: Tidak!
Prinsip yang ketiga: Tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh sesuatu apapun". Kalau merokok dapat menjadi suatu ketagihan, dan menyebabkan kita semakin banyak merokok, dan tidak dapat hidup tanpa merokok, ini berarti kita sudah diperhamba oleh batang rokok. Hal ini tidak senonoh dengan kedudukan kita sebagai anak Tuhan.
Prinsip yang keempat: "Tetapi bukan segala sesuatu membangun". Merokok di tempat tertutup menyebabkan polusi udara, sehingga orang-orang yang berada di sekeliling kita menjadi "second smokers". Hal ini tidak membangun orang lain, tetapi justru mencelakakan mereka. Konon pendeta yang terkenal di Inggris yang bernama Charles H. Spurgeon (1834-1892) juga merokok. Pada suatu hari terdapat iklan rokok yang mengatakan bahwa: "Inilah rokok yang paling disukai oleh pendeta Spurgeon". Setelah Spurgeon mengetahui hal tersebut, maka ia segera membuang rokoknya, sebab menjadi iklan rokok itu dianggap "tidak membangun", malahan menjatuhkan orang lain.
Biarlah kita selalu memperhatikan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Alkitab, dan menjawab segala persoalan hidup kita melalui prinsip-prinsip tersebut.
[Lanjutkan] [Sebelumnya]
T/J Kontemporer:
[Ke Atas]
11. Apakah dalam 1Timotius 5:23 Rasul Paulus menganjurkan umat Kristen untuk minum sedikit anggur?
Bagaimana Alkitab menasihati orang supaya waspada dalam minum anggur? Bagaimana kita memberi pertolongan kepada pecandu minuman keras?
Paulus berkata kepada Timotius: "Janganlah lagi minum air saja, melainkan tambahkanlah anggur sedikit, berhubung pencernaanmu terganggu dan tubuhmu sering lemah" (
Ayat ini tidak berarti Paulus menganjurkan setiap orang Kristen untuk minum sedikit anggur, sebab anjuran Paulus agar Timotius minum anggur adalah karena Timotius "sering lemah" dan "pencernaannya terganggu". Tetapi banyak orang Kristen telah memakai ayat ini sebagai suatu alasan mengapa mereka minum anggur. Bahkan mereka memegahkan kelakuan tersebut adalah Alkitabiah, padahal mereka tidak sakit dan tidak lemah.
Bagaimana Alkitab menasihati orang supaya waspada dalam hal minum anggur?
Alkitab sering memperingatkan adanya bahaya kalau minum sesuatu yang mengandung alkohol: "Jangan melihat kepada anggur, kalau merah menarik warnanya, dan mengilau dalam cawan, yang mengalir masuk dengan nikmat, tetapi kemudian memagut seperti ular, dan menyemburkan bisa seperti beludak" (
Ams 23:31-32 ).Alkitab juga melarang kita mabuk oleh anggur: "Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh" (
Efe 5:18 ). Cara yang terbaik untuk tidak mabuk anggur adalah tidak minum anggur. Ayat-ayat lain yang melarang kita mabuk anggur adalah sebagai berikut:Rom 13:13; 1Kor 5:11, 6:10; 1Tes 5:7; Tit 2:3; 1Tim 3:8 , dan lain-lain.Alkitab mencantumkan akibat beberapa orang yang mabuk anggur, misalnya: Nuh yang telanjang karena mabuk (Kejadian 19), Daud memabukkan Uria untuk membunuhnya (11 Sam.11), dan lain-lain. Dengan demikian kita mengetahui bahwa alkohol sanggup memperdaya seseorang sehingga orang tersebut mudah berbuat dosa.
Alkitab juga mencantumkan orang-orang yang diasingkan oleh Tuhan untuk sesuatu jabatan yang suci dilarang minum air anggur, misalnya:
- Orang nazir dilarang minum anggur dan minuman yang memabukkan (
Bil 6:2-3 ).
- Harun dan orang-orang Lewi yang melayani di dalam kemah pertemuan, dilarang minum anggur atau minuman keras (
Im 10:9 )
- Yohanes Pembaptis juga dilarang minum anggur atau minuman keras (
Luk 1:15 ).
- Orang nazir dilarang minum anggur dan minuman yang memabukkan (
Di Timur Tengah pada zaman Alkitab, air tawar sukar didapat. Mereka juga tidak mempunyai alat pendingin atau kulkas, sehingga susu yang diproduksi mudah rusak, maka air anggur yang mudah disimpan merupakan bahan minuman yang umum. Biasanya air anggur yang mereka minum adalah campuran air tawar dan anggur dengan perbandingan 3 bagian air ditambah 1 bagian anggur. Dengan demikian orang yang minum tidak mudah mabuk.
Situasi pada hari ini berbeda dengan zaman tatkala Alkitab ditulis. Kita mempunyai kulkas untuk menyimpan aneka macam sari buah-buahan seperti sari jeruk, apel, nenas, strawberry, dan Iain-Iain. yang sangat berguna bagi kesehatan kita. Kita pun boleh minum aneka macam soda, misalnya 7-up, Coca-cola, Sprite, Pepsi yang sangat menyegarkan. Bahkan banyak yang dibuat sebagai "caffeine free" atau "diet" soda. Maka kehidupan kita tidak lagi tergantung pada air anggur. Kita boleh mengganti kebiasaan minum anggur yang mengandung alkohol dengan bahan minuman yang lain yang berfaedah bagi kesehatan kita.
Ada suatu peribahasa orang Yahudi yang mengatakan: "Kalau iblis terlalu sibuk dan tidak sempat mengunjungi seseorang, maka ia mengutus alkohol untuk mengunjungi orang tersebut". Ingatlah bahwa tubuh kita ini adalah rumah Roh Kudus (
Bagaimana kita memberi bantuan kepada mereka yang sering mabuk anggur atau pecandu minuman keras?
- Cara preventing (pencegahan) adalah lebih baik daripada cara terapi (pengobatan).
- Gereja seharusnya memperhatikan mereka, memberikan pertolongan dan konseling untuk mencari sebab-sebab dan jalan penyelesaiannya.
- Gereja hendaknya menyediakan aktivitas-aktivitas yang sehat bagi mereka dan menyediakan supporting group yang dapat saling mendukung dan mengasihi.
- Gereja juga boleh bekerja sama dengan lembaga-lembaga dalam masyarakat yang berkaitan dengan masalah tersebut.
- Membina kerohanian seseorang untuk mengatasi masalah alkohol, sebab cara yang terbaik untuk membantu mereka adalah membawa mereka mengenal Tuhan, serta dibaharui di dalam Dia.
[Lanjutkan] [Sebelumnya]
T/J Kontemporer:
[Ke Atas]
12. Bagaimana mempergunakan etika Perjanjian Baru dalam konteks abad ke 20?
Dalam abad ke-20 ini, banyak isu yang tidak dibicarakan secara saksama dalam Alkitab Perjanjian Baru. Misalnya Euthanasia, pengguguran, kedudukan dan peranan wanita dalam masyarakat atau gereja, seksualitas pra-nikah, dan lain-lain. Tetapi Firman Tuhan telah memberikan prinsip-prinsip yang dapat kita terapkan dalam kehidupan moral kita masa kini. Metode-metode yang dapat kita pakai untuk mengungkapkan dasar.etika Perjanjian Baru adalah sebagai berikut:
Kehendak Allah adalah pusat pembicaraan etika Perjanjian Baru
Nilai moral kehidupan orang Kristen ditentukan oleh suatu standar yaitu: kehendak Tuhan. Karena Tuhan adalah pencipta, tentu Ia mengetahui hal-hal apa yang baik dan paling berfaedah bagi manusia. Tugas kita adalah menuntut untuk mengetahui kehendak-Nya dan bagaimana mempraktekkannya dalam kehidupan sehari- hari.
Dalam Roma 12:1-2, tercantum beberapa hal yang berkaitan dengan kehendak Tuhan:
Untuk mengetahui kehendak Tuhan, kita wajib mempersembahkan diri (personalitas total) sebagai korban yang hidup (12:1a). Seorang yang belum beriman atau tidak mempunyai pengabdian kepada Tuhan tentu tidak perlu mencari kehendak Tuhan.
Untuk mengetahui kehendak Tuhan, kita tidak diperbolehkan menjadi serupa dengan dunia ini (12:2a), melainkan harus mempunyai sikap hidup yang kudus dan berkenan kepada Allah (12:1b).
Dengan demikian kita dapat membedakan mana kehendak Allah. Kehendak Tuhan mempunyai 3 karakteristik (12:2)
- baik
- berkenan kepada Allah
- sempurna
- baik
Penerapan data Alkitab dalam etika Kristen
Firman Tuhan sering menuntut kita berbuat sesuatu. Tetapi kita harus mengetahui bahwa adakalanya penuturan-penuturan tersebut tidak bermaksud dilaksanakan secara harafiah.
Misalnya dalam
Contoh lain terdapat di
Juga di dalam
Bagaimana kita membedakan perintah-perintah yang bersifat hiperbola atau harafiah? Hal ini ditentukan oleh pengenalan kita terhadap Firman Tuhan. Pahamilah Alkitab secara saksama.
Perbedaan antara perintah dan prinsip
Alkitab mempunyai prinsip yang mutlak dan tidak berubah. Tetapi tatkala prinsip- prinsip tersebut diterapkan dalam keadaan yang berbeda, akan menghasilkan perintah-perintah yang berbeda.
Misalnya dalam
Hal ini dapat kami jelaskan sebagai berikut: Di dalam Kisah Para Rasul 15, perintah itu diberikan kepada orang-orang Kristen di Antiokhia, Siria dan Kilikia, di mana 40-50% penduduk setempat berlatar belakang Yahudi, dan masih banyak dipengaruhi oleh hukum Musa (15:21). Walaupun berhala itu tidak berarti, tetapi makan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala dan melanggar kebiasaan orang-orang Kristen yang bersangkutan. Tetapi keadaan di kota Korintus sangat berbeda, di mana pengaruh orang Yahudi sangat kecil. Maka di dalam I Korintus Paulus mengatakan bahwa asal mereka tidak membingungkan atau menjatuhkan orang lain, mereka tidak dilarang untuk makan makanan tersebut.
Menghadapi dua perintah yang kontradiktif
Kalau kita menghadapi dua perintah yang kontradiktif, kita hendaknya memilih melakukan perintah yang "lebih besar" atau "lebih penting". Misalnya di dalam
Contoh lain: Bolehkah orang Kristen berdusta? Jawabnya adalah jelas: Tidak boleh! Tetapi mengapa bidan-bidan yang bernama Sifra dan Pua diperbolehkan berdusta kepada raja Mesir dalam hal menyelamatkan bayi-bayi lelaki orang Israel? Bahkan karena hal ini bidan-bidan tersebut diberkati oleh Tuhan (
Penjelasannya adalah sebagai berikut: Berdusta itu adalah dosa, tetapi membunuh bayi-bayi itu merupakan dosa yang lebih besar. Kalau kita terjepit di antaranya, kita harus pilih salah satu di antara kedua hal itu. Pasti kita akan memilih "berdusta kepada Firaun" daripada "membunuh bayi-bayi yang tidak bersalah". Dengan "pendustaan" tersebut, maka Sifra dan Pua tetap sebagai bidan-bidan di tanah Mesir untuk menyelamatkan bayi-bayi Israel.
Prinsip yang sama berlaku dalam kasus Rahab yang diperbolehkan "berdusta" dalam hal menyembunyikan pengintai-pengintai. Bahkan di dalam
Memang Tuhan berkehendak agar kita melakukan kehendakNya secara keseluruhan, yaitu 100%. Tetapi di dalam dunia yang penuh dengan dosa dan kejahatan ini, walaupun ada kalanya kita tidak dapat 100% melakukan kehendak Tuhan, janganlah kita "give up". Lakukanlah 99% dari kehendak-Nya. Kita harus berusaha menerapkan kehendak Tuhan secara maksimal dalam kehidupan kita masing-masing. Ini adalah prinsip-prinsip yang penting dalam etika Kristen.